Anda di halaman 1dari 15

Besaran, Satuan, dan Pengukuran

1. Besaran dan Satuan


1.1. Pengertian Besaran dan Satuan
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur atau ditentukan dan dapat dinyatakan
dengan angka. Panjang suatu benda merupakan besaran, karena dapat ditentukan
besarnya dengan angka. Dalam ilmu fisika, besaran dan satuan merupakan salah dua
hal pokok dalam konsep pengukuran. Ada dua jenis besaran menurut kajian ilmu
fisika, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Sedangkan pengertian satuan adalah sesuatu yang digunakan untuk menyatakan
ukuran besaran. Pengertian satuan lainnya adalah sesuatu yang digunakan untuk
membandingkan ukuran suatu besaran. Dalam fisika dikenal dua sistem satuan
international, yaitu mks dan cgs.
Satuan international (SI) adalah sistem satuan yang digunakan secara
international. Syarat satuan ditetapkan sebagai SI yaitu; nilainya tetap, berlaku
international, mudah ditiru dan diperbanyak, dan mudah diubah (dikonversi) ke satuan
lain. Satuan juga dibagi menjadi satuan baku dan satuan tak baku. Satuan baku adalah
satuan yang digunakan secara umum, satuan baku disebut juga satuan standar.
Sedangkan satuan tak baku adalah satuan yang digunakan di daerah setempat. Contoh
satuan baku adalah meter, hektar, jam, ampere, dll. Sedangkan contoh satuan tak baku
adalah hasta, depa, jengkal dll.
Misalkan :
panjang sebuah pensil 15 cm maka,
besaran : panjang 15
satuan : cm

1.2. Besaran Pokok


Besaran pokok adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan
besaran yang lain dan besaran ini memerlukan definisi yang jelas. Satuan besaran
pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan
kesepakatan parailmuwan. Besaran pokok bersifat bebas, artinya tidak bergantung
pada besaran pokok yang lain. Di bawah ini adalah tabel yang berisikan besaran
pokok.

1.3. Besaran Turunan dan Satuannya


Definisi dari besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari satu atau lebih
besaran pokok. Atau definisi lain mengatakan besaran pokok adalah besaran yang
satuannya ditetapkan berdasarkan satuan-satuan besaran pokok lainnya.
1.4. Standar Satuan Besaran Pokok
1.4.1. Satuan Besaran Panjang
Satuan panjang adalah meter. Pada tahun 1983 satu meter didefinisikan sebagai

Satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama
1
detik
299.792.458

1.4.2. Satuan Besaran Massa


Satuan besaran massa adalah kilogram. Pada tahun 1887 satu kilogram
didefinisikan sebagai

Satu kilogram mengacu pada massa sebuah silinder logam yang terbuat
dari platina iridium yang disimpan di Sevres, Prancis. Silinder platina
iridium memiliki diameter 3,9 cm dan tinggi 3,9 cm. Massa 1 kilogram
standar mendekati massa 1 liter air murni pada suhu 4 °C.
1.4.3. Satuan Besaran Waktu
Satuan besaran waktu adalah sekon. Pada tahun 1967 dipertemuan “General
Conference on Weight and Measures” pengertian detik didefinisikan sebagai

Satu detik adalah waktu yang dibutuhkan atom cesium-133 untuk bergetar
sebanyak 9.192.631.770 kali.

1.5. Dimensi Suatu Besaran


Dimensi suatu besaran adalah cara menyatakan suatu besaran dengan lambang-
lambang tertentu. Dengan lambang dimensi suatu besaran dapat diketahui apakah
suatu persamaan benar atau salah dan dapat untuk mengetahui besaran-besaran yang
sejenis. Di bawah ini lambang dimensi dari besaran pokok.
1.6. Notasi Ilmiah
Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran dinyatakan sebagai :

a, … x 10n

Keterangan :
a adalah bilangan asli mulai dari 1 – 9
n disebut eksponen dan merupakan bilangan bulat
10n menunjukkan orde.
Faktor Awalan Simbol
10-1 desi- d
10-2 centi- c
10-3 mili- M
10-6 mikro- µ
10-9 nano- n
10-12 piko- p
10-15 femto- F
10-18 atto- A
101 deka- Da
102 hekto- H
103 kilo- K
106 mega- M
109 giga- G
1012 tera- T
1015 peta- P
1018 eksa- E
2. PENGUKURAN
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan
alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
2.1. Pengukuran besaran panjang
2.1.1. Pengukuran Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah sesuai
dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita gunakan
pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah menggunakan
meteran kelos.
Pengukuran Panjang dengan Mistar
Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat
ukur ini memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian
pengukuran setengah dari skala terkecilnya yaitu 0,5 mm. Pada saat melakukan
pengukuran dengan mistar, arah pandangan harus tegak lurus dengan dengan skala
pada mistar dan benda yang diukur.
Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur
sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong juga
dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan diameter bagian dalam
sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu:
rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius
mempunyai selisih 1 mm.

Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup


Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer
sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan
tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan onderdil kendaraan
yang berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama, skala
putar, dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm,
sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar 0,01 mm. Berikut ini gambar
bagian-bagian dari mikrometer.
1

Pada mikrometer sekrup di atas, ditunjukkan bahwa sku = 9 skala dan skn =
43 skala, maka panjang benda yang diukur dapat ditentukan dengan cara sebagai
berikut:
Panjang benda = (sku . 0,5 + skn . 0,01) mm
= (9 . 0,5 + 43 . 0,01) mm
= (4,5 + 0,43) mm
= 4,93 mm

2.1.2. Pengukuran besaran massa


Timbangan digunakan untuk mengukur massa benda. Prinsip kerjanya
adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa benda
yang diukur dengan anak timbangan yang digunakan.
Neraca sama lengan
Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda, misalnya emas, batu, kristal
benda, dan lain-lain. Batas ketelitian neraca analitis dua lengan yaitu 0,1 gram.

Neraca 3 dan 4 lengan


Bagian-bagian dari neraca O’Hauss tiga lengan adalah sebagai berikut:
• Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
• Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap skala sebesar 100 g.
• Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.
Pembacaan soal pertama:
300 + 80 + 6,7 = 386,7 gram
Cara Menggunakan Neraca Ohaus Tiga Lengan
Mengukur berat benda dengan neraca ohaus sangat mudah. Cukup lepas
pengunci kemudian taruh beda dalam cawan atau wadah. Jangan lupa terlebih dahulu
lakukan kalibrasi dengan cara dengan cara memutar sekrup yang berada disamping
atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis pada neraca sejajar. Pastikan
benar-benar sejajar agar tidak terjadi keslahan penimbangan. Setelah itu geser anting
di ketiga lengannya mulai dari lengan belakang ke lengan depan. Setelah itu
jumlahkan nilai dari ketiga lengan tersebut.
Gambar ilustrasi cara memakai neraca ohaus

2.1.3. Pengukuran Besaran Waktu


Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam analog, jam digital, jam
dinding, jam atom, jam matahari, dan stopwatch. Dari alat-alat tersebut,
stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki ketelitian cukup baik, yaitu sampai
0,1 s.

2.1.4. Suhu dan Pengukurannya


Ukuran derajat panas dan dingin suatu benda tersebut dinyatakan dengan
besaran suhu. Jadi, suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat
panas atau dinginnya suatu benda.
Termometer sebagai Alat Ukur Suhu
Alat untuk untuk mengukur besarnya suhu suatu benda adalah termometer.
Termometer yang umum digunakan adalah termometer zat cair dengan pengisi
pipa kapilernya adalah raksa atau alkohol
Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya menggunakan termometer
alkohol. Alkohol memiliki titik beku yang sangat rendah, yaitu -114ºC. Namun
demikian, termometer alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu
benda yang tinggi sebab titik didihnya hanya 78ºC.
Pada pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik tetap atas dan
titik tetap bawah. Titik tetap termometer tersebut diukur pada tekanan 1
atmosfer. Di antara kedua titik tetap tersebut dibuat skala suhu. Penetapan titik
tetap bawah adalah suhu ketika es melebur dan penetapan titik tetap atas adalah
suhu saat air mendidih.
Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.
a. Termometer Celcius
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 100.
Diantara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 100 skala.
b. Termometer Reaumur
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 80. Di
antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.
c. Termometer Fahrenheit
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi angka 212. Suhu
es yang dicampur dengan garam ditetapkan sebagai 0ºF. Di antara titik tetap
bawah dan titik tetap atas dibagi 180 skala.
d. Termometer Kelvin
Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini disebut
suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang dimiliki benda ketika energi total
partikel benda tersebut nol. Kelvin menetapkan suhu es melebur dengan
angka 273 dan suhu air mendidih dengan angka 373. Rentang titik tetap
bawah dan titik tetap atas termometer Kelvin dibagi 100 skala.
Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer Reaumur, dan
termometer Fahrenheit adalah
C : R : F = 100 : 80 : 180
C:R:F=5:4:9
Dengan memperhatikan titik tetap bawah 0ºC = 0ºR = 32ºF, maka hubungan
skala C, R, dan F dapat ditulis sebagai berikut:
tº C =5/4 tºR
tº C =5/9 (tºF – 32)
tº C =4/9 (tºF – 32)
Hubungan skala Celcius dan Kelvin adalah
t K = tºC + 273 K
2.1.5. Pengukuran kuat arus
Kuat arus listrik yang mengalir dalam penghantar atau rangkaian
listrik dapat diukur besarnya dengan menggunakan amperemeter.
Amperemeter ada dua jenis, yaitu amperemeter digital dan amperemeter
analog.
Amperemeter ada yang mempunyai batas ukur dan skala terbatas.
Misalnya sebuah amperemeter batas ukurnya 5A dengan skala 1–10. Jika saat
digunakan jarum menunjukkan angka 4 pada skala, besar kuat arus listrik
yang terukur adalah sebagai berikut.

Jika kita membaca penunjukkan jarum pada skala 10, maka penunjukkan
pointer adalah tepat pada 1,9. Sehingga besarnya arus yang terukur berdasarkan
persamaan tadi adalah :

Dalam kehidupan sehari-hari, kamu dapat mengamati adanya gejala beda


potensial di baterai atau akumulator. Beberapa baterai dapat disusun secara seri
maupun paralel. Yang dimaksud susun seri adalah kutub positif disambungkan
dengan kutub negatif lainnya. Adapun, untuk susun paralel adalah kutub-kutub
yang sejenis disatukan. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini.

2.1.6. Kesalahan mutlak, kesalahan relatif, kesalahan paralaks


Kesalahn mutlak dari alat ukur itu sendiri, kekurang pekaan alat ukur atau
alat ukur tidak sensitif.

Kesalahan paralaks, kesalahan akibat pembacaan operator ( sipengukur )


yang tidak pada posisinya ( pandangan mata miring , agak keatas, menyerong
atau kebawah ). Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika
membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil
pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan
kesalahan paralaks.

Kesalahan relatif adalah ukuran kesalahan dalam kaitannya dengan ukuran


pengukuran. Misalnya, jarak 10 m dapat diukur dengan kesalahan ± 1 mm,
sementara jarak 100 m juga dapat diukur dengan akurasi ± 1 mm.

2.1.7. Angka penting


Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran
yang terdiri dari sejumlah angka pasti dan satu angka taksiran.
Setiap hasil dari pengukuran akan menghasilkan sejumlah angka pasti dan
satu angka taksiran,sehingga apabila alat ukur yang kita gunakan sangat peka
maka akan banyak angka penting yang didapat atau dinyatakan.
Aturan menyatakan banyaknya angka penting
a. Semua angka bukan nol adalah angka penting, misal ;
123,35 meter (lima angka penting)
4,75 gram (tiga angka penting)
b. Semua angka nol yang terletak diantara angka bukan nol termasuk angka
penting,
misal ;
1003 (empat angka penting)
20,003 (lima angka penting)
c. Angka nol disebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting,
kecuali ada penjelasan
khusus misalnya garis dibawah angka, misal ;
800 (tiga angka penting)
27,50 (empat angka penting)
276,17090 (lima angka penting)
d. Semua angka nol yang digunakan untuk menentukan letak desimal bukan
angka penting, misal;
0,03 (satu angka penting)
0,2457 ( empat angka penting)
0,00035 (dua angka penting)
Operasi Angka Penting

Anda mungkin juga menyukai