PENGUKURAN
Standar Kompetensi:
Menerapkan konsep besaran fisika, menulis dan menyatakan dalam sistem
satuan SI dengan baik dan benar (meliputi lambing, nilai, dan satuan).
Kompetensi Dasar:
Mengukur besaran-besaran fisika dengan alat yang sesuai dan mengolah
data hasil dengan menggunakan aturan angka penting.
Indikator:
1. Melakukan pengukuran dengan benar berkaitan dengan besaran
pokok panjang, massa, waktu, dengan pertimbangan aspek ketepatan
(akurasi) dan ketelitian.
2. Mengeloh data hasil pengukuran dan menyajikannya dalam bentuk
table dan grafik, dengan menggunakan penulisan angka penting dan
mampu menarik kesimpulan tentang besaran fisis, yang diukur
berdasarkan hasil yang telah disajikan dalam bentuk grafik.
======================================================
1
mempelajari fisika apabila telah memiliki kemampuan mengukur dengan
teliti berbagai besaran fisis.
A. Pengertian mengukur
Mengukur adalah membandingkan besaran yang diukur dengan
besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Membandingkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain yang sejenis yang ditetapkan sebagai satuan
misalnya:
Panjang meja = 4 mistar (jika mistar ditetapkan sebagai satuan), dan
panjang meja = 6 pensil (jika pensil ditetapkan sebagai satuah).
Dalam pengukuran besaran-besaran fisis itu, di-perlukan alat ukur
yang kita tentukan sebagai satuan pengukuran. Banyak alat ukur yang kita
kenal memiliki garis-garis skala. Alat seperti ini misalnya mistar ukur, busur
derajat, termometer, amperemeter, barometer, dan sebagainya. Tetapi pada
masa sekarang banyak juga alat ukur yang bisa langsung menunjukkan
nilai besaran yang diukur dengan angka. Alat seperti ini disebut alat digital,
misalnya jam digital, termometer digital, amperemeter digital, dan
sebagainya.
B. Alat-alat ukur
Di bawah ini, kita akan membahas kembali beberapa alat ukur yang
pernah kenali sepintas waktu di Sekolah Menengah; yaitu alat ukur panjang, alat
ukur massa dan berat, alat ukur waktu, dan alat ukur listrik.
1. Alat ukur panjang
Ada tiga macam alat ukur panjang yang sering digunakan dalam kegiatan
pengukuran, yaitu mistarr, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
a) Mistar ukur
Pada umumnya mistar ukur dibuat dengan skala terkecil 1 mm.
Kepekaan (sensitivitas) peng-ukurannya adalah setengah dari skala
2
terkecilnya yaitu 0,5 mm atau 0,05 cm. Ada juga mistar ukur yang
dibuat dengan skala terkecil 1 cm, berarti kepekaannya 0,5 cm.
b) Jangka sorong
Jangka sorong dapat mengukur lebih peka dari-pada mistar ukur. Umumnya
jangka sorong mem-punyai kepekaan sampai 0,1 mm atau 0,01 cm. Pada alat
ukur ini (gambar 1.3) terdapat rahang tetap (A dan C) dan rahang sorong (B
dan D). Skala pada rahang tetap disebut skala utama dan skala pada
rahang sorong disebut skala nonius atau vernier. Skala utama memiliki
garis-garis skala cm dan mm, sedangkan pada skala nonius terdapat 10
garis skala. Panjang skala nonius itu 9 mm, sehingga 1 skala nonius
panjangnya 9 mm: 10 = 0,9 mm. Jadi, selisih skala nonius dengan skala mm
pada skala utama adalah 1 mm - 0,9 mm = 0,1 mm. Nilai 0,1 mm inilah
yang menyatakan batas kepekaan jangka sorong.
A-B digunakan untuk mengukur bagian luar benda, misalnya: tebal, diameter
batang, diameter bola kecil, dan sebagainya (Lihat gambar 1.3a). Paruh C-D
3
untuk mengukur bagian dalam benda, misalnya: lebar celah, diameter lubang,
dan sebagainya (gambar 1.3b). Ekor E-F yang bisa digeser mengikuti
pergeseran rahang sorong digunakan untuk mengukur kedalaman lubang
atau celah (gambar 1.3c)
Gambar 1.4
Beberapa contoh pengukuran dengan jangka sorong
Berikut ini akan ditunjukkan contoh pembacaanjangka sorong
dengan melihat skala utama dan skala noniusnya. Perhatikan
Gambar 1.5
Gambar 1.5
Pembacaan skala ukuran pada jangka sorong
4
• Skala utama menyatakan bahwa panjang benda yang diukur adalah
22 mm lebih. Nilai ini ditunjuk oleh garis 0 pada skala nonius.
• Dengan demikian, panj ang benda yang diukur oleh jangka sorong
tersebut adalah 22 + 0,7 = 22,7mm.
c) Mikrometer sekrup
Alat ukur ini lebih peka lagi daripada jangka sorong. Kepekaannya dapat
mencapai 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup ini pun
mempunyai dua skala, yaitu skala utama dan skala yang tertera pada
teromol (gambar 1.6). Pada waktu mengukur benda, teromol diputar
sehingga jarak antara landasan dan poros dapat menampung benda yang
diukur.
Gambar 1.6
Mikrometer sekrup
Skala pada teromol terbagi dalam 50 bagian, sehingga bila diputar satu kali,
sumbu mikrometer hanya maju l/2 mm tepat pada garis skala utama
bawah. Dua kali diputar, maju lagi 1/2 mm tepat pada garis skala utama
5
atas lagi, dan seterusnya. Jadi, jarak antara garis skala atas sampai garis
skala bawah 0,5 mm.
Perhatikan hubungari antara kedua skala ter-sebut dalam contoh pembacaan
skala mikrometer di bawah ini!
Gambar 1.7
Pembacaan skala mikrometer sekrup
• Pada gambar 1.7 (a), teromol berada di kanan garis atas, berarti lebih
besar daripada 4 mm, sedangkan angka yang berimpit dengan garis
tengah ialah 15. Jadi, jarak atau panjangbenda yang diukur adalah 4 + 0,15
= 4,15 mm.
• Pada gambar 1.7(b) teromol berada di kanan garis bawah, berarti lebih
besar daripada 3,5 mm, sedangkan angka yang berimpit dengan garis
tengah ialah angka 25. Jadi, panjangbenda yang diukur adalah 3,5 + 0,25 =
3,75 mm.
6
(a)
Gambar 1.8
Cara memegang mikrometer sekrup waktu mengukur
Gambar 1.9
Neraca dan neraca pegas
7
Untuk mengukur massa benda dengan neraca tiga lengan, pertama kita geser
semua beban-beban geser ke sisi paling kiri. Ini berarti bahwa neraca
menunjuk skala nol. Kemudian benda yanghendak diukur massanya
diletakkan di atas piling neraca. Neraca dibuat seimbang dengan menggeser-
geser-kan beban-beban ke kedudukan yang paling tepat. Massa benda sama
dengan jumlah massa yang ditunjukkan oleh masing-masing beban
geser. Misalnya, jika neraca seimbang pada saat beban-beban geser ada
pada 100 g, 20 g, 5 g, dan 0,6 g, maka massa benda adalah 125,60 g.
Gambar l.9c memperlihatkan neracapegas, sering disebut juga
dinamometer. Alat ini dapat berfungsi ganda, yaitu sebagai alat ukur
massa (dengan skala kilogramnya) dan sebagai alat ukur gaya atau berat
benda (dengan skala N-nya).
(a)
Gambar 1. 10
Alat ukur waktu
8
Alat ukur yang biasa digunakan dalam peng-ukuran besaran-besaran listrik
adalah: amperemeter, voltmeter, meter dasar, multitester, dan osiloskop
a) Amperemeter, voltmeter, dan meter dasar
Amperemeter digunakan untuk mengukur kuat arus listrik,
sedangkan voltmeter digunakan untuk mengukur beda potensial atau
tegangan listrik. Pada masa sekarang, kedua alat tersebut sudah
dirangkum dalam satu alat yang disebut meter dasar (basic meter).
Jadi, meter dasar dapat berfungsi sebagai amperemeter atau voltmeter.
Gambar 1.11
Meter dasar (basicmeter) dapat berfungsi sebagai amperemeter
(pengukur arus listrik) dan voltmeter (pengukur tegangan listrik)
9
Gambar 1.12
Merangkai amperemeter dan voltmeter dalam rangkaian listrik; untuk
mengukur kuat arus, tegangan, dan hambatan dalam rangkaian itu
b) Multitester
Multitester yang sering disebut juga multimeter atau Avo-meter,
adalah alat ukur yang berfungsi sekaligus sebagai amperemeter,
voltmeter, dan ohm-meter (pengukur hambatan listrik). Di samping itu,
multimeter dapat digunakan dalam pengukuran arus listrik searah
maupun arus listrik bolak-balik. Gambar 1.13 memperlihatkan
multitester analog, yang menggunakan jarum penunjuk untuk pe-
nunjukan ukuran; sedangkan gambar 1.13 adalah multitester digital
yang dapat menyatakan langsung angka (nilai) besaran yang diukur.
(a) (b)
Gambar 1.13
(a)Multitester Analog, (b) Multitester digital
c) Osiloskop
10
Osiloskop (gambar 1.14) umumnya untuk pengukuran arus bolak-
balik. Pada alat ini terdapat layar (seperti layar pesawat TV)
berukuran kecil, yang dapat menampttkan gan arus atau tegangan
bolak-balik. Dari tampilan grafik sinusoida pada layar osiloskop
ini, dapat diketahui juga besar frekuensi arus bolak balik diukur itu.
Gambar
1.14 Osiloskop
C. Akurasi Pengukuran
Pengukuran merupakan proses yang melibatkan tiga pihak yaitu:
benda yang diukur, alat ukur, dan orang yang mengukur. karena
ketidaksempurnaan dari ketiga pihak tersebut maka dalam setiap
pengukuran selalu ada kesalahan (ketidakpastiaan), yaitu adanya perbedaan
antara hasil pengukuran dengan harga yang dianggap benar. Besar-kecilnya
kesalahan ini ditentukan oleh kondisi alat ukur, kondisi benda yang diukur,
metode pengukuran, dan kecakapan si pengukur.
1. Ketelitian (akurasi)
11
kesalahan, maka pengukuran dikatakan semakin teliti atau lebih
teliti.
1) Kesalahan kalibrasl
Bila alat ukur saat sebelum dipakai atau saat setelah dipakai
tidak menunjukkan angka nol, berarti alat ukur tersebut
mengalami kesalahan titik nol (zero error). Kesalahan
penunjukan angka nol ini dapat dikoreksi dengan mudah, yaitu
dengan memutar kenop pengatur pada alat ukur itu. Tetapi apabila
tidak bisa diatur kembali ke posisi nol, maka harga kelebihan atau
kekurangan dari harga nol itu harus ditambahkan atau
dikurangkan pada setiap hasil pengukuran dengan alat itu.
3) Kesalahan mutlak dari alat ukur
12
daripada mistar ukur, tetapi mikrometer lebih peka lagi daripada
jangka sorong dan mistar ukur. Dengan demikian, alat ukur
yang kurang peka dapat menimbulkan kesalahan yang relatif
lebih besar daripada alat ukur yang lebih peka. Kesalahan
aMbat tingkat kepekaan alat ukur disebut kesalahan mutlak dari
alat ukur.
4) Kesalahan paralaks
Gambar 1.15
Pembacaan mistar ukur yang tidak tepat dapat menimbulkan
kesalahan paralaks
13
(gambar 1.19). Bahkan dalam pengukuran dengan mikrometer
mungkin terjadi kesalahan kombinasi, yaitu kesalahan kosinus
dan kesalahan sinus (perhatikan gambar 1.20). Untuk
menghindari kesalahan ini maka saat kita mengukur,
perhatikanlah dengan cermat bahwa garis pengukuran harus
berimpit atau sejajar dengan garis ukuran benda yang diukur!
Gambar 1.16
Kesalahan kosinus. Ukuran benda sebenarnya adalah
L, tetapi karena salah posisi alat ukur, hasilnya menjadiM.
PadahalhargaL=Mcos 0, atauM = L/cosd
Gambar 1.17
Kesalahan kosinus dan sinus. Seharusnya ukuran
benda sebenarnya adalah L, tetapi malah menjadi M.
Dalam hal ini L =Mcos d - d sin 6, atauL ~M-d 6 atau M » L + d 9.
14
Benda yang diukur dapat saja mengalami perubahan bentuk
(deformasi) sewaktu diukur; misalnya karena tertekan (terjepit)
oleh alat ukur, atau benda melengkung oleh beratnya sendiri
karena penyimpanannya tidak tepat. Hal ini mudah terjadi pada
pengukuran benda-benda lunak atau benda-benda yang tipis.
Gambar 1.18 memper-lihatkan contoh kesalahan pengukuran akibat
benda berubah bentuk karena tekanan dari alat ukur.
Gambar 1.18
Silinder berdinding tipis berubah bentuk sewaktu
diukur. Harga sebenarnya d, tetapi terukur d'.
7) Kesaiahan karena ada gesekan
Bila pada alat ukur ada bagian-bagian yang bergesekan ketika alat
itu dipakai, lama-kelamaan
bagian itu akan aus, sehingga menimbulkan kesalahan pada
hasil pengukuran. Kesalahan ini dapat agak dikurangi dengan
pemeliharaan alat ukur yang baik.
15
menghasilkan suatu harga yang lebih kecil daripada harga
sebenarnya (Xo).
Gambar 1. 19
Kesalahan sistematis memberikan penyimpangan hanya ke satu
arah saja terhadap harga sebenarnya(X0)
2. Ketepatan (presisi)
16
2) Fluktuasi tegangan llstrik
Alat ukur yang sangat peka dapat terganggu oleh bergetarnya alas
(meja) tempat menyimpan benda yang diukur. Sumber getarannya
misalnya: getaran mesin, getaran kendaraan berat yang me-lewati
lokasi pengukuran, getaran ombak dalam pengukuran di samudera,
getaran gempa, dan lain-lain. Pengukuran dalam kondisi seperti ini,
memer-lukan penambahan alat untuk meredam getaran.
4) Nois
Nois adalah gangguan yang sering kita temui pada alat elektronik,
yaitu berupa fluktuasi yang cepat pada penunjukan alat ukur yang
disebabkan komponen-komponen alat ukur naik suhunya. Nois dapat
dikurangi dengan memakai komponen khusus (frendingin) pada
alat ukur itu.
17
pengaturan dan pengontrolannya sering di luar kemampuan kita.
Ciri khas adanya kesalahan acak ini yaitu memberikan hasil
pengukuran yang terpencar agak ke kiri dan ke kanan dari harga
sebenarnya, seperti ditunjukkan gambar 1.20.
Gambar1.20
Kesalahan acak memberikan hasil pengukuran yang terpencar agak ke kiri
dan ke kanan terhadap harga sebenarnya (X0)
D. Besaran Pokok dan Besaran Turunan
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan nilainya
dengan angka-angka. Besaran-besaran itu, umumnya mempunyai satuan, tetapi
ada juga besaran yang tidak memiliki satuan, contohnya indeks bias dan berat
relatif. Dalam fisika kita mengenal besaran pokok dan besaran turunan.
1) Besaran pokok adalah
Tabel 1. 1
besaran pokok beserta satuannya
No. Besaran Satuan Simbul
18
1. Panjang Meter M
2. Massa Kilogram Kg
3. Waktu Sekon s
4. Arus listrik Ampere A
5. Suhu Kelvin K
6. Intensitas cahaya Kandela cd
7. Jumlah zat. Mol mol
Besaran turunan ialah besaran yang diturun-kan atau diperoleh dari hasil
perkalian dan atau pembagian besaran-besaran pokok. Beberapa
besaran turunan yang tentu telah kamu kenal antara lain:
19
Dalam SI ada sebagian besaran turunan yang satuannya siberi nama khusus.
Misalanya satuan baku untuk gaya adalah kgm/s2. Satuan ini diberi nama
khusus yaitu Newton (disingkat N). Pemberian nama khusus tersebut
dimaksudkan selain untuk penyederhanaan, sekaligus juga sebagai
penghargaan atas jasa ilmuan bernama Sir Isac Newton. Sebagian contoh
lainnya lihat tabel di bawah ini!
Tabel 1.2
besaran turunan beserta satuannya
20
No. Besaran Satuan Simbol
1. Sudut datar Radian Rad
2. Sudut ruang steradian Sr
Tabel 1.3
Awalan dalam SI (beserta tabelnya)
Awalan Simbol Kelipatan Contoh
18
Exa- E 10 atau 1 000 000 000 000 000 000 -
15
Peta- P 10 atau 1 000 000 000 000 000 -
Tera- T 1012 atau 1 000 000 000 000 - terameter (Tm)
Giga- G 109 atau 1 000 000 000 - gigameter (Gm)
6
Mega- M 10 atau 1 000 000 - megagram (Mm)
3
Kilo- k 10 atau 1 000 - kilometer (km)
Hekto- h 102 atau 100 - Hektometer (hm)
Deka- da 101 atau 10 - dekagram (dag)
-1
Desi- d 10 atau 1/10 -
Senti- c 10-2 atau 1/100 -
Mili- m 10-3 atau 1/1 000 - milligram (mg)
Mikro- μ 10-6 atau 1/1 000 000 - microgram (μm)
-9
Nano- n 10 atau 1/1 000 000 000 - nanometer (nm)
Piko- p 10-12 atau 1/1 000 000 000 000 - pikometer (pm)
Femto- f 10-15 atau 1/1 000 000 000 000 000 -
Atto- a 10-18 atau 1/1 000 000 000 000 000 000 -
21
b. Satuan standar harus dapat digunakan di mana-mana, berlaku secara
internasional.
c. Satuan standar harus mudah ditiru sebagai satuan yang serupa.
Dalam satuan SI, satuan panjang adalah meter, satuan massa adalah
kilogram, dan satuan waktu adalah sekon. System ini dikenal dengan istilah
system MKS (meter-kilogram-sekon). Disamping itu, dikenal cgs, dengan
centimeter sebagai satuan panjang, gram sebagai satuan massa, dan sekon
sebagai satuan waktu. Dalam system inggris dikenal dengan satu inci (inchi)
untuk panjang, pon (pound) untuk gaya, dan sekon (second) untuk waktu.
Gambar 1. 21
Satu meter ditetapkan sedemikian rupa sehingga
jarak dari kutub Utara ke khatulistiwa melalui kota
22
Paris sama dengan 10 juta meter
1
Sekon.
299792458
23
tahun ke tahun, maka pada tahun 1967 ditetapkan suatu standar baru yang
didasar-kan atas periode getar atom Cesium-133. Satu detik adalah waktu yang
diperlukan oleh atom Cesium untuk melakukan getaran sebanyak 9192 631 77
kali.
1
273,16
x T3 dengan T3 menyatakan suhu titik tripel air.
1
m2, pada suhu platina memijar.
600.000
24
Satu mole didefinisikan sebagai jumlah zat sedemikian rupa sehingga
mengandung unsur-unsur elementer yang sama dengan jumlah atom karbon
(6C12) pada 0,012 kg. Unsur-unsur elementer yang dimaksudkan di sini dapat berupa
molekul, ion, elektron, dan sebagainya.
G. Dimensi Besaran
Tabel 1.6
Dimensi besaran-besaran pokok SI
25
2. Dimensi besaran turunan
Dimensi semua besaran turunan tersusun dari dimensi-dimensi besaran
pokok. Berikut ini kita lihat beberapa contoh dimensi besaran turunan.
26
Untuk memeriksa kebenaran persamaan ter-sebut, kita periksa susunan
dimensi ruas kiri dan ruas kanannya.
Dimensi ruas kiri: Dimensi ruas kanan
[LT1] [LT1] + [LT2] [T2]
[LT-1] + [L]
Dari hasil pemeriksaan ini, ternyata dimensi ruas kiri tidak sama dengan
dimensi ruas kanan. Berarti persamaan tersebut salah.
b. Memeriksa kesetaraan dua besaran
D. Pengukuran massa
Dalam SI, satuan massa adalah kilogram (kg). Massa standar adalah massa
silinder platina iridium yang disimpan di the international ureau of weight
and measure di sevres.
Massa standar dipilih sedemikian rupa sehingga sama dengan massa 1 liter air
murni yang suhunya 40c.
Satuan massa yang lain yang berdasarkan kilogram ialah sebagai berikut:
1 ton = 103 kg
1 kuintal = 102 kg
1 hektogram = 10-1 kg
27
1 dekagram = 10-2 kg
1 gram = 10-3 kg
1 desigram = 10-4 kg
1 sentrigram = 10-5 kg
1 miligram = 10-6 kg
E. Pengukuran waktu
Dalam SI, satuan pokok waktu adalah sekon (s) atau detik. Pada mulanya
standar ditetapkan berdasarkan perputaran bumi mengelilingi porosnya, yaitu
waktu satu hari. Karena perputaran bumi tidak tetap benar maka digunakan
waktu hari rata-rata dalam satu tahun, disebut hari matahari rata-rata.
Penetapan detik standar menggunakan perhitungan sebagai berikut:
1 hari rata-rata = 24 jam
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik
Jadi, 1 hari rata-rata = 24 x 60 x 60 detik = 86.400 detik
Berarti, 1 detik standar = 1/86400 hari rata-rata matahari.
Alat pengukur waktu adalah arloji dan stop watch
G. Angka Penting
1. Pengetian Angka penting
28
taksiran. Hasil pengukuran dengan mistar berskala terkecil mm, dapat
ditulis 4 angka penting.
Dari contoh dua kali pengukuran di atas, dapat disimpulkan
bahwa dengan menggunakan alat ukur yang lebih peka dapat diperoleh
hasil pengukuran dengan angka penting yang lebih banyak. Dapat juga
dikatakan bahwa makinpeka alat ukur yang kita gunakan dalam
pengukuran, makin banyak angka penting yang dapat kita nyatakan.
Contoh:
587,26 meter (lima angka penting)
4,85 gram (tiga angka penting)
b. Semua angka nol yang terletak di antara bukan nol termasuk angka
penting
Contoh:
203 kg (tiga angka penting)
56,002 kg (lima angka penting)
29
c. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka
penting, kecuali bila ada penjelasan khusus, misalnya berupa garis
di bawah angka terakhir yang masih dianggap penting.
Contoh:
800 meter (tiga angka penting)
73,0 kg (tiga angka penting)
83190 mm (empat angka penting)
Contoh:
0,5 newton (satu angka penting)
0,0026 joule (dua angka penting)
0,00408 gram (tiga angka penting)
30
a. Contoh penjumlahan dan pengurangan
255,17 kg
38.500 m
3.740 m +
42.242 m —» ditulis menjadi 42.240 m
570 cm
364 cm +
206 cm —> ditulis menjadi 210 cm
31
Contoh:
8,57 cm 3 angka penting
12 x
102,84 cm 103 cm (3 angka penting)
SOAL-SOAL
1) Massa kosong sebuah tangki adalah 8,56 kg. Ketika diisi air massanya menjadi
67,4 kg. Tentukan massa air dalam tangkai itu?
Jawab:
Massa air dalam tangki
= (67,4 – 8,56) kg
= 58,84 kg = 58,8 kg
2) Tebal sebuah batu bata adalah 5,23 cm. Berapa tinggi 60 tumpukan batu bata?
Jawab:
Tinggi 60 tumbukan batu bata
= 60 x 5,23 cm 3 angka penting
= 313,8 cm
32
= 314 cm 3 angka penting
3) Luas persegi panjang adalah 225 cm2. Berapa panjang sisi persegi tersebut?
Luas = (sisi)2 atau (sisi)2 = luas = 225 = cm2
Sisi = √225 cm2 (3 angka penting)
= 15,0 cm 3 angka penting
4) Tentukan volum sebuah rusuk yang panjang rusuknya 8,0?
Volum kubus = (rusuk)3 = (8,0 cm)3
= 512 cm3
= 510 cm3 2 angka penting
5) Nyatakan hasil pengukuran panjang benda dengan jangka sorong pada gambar
berikut ini.
Gambar 1.21
a. Bacaan skala utama yang berimpit dengan garis nonius adalah antara 1,2
cm dan 1,3 cm. Garis nonius yang agak berimpit dengan garis skala utama
adalah garis nonius ke-5. Jadi, bacaan jangka sorong adahan 1,2 cm + 0,05
cm = 1,25 cm.
b. Bacaan skala utAma yang berimpit dengan skala urutan yang berimpit
dengan garis nonius adalah antara 3,4 cm dan 3,5 cm. Garis nonius yang
agak berimpit dengan skala utama adalah garis nonius ke-2. Jadi, bacaan
jangka sorong adalah 3,4 cm + 0,02 cm = 3,42 cm.
6) Tentukan bacaan panjang benda yang ditunjukan oleh micrometer skrup pada
gambar berikut:
Gambar 1.22
33
Jawab:
a) Bacaan skala utama pada selubung dalam yang berimpitan dengan skala
selubung luar adalah antara 5,0 mm dan 5,5 mm. Garis skala selubung luar
yang berimpit dengan garis mendatar skala utama adalah garis ke-21. Jadi
bacaan micorometer sekrup adalah (95.0mm + 21 bagian) = (5,0 mm +
0,21 mm) = 5,21 mm.
b) Bacaan skala utama pada selubung dalam yang berimpit dengan skala
selubung luar adalah antara 6,5 dan 7,0 mm. Garis skala selubung luar
yang teat berimpit dengan garis mendatar skala utama adalah garis ke-44.
Jadi bacaan morcometer sekrup adalah (6,5 mm + 44 bagian) = (65 mm +
0,44 mm) = 6,54 mm.
7) Anton, Tutu, Budi membaca panjang benda dengan kedudukan mata seperti
pada gambar di bawah ini.
Gambar 1.23
34
a) Berapa panjang benda menurut bacaan ketiganya?
b) Siapakah yang membaca mistar dengan benar?
Jawab:
a) Panjang benda hasil bacaan Anto adalah 6,5 cm, Tuti 6,7 cm, dan Budi 6,9
cm
b) Yang membaca mistar dengan benar adalah Tuti
8) Berapakah hasil kali antara 0,281 cm dan 2,4 cm?
Jawab:
0,281 cm x 2,4 cm = 0,6744 cn
Hasil perkalian atau pembagian bilangan penting menghasilkan bilangan
penting yang paling sedikit angka pentinya. Dari soal, tiga angka penting
dikalikan dua angka penting menghasilkan dua angka penting. Dengan
demikian 0,67 cm2.
9) Berapakah hasil dari (2,5 cm)3
Jawab:
(2,5 cm)3 = (2,5 cm) x (2,5 cm) x (2,5 cm)
= 15,625 cm3
= 16 cm (2 angka penting)
35