NAMA : ARMANSYAH
NIM : 859536047
Gambar 2.4
Hubungan LAD dengan LAS
3.Faktor Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuam seseorang dalam berfikir atau bernalar, termasuk
memecahkan suatu masalah. Intelegensi bersifat abstrak dan tak dapat diamati langsung,
kecuali melalui perilaku. Dalam kaitannya dengan pemerolehan bahasa, anak – anak
bervareasi khasana bahasanya, dari pada anak ayng bernalar sedang atau rendah . Jadi
pengaruh intelajensi terletak pada jangka waktu dan tingkat kreativitas perkembangan
bahasanya.
4. FAktor Motivasi
Sebagaimana kita mengetahui motivasi itu bersumber dari dalam dan luar diri anak .
Dalam belajar bahasa, anak tidak melakukannya demi bahasa itu sendiri. Ank belajar
bahasa karena adanya kebutuhan dasar yang bersifat, seperti lapar , haus , sakit
serta perhatian dan kasih sayang. Inilah yang disebut dengan motivasi Intrinsik yang
berasal dari diri anak itu sendiri(Goodman, 1986;Tompkinn dan Hoskisson, 1994)
D. STRATEGI PMEROLEHAN BAHSA
Ada beberapa strategi belajar bahasa yang dilakukan anak yang dilakukan tanpa
sadar
1. Mengingat
Mengingat memainkan peranan yang cukup penting dalam belajar bahasa atau
belajar apapun. Setiap pengalaman indrawi yang dilalui anaak, dicatat dalam
benaknya. Ketika dia menyentuh, menyerap, mencium, mendengar dan melihat
sesuatu, memori anak merekamnya.
2. Meniru
Dalam belajar bahasa anak pun menggunakan stratgi peniruan. Peniruan disini
berarti mencontoh secara kreatif atau menginspirasi
3. Mengalami Langsung
Strategi lain yang mempercepat anak menguasai bahasa pertamnya adalah
mengalami langsung kegiatan berbahasa dalam konteks yang nyata. Anak
menggunakan bahasanya baik ketika berkomunikasi dengan orang lain, maupun
sewaktu sendirian.
4. Bermain
Dunia anak memang dunia bermain. Kegiatan bermain memang sangat penting
mendorong pengembangan kemampuan berbahasa anak . Dalam bermain
sianak kadang berperan sebagai orang dewasa , sebagai penjual atau pembeli
dalam bermain dagang – dagangan, ibu, bapak atau anak dalam bermain rumah
– rumahan, sebagai dokter, perwat atau pasien,atau sebagai guru dan murid
dalam bermain sekolah – sekolahan. Tanpa disadari, mereka sedang bermain
drama, sekaligus mereka berlatih berbicara dan menyimak.
5. Penyederhanaan
Tutura anak berusia 15 – 24 bulan. Kalau kita cermati tuturan anak – anak
tersebut maka kita akan berkesimpulan bahwa :
a. Pada tuturan 1 ada bunyi yang hilang, tutran 2 ada ata dan fonem yang
hilang dan pada tutran 3 ada beberapa kata yang hilang.
b. Bahasa yang digunakan anak cenderung langsung pada objeknya atau pada
sasarannya. Aitu pada tuturan 2 dan 3
E. TAHAP – TAHAP PEMEROLEHAN BAHASA
TAHAP – TAHAP Perkembangan Bahasa Anak
1. Tahap Pralinguistik
Pada tahap ini, bu yi – binyi bahasa yang dihasilkan akan semakin mendekati bunyi vocal
atau konsonan tertentu. Tetapi, umumnya bunyi – bunyi terebut belumlah mengacuh
pada kata atau kalimat dengan makna tertentu . Oleh karena itu, perkembangan bahasa
anak pada fase ini disebut tahap pralinguistik . fase ini berlangsung sejak anak lahir
sampai berumur sekitar 12 bulan
2. Tahap Satu Kata atau Hololfrasis
Fase ini berlangsung ketika anak berusia 12 – 18 bulan. Pada tahap ini, anak
menggunakan satu kata yang bermakna mewakili keseluruhan ide yang disampaikannya.
Tegasnya, satu kata yang diucapkan anak mewakili satu frase, kalimat atau wacana.
Karena itu. Fase ini disebut juga tahap holofrasis.
3. Tahap dua kata
Fase ini berlangsung sewaktu anak berusia sekitar 18 – 24 bulan. Pada tahap ini kosakata
dan gramatika anak berkembang dengan cepat, seering dengan kematangan otak
dengan alat ucapnya. Dalam bertutur anak – anak mulai menggunakan dua kata : papa
ikut, mamah main, mau bobo, dan sebagainya. Hanya kata – kata pokok yang diucapkan
anak, seperti kata benda , kata kerja (dasar), dan / atau kata sifat . tak ada kata tugas
seperti kata depan atau kata penghubung.
4. Tahap Telegrafis
Antara usia 2-3 tahun anak telah menghasilkan ujaran dalam bentuk kalimat – kalimat
pendek. Ciri yang paling mencolok pada fase ini bukanlah pada jumlah kata yang
dihasilkan anak, tetapi pada variasi bentuk kata yang sudah mulai muncul. Namun
demikian , pada fase ini, anak belum menggunakan kata tugas dalam bertutur. Oleh
karena itu, perkembangan bahasa anak pada fase ini disebut dengan tahap telegrafis.
MODUL 2
PEMEROLEHAN BAHASA ANAK
KEGIATAN BELAJAR 2 PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
A. PENGERTIA DAN CARA MEMPEROLEH BAHASA KEDUA
Pemerolehan bahasa kedua (B2) adalah bahasa yang dipelajari dan dikuasai anak
setelah menguasai satu bahasa. Dalam onteks bahasa Indonesia, yang menyandang status
B2 itu dapat bahasa daerah, bahasa Indonesia atau bahasa asing. Tergantung pada bahasa
mana yang pertama dikuasai anak lebih dahulu.
Belajar B2 dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
1. Terpimpin, melalui pembelajaran khusus.
2. Alamiah, melalui kegiatan langsung berbahasa dalam suasana nyata.
3. Terpimpin dan Alamia.
Dari ketiga cara itu, yang paling efektif mempercepat penguasaan B2 adalah cara yang
ketiga.
B. TEORI PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
Telah banyak dilakukan penelitian tentang pemerolehan B2. Ellis (1986) telah
mengidentifikasi tuju teori pemerolehan B2 yitu :
1. Model akulturasi, yang memandang penyesuaian budaya sangat mempengaruhi
pemerolehan B2 dengan masyarakat aslipemilik B2 tersebut.
2. Teori Akomodasi, yang menyatakan bahwa cara pembelajaran B2 membatasi diri dalam
berhubungan dengan masyarakat ‘pemilik’B2 . identifikasi hubungan antar kedua
kelompok akan menimbulkan motivasi yang mempengaruhi keberhasilan pemerolehan
B2
3. Teori Wacana, yang berpendapat bahwa pembelajaran B2 akan menemukaan makna
bahasa melalui keterlibatannya dalam berkomunikasi. Semakin sering pembelajaar
terlibat dalam komunikasi alamia ( dalam konteks berbahasa langsung) maka akan
semakin baik kemampuan B2nya.
4. Model Monitor, yang menyatakan tampilan berbahasa pembelajar B2 ditentukan oleh
cara mereka menggunakan monitor. Penggunaan monitor yang berlebihan akan
menghambat penguasaan bahasa pemelajar.
5. Model kompetensi variabel, yang berpendapat bahwa cara seseorang mempelajari
bahasa akan mencerminkan cara orang itu menggunakan bahasa ang dipelajarinya.
Produk penggunaan bahasa terdiri atas berbagai macam produk bahasa ( wacna ) dari
yang tidak terencana sampai yang terencana
6. Hipotesis universal, yang menyatakn bahwa bahasa antara anak ( interlangue ) akan
terisi dengan kaidah – kaidah bahasa yang bersifat universal. Pola – pola bahasa yang
sesuai dengan kesemestaan bahasa akan lebih mudah ipahami dari pada pola – pola
khusus. Penguasaan struktur B1 akan membantu pembelajar dalam pemerolehan B2
7. Teori Neurofungsional, yang berpandangan adanya hubungan antara pemerolehan B2
dengan anatomi otak syaraf dan system otak.