Pengukuran
mempunyai satuan.
Satuan adalah sesuatu yang digunakan untuk menyatakan hasil pengukuran, atau
Berdasarkan satuan-satuan di atas, jika kita akan menentukan jari-jari bumi (6,37 x 10 6 m )
atau periode garputala (2,3 x 10-3 s) maka akan di dapatkan bilangan-bilangan yang sangat
besar atau sangat kecil. Agar bilangan-bilngan tersebut lebih sederhana maka dalam
konferensi tersebut juga dianjurkan penggunaan awalan seperti tebel 1.2.
Jadi, jari-jari bumi seperti di atas dapat ditulis sebagai 6,37 Mm dan periode garputala
sebagai 2,3 ms.
A.2 Definisi Satuan Standar SI
1. Satuan Panjang
Satu meter adalah 1.650.763,73 kali panjang gelombang sinar merah jingga dalam vakum
yang dipancarkan oleh isotop Krypton Kr86.
2. Satuan Massa
Satu kilogram standar adalah massa dari sebuah model silinder platina iridium yang aslinya
disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran International di Sevres. Standar sekunder dikirim ke
berbagai negara dan massa-massa benda yang lainnya ditentukan dengan menggunakan
teknik neraca berlengan sama.
3. Satuan waktu
Satu sekon adalah waktu yang diperlukan oleh atom cesium (Cs 133) untuk melakukan
getaran sebanyak 9.192.631.770 kali
4. satuan suhu
Satu kelvin adalah 1/273,16 suhu titik tripel air.
5. Satuan kuat arus listrik
Satu ampere adalah arus tetap yang dipertahankan untuk tetap mengalir pada dua batang
penghantar sejajar dengan panjang tak terhingga dan dengan luas penampang yang dapat
diabaikan dan dipisahkan sejauh satu meter dalam vakum, yang akan menghasilkan gaya
sebesar 2 x 10-7 N m-1.
6. Satuan intensitas cahaya
Satu candela adalah intesitas cahaya yang besarnya sama dengan intensitas sebuah
sumber cahaya pada satu arah tertentu yang memancarkan radiasi monokhromatik dengan
frekuensi 540 x 1012 Hz dan memiliki intensitas pancaran pada arah tersebut sebesar 1/683
watt per steradian.
Luas ( m2 )
Kecepatan (m/s)
Beberapa besaran turunan dapat dilihat pada tabel berikut!
Disamping besaran pokok dan besaran turunan, masih ada satuan besaran tambahan
sebagai berikut:
B. Alat Ukur
Besaran Fisika
Fisika tidak bisa dilepaskan dari proses pengukuran berbagai besaran fisika dan alat ukur
yang digunakan dalam fisika sedikit berbeda dengan alat ukur yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan dalam fisika membutuhkan tingkat ketelitian yang
sangat tinggi.
Berikut adalah beberapa alat ukur yang digunakan dalam proses pengukuran besaran fisika.
1. Alat ukur panjang
Alat ukur panjang terdiri dari beberapa jenis seperti meteran lipat (pita), mistar, jangka
sorong, dan mikrometer dan masing-masing mempunyai tingkat ketelitian yang berbeda
a. Mistar
Untuk mengukur benda yang panjangnya kurang dari 50 cm atau 100 cm.
Tingkat ketelitiannya 0,5 mm ( x 1 cm)
Satuan yang tercantum dalam mistar adalah cm, mm, serta inchi.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang tepat, maka sudut pengamatan harus tegak
lurus dengan obyek dan mistar.
Contoh pengukuran dengan mistar:
Digunakan untuk megukur suatu obyek yang tidak bisa dilakukan dengan mistar,
c. Jangka sorong
Digunakan untuk mengetahui panjang bagian luar maupun bagian benda dengan
Jangka sorong seperti pada gambar di atas adalah jangka sorong yang skalanya mudah
dibaca. Tetapi jangka sorong yang ada di laboratorium sekolah mempunyai cara pembacaan
skala yang berbeda, dimana ada skala utama dan skala vernier/nonius.
Dan di bawah ini adalah contoh neraca yang sering ditemukan di laboratarium
bahan ku
Prinsip inersia (kelembaman), contoh neraca inersia
Sebenarnya ada banyak alat ukur waktu yang tersedia, seperti jam tangan, jam dinding, jam
bandul dan sebagainya. Namun yang sering digunakan di laboratorium adalah stopwatch.
Ada banyak jenis stopwatch dengan berbagai ketelitian, mulai dari 1 detik, 1/10 detik,
sampai 1/100 detik.
Ada juga stopwatch digital dengan ketelitian yang sangat tinggi, misalnya fasilitas
stopwatch di handphone.
4. Alat Ukur Suhu (temperatur)
Alat ukur suhu adalah termometer, dan ada banyak jenis termomter. Dilihat dari jenis skala
ada tiga macam termomometer, yaitu Celcius, Fahrenheit, dan Reamur. Ditinjau dari bahan
termometrik yang digunakan juga ada tiga jenis termometer, yaitu termometer gas, zat cair,
dan zat padat (termokopel dan hambatan platina).
Cara lain untuk mengukur volume benda adalah dengan memasukkan benda langsung ke
dalam gelas ukur.
Contoh:
Mula-mula air pada gelas ukur menunjuk skala pada 12,4 ml. Setelah sebuah benda
dimasukkan pada gelas ukur, air menunjuk pada skala 20,2 ml.
Jadi volume benda tersebut adalah 20,2 ml 12,4 ml atau 7,8 ml
https://dwicitranurhariyanti.wordpress.com/about-fisika/besaran-dansatuan/
FRIDAY, 18 DECEMBER 2015 FISIKA, PELAJARAN IPA
Pengertian Pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan dan keterampilan yang penting sekali. Mulai dari
bangun tidur sampai kembali tidur kita selalu membutuhkan pengukuran.
Begitu bangun kita mengukur waktu lamanya tidur, akan pergi ke sekolah mengukur
waktu yang dibutuhkan sampai di sekolah. Begitu juga orang lain, yang akan bekerja
pun melakukan pengukuran.
Pengukuran adalah kegiatan mengukur. Mengukur adalah membandingkan besaran
dengan satuannya.
Alat Ukur Besaran Pokok
Dari kegiatan tadi kita dapat mengetahui dan memahami cara pengukuran
menggunakan satuan baku dengan benar. Kebenaran pengukuran akan diperoleh
apabila menggunakan alat ukur dan satuan yang tepat.
Di dalam pengukuran, selain aspek kebenaran, aspek kemanfaatan juga harus
diperhatikan. Hasil pengukuran dikatakan bermanfaat apabila menggunakan satuan
pengukuran yang baku.
Satuan baku yaitu satuan yang nilainya sama atau tetap dan disepakati oleh semua
orang untuk dipakai sebagai pembanding.
Satuan pengukuran yang nilainya berbeda antara satu orang dengan orang lainnya, dan
satu daerah dengan daerah lainnya, disebut satuan tidak baku.
Contohnya mengukur panjang kelas dengan menggunakan meteran, akan
menghasilkan nilai yang sama dan tetap oleh siapa pun yang mengukur.
Maka, pengukuran ini menggunakan satuan baku. Sedangkan jika mengukur kelas
dengan menggunakan langkah kaki, akan menghasilkan nilai yang berbeda karena
langkah setiap orang berbeda-beda.
timbangan tersebut. Hati-hati ketika menggunakan neraca karena neraca ini mudah
patah.
Selain dengan neraca lengan, massa benda dapat diukur dengan neraca pegas. Benda
yang akan dicari massanya diletakkan di bagian bawah neraca, kemudian geserkan
anak timbangan sampai timbangan dalam keadaan seimbang. Angka yang ditunjukkan
oleh anak timbangan merupakan besar massa benda tersebut.
Masukkan sejumlah air ke dalam gelas ukur, kemudian catat volume airnya sebagai V1.
Masukkan batu ke dalam gelas ukur itu, kemudian catat volume airnya sebagai V2.
Maka hitung kenaikan airnya dengan rumus V2 V1 sebagai volume batu itu.
2) Gelas Pancuran
http://www.berpendidikan.com/2015/12/alat-ukur-besaran-pokok-danbesaran-turunan-lengkap.html
Masukkan sejumlah air ke dalam gelas pancuran sampai air ke tepi pancurannya.
Letakkan gelas ukur tepat di bagian bawah pancurannya. Masukkan batu yang akan
diukurnya.
Air yang ada di dalam gelas pancuran terdesak ke luar yang akan ditampung oleh gelas
ukur. Volume air yang ada di gelas ukur sama dengan volume batu.
http://www.berpendidikan.com/2015/12/alat-ukur-besaran-pokok-danbesaran-turunan-lengkap.html
Berikut ini adalah ragam alat ukur yang dipakai untuk dalam pengukuran besaran pokok.
1. Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran panjang, antara lain:
Penggaris
Pita ukur
jangka sorong
Mikrometer sekrup
2. Massa
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran massa:
Neraca pasar
Neraca lengan
Neraca kimia
Neraca pegas
Neraca digital
3. Waktu
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran waktu:
Jam matahari
jam pasir
Jam dinding
Jam tangan
Stopwatch
jam atom
4. Kuat Arus listrik
Alat ukur yang digunakan:
Amperemeter
5. Suhu
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran suhu:
Termometer
6. Intensitas Cahaya
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran cahaya:
Candlemeter atau luxmeter
7. Jumlah Zat
Jumlah zat tidak diukur secara langsung, tetapi dengan cara mengukur terlebih dahulu
massa zat.
https://artikelnesia.com/2011/08/26/alat-ukur-untuk-tujuh-besaran-pokok/
N0
Besaran
Pokok
Satuan SI/MKKS
Singkatan
Satuan Sistem
CGS
Singkatan
Panjang
meter
centimeter
cm
Massa
kilogram
kg
gram
Waktu
detik
detik
Suhu
kelvin
Kelvin
ampere
stat ampere
statA
candela
Cd
candela
Cd
kilo mol
kmol
mol
mol
Kuat arus
listrik
Intensitas
cahaya
Jumlah zat
Di dalam pembicaraan kita sehari-hari yang dimaksud dengan berat badan adalah massa,
sedangkan dalam fisika pengertian berat dan massa berbeda. Berat badan dapat kita tentukan
dengan menggunakan alat timbangan berat badan. Misalnya, setelah ditimbang berat badanmu 50
kg atau dalam fisika bermassa 50 kg. Tinggi atau panjang dan massa adalah sesuatu yang dapat
kita ukur dan dapat kita nyatakan dengan angka dan satuan. Panjang dan massa merupakan
besaran fisika. Jadi, besaran fisika adalah ukuran fisis suatu benda yang dinyatakan secara
kuantitas.
Selain besaran fisika juga terdapat besaran-besaran yang bukan besaran fisika, misalnya perasaan
sedih, gembira, dan lelah. Karena perasaan tidak dapat diukur dan tidak dapat dinyatakan
dengan angka dan satuan, maka perasaan bukan besaran fisika.
Besaran fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran
pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Adapun, besaran turunan
merupakan besaran yang dijabarkan dari besaran-besaran pokok.
Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat standar atau baku, yaitu bersifat tetap, berlaku
universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan tepat. Sistem satuan standar ditetapkan pada
tahun 1960 melalui pertemuan para ilmuwan di Sevres, Paris. Sistem satuan yang digunakan dalam
dunia pendidikan dan pengetahuan dinamakan sistem metrik, yang dikelompokkan menjadi sistem
metrik besar atau MKS (Meter Kilogram Second) yang disebut sistem internasional atau disingkat SI
dan sistem metrik kecil atau CGS (Centimeter Gram Second).
Besaran pokok dan besaran turunan beserta dengan satuannya dapat dilihat dalam Tabel.
Tabel Satuan Besaran Pokok dalam Sistem Metrik
Tabel beberapa contoh garam
Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat dua besaran pokok tambahan, yaitu sudut bidang datar
dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang dengan satuan steradian (sr).
Tabel Beberapa Besaran Turunan beserta Satuannya
N0
Besaran Turunan
Luas
Panjang Lebar
m2
Volume
m3
Massa Jenis
Massa : Volume
kg/m3
Kecepatan
Perpindahan : Waktu
m/s
Percepatan
Kecepatan : Waktu
m/s2
Gaya
Massa Percepatan
Usaha
Gaya Perpindahan
watt
=kg.m2/s3
Daya
Usaha : Waktu
Tekanan
Gaya : Luas
10
Momentum
Massa Kecepatan
kg.m/s
Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh negara dan berguna untuk perkembangan
ilmu pengetahuan dan perdagangan antarnegara. Kamu dapat membayangkan betapa kacaunya
perdagangan apabila tidak ada satuan standar, misalnya satu kilogram dan satu meter kubik.
a. Satuan Internasional untuk Panjang
Hasil pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan dalam satuan meter, centimeter, milimeter,
atau kilometer. Satuan besaran panjang dalam SI adalah meter. Pada mulanya satu meter
ditetapkan sama dengan panjang sepersepuluh juta (1/10000000) dari jarak kutub utara ke
khatulistiwa melalui Paris. Kemudian dibuatlah batang meter standar dari campuran Platina-Iridium.
Satu meter didefinisikan sebagai jarak dua goresan pada batang ketika bersuhu 0C. Meter standar
ini disimpan di International Bureau of Weights and Measure di Sevres, dekat Paris.
Batang meter standar dapat berubah dan rusak karena dipengaruhi suhu, serta menimbulkan
kesulitan dalam menentukan ketelitian pengukuran. Oleh karena itu, pada tahun 1960 definisi satu
meter diubah. Satu meter didefinisikan sebagai jarak 1650763,72 kali panjang gelombang sinar
jingga yang dipancarkan oleh atom gas krypton-86 dalam ruang hampa pada suatu lucutan listrik.
Pada tahun 1983, Konferensi Internasional tentang timbangan dan ukuran memutuskan bahwa satu
meter merupakan jarak yang ditempuh cahaya pada selang waktu 1/299792458
sekon. Penggunaan kecepatan cahaya ini, karena nilainya dianggap selalu konstan.
b. Satuan Internasional untuk Massa
Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan kilogram (kg). Pada mulanya para ahli
mendefinisikan satu kilogram sebagai massa sebuah silinder yang terbuat dari bahan campuran
Platina dan Iridium yang disimpan di Sevres, dekat Paris. Untuk mendapatkan ketelitian yang lebih
baik, massa standar satu kilogram didefinisikan sebagai massa satu liter air murni pada suhu 4C.
c. Satuan Internasional untuk Waktu
Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik atau sekon dalam SI. Pada awalnya satuan waktu
dinyatakan atas dasar waktu rotasi bumi pada porosnya, yaitu 1 hari. Satu detik didefinisikan
sebagai 1/26400 kali satu hari rata-rata. Satu hari rata-rata sama dengan 24 jam = 24 x 60 x 60 =
86400 detik. Karena satu hari matahari tidak selalu tetap dari waktu ke waktu, maka pada tahun
1956 para ahli menetapkan definisi baru. Satu detik adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom
cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak 9192631770 kali.
2. Mengonversi Satuan Panjang, Massa, dan Waktu
Setiap besaran memiliki satuan yang sesuai. Penggunaan satuan suatu besaran harus tepat, sebab
apabila tidak sesuai akan berkesan janggal bahkan lucu. Misalnya seseorang mengatakan tinggi
badannya 150C, orang lain yang mendengar mungkin akan tersenyum karena hal itu salah.
Demikian pula dengan pernyataan bahwa suhu badan orang yang sehat biasanya 36 meter,
terdengar janggal.
Hasil suatu pengukuran belum tentu dinyatakan dalam satuan yang sesuai dengan keinginan kita
atau yang kita perlukan. Contohnya panjang meja 1,5 m, sedangkan kita memerlukan dalam satuan
cm, satuan gram dinyatakan dalam kilogram, dari satuan milisekon menjadi sekon. Untuk
mengonversi atau mengubah dari suatu satuan ke satuan yang lainnya diperlukan tangga konversi.
Gambar di bawah menunjukkan tangga konversi panjang, massa, dan waktu, beserta dengan
langkah-langkah penggunaannya.
1 mil = 1760 yard (1 yard adalah jarak pundak sampai ujung jari tangan orang dewasa).
1 yard = 3 feet (1 feet adalah jarak tumit sampai ujung jari kaki orang dewasa).
1 feet = 12 inci (1 inci adalah lebar maksimal ibu jari tangan orang dewasa).
1 inci = 2,54 cm
1 cm = 0,01 m
Satuan mil, yard, feet, inci tersebut dinamakan satuan sistem Inggris. Untuk besaran massa berlaku
juga sistem konversi dari satuan sehari-hari maupun sistem Inggris ke dalam sistem SI.
Contohnya sebagai berikut.
1 ton = 1000 kg
1 kuintal = 100 kg
1 slug = 14,59 kg
1 ons (oz) = 0,02835 kg
1 pon (lb) = 0,4536 kg
Satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat dikonversi ke dalam sistem SI yaitu detik atau
sekon. Contohnya sebagai berikut.
1 tahun = 3,156 x 10pangkat 7 detik
1 hari = 8,640 x 10 pangkat4 detik
1 jam = 3600 detik
1 menit = 60 detik
Di dalam sistem metrik juga dikenal sistem awalan dari sistem MKS baik ke sistem makro maupun
ke sistem mikro. Perhatikan Tabel berikut ini.
Tabel Awalan Satuan Sistem Metrik Besaran Panjang
Penelitian jagad mikro dengan konversi sistem mikro banyak berkembang dalam bidang teknolgi
dewasa ini, contohnya teknologi nano yang menyelidiki jagad renik seperti sel, virus, bakteriofage,
dan DNA. Adapun penelitian jagad makro menggunakan konversi sistem makro karena objek
penelitiannya mencakup wilayah lain dari jagad raya, yaitu objek alam semesta di luar bumi.
4. Mengonversi Satuan Besaran Turunan
Besaran turunan memiliki satuan yang dijabarkan dari satuan besaranbesaran pokok yang
mendefinisikan besaran turunan tersebut. Oleh karena itu, seringkali dijumpai satuan besaran
turunan dapat berkembang lebih dari satu macam karena penjabarannya dari definisi yang berbeda.
Sebagai contoh, satuan percepatan dapat ditulis dengan m/s2 dapat juga ditulis dengan N/kg.
Satuan besaran turunan dapat juga dikonversi. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini!
1 dyne = 10pangkat-5 newton
1 erg = 10pangkat-7 joule
1 kalori = 0,24 joule
1 kWh = 3,6 x 10pangkat6 joule
1 liter = 10pangkat-3 m3 = 1 dm3
1 ml = 1 cm3 = 1 cc
1 atm = 1,013 x 10pangkat5 pascal
1 gauss = 10pangkat-4 tesla
B. Pengukuran Besaran Fisika
Peranan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Seorang tukang jahit pakaian
mengukur panjang kain untuk dipotong sesuai dengan pola pakaian yang akan dibuat dengan
menggunakan meteran pita. Penjual daging menimbang massa daging sesuai kebutuhan
pembelinya dengan menggunakan timbangan duduk.
Seorang petani tradisional mungkin melakukan pengukuran panjang dan lebar sawahnya
menggunakan satuan bata, dan tentunya alat ukur yang digunakan adalah sebuah batu bata. Tetapi
seorang insinyur sipil mengukur lebar jalan menggunakan alat meteran kelos untuk mendapatkan
satuan meter.
Ketika kita mengukur panjang meja dengan penggaris, misalnya didapat panjang meja 100 cm,
maka panjang meja merupakan besaran, 100 merupakan hasil dari pengukuran sedangkan cm
adalah satuannya.
Beberapa aspek pengukuran yang harus diperhatikan yaitu ketepatan (akurasi), kalibrasi alat,
ketelitian (presisi), dan kepekaan (sensitivitas). Dengan aspek-aspek pengukuran tersebut
diharapkan mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan benar.
Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-besaran fisika, meliputi panjang, massa, dan waktu.
1. Pengukuran Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah
sesuai dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita gunakan pengaris,
sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah menggunakan meteran kelos.
a. Pengukuran Panjang dengan Mistar
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang berbentuk lurus, berbentuk
segitiga yang terbuat dari plastik atau logam, mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita
(meteran pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat
mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.
Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk
menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat
atau disebut dengan kesalahan paralaks.
Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer Reaumur, dan termometer Fahrenheit
adalah
C : R : F = 100 : 80 : 180
C:R:F=5:4:9
Dengan memperhatikan titik tetap bawah 0C = 0R = 32F, maka hubungan skala C, R, dan F dapat
ditulis sebagai berikut:
t C =5/4 tR
t C =5/9 (tF 32)
t R =4/9 (tF 32)
Hubungan skala Celcius dan Kelvin adalah
t K = tC + 273 K
Kita dapat menentukan sendiri skala suatu termometer. Skala termometer yang kita buat dapat
dikonversikan ke skala termometer yang lain apabila pada saat menentukan titik tetap kedua
termometer berada dalam keadaan yang sama.
Misalnya, kita akan menentukan skala termometer X dan Y. Termometer X dengan titik tetap bawah
Xb dan titik tetap atas Xa. Termometer Y dengan titik tetap bawah Yb dan titik tetap atas Ya. Titik
tetap bawah dan titik tetap atas kedua termometer di atas adalah suhu saat es melebur dan suhu
saat air mendidih pada tekanan 1 atmosfer.
Dengan membandingkan perubahan suhu dan interval kedua titik tetap masing-masing termometer,
diperoleh hubungan sebagai berikut.
(Tx -Xb)/(Xa- Xb)=(Ty- Yb)/( Ya- Yb)
Keterangan:
Xa = titik tetap atas termometer X
Pada saat kita naik bus, pohon-pohon di tepi jalan seperti bergerak berlari meninggalkan kita.
Padahal, sebenarnya yang bergerak adalah bus di mana kita sedang berada di dalamnya. Contoh lain
dari gerak semu ini adalah gerak Matahari yang terbit disebelah timur, dan terbenam disebelah barat.
Padahal yang sebenarnya bergerak adalah bumi dan pengamat yang berada di atasnya, sedangkan
Matahari dapat dianggap diam. Dalam hal ini, Bumi yang berotasi adalah suatu sistem yang sedang
bergerak,
dan
pengamat
berada
di
atasnya.
Gerak lurus: Gerak yang lintasannya berbentuk garis lurus. Lintasan adalah titik-titik
berurutan yang dilalui oleh suatu benda yang sedang bergerak. Contoh benda yang bergerak
lurus adalah gerak benda jatuh bebas, misalnya buah kelapa yang jatuh dari tangkainya.
Contoh lainnya, misalnya kelereng yang menggelinding dengan lintasan lurus dan pesawat
yang sedang terbang dengan lintasan lurus di udara. Apakah mobil dapat melakukan gerak
lurus? Dapat saja, asalkan dalam gerakannya itu diusahakan lintasannya lurus.
Gerak melingkar: Gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran atau bagian dari lingkaran itu.
Dalam gerak melingkar jarak benda dengan pusat putaran tetap, namun posisi benda
terhadap pusat lingkaran berubah. Contoh gerak melingkar antara lain: ujung jarum jam yang
melingkari pusat putarannya dan asteroid yang bergerak mengelilingi Matahari.
Gerak parabola: gerak benda dengan lintasan berbentuk parabola. Contoh untuk gerak
parabola ini misalnya benda yang dilempar dengan sudut elevasi tertentu terhadap bidang
datar dan bola yang ditendang melambung ke atas. Ada fenomena menarik tentang gerak
parabola ini. Misalnya sebuah benda pada ketinggian tertentu dilemparkan dalam arah
horizontal. Ternyata, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tanah adalah sama dengan
waktu yang dibutuhkan oleh benda yang dijatuhkan vertikal tanpa kelajuan awal dan
ketinggian yang sama. Fenomena ini menunjukkan kepada kita bahwa gaya tarik bumi (gaya
gravitasi bumi) memberikan percepatan ke bawah yang sama besar kepada kedua benda
tersebut.
Gerak tidak beraturan: gerak benda dengan lintasan yang tidak beraturan disebut gerak
tidak beraturan
http://www.zakapedia.com/2013/01/belajar-fisika-jenis-jenis-gerak.html
3.GerakLurus
Gerak lurus adalah gerak pada suatu benda melalui lintasan garis lurus. Contohnya seperti gerak rotasi
bumi, gerak jatuh buah apel, dan lain sebagainya. Gerak lurus dapat kita bagi lagi menjadi beberapa jenis,
yaitu:
a.Gerak lurus beraturan (GLB)
Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang lurus beraturan dengan kecepatan yang tetap dan
stabil.
Misal:
Kereta melaju dengan kecepatan yang sama di jalur rel yang lurus
Mobil di jalan tol dengan kecepatan tetap stabil di dalam perjalanannya.
b. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak suatu benda yang tidak beraturan dengan kecepatan yang
berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Misalnya:
Gerak jatuhnya tetesan air hujan dari atap ke lantai
Mobil yang bergerak di jalan lurus mulai dari berhenti
https://l4mb4ng.wordpress.com/tag/pengertian-gerak-serta-macam-jenis-gerak-semurelatif/
Gerak Lurus Beraturan (GLB) & Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
GLB
Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus beraturan jika kecepatannya selalu konstan. Kecepatan
konstan artinya besar kecepatan alias kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan. Karena besar
kecepatan alias kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan maka bisa dikatakan bahwa benda bergerak
pada lintasan lurus dengan kelajuan konstan. Misalnya sebuah mobil bergerak lurus ke arah timur
dengan kelajuan konstan 10 m/s. Ini berarti mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 10 meter setiap
sekon. Karena kelajuannya konstan maka setelah 2 sekon, mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 20
meter, setelah 3 sekon mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 30 meter dan seterusnya
bandingkan dengan gambar di samping. Perhatikan besar dan arah panah. Panjang panah mewakili
besar kecepatan alias kelajuan, sedangkan arah panah mewakili arah kecepatan. Arah kecepatan mobil
= arah perpindahan mobil = arah gerak mobil.
Perhatikan bahwa ketika dikatakan kecepatan, maka yang dimaksudkan adalah kecepatan sesaat.
Demikian juga sebaliknya, ketika dikatakan kecepatan sesaat, maka yang dimaksudkan
adalah kecepatan.
Ketika sebuah benda melakukan gerak lurus beraturan, kecepatan benda sama dengan kecepatan ratarata. Kok bisa ya ? yupz. Dalam gerak lurus beraturan (GLB) kecepatan benda selalu konstan.
Kecepatan konstan berarti besar kecepatan (besar kecepatan = kelajuan) dan arah kecepatan selalu
konstan. Besar kecepatan atau kelajuan benda konstan atau selalu sama setiap saat karenanya besar
kecepatan atau kelajuan pasti sama dengan besar kecepatan rata-rata.
Contoh GLB
Karena arah percepatan benda selalu konstan maka benda pasti bergerak pada lintasan lurus. Arah
percepatan konstan = arah kecepatan konstan = arah gerakan benda konstan = arah gerakan benda
tidak berubah = benda bergerak lurus.Besar percepatan konstan bisa berarti kelajuan bertambah secara
konstan atau kelajuan berkurang secara konstan. Ketika kelajuan benda berkurang secara konstan,
kadang kita menyebutnya sebagai perlambatan konstan. Untuk gerakan satu dimensi (gerakan pada
lintasan lurus), kata percepatan digunakan ketika arah kecepatan = arah percepatan, sedangkan kata
perlambatan digunakan ketika arah kecepatan dan percepatan berlawanan.
Misalnya mula-mula mobil diam. Setelah 1 detik, mobil bergerak dengan kelajuan 2 m/s. Setelah 2 detik
mobil bergerak dengan kelajuan 4 m/s. Setelah 3 detik mobil bergerak dengan kelajuan 6 m/s. Setelah 4
detik mobil bergerak dengan kelajuan 8 m/s. Dan seterusnya Tampak bahwa setiap detik kelajuan
mobil bertambah 2 m/s. Kita bisa mengatakan bahwa mobil mengalami percepatan konstan sebesar 2
m/s per sekon = 2 m/s2.
Contoh 2 : Besar perlambatan konstan (kelajuan benda berkurang secara konstan)
Misalnya mula-mula benda bergerak dengan kelajuan 10 km/jam. Setelah 1 detik, benda bergerak
dengan kelajuan 8 km/jam. Setelah 2 detik benda bergerak dengan kelajuan 6 km/jam. Setelah 3 detik
benda bergerak dengan kelajuan 4 km/jam. Setelah 4 detik benda bergerak dengan kelajuan 2 km/jam.
Setelah 5 detik benda berhenti. Tampak bahwa setiap detik kelajuan benda berkurang 2 km/jam. Kita bisa
mengatakan bahwa benda mengalami perlambatan konstan sebesar 2 km/jam per sekon.
Perhatikan bahwa ketika dikatakan percepatan, maka yang dimaksudkan adalahpercepatan sesaat.
Demikian juga sebaliknya, ketika dikatakan percepatan sesaat, maka yang dimaksudkan
adalah percepatan. Nah, dalam gerak lurus berubah beraturan (GLBB), percepatan benda selalu konstan
setiap saat, karenanya percepatan benda sama dengan percepatan rata-ratanya. Jadibesar percepatan =
besar percepatan rata-rata. Demikian juga, arah percepatan = arah percepatan rata-rata.
Dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit ditemukan benda yang melakukan gerak lurus berubah
beraturan, di mana perubahan kecepatannya terjadi secara teratur, baik ketika hendak bergerak dari
keadaan diam maupun ketika hendak berhenti. walaupun demikian, banyak situasi praktis terjadi ketika
percepatan konstan/tetap atau mendekati konstan, yaitu jika percepatan tidak berubah terhadap waktu
(ingat bahwa yang dimaksudkan di sini adalah percepatan tetap, bukan kecepatan).
Contoh GLBB
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan
kecepatan v yang berubah setiap saat karena adanya percepatan yang tetap. Dengan kata
lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal
akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau perlambatan (a= -).
Pada umumnya GLBB didasari oleh Hukum Newton II ( F = m . a).
vt = v0 + a.t
vt2 = v02 + 2 a S
S = v0 t + 1/2 a t2
https://azzakadarwati.wordpress.com/ipa/gerak-lurus-beraturan-glb/
Posisi didefinisikan sebagai kedudukan benda terhadap titik acuan. Titik acuan adalah titik asal (0,0)
dalam koordinat bidang xy. Secara matematis Posisi dituliskan sebagai berikut :
Maksud dari adalah vektor satuan, berturut - turut dalam arah x dan y.
Besar suatu panjang dari vektor "r" dapat diketahui menggunakan Teorema Phytagoras, yakni :
Contoh Soal :
Sebuah partikel bergerak pada bidang datar xy dari titik P(2,4) ke titik Q(6,3) dengan lintasan
sembarang. Tentukan :
1. Persamaan vector posisi di P dan Q
2. Perpindahan titik tersebut dari P ke Q
3. Besar dan arah perpindahannya
Penyelesaian :
r1 = x + y
r1 = 2 + 4
Vektor Posisi Q : r2 = x + y
r2 = 6 + 3
1. Vektor Posisi P :
2.
3. Karena kita mencari Besar maka kita menggunakan rumus Phytagoras sedangkan untuk arah kita
menggunakan Rumus arah ( arc tan y/x ).
b. Kecepatan Sesaat
Kecepatan sesaat adalah turunan dari fungsi posisi terhadap waktu. jadi rumus untuk kecepatan
sesaat yaitu :
Contoh Soal :
Sebuah partikel sedang bergerak pada suatu bidang datar dengan sumbu koordinat x dan y. Posisi
partikel ini berubah terhadap waktu mengikuti persamaan r = ( 5t 2 + 9 ) + (2t2 + 12) j dan v = ( 5t )
+ ( 2t ) j dengan r dalam meter dan t dalam sekon.
a. Kecepatan partikel saat t = 0 sekon dan t = 2 sekon
b. Kecepatan rata - rata partikel dalam selang waktu t = 0 hingga t = 2 sekon
c. Besar Kecepatan rata - rata partikel dalam selang waktu t = 0 hingga t = 2 sekon
Penyelesaian :
a. Kecepatan sesaat
Saat t = 0 sekon : v = ( 5t ) + ( 2t ) j
v = ( 5(0) ) + ( 2(0) ) j
v=0+0j
Saat t = 2 sekon : v = ( 5t ) + ( 2t ) j
v = ( 5(2) ) + ( 2(2) ) j
v = 10 + 4 j
b. Setelah Kecepatan saat t = 0 dan t = 2 sekon diketahui maka kita kurangkan sesuai variable dan j
c. Untuk menentukan besar suatu partikel kita menggunakan rumus Phytagoras jadi :
Percepatan didefinisikan sebagai perubaahan kecepatan benda tiap satuan waktu. Percepatan dibagi
menjadi 2 yaitu ..
a. Percepatan Rata -rata
Percepatan rata - rata yaitu perubahan kecepatan tiap satuan waktu. Rumusnya yaitu ..
Contoh Soal :
Diketahui v = ( 3t+9 ) + (6t+9t) j, tentukan percepatan rata - rata partikel selang waktu
1 sekon hingga 4 sekon
Penyelesaian :
b. Percepatan Sesaat
Percepatan sesaat adalah percepatan dalam selang waktu sangat kecil atau mendekati 0.
(v) kita turunkan 1 kali dan jika dari posisi (r) ke percepatan (a) kita turunkan 2 kali dan jika
dari kecepatan ke percepatan maka kita turunkan 1 kali.
Dan untuk Integral jika suatu benda diketahui percepatan (a) maka untuk mencari kecepatan (v) kita
Integralkan 1 kali dan 2 kali jika kita ingin mencari posisi (r).
Jika ke atas 1 kali maka Integralkan 1 kali, begitupun juga ke atas 2 kali Integralkan 2 kali. Dan sama
halnya seperti Integral Jika ke bawah 1 kali maka Turunkan 1 kali, begitupun juga ke atas 2 kali
Turunkan 2 kali.
Contoh Soal Turunan :
Diketahui r(t) = ( 3t2 2t ) + ( 4t3 4t ) j, Tentukan Kecepatan ( v ) dan Percepatan ( a )
Penyelesaian :
Kecepatan :
r(t) = ( 3t2 2t ) + ( 4t3 4t ) j
v(t) = ( 3x2 t 2 ) + ( 4x3 t2 4 ) j
v(t) = ( 6t 2 ) + ( 12t2 4 ) j
Percepatan :
v(t) = ( 6t 2 ) + ( 12t2 4 ) j
a(t) = 6 + ( 24t ) j
Contoh Soal Integral :
Diketahui a(t) = ( 4 2t ) + ( 6t 3 ) j, Tentukan Kecepatan ( v ) dan Percepatan ( a )
Penyelesaian :
Kecepatan :
Posisi :
http://www.bantubelajar.com/2014/10/persamaangerak-posisi-perpindahan.html
1. VEKTOR
a.Pengertian Besaran Vektor dan Besaran Skalar
Besaran dibagi menjadi 2 yaitu besaran skalar dan besaran vektor.
Skalar adalah besaran yang dicirikan sepenuhnya oleh besarnya (magnitude)
Contoh : masssa, panjang, waktu, suhu, intensitas cahaya, energi, muatan listrik
dsb.
Vektor adalah besaran yang dicirikan oleh besar (magnitude) dan arah
Contoh : berat, gaya, kecepatan, medan listrik, medan magnet, kuat medan listrik, percepatan
gravitasi, dsb.
b. Notasi dan Aljabar Vektor
Besaran vektor dinotasikan dengan memakai simbol huruf tebal/huruf besar/huruf
besar atau kecil yang di garis atasnya, sedangkan untuk vektor satuan (vektor dengan
harga absolut/magnitude) dinyatakan dengan huruf kecil yang di tebalkan.
Simbol vektor : A atau A atau atau a
Simbol vektor satuan : aA atau a atau ax
** note : permisalan vektor A
Secara grafis vector digambarkan dengan segmen garis berarah (anak panah). Panjang
segmen garis (pada skala yang sesuai) menyatakan besar vector dan anak panah
menunjukkan arah vector. Berikut ini merupakan contoh penggambaran vector A danB. Hasil
penjumlahan Vektor A dan B atau A + B ditunjukkan dengan hukum jajaran
genjang.
A
B
A+B
Gambar 1.
Penggambaran vector secara grafis
Vektor satuan dalam arah vektor A dapat ditentukan dengan membagi A dengan
nilai absolutnya :
aA =A
|A|
2. Sistem Koordinat
Vektor adalah besaran yang ditentukan oleh besar dan arahnya. Dalam aplikasinya
vector selalu menempati ruang. Untuk menjelaskan fenomena vector di dalam ruang
dapat digunakan bantuan system koordinat untuk menjelaskan besar dan arah
vector. Ada banyak sistem koordinat yang dikembangkan tetapi dalam materi ini
hanya 3 koordinat yang akan dibahas.
a. Koordinat Cartesian
Koordinat kartesian digunakan untuk menyatakan suatu benda yang memiliki
bentuk siku seperti garis lurus, bidang datar siku dan ruang siku-siku. Bentuk-bentuk
siku akan mudah digambarkan dalam koordinat kartesius baik 2 dimensi
maupun 3 dimensi.
Dalam koordinat kartesius 2 dimensi terdiri dari 2 sumbu yaitu sumbu
horizontal (mendatar) yaitu sumbu x dan sumbu tegak (vertical) yaitu sumbu y.
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Koordinat kartesius 2 dimensi digunakan untuk menggambarkan objek 1 dimensi
dan 2 dimensi. Contoh objek satu dimensi yaitu garis baik garis lurus maupun
garis lengkung. Sedangkan contoh objek 2 dimensi yaitu bidang datar. Objek 1
dimensi dan 2 dimensi dapat digambarkan pada koordinat 3 dimensi dengan baik,
sedangkan untuk objek 3 dimensi harus digambarkan pada koordinat 3 dimensi.
Koordinat Kartesius 3 Dimensi
Koordinat kartesius 3 dimensi digunakan untuk menggambarkan suatu objek baik
1 dimensi, 2 dimensi maupun 3 dimensi. Koordinat kartesius 3 dimensi
mempunyai 3 sumbu koordinat yaitu sumbu x, y, dan z. Untuk lebih jelasnya
silahkan perhatikan gambar berikut :
Sudut yang dibentuk antar sumbu koordinat adalah 90 atau dengan kata lain
sumbu x tegak lurus dengan sumbu y dan sumbu z, demikian juga sumbu y tegak
lurus dengan sumbu x dan z dan juga sumbu z tegak lurus dengan sumbu x dan
sumbu y.
Gambar 5. vector dalam koordinat kartesius 3 dimensi
2. Koordinat silindris
Tidak semua benda mempunyai bentuk siku-siku seperti balok, kubus, bujur
sangkar, dan bentuk-bentuk siku lainnya. Benda-benda seperti tabung, botol, pipa,
tampat sampah, kerucut memiliki bentuk lingkaran dengan simetri yang khas.
Bentuk-bentuk seperti ini akan susah untuk digambarkan pada koordinat kartesius
karena simetri lingkaran sulit untuk digambarkan.
Atas dasar inilah muncullah ide untuk mengembangkan system koordinat untuk
benda-benda seperti ini yaitu dengan membuat koordinat silinder. Koordinat silinder terdiri dari
3 sumbu koordinat yaitu koordinat r, , dan z.
Tiga Unit vektor satuan sumbu r,,dan z adalah sebagai berikut :
Ar = r
a =
az = z
|ar|= 1
|a| = 1
|az|= 1
Dengan operasi sebagai berikut :
ar x a = az
a x ar = -az
a x az = ar
az x az = -ar
az x ar = a
ar x az = -a
Konversi dari koordinat silinder ke koordinat kartesius adalah sebagai berikut :
x = r cos , y = r sin , z = z
Konversi dari koordinat kartesius ke silinder adalah sebagai berikut :
r = x2 + y2
Z=Z
Contoh visualisi penggambaran objek dalam koordinat silinder untuk
kasus, r konstan, konstan dan z konstan. Dari gambar ini dapat dibayangkan kirakira
suatu objek yang menempati koordinat silinder akan seperti pada gambar di bawah ini.
3. Koordinat bola
Koordinat bola digunakan untuk menyatakan suatu objek yang mempunyai
bentuk simetri bola. Sebagai contoh adalah bumi yang kita tempati. Posisi atau
kedudukan objek-objek yang berada dibumi akan sulit dijelaskan dengan
koordinat kartesius maupun tabung karena bentuk bumi yang bundar. Oleh karena
itu digunakan system koordinat bola agar mudah dibayangkan. Untuk menyatakan
besaran vektor, koordinat bola menggunakan 3 sumbu koordinat yaitu r, , dan .
Vektor satuan dalam arah r, , :
aR = R
|aR|= 1
a =
|a|= 1
a =
|a|= 1
AR x a = a
a x a = aR
a x aR = a
a x aR = -aZ
a x a = -aR
aR x a = -a
http://source-of-education.blogspot.co.id/2013/04/vektor-dan-sistem-koordinat-cartesian.html
Dalam fisika kelajuan dan kecepatan mengandung arti yang berbeda. Sering terjadi
kesalahan umum tentang kelajuan dan kecepatan . Misalkan mobil bergerak 70
km/jam, maka dikatakan Mobil bergerak dengan kelajuan 70 km/jam bukan
kecepatannya. Kelajuan termasuk besaran skalar karena tidak bergantung pada
arahnya. Sehingga kelajuan selalu bernilai positif. Alat yang digunakan untuk
mengukur kelajuan adalah spidometer.
Bagaimanakah cara menentukan seberapa cepat kedudukan telah berubah? Tentu
kamu akan dapat menjawabnya setelah mempelajari kecepatan. Misal, seseorang
berlari 10 m/s ke arah barat. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa kelajuan pelari tersebut 10 m/s, sedangkan kecepatannya adalah 10 m/s ke
arah barat. Kecepatan termasuk besaran vektor karena bergantung pada arahnya.
Dengan kata lain kecepatan adalah perpindahan selama selang waktu tertentu.
Apabila kecepatan, kelajuan dinyatakan dengan v, perpindahan, jarak dinyatakan s
dan waktu tempuh t secara matematis dirumuskan :
Keterangan
v = kecepatan, kelajuan (m/s)
s = perpindahan, jarak (m)
t = waktu tempuh (s)
Kecepatan dan kelajuan hanya dibedakan oleh arahnya saja, sehingga keduanya
mempunyai satuan yang sama yaitu m/s. Pernahkah kamu memperhatikan seorang
pengendara sepeda motor yang sedang melaju? Apakah sepeda motor yang sedang
dikendarainya bergerak dengan kelajuan tetap? Nah, untuk dapat menjawabnya
ikuti penjelasan berikut.
1. Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi perpindahan dan selang waktu.
Kedudukan awal benda A berpindah ke B
Misal dari gambar di atas perpindahaan x (delta x) ditempuh dalam selang waktu
t (delta t), maka kecepatan rata-rata v dirumuskan :
Keterangan
= Kecepatan rata-rata (m/s)
x= Selisih perpindahan (m)
x = x2 x1
t = Selisih waktu tempuh (s)
t = t2 t1
= delta
2. Kelajuan rata-rata
Kelajuan rata-rata adalah hasil bagi jarak total yang ditempuh dengan waktu
tempuh. Misal kamu naik bus melakukan perjalanan ke suatu tempat. Jarak 20
kilometer ditempuh dalam waktu 30 menit (setengah jam). Maka dapat kamu hitung
kelajuan rata-rata bus sebagai berikut.
Kelajuan rata rata = km 20/0,5 jam = 40 km/jam
Mestinya bus melaju hampir tidak mungkin dengan kelajuan tetap 40 km/jam. Pada
kondisi jalan lurus dan sepi kelajuannya mungkin 70 km/jam atau 80 km/jam, tetapi
saat di tikungan tajam atau jalanan ramai kelajuannya 20 km/jam atau 30 km/jam.
Jika kamu bergerak menempuh jarak s, waktu t, maka kelajuan rata rata dapat
ditentukan dengan rumus :
Keterangan
= kelajuan rata-rata (m/s)
s = jarak total (m)
t = waktu tempuh total (s)
PERCEPATAN a = ax i + ay j m/s2
pada benda yang memiliki kecepatan ( ax , ay)
Contoh :
Sebuah partikel bergerak dengan percepatan(5,3) m/s 2, maka penulisan persamaan
percepatannya adalah
a = ax i + ay j m/s2
a = 5 i + 3 j m/s2
Bagaimana bila partikel berpindah posisi dari titik P(3,2)m menuju ke titik
Q(5,5)m ?
Perpindahan adalah perubahan posisi/kedudukan suatu partikel dalam selang waktu
tertentu dimana titik awal P dan titik akhir Q
Maka perpindahan partikel memenuhi persamaan :
r = rQ rP
r = (x1i + y1j) (x2i + y2j) meter
r = (x2i x1i) + (y2j y1j) meter
atau r = x i + y j
sehingga
r = (5i + 5j) (3i + 2j) meter
r = (5i 3i) + (5j 2j) meter
r = 2i + 3j meter
Berapa besar perpindahannya ?
r2 = (2i)2 + (3j)2 meter
r2 = 4.i2 + 9.j2 meter karena i2 = 1 dan j2 = 1 maka
r2 = 4 + 9
r = (4 + 9) atau 13
http://makeyousmarter.blogspot.co.id/2015/11/posisi-kecepatan-dan-percepatan.html
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
beraturan dengan kecepatan yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Misalnya : Gerak jatuhnya tetesan air hujan dari atap ke lantai - Mobil yang bergerak di jalan
lurus mulai dari berhenti
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
Gerak jatuhnya tetesan air hujan dari atap ke lantai - Mobil yang bergerak di jalan
lurus mulai dari berhenti
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di
mana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang
tetap. Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier
melainkan kuadratik (sumber: id.wikipedia.org).
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah
mendatar dengan kecepatan v yang berubah setiap saat karena adanya
percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari
keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah
kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau perlambatan (a= )
(sumber: bebas.xlsm.org).
GLBB adalah gerak suatu benda pada lintasan garis lurus dengan percepatan
tetap. Maksud dari percepatan tetap yaitu percepatan percepatan yang besar
dan arahnya tetap (sumber: sidikpurnomo.net).
Jadi, gerak lurus berubah beraturan adalah gerak benda dengan lintasan garis lurus
dan memiliki kecepatan setiap saat berubah dengan teratur.
Pada gerak lurus berubah beraturan gerak benda dapat mengalami percepatan atau
perlambatan. Gerak benda yang mengalami percepatan disebut gerak lurus
berubah beraturan dipercepat, sedangkan gerak yang mengalami perlambatan
disebut gerak lurus berubah beraturan diperlambat.
Benda yang bergerak semakin lama semakin cepat dikatakan benda tersebut
mengalami percepatan.
Suatu benda melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) jika percepatannya
selalu konstan. Percepatan merupakan besaran vektor (besaran yang mempunyai
besar dan arah). Percepatan konstan berarti besar dan arah percepatan selalu
konstan setiap saat. Walaupun besar percepatan suatu benda selalu konstan tetapi
jika arah percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan.
Demikian juga sebaliknya jika arah percepatan suatu benda selalu konstan tetapi
besar percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan.
Karena arah percepatan benda selalu konstan maka benda pasti bergerak pada
lintasan lurus. Arah percepatan konstan = arah kecepatan konstan = arah gerakan
benda konstan = arah gerakan benda tidak berubah = benda bergerak lurus.Besar
percepatan konstan bisa berarti kelajuan bertambah secara konstan atau kelajuan
berkurang secara konstan. Ketika kelajuan benda berkurang secara konstan, kadang
kita menyebutnya sebagai perlambatan konstan. Untuk gerakan satu dimensi
(gerakan pada lintasan lurus), kata percepatan digunakan ketika arah kecepatan =
arah percepatan, sedangkan kata perlambatan digunakan ketika arah kecepatan
dan percepatan berlawanan.
Grafik kecepatan terhadap waktunya adalah seperti gambar di bawah ini.
Grafik menunjukkan gerak lurus berubah beraturan karena garis pada grafik lurus
yang menunjukkan bahwa percepatannya tetap.
Keterangan:
Vt = kecepatan akhir atau kecepatan setelah t sekon
(m/s)
V0 = kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = selang waktu (s)
s = jarak tempuh (m)
Jawab:
Cara Saya:
s = luas I + luas II + luas III
s = (12 . 4 . 10) + (2 . 10) + (12 . 2 . 10)
s = 20 + 20 + 10 = 50 m
Nah, jauh lebih simple dan cepat, kan? :)
Contoh GLBB
Gerak Jatuh Bebas
Gerak jatuh bebas adalah gerak benda yang jatuh dari suatu ketinggian tanpa
kecepatan awal di sekitar bumi. Gerak jatuh bebas dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
Benda-benda yang jatuh bebas. Rumus ini akurat saat benda dijatuhkan di ruang
hampa.
Keterangan:
vt = kecepatan saat t sekon (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s 2)
h = jarak yang ditempuh benda (m)
t = selang waktu (s)
Gerak Vertikal ke Bawah
Gerak Vertikal ke bawah adalah gerak suatu benda yang dilemparkan vertikal ke
bawah dengan kecepatan awal dan dipengaruhi oleh percepatan. Rumus-rumus
gerak vertikal ke bawah adalah sebagai berikut.
Keterangan:
h = jarak/perpindahan (m)
v0 = kecepatan awal (m/s)
vt = kecepatan setelah t (m/s)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
t = selang waktu (s)
Gerak Vertikal ke Atas
Gerak vertikal ke atas adalah gerak suatu benda yang dilempar vertikal ke atas
dengan kecepatan awal tertentu (v0) dan percepatan g saat kembali turun. Rumus
gerak vertikal ke atas adalah sebagai berikut.
Di titik tertinggi benda, kecepatan benda adalah nol. Persamaan yang berlaku di
titik tertinggi adalah sebagai berikut.
Keterangan:
tnaik = selang waktu dari titik pelemparn hingga mencapai titik tertinggi (s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
hmaks = jarak yang ditempuh hingga titik tertinggi (m)
Saat mulai turun, persamaannya sama seperti gerak jatuh bebas. Rumusnya
adalah:
http://materifisikaxsem1.blogspot.co.id/p/blog-page_4215.html
Gerak lurus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis lurus. Jenis gerak ini
disebut juga sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu yang sama terjadi perpindahan
yang besarnya sama.
Pengelompokkan
Gerak lurus dapat dikelompokkan menjadi gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah
beraturan yang dibedakan dengan ada dan tidaknya percepatan.
Gerak lurus beraturan
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu objek, di mana dalam gerak ini
kecepatannya tetap dikarenakan tidak adanya percepatan, sehingga jarak yang ditempuh dalam
gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu.
dengan arti dan satuan dalam SI:
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu objek, di mana kecepatannya
berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap. Akibat adanya percepatan, rumus
jarak yang ditempuh tidak lagi linier melainkan kuadratik.
dengan arti dan satuan dalam SI:
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
https://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_lurus
4. Rumus GLB
Keterangan:
v = kecepatan (km/jam atau m/s)
s = jarak (km atau m)
t = waktu tempuh (jam atau s)
5. Rumus GLBB
vt = v0 + a.t
s = v0.t + a.t2
vt2 = v02 + 2.a.s
a = percepatan (m/s2)
vt = kecepatan akhir
v0 = kecepatan awal
Nah, itulah rumus yang berkaitan dengan Rumus Gerak Lurus, GLB dan GLBB,
silahkan gunakan rumus tersebut untuk menghitung benda yang bergerak lurus, GLB
dan GLBB.
http://garda-pengetahuan.blogspot.co.id/2013/08/rumus-gerak-lurus-glbdan-glbb.html#
GLB - GLBB Gerak Lurus
Fisikastudycenter.com- Contoh Soal dan Pembahasan tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan
(GLBB) dan Gerak Lurus Beraturan (GLB), termasuk gerak vertikal ke atas dan gerak jatuh
bebas, materi fisika kelas 10 (X) SMA. Mencakup penggunaan rumus-rumus GLBB/GLB dan
membaca grafik V-t.
Soal No. 1
Batu bermassa 200 gram dilempar lurus ke atas dengan kecepatan awal 50 m/s.
Jika percepatan gravitasi ditempat tersebut adalah 10 m/s2, dan gesekan udara diabaikan,
tentukan :
a) Tinggi maksimum yang bisa dicapai batu
b) Waktu yang diperlukan batu untuk mencapai ketinggian maksimum
c) Lama batu berada diudara sebelum kemudian jatuh ke tanah
Pembahasan
a) Saat batu berada di titik tertinggi, kecepatan batu adalah nol dan percepatan yang digunakan
adalah percepatan gravitasi. Dengan rumus GLBB:
c) Lama batu berada di udara adalah dua kali lama waktu yang diperlukan untuk mencapai titik
tertinggi.
t = (2)(5) = 10 sekon
Soal No. 2
Sebuah mobil bergerak dengan kelajuan awal 72 km/jam kemudian direm hingga berhenti pada
jarak 8 meter dari tempat mulainya pengereman. Tentukan nilai perlambatan yang diberikan pada
mobil tersebut!
Pembahasan
Ubah dulu satuan km/jam menjadi m/s kemudian gunakan persamaan untuk GLBB diperlambat:
Soal No. 3
Soal No. 4
Seekor semut bergerak dari titik A menuju titik B pada seperti terlihat pada gambar berikut.
Tentukan:
a) Kecepatan rata-rata gerak pesawat
b) Kelajuan rata-rata gerak pesawat
Pembahasan
Salah satu cara :
Terlebih dahulu cari panjang PQ, QR, QR', RR', PR' dan PR
Tentukan:
a) Jarak tempuh dari A - B
b) Jarak tempuh dari B - C
c) Jarak tempuh dari C - D
d) Jarak tempuh dari A - D
Pembahasan
a) Jarak tempuh dari A - B
Cara Pertama
Data :
Vo = 0 m/s
a = (2 0) : (3 0) = 2/3 m/s2
t = 3 sekon
S = Vo t + 1/2 at2
S = 0 + 1/2 (2/3 )(3)2 = 3 meter
Cara Kedua
Dengan mencari luas yang terbentuk antara titik A, B dang angka 3 (Luas Segitiga = setengah
alas x tinggi) akan didapatkan hasil yang sama yaitu 3 meter
b) Jarak tempuh dari B - C
Cara pertama dengan Rumus GLB
S = Vt
S = (2)(4) = 8 meter
Cara kedua dengan mencari luas yang terbentuk antara garis B-C, angka 7 dan angka 3 (luas
persegi panjang)
c) Jarak tempuh dari C - D
Cara Pertama
Data :
Vo = 2 m/s
a = 3/2 m/s2
t = 9 7 = 2 sekon
S = Vo t + 1/2 at2
S = (2)(2) + 1/2 (3/2 )(2)2 = 4 + 3 = 7 meter
Cara kedua dengan mencari luas yang terbentuk antara garis C-D, angka 9 dan angka 7 (luas
trapesium)
S = 1/2 (jumlah sisi sejajar) x tinggi
S = 1/2 (2+5)(9-7) = 7 meter.
d) Jarak tempuh dari A - D
Jarak tempuh A-D adalah jumlah dari jarak A-B, B-C dan C-D
Soal No. 8
Mobil A dan B dalam kondisi diam terpisah sejauh 1200 m.
Kedua mobil kemudian bergerak bersamaan saling mendekati dengan kecepatan konstan masingmasing VA = 40 m/s dan VB = 60 m/s.
Tentukan:
a) Jarak mobil A dari tempat berangkat saat berpapasan dengan mobil B
b) Waktu yang diperlukan kedua mobil saling berpapasan
c) Jarak mobil B dari tempat berangkat saat berpapasan dengan mobil A
Pembahasan
Waktu tempuh mobil A sama dengan waktu tempuh mobil B, karena berangkatnya bersamaan.
Jarak dari A saat bertemu misalkan X, sehingga jarak dari B (1200 X)
tA = tB
S
S
A/VA = B/VB
(x)
/40 = ( 1200 x ) /60
6x = 4( 1200 x )
6x = 4800 4x
10x = 4800
x = 480 meter
b) Waktu yang diperlukan kedua mobil saling berpapasan
x = VA t
480 = 40t
t = 12 sekon
c) Jarak mobil B dari tempat berangkat saat berpapasan dengan mobil A
SB =VB t = (60) (12) = 720 m
Soal No. 9
Diberikan grafik kecepatan terhadap waktu dari gerak dua buah mobil, A dan B.
Tentukan pada jarak berapakah mobil A dan B bertemu lagi di jalan jika keduanya berangkat dari
tempat yang sama!
Pembahasan
Analisa grafik:
Jenis gerak A GLB dengan kecepatan konstan 80 m/s
Jenis gerak B GLBB dengan percepatan a = tan = 80 : 20 = 4 m/s2
Kedua mobil bertemu berarti jarak tempuh keduanya sama, misal keduanya bertemu saat waktu t
SA = SB
VA t =VoB t + 1/2 at2
80t = (0)t + 1/2 (4)t2
2t2 80t = 0
t2 40t = 0
t(t 40) = 0
t = 0 sekon atau t = 40 sekon
Kedua mobil bertemu lagi saat t = 40 sekon pada jarak :
SA = VA t = (80)(40) = 3200 meter
Soal No. 10 (Gerak Vertikal ke Bawah / Jatuh Bebas)
Sebuah benda jatuh dari ketinggian 100 m. Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 tentukan:
a) kecepatan benda saat t = 2 sekon
b) jarak tempuh benda selama 2 sekon
c) ketinggian benda saat t = 2 sekon
d) kecepatan benda saat tiba di tanah
e) waktu yang diperlukan benda hingga tiba di tanah
Pembahasan
a) kecepatan benda saat t = 2 sekon
Data :
t=2s
a = g = 10 m/s2
Vo = 0 m/s
Vt = .....!
Vt = Vo + at
Vt = 0 + (10)(2) = 20 m/s
c) jarak tempuh benda selama 2 sekon
S = Vot + 1/2at2
S = (0)(t) + 1/2 (10)(2)2
S = 20 meter
c) ketinggian benda saat t = 2 sekon
ketinggian benda saat t = 2 sekon adalah tinggi mula-mula dikurangi jarak yang telah ditempuh
benda.
S = 100 20 = 80 meter
d) kecepatan benda saat tiba di tanah
Vt2 = Vo2 + 2aS
Vt2 = (0) + 2 aS
Vt = (2aS) = [(2)(10)(100)] = 205 m/s
e) waktu yang diperlukan benda hingga tiba di tanah
Vt = V0 + at
205 = (0) + (10) t
t = 25 sekon
Soal No. 11
Besar kecepatan suatu partikel yang mengalami perlambatan konstan ternyata berubah dari 30
m/s menjadi 15 m/s setelah menempuh jarak sejauh 75 m. Partikel tersebut akan berhenti setelah
menempuh jarak....
A. 15 m
B. 20 m
C. 25 m
D. 30 m
E. 50 m
(Soal SPMB 2003)
Pembahasan
Data pertama:
Vo = 30 m/s
Vt = 15 m/s
S = 75 m
S = o t + 1/2 gt2
S = (0)(2) + 1/2 (10)(2)2
S = 5(4) = 20 meter
Soal No. 13
Sebuah benda dijatuhkan dari ketinggian h di atas tanah. Setelah sampai di tanah kecepatannya
10 m s1, maka waktu yang diperlukan untuk mencapai ketinggian 1/2 h dari tanah (g = 10 m. s2 )
adalah.....
A. 1/2 2 sekon
B. 1 sekon
C. 2 sekon
D. 5 sekon
E. 52 sekon
(Soal Ebtanas 2002)
Pembahasan
Data:
Untuk jarak tempuh sejauh S1 = h
o = 0 ms1
t = 10 m s1
t = o + at
10 = 0 + 10t
t = 1 sekon -> t1
Untuk jarak tempuh sejauh S2 = 1/2 h
t2 =......
Soal No. 14
Sebuah batu dijatuhkan dari puncak menara yang tingginya 40 m di atas tanah. Jika g = 10 m s2,
maka kecepatan batu saat menyentuh tanah adalah.
A. 202 m s1
B. 20 m s1
C. 102 m s1
D. 10 m s1
E. 42 m s1
(Ebtanas Fisika 1996)
Pembahasan
Jatuh bebas, kecepatan awal nol, percepatan a = g = 10 m s2
Soal No. 15
Mobil massa 800 kg bergerak lurus dengan kecepatan awal 36 km.jam1 setelah menempuh jarak
150 m kecepatan menjadi 72 km. jam1. Waktu tempuh mobil adalah...
A. 5 sekon
B. 10 sekon
C. 17 sekon
D. 25 sekon
E. 35 sekon
(Ujian Nasional 2009)
Pembahasan
Data soal:
m = 800 kg
o = 36 km/jam = 10 m/s
t = 72 km/jam = 20 m/s
S = 150 m
t = ..........
Tentukan dulu percepatan gerak mobil (a) sebagai berikut:
t2 = o2 + 2aS
202 = 102 + 2a(150)
400 = 100 + 300 a
400 100 = 300 a
300 = 300 a
a = 300/300 = 1 m/s2
Rumus kecepatan saat t:
t = o + at
20 = 10 + (1)t
t = 20 10 = 10 sekon
Catatan:
Massa mobil (m) tidak diperlukan dalam perhitungan, apalagi merknya.
http://fisikastudycenter.com/fisika-x-sma/243-glb-glbb-gerak-lurus
1. Vektor Posisi
Penulisan vektor dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi yang umumnya digunakan dalam
kinematika adalah penulisan dengan vektor satuan.
r=xi+yj
2. Perpindahan
Perubahan posisi pada gerak dua dimensi dapat dicari menggunakan rumus berikut ini:
r=r2r1
Sebuah partikel bergerak dalam bidang-XY dari suatu titik dengan koordinat (-3,5) m
menuju titik dengan koordinat (-1,-8). Tuliskan (a) vektor posisi dan (b) vektor
perpindahannya.
a) Vektor Posisi
r1=(3i+5j) m
r2=(1i8j) m
b) Perpindahan
r=r2r1
r=(1(3))i+(85)j
r=(2i13j) m
3. Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata pada gerak dua dimensi dapat dicari menggunakan rumus:
v=rt= r2r1t2t1
maka persamaan dapat dituliskan menjadi
v=vxi+vyj
Dari persamaan ini, coba carilah vektor kecepatan rata-rata apabila dalam contoh soal
sebelumnya waktu yang diperlukan untuk berpindah adalah 2 sekon.
v=2i13j2= i6,5j m/s
4. Kecepatan sesaat
Misalkan seseorang berlari dengan lintasan lurus 100 meter, dan waktu yang diperlukan untuk
orang tersebut sampai ke garis finish adalah 20 sekon. Dari situ dapat diketahui kecepatan rataratanya adalah 5 m/s, lalu bagaimana cara menghitung kecepatan pada saat t? Kita bisa
mengatakan kecepatan sesaat pada t=4 sadalah juga 5 m/s bila orang tersebut berlari dengan
kecepatan konstan, tetapi apakah itu mungkin? Kita tahu kecepatan orang berlari akan berubahubah tergantung pada mental dan fisik
Diperlukan kalkulus untuk menghitung kecepatan sesaat:
v=limt0rt=drdt
Dalam gerak dua dimensi ini, posisi juga dapat dinyatakan dalam fungsi posisi terhadap waktu.
Sebelum kita mencoba mengerjakan contoh soal dua dimensi, mari kita coba kerjakan soal satu
dimensi.
Posisi sebuah partikel yang bergerak pada bidang-XY dinyatakan dalam r=(t3
2t2)i+(3t2)j, r dalam meter dan t dalam sekon. Carilah (a) vektor kecepatan partikel dan
(b) besar kecepatannya pada saat t=2 s.
a) Vektor kecepatan dapat dicari dengan menggunakan turunan
drdt=(3t24t)i+(6t)j
v(2)=(128)i+(12)j
v(2)=(4)i+(12)j
b) Besar kecepatan dapat dicari dengan rumus besar resultan vektor
v(2)=42+122
v(2)=16+144= 160 12,65 m/s
5. Percepatan rata-rata
Percepatan rata-rata pada gerak dua dimensi dapat dicari menggunakan rumus:
a=vt= v2v1t2t1
maka persamaan dapat dituliskan menjadi
a=axi+ayj
6. Percepatan sesaat
Dengan konsep yang sama dengan kecepatan sesaat, diperlukan kalkulus untuk menghitung
percepatan sesaat:
a=limt0vs=dvdt
Mari kita coba selesaikan contoh soal berikut.
Posisi sebuah partikel yang bergerak pada bidang-XY dinyatakan dalam r=(t3
2t2)i+(3t2)j, r dalam meter dan t dalam sekon. Carilah (a) vektor percepatan partikel
dan (b) besar percepatannya pada saat t=2 s.
a) Kita telah mengerjakan sampai dengan kecepatan pada soal sebelumnya, saatnya untuk
menurunkan lagi.
drdt=(3t24t)i+(6t)j
dvdt=(6t4)i+(6)j
a(2)=(124)i+(6)j
a(2)=(8)i+(6)j
b) Besar percepatan dapat dicari dengan rumus besar resultan vektor
a(2)=82+62
a(2)=64+36= 100= 10 m/s2
Video di bawah ini akan mencoba menghitung percepatan lompatan belalang
https://www.tentorku.com/kinematika-2d-vektor-posisi-perpindahan-kecepatan-dan-percepatan/
Gerak Lurus yang dipelajari di Kelas X dapat dianalisis tanpa menggunakan vector.
Tetapi gerak pada bidang (dua dimensi) maka kita harus menganalisisnya dengan menggunakan
vector. Secara umum, besaran gerak (Posisi, Kecepatan dan Percepatan) diuraikan atas dua
komponen yang saling tegak lurus.
POSISI r = x i + y j m
pada benda yang memiliki koordinat ( x , y)
Contoh :
Sebuah partikel berada pada koordinat (3,2) meter, maka penulisan persamaan posisinya adalah
r=xi+ yjm
r=
3i+
2j
m
KECEPATAN v = vx i + vy j m/s
pada benda yang memiliki kecepatan ( vx , vy)
Contoh :
Sebuah partikel bergerak dengan kecepatan (4,1) m/s, maka penulisan persamaan kecepatannya
adalah
v = vx i + vy j m/s
v = 4 i + j m/s
PERCEPATAN a = ax i + ay j m/s2
pada benda yang memiliki kecepatan ( ax , ay)
Contoh :
Sebuah partikel bergerak dengan percepatan(5,3) m/s 2, maka penulisan persamaan percepatannya
adalah
a = ax i + ay j m/s2
a = 5 i + 3 j m/s2
Bagaimana bila partikel berpindah posisi dari titik P(3,2)m menuju ke titik Q(5,5)m ?
Perpindahan adalah perubahan posisi/kedudukan suatu partikel dalam selang waktu tertentu
dimana titik awal P dan titik akhir Q