Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA di SD

MEMBUAT RANGKUMAN MODUL (1 dan 2)

NAMA : ARMANSYAH
NIM : 859536047

MAHASISWA UNIVERSITAS TERBUKA


RANGKUMAN MODUL 1
HAKIKAT BAHASA DAN PEMBELAJARAN BAHASA

KEGIATAN BELAJAR 1 HAKIKAT BAHASA


A. PENGERTIAN BAHASA
Kata bahasa kerap digunakan dalam berbagai konteks dengan bermacam makna . kita
sering mendengar ungkapan bahas tubuh, bahasa isyarat, bahasa cinta, bahasa prokem,
bahasa bunga, bahasa lisan, bahasa militer, berbagai ungkapan lain disandingkan dengan
kata bahasa.
Pengertian bahasa yang dirumuskan beberapa ahli.
1. Bahasa adalah sebuah simbol yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi manusia(
Wardhaugh, 1972
2. Bahasa adalah sebuah alat untuk mengomunikasikan gagasan atau perasaan secara
sistematis melalui penggunaaan tanda, suara, gerak atau tanda – tanda yang
disepakati, yang memiliki makna yang dipahami ( Webster’s New Collegiate Dictionary,
1981 )
3. Bahasa adalah system lambang bunyi yang arbiet, yang dipergunakan oleh para
anggota social untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri
( Kentjono,Ed : 2 )
4. Bahasa adalah salah satu dari sejumlah system makna yang secara bersama – sama
membentuk budaya manusia ( Halliday dan Hasan,1991 ).
Karakteristik Bahasa
1. Bahasa adalah sebuah sisem
Sebagai sebuah system, bahasa terdiri dari sejumlah unsure yang saling terkait dan
tertata secara beraturan, serta memiliki makna. Unsur – unsure bahasa diatur, seperti
pola yang berulang. Kalau salah satu bagian erdeteksi maka keseluruhan bagiannya
dapat diramalkan.
Sebagai sebuah system, bahasa bersifat sistematis. Sistematis artinya bahasa itu dapat
diuraikan atas satuan – satuan terbatas yang berkombinasi dengan kaidah – kaidah
yang dapat diramalkan.
2. Bahasa merupakan Sistem Lembaga yang Arbiter ( Mana Suka) dan Konvensional
Bahasa merupakan system symbol, baik brupa bunyi dan / atau tulisan yang
dipergunakan dan disepakati oleh suatu kelompok social
3. Bahasa bersifat produktiif
Dari banyak phenomena dan fola dasar kalimat dalam bahasa Indonesia ? Ya begitu
terbatas bukan. Justru dari keterbatasannya itu dapat dihasilkan satuan bahasa dalam
jumlah yang tak terbatas. Kita dapat membentuk ribuan kata, kalimat atau wacaana
dengan segala Vareasinya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat penggunanya. Oleh
karena itu pula, bahasa itu produktif.
4. Bahasa Memiliki Fungsi dan Vareasi
Bahasa tercipta karena kebutuhan manusia dan sebagai upaya untuk mempertahankan
kelangsungan dan eksistensi hidup manusia. Dengan bahasa kita dapat
mengekspresikan pikiran, perasaan, dan nilai – nilai yang dianut sehingga dapat
dipahami dan juga memahami orang lain. Dengan bahasa memiliki fungsi sebagai alat
komunikasi.
Sebagai sebuah prodduk kebudayaan, bahasa juga merupakan symbol kelompok yang
mencerminkan identitas masyarakat penggunannya. Antaranggota masyarakat bahasa
tersebut terikat oleh perasaan sebagai satu kesatuan, yang membedakannya dari
kelompok masyarakat linnya.
B. Fungsi Bahasa
Dari penjelasan tentang pengertian bahasa tersebut, secara umum bahasa memiliki
fungsi personal dan social.
Fungsi Personal artinya mengacu pada peranan bahasa sebgai aalat untuk
mengungkapkan fikiran dan perasaan setiap diri manusia sebagai makhluk individu.
Fungsi Sosial artinya mengacu pada peranan bahasa sebagai alat komunikasi dan
berinteraksi antarindividu atau antar kelompok social.
C. Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah Variasi penggunaan bahasa yang disebabkan oleh pemaki dan
pemakaian bahasa.
Dari segi pemakai atau penutur bahasa, ragam bahasa dapat diklasifikasikan
berdasarkan pada
1. Daerah asal atau penutur atau pemakai bahasa
2. Kelompok social
3. Sikap berbahasa
Sementara itu, dari sudut pemakai bahasa, klasifikasi ragam bahasa dapat dilakukan
berdasarkan pada
1. Bidang atau pokok persoalan yang diperbincangkan
2. Sarana atau media yng dipaki
3. Situasi atau kondisi pemakaian bahasa
RANGKUMAN MODUL 1
HAKIKAT BAHASA DAN PEMBELAJARAN BAHASA
KEGIATAN BELAJAR 2 HAKIKAT PEMBELAJARAN BAHASA
A. KONSEP BELAJAR
Belajar adalah sebuah proses bagian demi bagian informasi baru terhadap apa yang
telah mereka ketahui dan kuasai sebelumnya.
Pengetahuan dibangun siswa melalui keterlibatan mereka secara aktif dalam belajar
atau apa yang anda kenal dengan istilah Jhon Dewey ‘ belajar sambil berbuat, (learning by
doing). Contoh, siswa belajar menyimak melalui kegiatan menyimak, belajar berbicara
melalui kegiatan berbicara, belajar membaca melalui kegiatan membaca, kegiatan menulis
melalui kegiatan menuis, dan siswa belajar sastra melalui kegiatan bersastra.
Siswa belajar dengan menggunakan tiga cara, yaitu melalui pengalaman ( dengan
kegiatan langsung dengan kegiatan tidak langsung), pengamatan (melihat contoh atau
model), dan bahasa. Dengan caraa – cara itulah siswa belajar melalui kehidupan mereka
dengan menggali dan menemukan sesuatu yang baru secara aktif.
B. BELAJAR BAHASA
Sebelum masuk kesekolah dasar, anak belajar bahasa melalui komunitasnya, yaitu
keluarga, teman, media radio atau televise, dan lingkungannya. Anak memahami apa yang
dikatakan oleh komunitasnya dan sekaligus menyampaikan ide serta perasaan dengan yang
lain melalui bahasa yang digunakan.
Anak – anak iti belajar dan menguassai bahasa tanpa disadari dan tanpa beban
palagi diajari secara khusus. Mereka belajar melalui pola berikut.
1. Semua komponen, system, dan keteramplan bahasa dipelajari secara terpadu.
2. Belajar bahasa dilakukan secara alami dan langsung dalam konteks yang otntik
3. Belajar bahasa dilakukan secara bertahap, sesuai dengan kebutuhannya.
4. Belajar bahasa dilakukan melalui strategi uji coba (Trial-Error)dan Strategi
lainnya
C. PEMBELAJARAN BAHASA
Saudara, Halliday ( 1979, dalam Goodman, dkk.,1987 )menyatakan ada tiga tipe
belajar.
1. Belajar Bahasa
Seseorang mempelari suatu bahasa dengan focus pada pengusaan kemampuan
berbahasa atau kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang digunakannya.
Kemampuan ini melibatkan dua hal yaitu,
a. Kemampuan untuk menyampaikan pesan, baik secara lisan(melalui
berbicara) maupun tertulis (melalui menulis)
b. Kemampuan memahami, menafsirkan, dan menerima pesan, baik yang
disampaaikan secara lisan (melalui kegiatan menyimak) maupun tertulis
(melalui kegiatan membaca)
2. Belajar melalui Bahasa
Seseoran menggunakan bahasa untuk mempelajari pengetahuan , sikap,
keterampilan. Dalam konteks ini bahasa berfungsi sebagai alat untuk
mempelajari sesuatu, seperti matematika,IPA,Sejarah, dan Kewarganegaraan.
3. Belajar Tentang bahasa
Seseorang mempelajari bahasa untuk mengetahui segalaa hal yang terdapat
pada suatu bahasa, seperti sejarah, system bahasa, kaidah berbahasa, dan
produk berbahasa seperti sastra.
Belajar Bahasa Indonesia untuk siswa SD pada dasarnya bertujuan unuk
mengasah dan membekali mereka dengan kemampuan berkomunikasi atau
kemampuan menerapkan bahasa Indonesia dengan tepat untuk berbagai tujuan
dan dalam konteks yang berbeda. Dengan kata ain, pembelajaran bahasa
Indonesia berfokus pada penguasaan berbahasa.
Tipe 1 : Belajar bahasa, untuk dapat diterpkan bagi berbagai keperluan
dalam bermacam situasi, seperti belajar, berfikir, berekspresi,bersosialisasiatau
bergaul, dan berapresiasi.
Tipe 2 : Belajar melalui bahasa, agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik
maka siswa perlu menguasai kaidah bahasa dengan baik pula.
Tipe 3 : Belajar tentang bahasa, penguasaan kaidah bahasa bukan tujuan,
melainkan hanyalah sebgai alat agar kemampuan berbahasanya dapat
berkembang dengan baik
Apabila kita berbicara tentang kemampuan berbahasa maka wujud
kemampuan itu lazimnya diklasifikasikan menjadi empat macaam.
1. Kemampuan menyimak atau mendengarkan
2. Kemampuan berbicara
3. Kemampuan membaca
4. Kemampuan menulis
Pemilihan keempat kemampuan berbahasa itu menyiratkan bahwa masing – masing
keterampilan itu terkesan berdiri sendiri. Sebenarnya tidk, kenyataan menunjukkan
bahwa suatu aktivitas berbahasa melibatkan lebih dari satu jenis kegiatan
berbahasa. Ketika anak berbicara dengan temannya maka sebetulnya iapun
menyimak respon lawan bicaranya. Sewaktu anak membaca, sebenarnya tanpa dia
sadari iapin melakukan kegiatan menulis, apakah mencatat hal – hal yang dianggap
penting atau belajar bagaimana penulis menata tulisannya. Bahkan dalam
pembelajaran bahasa, keempat kegiatan berbaha asa itu dapat dilakukakn
bersamaan.
Pembelajaran bahasa seyogyanya didasarkan pada bagaimana siswa belajar
dan belajar bahasa maka paradigma atau cara pandang pembelajaran bahasa di
sekolah dasar adalah sebagai berikut.
1. Imersi,yaitu pembelajaran bahasa dilakukan dengan “ menerjunkan” iswa secara
langsung dalam kegiatan berbahasa yang dipelajarinya.
2. Pengerjaan (employment), yaitu pembelajaran bahasa dilakukan dengan
memberikan kesempatan kepada siswa utuk terlibat aktif dalam berbagai
kegitan berbahasa yang bermakna, fungsional, dan otentik.
3. Demonstrasi, yaitu siswa belajar bahasa melalui demonstrasi dengan pemodelan
dan dukungan yang disediakan guru.
4. Tanggung jawab, yaitu (responsibility), yaitu pembelajaran bahasa yang
memberikan kesempatan kepada siswauntuk memilih aktivitas berbahasa yang
akan diakukannya.
5. Uji – coba (trial – error), yaitu pembelajaran bahasa yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan keguatan dari perspektif atau sudut
pandang siswa
6. Harapan 9expectation), yaitu siswa akan berupaya untuk sukses atau berhasil
dalam belajar, jika dia merasa bahwa gurunya mengharapkan dia menjadi
sukses.
MODUL 2
PEMEROLEHAN BAHASA ANAK
KEGIATAN BELAJAR 1 PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA
A. PENGERTIAN PEMEROLEHAN BAHASA
Pemerolehan bahasa (Language acquisition) adalah proses pemilikan
kemampuanberbahasa secara alamiah.
Proses pemerolehan bahasa memiliki karakteristik berikut.
1. Berjalan secara spontan, tanpa sadar dan tanpa beban
2. Terjadi secara langsung dalam situasi informal, tanpa melalui pembelajaran formal.
3. Didorong oleh kebutuhan, baik untuk kebutuhan memahami maupun dipahami orang lain.
4. Berlangsung secara terus menerus dalam konteks berbahasa yang nyata dan bermakna.
5. Diperoleh secara lisan melalui tindak berbahasa menyimak/mendengarkan dan berbicara.
Kegiatan pemerolehan bahsa melibatkan dua kemampuan.
a.Kemampuan menyerap , menerima, dan memahami tuturan orang lain.
b. Kemampuan Produkttif, yaitu kemampuan menghasilkan tuturan
Bahas Indonesia sebagai bahasa pertama anak biasanya terjadi karena beberapa hal berikut.
1. Pasangan suami istri hanya menguasai bahasa Indonesia
2. Prkawinanan antar penutur bahsa daerah yang berbeda. Masing – masing pihak tidak
menguasai bahasa pasangannya dengan baik.
3. Perkawinan antar penutur bahasa daerah yang sama, dengan situasi berikut
a. Lingkungan sekitar menggunakan bahasa Inonesia sebagai alat komunikasi
kesehariannya.
b. Lingkungan social sekitar tempat tinggal keluarga tersebut menggunakan bahasa
daerah yang tidak dikuasai oleh keluarga tersebut (mungkin keluarga pendatang).
c. Lingkungan sekitar menggunakan bahasa daerah yang sama dengan bahasa yang
digunakan dalam suatu keluarga. Tetapi karena pertimbangan praktis, keluarga
tersebut memutuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi.
B. TEORI PEMEROLEHAN BAHASA
Ada tiga pandangan yang mengungkapkan proses pemerolehan bahasa pertama.
1. Pandangan Nativistis
Menurut pandangan Nativistis, setiap anak yang lahir telah dilengkapi dengan
kemampuan bawaan atau alami untuk dapat berbahasa.
2. Pandangan Behavioristis
Menurut Behavioristis, penguasaan bahasa anak ditentukan oleh rangsangan
yang diberikan lingkungannya. Anak tidak memiliki peran aktif, hanya sebagai
penerima pasif. Perkembangan bahasa anak terutama ditentukan oleh kekayaan
dan lamanya latihan yang diberikan oleh ingkungan, serta peniruan yang
dilakukan anak terhadap tindak berbahasa lingkungannya.
3. Pandangan Kognitif
Menurut pandangan kognetif, penguasaan dan perkembangan bahasa anak
ditentukan oleh kognetifnya. Lingkungan tidak serta merta memberikan
pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual dan bahasa anak , kalau si
anak sendiri tidak melibatkan secara aktif dengan lingkungannya. Dengan kata
lain, anaklah yang berperan aktif untuk terlibat dengan lingkungannya agar
penguasaan bahasanya dapat berkembang secara optimal.
C. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMEROLEHAN BAHASA ANAK
Ada sejumlah factor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak.
1.Faktor Biologis
Perangkat biologos yang menentukan penguasaan bahasa anak adalah otak (system
syaraf), alat dengar, dan alat ucap. Ketergantungan pada salah satu, apalagi ketiganya akan
menghambatkemampuan bahasa anak.
Dalam proses berbahasa, seorang anak dikendalikan oleh system syaraf pusat yang berada di
kota . pada belahan otak sebelah kiri terdapat wilayah Broca yang mempengaruhi dan
mengontrolproduksi bahasa, seperti berbicara. Sementara itu, pada belahan otak kanan
terdapat wilayah wernicke yang mempengaruhi dan mengendalikan penerimaan atau
pemahaman bahasa, seperti menyimak. Di antara kedua bagian otak tersebutterdapat
wilayah motor suplementer yang berfungsi mengendalikan unsure fisik penghasil ujaran .
2. Faktor Lingkungan Sosial
Untuk menumbuhkembangkan kemampuan berbahasanya, seorang anak memerlukan
lingkungan social sebagai contoh atau model berbahasa, memberikan rangsangan, dan
tanggapan serta melakukan latihan dan uji coba berbahasa daalam konteks yang
sesungguhnya.
Lingkungan social adalah perilaku berbahasa orang tua, saudara, kerabat, keluarga, teman
atau anggota amsyarakat.
Dukungan dan keterlibatan social begitu penting bagi anak dalam belajar bahsasa. Inilah
yang disebut dengan “Sistem pendukung pemerolehan bahasa atauLanguage Acquisition
Support System atau LASS (Bruner dalam Santroc,1994)
Jadi hubungan antara perangkat biologis dengan lingkungan social dalam
pemerolehan bahasa anak ? lihat gambar berikut

Perangkat biologis Lingkungan social


Belajar/pemerolehan + (system pendukung) Pemerolehan bahasa
Bahasa pemerolehan bahasa

Gambar 2.4
Hubungan LAD dengan LAS
3.Faktor Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuam seseorang dalam berfikir atau bernalar, termasuk
memecahkan suatu masalah. Intelegensi bersifat abstrak dan tak dapat diamati langsung,
kecuali melalui perilaku. Dalam kaitannya dengan pemerolehan bahasa, anak – anak
bervareasi khasana bahasanya, dari pada anak ayng bernalar sedang atau rendah . Jadi
pengaruh intelajensi terletak pada jangka waktu dan tingkat kreativitas perkembangan
bahasanya.
4. FAktor Motivasi
Sebagaimana kita mengetahui motivasi itu bersumber dari dalam dan luar diri anak .
Dalam belajar bahasa, anak tidak melakukannya demi bahasa itu sendiri. Ank belajar
bahasa karena adanya kebutuhan dasar yang bersifat, seperti lapar , haus , sakit
serta perhatian dan kasih sayang. Inilah yang disebut dengan motivasi Intrinsik yang
berasal dari diri anak itu sendiri(Goodman, 1986;Tompkinn dan Hoskisson, 1994)
D. STRATEGI PMEROLEHAN BAHSA
Ada beberapa strategi belajar bahasa yang dilakukan anak yang dilakukan tanpa
sadar
1. Mengingat
Mengingat memainkan peranan yang cukup penting dalam belajar bahasa atau
belajar apapun. Setiap pengalaman indrawi yang dilalui anaak, dicatat dalam
benaknya. Ketika dia menyentuh, menyerap, mencium, mendengar dan melihat
sesuatu, memori anak merekamnya.
2. Meniru
Dalam belajar bahasa anak pun menggunakan stratgi peniruan. Peniruan disini
berarti mencontoh secara kreatif atau menginspirasi
3. Mengalami Langsung
Strategi lain yang mempercepat anak menguasai bahasa pertamnya adalah
mengalami langsung kegiatan berbahasa dalam konteks yang nyata. Anak
menggunakan bahasanya baik ketika berkomunikasi dengan orang lain, maupun
sewaktu sendirian.
4. Bermain
Dunia anak memang dunia bermain. Kegiatan bermain memang sangat penting
mendorong pengembangan kemampuan berbahasa anak . Dalam bermain
sianak kadang berperan sebagai orang dewasa , sebagai penjual atau pembeli
dalam bermain dagang – dagangan, ibu, bapak atau anak dalam bermain rumah
– rumahan, sebagai dokter, perwat atau pasien,atau sebagai guru dan murid
dalam bermain sekolah – sekolahan. Tanpa disadari, mereka sedang bermain
drama, sekaligus mereka berlatih berbicara dan menyimak.
5. Penyederhanaan

Tuturan anak –anak Tuturan Orang dewasa


1. Ma acih 1. Terima kasih
2. Mah,uwe 2. Mah, minta Kue
3. Mam ayam,mah 3. Mah makan dengan ayam

Tutura anak berusia 15 – 24 bulan. Kalau kita cermati tuturan anak – anak
tersebut maka kita akan berkesimpulan bahwa :
a. Pada tuturan 1 ada bunyi yang hilang, tutran 2 ada ata dan fonem yang
hilang dan pada tutran 3 ada beberapa kata yang hilang.
b. Bahasa yang digunakan anak cenderung langsung pada objeknya atau pada
sasarannya. Aitu pada tuturan 2 dan 3
E. TAHAP – TAHAP PEMEROLEHAN BAHASA
TAHAP – TAHAP Perkembangan Bahasa Anak
1. Tahap Pralinguistik
Pada tahap ini, bu yi – binyi bahasa yang dihasilkan akan semakin mendekati bunyi vocal
atau konsonan tertentu. Tetapi, umumnya bunyi – bunyi terebut belumlah mengacuh
pada kata atau kalimat dengan makna tertentu . Oleh karena itu, perkembangan bahasa
anak pada fase ini disebut tahap pralinguistik . fase ini berlangsung sejak anak lahir
sampai berumur sekitar 12 bulan
2. Tahap Satu Kata atau Hololfrasis
Fase ini berlangsung ketika anak berusia 12 – 18 bulan. Pada tahap ini, anak
menggunakan satu kata yang bermakna mewakili keseluruhan ide yang disampaikannya.
Tegasnya, satu kata yang diucapkan anak mewakili satu frase, kalimat atau wacana.
Karena itu. Fase ini disebut juga tahap holofrasis.
3. Tahap dua kata
Fase ini berlangsung sewaktu anak berusia sekitar 18 – 24 bulan. Pada tahap ini kosakata
dan gramatika anak berkembang dengan cepat, seering dengan kematangan otak
dengan alat ucapnya. Dalam bertutur anak – anak mulai menggunakan dua kata : papa
ikut, mamah main, mau bobo, dan sebagainya. Hanya kata – kata pokok yang diucapkan
anak, seperti kata benda , kata kerja (dasar), dan / atau kata sifat . tak ada kata tugas
seperti kata depan atau kata penghubung.
4. Tahap Telegrafis
Antara usia 2-3 tahun anak telah menghasilkan ujaran dalam bentuk kalimat – kalimat
pendek. Ciri yang paling mencolok pada fase ini bukanlah pada jumlah kata yang
dihasilkan anak, tetapi pada variasi bentuk kata yang sudah mulai muncul. Namun
demikian , pada fase ini, anak belum menggunakan kata tugas dalam bertutur. Oleh
karena itu, perkembangan bahasa anak pada fase ini disebut dengan tahap telegrafis.
MODUL 2
PEMEROLEHAN BAHASA ANAK
KEGIATAN BELAJAR 2 PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
A. PENGERTIA DAN CARA MEMPEROLEH BAHASA KEDUA
Pemerolehan bahasa kedua (B2) adalah bahasa yang dipelajari dan dikuasai anak
setelah menguasai satu bahasa. Dalam onteks bahasa Indonesia, yang menyandang status
B2 itu dapat bahasa daerah, bahasa Indonesia atau bahasa asing. Tergantung pada bahasa
mana yang pertama dikuasai anak lebih dahulu.
Belajar B2 dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
1. Terpimpin, melalui pembelajaran khusus.
2. Alamiah, melalui kegiatan langsung berbahasa dalam suasana nyata.
3. Terpimpin dan Alamia.
Dari ketiga cara itu, yang paling efektif mempercepat penguasaan B2 adalah cara yang
ketiga.
B. TEORI PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
Telah banyak dilakukan penelitian tentang pemerolehan B2. Ellis (1986) telah
mengidentifikasi tuju teori pemerolehan B2 yitu :
1. Model akulturasi, yang memandang penyesuaian budaya sangat mempengaruhi
pemerolehan B2 dengan masyarakat aslipemilik B2 tersebut.
2. Teori Akomodasi, yang menyatakan bahwa cara pembelajaran B2 membatasi diri dalam
berhubungan dengan masyarakat ‘pemilik’B2 . identifikasi hubungan antar kedua
kelompok akan menimbulkan motivasi yang mempengaruhi keberhasilan pemerolehan
B2
3. Teori Wacana, yang berpendapat bahwa pembelajaran B2 akan menemukaan makna
bahasa melalui keterlibatannya dalam berkomunikasi. Semakin sering pembelajaar
terlibat dalam komunikasi alamia ( dalam konteks berbahasa langsung) maka akan
semakin baik kemampuan B2nya.
4. Model Monitor, yang menyatakan tampilan berbahasa pembelajar B2 ditentukan oleh
cara mereka menggunakan monitor. Penggunaan monitor yang berlebihan akan
menghambat penguasaan bahasa pemelajar.
5. Model kompetensi variabel, yang berpendapat bahwa cara seseorang mempelajari
bahasa akan mencerminkan cara orang itu menggunakan bahasa ang dipelajarinya.
Produk penggunaan bahasa terdiri atas berbagai macam produk bahasa ( wacna ) dari
yang tidak terencana sampai yang terencana
6. Hipotesis universal, yang menyatakn bahwa bahasa antara anak ( interlangue ) akan
terisi dengan kaidah – kaidah bahasa yang bersifat universal. Pola – pola bahasa yang
sesuai dengan kesemestaan bahasa akan lebih mudah ipahami dari pada pola – pola
khusus. Penguasaan struktur B1 akan membantu pembelajar dalam pemerolehan B2
7. Teori Neurofungsional, yang berpandangan adanya hubungan antara pemerolehan B2
dengan anatomi otak syaraf dan system otak.

Anda mungkin juga menyukai