Anda di halaman 1dari 69

Besaran, Satuan, dan Pengukuran

Pengukuran

A. Besaran dan Satuan.


Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhubungan dengan besaran dan
satuan. Ketika menyebutkan tinggi badan seseorang 175 cm dan berat badannya 60 kg,
maka kita sedang berhubungan dengan besaran panjang dan satuannya cm, dan besaran
massa dengan satuan kg.
Nah, apa itu besaran dan satuan?
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka serta

mempunyai satuan.
Satuan adalah sesuatu yang digunakan untuk menyatakan hasil pengukuran, atau

pembanding dalam suatu pengukuran tertentu.


Ada banyak besaran fisika, oleh karena itu perlu dipilih beberapa besaran yang
menjadi besaran dasar dan besaran-besaran lain dapat diturunkan daripadanya.
A.1 Besaran Pokok
Berdasarkan hasil-hasil pertemuan sebelumnya dan hasil-hasil panitia internasional, maka
dalam Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran ke-14 (1971) di Perancis, berhasil
menetapkan tujuh besaran sebagai dasar (besaran pokok) seperti pada tabel 1.1. dan
merupakan dasar bagi Sistem Satuan Internasional yang biasa disingkat SI (dari bahasa
Perancis Le Systeme Internasional dUnites.)

Berdasarkan satuan-satuan di atas, jika kita akan menentukan jari-jari bumi (6,37 x 10 6 m )
atau periode garputala (2,3 x 10-3 s) maka akan di dapatkan bilangan-bilangan yang sangat
besar atau sangat kecil. Agar bilangan-bilngan tersebut lebih sederhana maka dalam
konferensi tersebut juga dianjurkan penggunaan awalan seperti tebel 1.2.

Jadi, jari-jari bumi seperti di atas dapat ditulis sebagai 6,37 Mm dan periode garputala
sebagai 2,3 ms.
A.2 Definisi Satuan Standar SI
1. Satuan Panjang
Satu meter adalah 1.650.763,73 kali panjang gelombang sinar merah jingga dalam vakum
yang dipancarkan oleh isotop Krypton Kr86.
2. Satuan Massa
Satu kilogram standar adalah massa dari sebuah model silinder platina iridium yang aslinya
disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran International di Sevres. Standar sekunder dikirim ke
berbagai negara dan massa-massa benda yang lainnya ditentukan dengan menggunakan
teknik neraca berlengan sama.

3. Satuan waktu
Satu sekon adalah waktu yang diperlukan oleh atom cesium (Cs 133) untuk melakukan
getaran sebanyak 9.192.631.770 kali
4. satuan suhu
Satu kelvin adalah 1/273,16 suhu titik tripel air.
5. Satuan kuat arus listrik
Satu ampere adalah arus tetap yang dipertahankan untuk tetap mengalir pada dua batang
penghantar sejajar dengan panjang tak terhingga dan dengan luas penampang yang dapat
diabaikan dan dipisahkan sejauh satu meter dalam vakum, yang akan menghasilkan gaya
sebesar 2 x 10-7 N m-1.
6. Satuan intensitas cahaya
Satu candela adalah intesitas cahaya yang besarnya sama dengan intensitas sebuah
sumber cahaya pada satu arah tertentu yang memancarkan radiasi monokhromatik dengan
frekuensi 540 x 1012 Hz dan memiliki intensitas pancaran pada arah tersebut sebesar 1/683
watt per steradian.

7. Satuan jumlah zat


Satu mol sama dengan jumlah zat yang mengandung satuan elementer sebanyak jumlah
atom di dalam 0,012 kg karbon-12. Satuan elementer dapat berupa atom, molekul, ion,
elektron, dll dan harus ditentukan.
A.3 Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya merupakan gabungan dari satuan-satuan
dasar (pokok).
Contoh:

Luas ( m2 )

Massa jenis ( kg/m3)

Kecepatan (m/s)
Beberapa besaran turunan dapat dilihat pada tabel berikut!

Disamping besaran pokok dan besaran turunan, masih ada satuan besaran tambahan
sebagai berikut:

B. Alat Ukur
Besaran Fisika

Fisika tidak bisa dilepaskan dari proses pengukuran berbagai besaran fisika dan alat ukur
yang digunakan dalam fisika sedikit berbeda dengan alat ukur yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan dalam fisika membutuhkan tingkat ketelitian yang
sangat tinggi.
Berikut adalah beberapa alat ukur yang digunakan dalam proses pengukuran besaran fisika.
1. Alat ukur panjang
Alat ukur panjang terdiri dari beberapa jenis seperti meteran lipat (pita), mistar, jangka
sorong, dan mikrometer dan masing-masing mempunyai tingkat ketelitian yang berbeda
a. Mistar

Untuk mengukur benda yang panjangnya kurang dari 50 cm atau 100 cm.
Tingkat ketelitiannya 0,5 mm ( x 1 cm)
Satuan yang tercantum dalam mistar adalah cm, mm, serta inchi.

Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang tepat, maka sudut pengamatan harus tegak
lurus dengan obyek dan mistar.
Contoh pengukuran dengan mistar:

Panjang balok di atas adalah 3,2 cm atau 32 mm.


b. Meteran lipat (pita pengukur)

Digunakan untuk megukur suatu obyek yang tidak bisa dilakukan dengan mistar,

misalnya karena ukurannya terlalu panjang atau bentuknya tidak lurus.


Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 1 mm.

c. Jangka sorong

Digunakan untuk mengetahui panjang bagian luar maupun bagian benda dengan

sangat akurat / teliti


Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 0,1 mm

Jangka sorong seperti pada gambar di atas adalah jangka sorong yang skalanya mudah
dibaca. Tetapi jangka sorong yang ada di laboratorium sekolah mempunyai cara pembacaan
skala yang berbeda, dimana ada skala utama dan skala vernier/nonius.

Cara membaca skala:

Hasil pembacaan = 4,74 cm atau 47,4 mm


d. Mikrometer Sekrup

Digunakan untuk mengetahui ukuran panjang yang sangat kecil


Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 0,01 mm

2. Alat Ukur Massa


Neraca yang digunakan di laboratorium fisika pada umumnya berbeda neraca yang
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah beberapa contoh neraca berbagai bentuk.

Dan di bawah ini adalah contoh neraca yang sering ditemukan di laboratarium

Ada empat macam prinsip kerja neraca, yaitu:


Prinsip kesetimbangan gaya gravitasi, contoh neraca sama lenga
Prinsip kesetimbangan momen gaya, contoh neraca dacin
Prinsip kesetimbangan gaya elastis, contoh neraca pegas untuk menimbang bahan

bahan ku
Prinsip inersia (kelembaman), contoh neraca inersia

3. Alat Ukur Waktu

Sebenarnya ada banyak alat ukur waktu yang tersedia, seperti jam tangan, jam dinding, jam
bandul dan sebagainya. Namun yang sering digunakan di laboratorium adalah stopwatch.

Ada banyak jenis stopwatch dengan berbagai ketelitian, mulai dari 1 detik, 1/10 detik,
sampai 1/100 detik.
Ada juga stopwatch digital dengan ketelitian yang sangat tinggi, misalnya fasilitas
stopwatch di handphone.
4. Alat Ukur Suhu (temperatur)
Alat ukur suhu adalah termometer, dan ada banyak jenis termomter. Dilihat dari jenis skala
ada tiga macam termomometer, yaitu Celcius, Fahrenheit, dan Reamur. Ditinjau dari bahan
termometrik yang digunakan juga ada tiga jenis termometer, yaitu termometer gas, zat cair,
dan zat padat (termokopel dan hambatan platina).

5. Alat Ukur Massa jenis


Massa jenis termasuk besaran turunan yaitu sama dengan massa dibagai volume benda.
Oleh karena itu, untuk menentukan massa jenis sebuah benda kita perlu dua alat ukur,
yaitu alat ukur massa (neraca) dan alat ukur volume (penggaris untuk benda yang teratur
bentuknya atau gelas ukur).

Cara lain untuk mengukur volume benda adalah dengan memasukkan benda langsung ke
dalam gelas ukur.

Contoh:

Mula-mula air pada gelas ukur menunjuk skala pada 12,4 ml. Setelah sebuah benda
dimasukkan pada gelas ukur, air menunjuk pada skala 20,2 ml.
Jadi volume benda tersebut adalah 20,2 ml 12,4 ml atau 7,8 ml

https://dwicitranurhariyanti.wordpress.com/about-fisika/besaran-dansatuan/
FRIDAY, 18 DECEMBER 2015 FISIKA, PELAJARAN IPA

Alat Ukur Besaran Pokok dan Besaran Turunan Lengkap


Berikut ini merupakan pembahasan tentang pengukuran, pengertian pengukuran, alat
ukur besaran pokok, alat ukur besaran turunan, alat ukur panjang, alat ukur jumlah zat,
alat ukur massa, alat ukur waktu, alat ukur fisika, alat ukur luas, alat pengukur gaya,
mikrometer sekrup, alat pengukur suhu, akat ukur volume, alat untuk mengukur gaya
dan alat ukur satuan internasional.

Pengertian Pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan dan keterampilan yang penting sekali. Mulai dari
bangun tidur sampai kembali tidur kita selalu membutuhkan pengukuran.
Begitu bangun kita mengukur waktu lamanya tidur, akan pergi ke sekolah mengukur
waktu yang dibutuhkan sampai di sekolah. Begitu juga orang lain, yang akan bekerja
pun melakukan pengukuran.
Pengukuran adalah kegiatan mengukur. Mengukur adalah membandingkan besaran
dengan satuannya.
Alat Ukur Besaran Pokok
Dari kegiatan tadi kita dapat mengetahui dan memahami cara pengukuran
menggunakan satuan baku dengan benar. Kebenaran pengukuran akan diperoleh
apabila menggunakan alat ukur dan satuan yang tepat.
Di dalam pengukuran, selain aspek kebenaran, aspek kemanfaatan juga harus
diperhatikan. Hasil pengukuran dikatakan bermanfaat apabila menggunakan satuan
pengukuran yang baku.
Satuan baku yaitu satuan yang nilainya sama atau tetap dan disepakati oleh semua
orang untuk dipakai sebagai pembanding.

Satuan pengukuran yang nilainya berbeda antara satu orang dengan orang lainnya, dan
satu daerah dengan daerah lainnya, disebut satuan tidak baku.
Contohnya mengukur panjang kelas dengan menggunakan meteran, akan
menghasilkan nilai yang sama dan tetap oleh siapa pun yang mengukur.
Maka, pengukuran ini menggunakan satuan baku. Sedangkan jika mengukur kelas
dengan menggunakan langkah kaki, akan menghasilkan nilai yang berbeda karena
langkah setiap orang berbeda-beda.

a. Alat Ukur Panjang


Panjang merupakan jarak di antara dua titik. Termasuk besaran pokok yang satuan SInya adalah meter (m).
Mengukur panjang dengan secara tidak baku dilakukan dengan alat ukur yang berupa
jari, jengkal, depa, lengan, langkah, dan hasta. Pengukuran seperti itu hasilnya akan
berbeda karena jengkal, lengan, langkah, dan hasta untuk setiap orang berbeda.
Mengukur panjang dengan satuan baku harus menggunakan alat ukur seperti mistar,
meteran, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
1) Mistar dan Meteran
Mengukur dengan mistar harus dilakukan dengan ketelitian dan kehatihatian karena
mudah patah. Cara mengukur panjang yang benar dengan menggunakan mistar.
2) Jangka Sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter pipa, dan memiliki ketelitian 0,1
mm. Pada jangka sorong terdapat dua rahang, yaitu rahang atas sebagai skala tetap,
dan rahang bawah sebagai skala nonius.
Jangka sorong terbuat dari logam, sehingga harus hati-hati sewaktu menggunakannya,
karena logamnya tipis mudah patah.
Cara membaca jangka sorong:
rahang atas menunjukkan jarak 2 lebih 2 sebagai skala tetap = 22 mm
rahang bawah adanya garis skala yang persis berimpit dengan skala tetap yaitu garis
ke-4 = 0,4 mm, 22 + 0,4 = 22,4. Maka dibacanya = 22,4 mm Atau = 2,24 cm
3) Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan plat, kertas, dan buku.
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm.
Cara membaca mikrometer sekrup:
laras menunjukkan jarak 2 lebih sebagai skala tetap = 2 mm
pemutar adanya garis laras yang persis berimpit dengan skala tetap yaitu garis ke-38
= 0,38 mm, 2 + 0,38 = 2,38 Maka dibaca = 2,38 mm

b. Alat Ukur Massa


Massa merupakan seluruh kandungan yang dimiliki oleh benda. Termasuk besaran
pokok dengan satuan SI-nya adalah kilogram (kg). Alat ukurnya berupa timbangan atau
neraca.
Mengukur massa berarti membandingkan massa benda dengan massa kilogram dengan
menggunakan alat ukur timbangan atau neraca.
Massa benda yang akan dicari diletakkan pada salah satu piringan neraca, dan anak
timbangan diletakkan pada piringan neraca yang lain. Kedua piringan itu harus dalam
keadaan seimbang.
Apabila setelah seimbang, maka massa bendanya sesuai dengan massa anak

timbangan tersebut. Hati-hati ketika menggunakan neraca karena neraca ini mudah
patah.
Selain dengan neraca lengan, massa benda dapat diukur dengan neraca pegas. Benda
yang akan dicari massanya diletakkan di bagian bawah neraca, kemudian geserkan
anak timbangan sampai timbangan dalam keadaan seimbang. Angka yang ditunjukkan
oleh anak timbangan merupakan besar massa benda tersebut.

c. Alat Ukur Waktu


Waktu termasuk besaran pokok dan satuan pokok dalam SI dinyatakan dengan sekon.
Alat ukur waktu jam tangan atau arloji, jam digital, dan stopwatch. Mengukur waktu
adalah membandingkan waktu dengan satuan sekon dengan menggunakan alat ukur
jam atau stopwatch.
Mengukur waktu dapat dilihat dari pergeseran jarum jam pada jam tangan atau jam
lainnya. Supaya waktu yang diukur lebih teliti gunakanlah stopwatch. Stopwatch sering
digunakan pada kegiatan penelitian, karena stopwatch lebih teliti dari jam atau arloji.
Cara penggunaan stopwatch dimulai dari tekan tombol pengatur jarum ke angka nol.
Tekan tombol star untuk memulai menghitung. Tekan tombol stop untuk melihat
lamanya waktu.
Perhatikan posisi jarum panjang dan jarum pendek. Jarum pendek menunjukkan menit
dan jarum panjang menunjukkan sekon. Hatihati dengan stopwatch, jangan sampai
jatuh, karena mudah rusak.

d. Alat Ukur Suhu


Suhu menunjukkan derajat panasnya suatu benda. Suhu termasuk besaran pokok
dengan satuan pokok dalam SI dinyatakan dengan Kelvin, dan alat ukurnya
berupa termometer.
Mengukur suhu berarti membandingkan besaran suhu terhadap satuan derajat suhu,
dengan menggunakan termometer. Hati-hati pada saat memegang dan
menggunakannya karena mudah pecah.

e. Alat Ukur Kuat Arus Listrik


Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir. Kuat arus
listrik termasuk besaran pokok, satuan pokoknya adalah ampere, dan alat
ukurnya amperemeter.
Alat Ukur Besaran Turunan
Masih Ingatkah kamu, apa saja besaran turunan itu? Dalam pembelajaran kita
akan mengukur luas dan volume.

a. Alat Ukur Luas


Luas sebagai besaran turunan, yang berasal dari besaran pokok panjang dan
panjang. Satuan luas menurut SI adalah meter persegi (m 2). Mengukur luas
dapat meng-gunakan rumus. Rumusnya tergantung dari bentuk bendanya.

b. Alat Ukur Volume


Volume atau isi merupakan besaran turunan dari panjang, panjang, dan
panjang. Satuan volume menurut SI adalah meter kubik (m 3).
Mengukur volume dapat menggunakan rumus seperti pada gambar di
samping ini. Sedangkan untuk benda yang tidak beraturan seperti batu,
untuk mengukur volumenya menggunakan alat ukur yang berupa gelas ukur
dan gelas pancuran disertai gelas ukur.
1) Gelas Ukur

Gambar: Gelas Ukur

Masukkan sejumlah air ke dalam gelas ukur, kemudian catat volume airnya sebagai V1.
Masukkan batu ke dalam gelas ukur itu, kemudian catat volume airnya sebagai V2.
Maka hitung kenaikan airnya dengan rumus V2 V1 sebagai volume batu itu.
2) Gelas Pancuran
http://www.berpendidikan.com/2015/12/alat-ukur-besaran-pokok-danbesaran-turunan-lengkap.html

Gambar: Gelas Pancuran

Masukkan sejumlah air ke dalam gelas pancuran sampai air ke tepi pancurannya.
Letakkan gelas ukur tepat di bagian bawah pancurannya. Masukkan batu yang akan
diukurnya.
Air yang ada di dalam gelas pancuran terdesak ke luar yang akan ditampung oleh gelas
ukur. Volume air yang ada di gelas ukur sama dengan volume batu.

http://www.berpendidikan.com/2015/12/alat-ukur-besaran-pokok-danbesaran-turunan-lengkap.html

Alat Ukur untuk Tujuh Besaran Pokok


Artikelnesia / 26/08/2011

Berikut ini adalah ragam alat ukur yang dipakai untuk dalam pengukuran besaran pokok.
1. Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran panjang, antara lain:
Penggaris
Pita ukur
jangka sorong
Mikrometer sekrup
2. Massa
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran massa:
Neraca pasar
Neraca lengan
Neraca kimia
Neraca pegas
Neraca digital
3. Waktu
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran waktu:
Jam matahari
jam pasir
Jam dinding
Jam tangan
Stopwatch
jam atom
4. Kuat Arus listrik
Alat ukur yang digunakan:
Amperemeter
5. Suhu
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran suhu:
Termometer
6. Intensitas Cahaya
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran cahaya:
Candlemeter atau luxmeter
7. Jumlah Zat
Jumlah zat tidak diukur secara langsung, tetapi dengan cara mengukur terlebih dahulu
massa zat.

https://artikelnesia.com/2011/08/26/alat-ukur-untuk-tujuh-besaran-pokok/

Besaran Fisika dan Pengukuran


A. Besaran Fisika dan Satuan
1. Pengertian Besaran Fisika, Besaran Pokok, dan Besaran Turunan

N0

Besaran
Pokok

Satuan SI/MKKS

Singkatan

Satuan Sistem
CGS

Singkatan

Panjang

meter

centimeter

cm

Massa

kilogram

kg

gram

Waktu

detik

detik

Suhu

kelvin

Kelvin

ampere

stat ampere

statA

candela

Cd

candela

Cd

kilo mol

kmol

mol

mol

Kuat arus
listrik

Intensitas
cahaya

Jumlah zat

Di dalam pembicaraan kita sehari-hari yang dimaksud dengan berat badan adalah massa,
sedangkan dalam fisika pengertian berat dan massa berbeda. Berat badan dapat kita tentukan
dengan menggunakan alat timbangan berat badan. Misalnya, setelah ditimbang berat badanmu 50
kg atau dalam fisika bermassa 50 kg. Tinggi atau panjang dan massa adalah sesuatu yang dapat
kita ukur dan dapat kita nyatakan dengan angka dan satuan. Panjang dan massa merupakan
besaran fisika. Jadi, besaran fisika adalah ukuran fisis suatu benda yang dinyatakan secara
kuantitas.
Selain besaran fisika juga terdapat besaran-besaran yang bukan besaran fisika, misalnya perasaan
sedih, gembira, dan lelah. Karena perasaan tidak dapat diukur dan tidak dapat dinyatakan
dengan angka dan satuan, maka perasaan bukan besaran fisika.
Besaran fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran
pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Adapun, besaran turunan
merupakan besaran yang dijabarkan dari besaran-besaran pokok.
Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat standar atau baku, yaitu bersifat tetap, berlaku
universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan tepat. Sistem satuan standar ditetapkan pada
tahun 1960 melalui pertemuan para ilmuwan di Sevres, Paris. Sistem satuan yang digunakan dalam
dunia pendidikan dan pengetahuan dinamakan sistem metrik, yang dikelompokkan menjadi sistem
metrik besar atau MKS (Meter Kilogram Second) yang disebut sistem internasional atau disingkat SI
dan sistem metrik kecil atau CGS (Centimeter Gram Second).
Besaran pokok dan besaran turunan beserta dengan satuannya dapat dilihat dalam Tabel.
Tabel Satuan Besaran Pokok dalam Sistem Metrik
Tabel beberapa contoh garam
Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat dua besaran pokok tambahan, yaitu sudut bidang datar
dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang dengan satuan steradian (sr).
Tabel Beberapa Besaran Turunan beserta Satuannya

N0

Besaran Turunan

Penjabaran dari Besaran


Pokok

Satuan dalam MKKS

Luas

Panjang Lebar

m2

Volume

Panjang Lebar Tinggi

m3

Massa Jenis

Massa : Volume

kg/m3

Kecepatan

Perpindahan : Waktu

m/s

Percepatan

Kecepatan : Waktu

m/s2

Gaya

Massa Percepatan

newton (N) = kg.m/s2

Usaha

Gaya Perpindahan

joule (J) =kg.m2/s2

watt

=kg.m2/s3

Daya

Usaha : Waktu

Tekanan

Gaya : Luas

pascal (Pa) = N/m2

10

Momentum

Massa Kecepatan

kg.m/s

Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh negara dan berguna untuk perkembangan
ilmu pengetahuan dan perdagangan antarnegara. Kamu dapat membayangkan betapa kacaunya
perdagangan apabila tidak ada satuan standar, misalnya satu kilogram dan satu meter kubik.
a. Satuan Internasional untuk Panjang
Hasil pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan dalam satuan meter, centimeter, milimeter,
atau kilometer. Satuan besaran panjang dalam SI adalah meter. Pada mulanya satu meter
ditetapkan sama dengan panjang sepersepuluh juta (1/10000000) dari jarak kutub utara ke
khatulistiwa melalui Paris. Kemudian dibuatlah batang meter standar dari campuran Platina-Iridium.
Satu meter didefinisikan sebagai jarak dua goresan pada batang ketika bersuhu 0C. Meter standar
ini disimpan di International Bureau of Weights and Measure di Sevres, dekat Paris.
Batang meter standar dapat berubah dan rusak karena dipengaruhi suhu, serta menimbulkan
kesulitan dalam menentukan ketelitian pengukuran. Oleh karena itu, pada tahun 1960 definisi satu
meter diubah. Satu meter didefinisikan sebagai jarak 1650763,72 kali panjang gelombang sinar
jingga yang dipancarkan oleh atom gas krypton-86 dalam ruang hampa pada suatu lucutan listrik.
Pada tahun 1983, Konferensi Internasional tentang timbangan dan ukuran memutuskan bahwa satu
meter merupakan jarak yang ditempuh cahaya pada selang waktu 1/299792458
sekon. Penggunaan kecepatan cahaya ini, karena nilainya dianggap selalu konstan.
b. Satuan Internasional untuk Massa
Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan kilogram (kg). Pada mulanya para ahli
mendefinisikan satu kilogram sebagai massa sebuah silinder yang terbuat dari bahan campuran
Platina dan Iridium yang disimpan di Sevres, dekat Paris. Untuk mendapatkan ketelitian yang lebih
baik, massa standar satu kilogram didefinisikan sebagai massa satu liter air murni pada suhu 4C.
c. Satuan Internasional untuk Waktu
Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik atau sekon dalam SI. Pada awalnya satuan waktu
dinyatakan atas dasar waktu rotasi bumi pada porosnya, yaitu 1 hari. Satu detik didefinisikan
sebagai 1/26400 kali satu hari rata-rata. Satu hari rata-rata sama dengan 24 jam = 24 x 60 x 60 =
86400 detik. Karena satu hari matahari tidak selalu tetap dari waktu ke waktu, maka pada tahun
1956 para ahli menetapkan definisi baru. Satu detik adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom
cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak 9192631770 kali.
2. Mengonversi Satuan Panjang, Massa, dan Waktu

Setiap besaran memiliki satuan yang sesuai. Penggunaan satuan suatu besaran harus tepat, sebab
apabila tidak sesuai akan berkesan janggal bahkan lucu. Misalnya seseorang mengatakan tinggi
badannya 150C, orang lain yang mendengar mungkin akan tersenyum karena hal itu salah.
Demikian pula dengan pernyataan bahwa suhu badan orang yang sehat biasanya 36 meter,
terdengar janggal.
Hasil suatu pengukuran belum tentu dinyatakan dalam satuan yang sesuai dengan keinginan kita
atau yang kita perlukan. Contohnya panjang meja 1,5 m, sedangkan kita memerlukan dalam satuan
cm, satuan gram dinyatakan dalam kilogram, dari satuan milisekon menjadi sekon. Untuk
mengonversi atau mengubah dari suatu satuan ke satuan yang lainnya diperlukan tangga konversi.
Gambar di bawah menunjukkan tangga konversi panjang, massa, dan waktu, beserta dengan
langkah-langkah penggunaannya.

3. Awalan Satuan dan Sistem Satuan di Luar Sistem Metrik


Di samping satuan sistem metrik, juga dikenal satuan lainnya yang sering dipakai dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya liter, inci, yard, feet, mil, ton, dan ons. Satuan-satuan tersebut dapat dikonversi
atau diubah ke dalam satuan sistem metrik dengan patokan yang ditentukan. Konversi besaran
panjang menggunakan acuan sebagai berikut:

1 mil = 1760 yard (1 yard adalah jarak pundak sampai ujung jari tangan orang dewasa).
1 yard = 3 feet (1 feet adalah jarak tumit sampai ujung jari kaki orang dewasa).
1 feet = 12 inci (1 inci adalah lebar maksimal ibu jari tangan orang dewasa).
1 inci = 2,54 cm
1 cm = 0,01 m
Satuan mil, yard, feet, inci tersebut dinamakan satuan sistem Inggris. Untuk besaran massa berlaku
juga sistem konversi dari satuan sehari-hari maupun sistem Inggris ke dalam sistem SI.
Contohnya sebagai berikut.
1 ton = 1000 kg
1 kuintal = 100 kg
1 slug = 14,59 kg
1 ons (oz) = 0,02835 kg
1 pon (lb) = 0,4536 kg
Satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat dikonversi ke dalam sistem SI yaitu detik atau
sekon. Contohnya sebagai berikut.
1 tahun = 3,156 x 10pangkat 7 detik
1 hari = 8,640 x 10 pangkat4 detik
1 jam = 3600 detik
1 menit = 60 detik
Di dalam sistem metrik juga dikenal sistem awalan dari sistem MKS baik ke sistem makro maupun
ke sistem mikro. Perhatikan Tabel berikut ini.
Tabel Awalan Satuan Sistem Metrik Besaran Panjang

Penelitian jagad mikro dengan konversi sistem mikro banyak berkembang dalam bidang teknolgi
dewasa ini, contohnya teknologi nano yang menyelidiki jagad renik seperti sel, virus, bakteriofage,
dan DNA. Adapun penelitian jagad makro menggunakan konversi sistem makro karena objek
penelitiannya mencakup wilayah lain dari jagad raya, yaitu objek alam semesta di luar bumi.
4. Mengonversi Satuan Besaran Turunan
Besaran turunan memiliki satuan yang dijabarkan dari satuan besaranbesaran pokok yang
mendefinisikan besaran turunan tersebut. Oleh karena itu, seringkali dijumpai satuan besaran
turunan dapat berkembang lebih dari satu macam karena penjabarannya dari definisi yang berbeda.
Sebagai contoh, satuan percepatan dapat ditulis dengan m/s2 dapat juga ditulis dengan N/kg.
Satuan besaran turunan dapat juga dikonversi. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini!
1 dyne = 10pangkat-5 newton
1 erg = 10pangkat-7 joule
1 kalori = 0,24 joule
1 kWh = 3,6 x 10pangkat6 joule
1 liter = 10pangkat-3 m3 = 1 dm3
1 ml = 1 cm3 = 1 cc
1 atm = 1,013 x 10pangkat5 pascal
1 gauss = 10pangkat-4 tesla
B. Pengukuran Besaran Fisika

Peranan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Seorang tukang jahit pakaian
mengukur panjang kain untuk dipotong sesuai dengan pola pakaian yang akan dibuat dengan
menggunakan meteran pita. Penjual daging menimbang massa daging sesuai kebutuhan
pembelinya dengan menggunakan timbangan duduk.
Seorang petani tradisional mungkin melakukan pengukuran panjang dan lebar sawahnya
menggunakan satuan bata, dan tentunya alat ukur yang digunakan adalah sebuah batu bata. Tetapi
seorang insinyur sipil mengukur lebar jalan menggunakan alat meteran kelos untuk mendapatkan
satuan meter.
Ketika kita mengukur panjang meja dengan penggaris, misalnya didapat panjang meja 100 cm,
maka panjang meja merupakan besaran, 100 merupakan hasil dari pengukuran sedangkan cm
adalah satuannya.
Beberapa aspek pengukuran yang harus diperhatikan yaitu ketepatan (akurasi), kalibrasi alat,
ketelitian (presisi), dan kepekaan (sensitivitas). Dengan aspek-aspek pengukuran tersebut
diharapkan mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan benar.
Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-besaran fisika, meliputi panjang, massa, dan waktu.
1. Pengukuran Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah
sesuai dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita gunakan pengaris,
sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah menggunakan meteran kelos.
a. Pengukuran Panjang dengan Mistar
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang berbentuk lurus, berbentuk
segitiga yang terbuat dari plastik atau logam, mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita
(meteran pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat
mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.
Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk
menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat
atau disebut dengan kesalahan paralaks.

b. Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong


Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan
ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter
cincin dan diameter bagian dalam sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu
1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 1 mm.

c. Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup


Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat digunakan
untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat,
diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama, skala putar, dan silinder bergerigi.
Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar
0,01 mm. Berikut ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.

2. Pengukuran Massa Benda


Timbangan digunakan untuk mengukur massa benda. Prinsip kerjanya adalah keseimbangan kedua
lengan, yaitu keseimbangan antara massa benda yang diukur dengan anak timbangan yang
digunakan. Dalam dunia pendidikan sering digunakan neraca OHauss tiga lengan atau dua lengan.
Perhatikan beberapa alat ukur berat berikut ini.

Bagian-bagian dari neraca OHauss tiga lengan adalah sebagai berikut:


Lengan depan memiliki skala 010 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
Lengan tengah berskala mulai 0500 g, tiap skala sebesar 100 g.
Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.
3. Pengukuran Besaran Waktu
Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam analog, jam digital, jam dinding, jam atom, jam
matahari, dan stopwatch. Dari alat-alat tersebut, stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki
ketelitian cukup baik, yaitu sampai 0,1 s.

C. Suhu dan Pengukurannya


1. Pengertian Suhu
Ukuran derajat panas dan dingin suatu benda tersebut dinyatakan dengan besaran suhu. Jadi, suhu
adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda.
2. Termometer sebagai Alat Ukur Suhu
Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk untuk mengukur besarnya suhu suatu benda adalah
termometer. Termometer yang umum digunakan adalah termometer zat cair dengan pengisi pipa
kapilernya adalah raksa atau alkohol. Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler
termometer adalah sebagai berikut:
a. raksa tidak membasahi dinding kaca,
b. raksa merupakan penghantar panas yang baik,
c. kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang kecil cukup dapat mengubah
suhunya,
d. jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 C dan titik didihnya 357C.
Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya menggunakan termometer alkohol. Alkohol memiliki
titik beku yang sangat rendah, yaitu -114C. Namun demikian, termometer alkohol tidak dapat
digunakan untuk mengukur suhu benda yang tinggi sebab titik didihnya hanya 78C.
Pada pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah. Titik
tetap termometer tersebut diukur pada tekanan 1 atmosfer. Di antara kedua titik tetap tersebut
dibuat skala suhu. Penetapan titik tetap bawah adalah suhu ketika es melebur dan penetapan titik
tetap atas adalah suhu saat air mendidih.

Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.


a. Termometer Celcius
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 100. Diantara titik tetap bawah dan
titik tetap atas dibagi 100 skala.
b. Termometer Reaumur
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 80. Di antara titik tetap bawah dan
titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.
c. Termometer Fahrenheit
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi angka 212. Suhu es yang dicampur
dengan garam ditetapkan sebagai 0F. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 180
skala.
d. Termometer Kelvin
Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini disebut suhu mutlak, yaitu suhu
terkecil yang dimiliki benda ketika energi total partikel benda tersebut nol. Kelvin menetapkan suhu
es melebur dengan angka 273 dan suhu air mendidih dengan angka 373. Rentang titik tetap bawah
dan titik tetap atas termometer Kelvin dibagi 100 skala.

Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer Reaumur, dan termometer Fahrenheit
adalah
C : R : F = 100 : 80 : 180
C:R:F=5:4:9

Dengan memperhatikan titik tetap bawah 0C = 0R = 32F, maka hubungan skala C, R, dan F dapat
ditulis sebagai berikut:
t C =5/4 tR
t C =5/9 (tF 32)
t R =4/9 (tF 32)
Hubungan skala Celcius dan Kelvin adalah
t K = tC + 273 K
Kita dapat menentukan sendiri skala suatu termometer. Skala termometer yang kita buat dapat
dikonversikan ke skala termometer yang lain apabila pada saat menentukan titik tetap kedua
termometer berada dalam keadaan yang sama.
Misalnya, kita akan menentukan skala termometer X dan Y. Termometer X dengan titik tetap bawah
Xb dan titik tetap atas Xa. Termometer Y dengan titik tetap bawah Yb dan titik tetap atas Ya. Titik
tetap bawah dan titik tetap atas kedua termometer di atas adalah suhu saat es melebur dan suhu
saat air mendidih pada tekanan 1 atmosfer.

Dengan membandingkan perubahan suhu dan interval kedua titik tetap masing-masing termometer,
diperoleh hubungan sebagai berikut.
(Tx -Xb)/(Xa- Xb)=(Ty- Yb)/( Ya- Yb)
Keterangan:
Xa = titik tetap atas termometer X

Xb = titik tetap bawah termometer X


Tx = suhu pada termometer X
Ya = titik tetap atas termometer Y
Yb = titik tetap bawah termometer Y
Ty = suhu pada termometer Y
D. Memperhatikan dan Menerapkan Keselamatan Kerja dalam Pengukuran
Belajar fisika tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium. Dalam melaksanakan percobaan
dan kegiatan di laboratorium mungkin saja terjadi kecelakaan. Oleh karena itu, penting sekali untuk
menjaga keselamatan dalam bekerja. Salah satu usaha menjaga keselamatan kerja dan mencegah
terjadinya kecelakaan adalah dengan memperhatikan dan melaksanakan tata tertib di laboratorium.
Mengapa kecelakaan dapat terjadi? Kecelakaan di laboratorium dapat terjadi disebabkan beberapa
hal, antara lain
1. tidak mematuhi tata tertib laboratorium,
2. tidak bersikap baik dalam melaksanakan kegiatan laboratorium,
3. kurangnya pemahaman dan pengetahuan terhadap alat, bahan, serta cara penggunaannya,
4. kurangnya penjelasan dari guru atau tenaga laboratorium, dan
5. tidak menggunakan alat pelindung.
Adapun bahaya-bahaya yang mungkin perlu diantisipasi di lingkungan laboratorium adalah sebagai
berikut:
1. luka bakar akibat panas,
2. bahaya listrik,
3. bahaya radioaktif, dan
4. bahaya kebakaran.
https://fembrisma.wordpress.com/science-1/besaran-fisika-dan-pengukuran/

Belajar Fisika: Jenis-jenis Gerak


(Ringkasan Fisika). Dalam prakteknya, sebuah benda dapat melakukan beberapa jenis gerak. Gerak
itu masing-masing dibedakan berdasarkan Keadaan benda dan bentuk lintasannya. Berikut ini akan
kita uraikan penjelasannya:

1. Gerak Menurut Keadaan Benda


Gerakan benda juga dapat dibedakan atas dua macam yaitu gerak yang sebenarnya dan gerak semu.
Gerak yang sebenarnya adalah gerak suatu benda yang diakibatkan oleh perubahan jarak atau posisi
benda terhadap titik acuan. Sedangkan gerak semu adalah gerakan suatu benda yang sebenarnya
diam namun oleh pengamat teramati bahwa benda tersebut seolah-olah bergerak. Gerak semu ini
biasanya diakibatkan oleh karena keadaan pengamat yang sedang berada dalam suatu sistem yang
bergerak.

Pada saat kita naik bus, pohon-pohon di tepi jalan seperti bergerak berlari meninggalkan kita.
Padahal, sebenarnya yang bergerak adalah bus di mana kita sedang berada di dalamnya. Contoh lain
dari gerak semu ini adalah gerak Matahari yang terbit disebelah timur, dan terbenam disebelah barat.
Padahal yang sebenarnya bergerak adalah bumi dan pengamat yang berada di atasnya, sedangkan
Matahari dapat dianggap diam. Dalam hal ini, Bumi yang berotasi adalah suatu sistem yang sedang
bergerak,

dan

pengamat

berada

di

atasnya.

2. Gerak Menurut Bentuk Lintasan


Gerak dapat dibedakan menurut lintasannya. Terdiri dari:

Gerak lurus: Gerak yang lintasannya berbentuk garis lurus. Lintasan adalah titik-titik
berurutan yang dilalui oleh suatu benda yang sedang bergerak. Contoh benda yang bergerak
lurus adalah gerak benda jatuh bebas, misalnya buah kelapa yang jatuh dari tangkainya.
Contoh lainnya, misalnya kelereng yang menggelinding dengan lintasan lurus dan pesawat
yang sedang terbang dengan lintasan lurus di udara. Apakah mobil dapat melakukan gerak
lurus? Dapat saja, asalkan dalam gerakannya itu diusahakan lintasannya lurus.

Gerak melingkar: Gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran atau bagian dari lingkaran itu.
Dalam gerak melingkar jarak benda dengan pusat putaran tetap, namun posisi benda
terhadap pusat lingkaran berubah. Contoh gerak melingkar antara lain: ujung jarum jam yang
melingkari pusat putarannya dan asteroid yang bergerak mengelilingi Matahari.

Gerak parabola: gerak benda dengan lintasan berbentuk parabola. Contoh untuk gerak
parabola ini misalnya benda yang dilempar dengan sudut elevasi tertentu terhadap bidang
datar dan bola yang ditendang melambung ke atas. Ada fenomena menarik tentang gerak
parabola ini. Misalnya sebuah benda pada ketinggian tertentu dilemparkan dalam arah
horizontal. Ternyata, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tanah adalah sama dengan

waktu yang dibutuhkan oleh benda yang dijatuhkan vertikal tanpa kelajuan awal dan
ketinggian yang sama. Fenomena ini menunjukkan kepada kita bahwa gaya tarik bumi (gaya
gravitasi bumi) memberikan percepatan ke bawah yang sama besar kepada kedua benda
tersebut.

Gerak tidak beraturan: gerak benda dengan lintasan yang tidak beraturan disebut gerak
tidak beraturan
http://www.zakapedia.com/2013/01/belajar-fisika-jenis-jenis-gerak.html

Pengertian Gerak Serta Macam & Jenis Gerak : Semu/Relatif,


Ganda dan Lurus
A. Arti / Definsi / Pengertian Gerak
Gerak adalah suatu perubahan tempat kedudukan pada suatu benda dari titik
keseimbangan awal. Sebuah benda dikatakan bergerak jika benda itu berpindah kedudukan
terhadap benda lainnya baik perubahan kedudukan yang menjauhi maupun yang
mendekati.
B. Jenis / Macam-Macam Gerak
1.GerakSemuatauRelatif
Gerak semu adalah gerak yang sifatnya seolah-olah bergerak atau tidak sebenarnya (ilusi).
Contoh.:
Benda-benda yang ada diluar mobil kita seolah bergerak padahal kendaraanlah yang bergerak.
Bumi berputar pada porosnya terhadap matahari, namun sekonyong-konyong kita melihat matahari
bergerak dari timur ke barat.
2.GerakGanda
Gerak ganda adalah gerak yang terjadi secara bersamaan terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya.
Contoh:
Seorang bocah kecil yang kurus dan dekil melempar puntung rokok dari atas kereta rangkaia listrik saat
berjalan di atap krl tersebut. Maka terjadi gerak puntung rokok terhadap tiga (3) benda di sekitarnya,
yaitu :
Gerakterhadapkeretakrl
Gerak terhadap bocah kecil yang kurus dan dekil
Gerak terhadap tanah / bumi

3.GerakLurus
Gerak lurus adalah gerak pada suatu benda melalui lintasan garis lurus. Contohnya seperti gerak rotasi
bumi, gerak jatuh buah apel, dan lain sebagainya. Gerak lurus dapat kita bagi lagi menjadi beberapa jenis,
yaitu:
a.Gerak lurus beraturan (GLB)

Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang lurus beraturan dengan kecepatan yang tetap dan
stabil.
Misal:
Kereta melaju dengan kecepatan yang sama di jalur rel yang lurus
Mobil di jalan tol dengan kecepatan tetap stabil di dalam perjalanannya.
b. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak suatu benda yang tidak beraturan dengan kecepatan yang
berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Misalnya:
Gerak jatuhnya tetesan air hujan dari atap ke lantai
Mobil yang bergerak di jalan lurus mulai dari berhenti

https://l4mb4ng.wordpress.com/tag/pengertian-gerak-serta-macam-jenis-gerak-semurelatif/

Gerak Lurus Beraturan (GLB) & Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
GLB
Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus beraturan jika kecepatannya selalu konstan. Kecepatan
konstan artinya besar kecepatan alias kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan. Karena besar
kecepatan alias kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan maka bisa dikatakan bahwa benda bergerak
pada lintasan lurus dengan kelajuan konstan. Misalnya sebuah mobil bergerak lurus ke arah timur
dengan kelajuan konstan 10 m/s. Ini berarti mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 10 meter setiap
sekon. Karena kelajuannya konstan maka setelah 2 sekon, mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 20
meter, setelah 3 sekon mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 30 meter dan seterusnya
bandingkan dengan gambar di samping. Perhatikan besar dan arah panah. Panjang panah mewakili
besar kecepatan alias kelajuan, sedangkan arah panah mewakili arah kecepatan. Arah kecepatan mobil
= arah perpindahan mobil = arah gerak mobil.
Perhatikan bahwa ketika dikatakan kecepatan, maka yang dimaksudkan adalah kecepatan sesaat.
Demikian juga sebaliknya, ketika dikatakan kecepatan sesaat, maka yang dimaksudkan
adalah kecepatan.
Ketika sebuah benda melakukan gerak lurus beraturan, kecepatan benda sama dengan kecepatan ratarata. Kok bisa ya ? yupz. Dalam gerak lurus beraturan (GLB) kecepatan benda selalu konstan.
Kecepatan konstan berarti besar kecepatan (besar kecepatan = kelajuan) dan arah kecepatan selalu
konstan. Besar kecepatan atau kelajuan benda konstan atau selalu sama setiap saat karenanya besar
kecepatan atau kelajuan pasti sama dengan besar kecepatan rata-rata.
Contoh GLB

Grafik Gerak Lurus Beraturan


Grafik sangat membantu kita dalam menafsirkan suatu hal dengan mudah dan cepat. Untuk
memudahkan kita menemukan hubungan antara Kecepatan, perpindahan dan waktu tempuh maka akan
sangat membantu jika digambarkan grafik hubungan ketiga komponen tersebut.
Grafik Kecepatan terhadap Waktu (v-t)

perhatikan grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) di atas


Besar kecepatan benda pada grafik di atas adalah 3 m/s. 1, 2, 3 dstnya adalah waktu tempuh (satuannya
detik). Amati bahwa walaupun waktu berubah dari 1 detik sampai 5, besar kecepatan benda selalu
sama (ditandai oleh garis lurus).
Bagaimana kita mengetahui besar perpindahan benda melalui grafik di atas ? luas daerah yang diarsir
pada grafik di atas sama dengan besar perpindahan yang ditempuh benda. Jadi, untuk mengetahui
besarnya perpindahan, hitung saja luas daerah yang diarsir. Tentu saja satuan perpindahan adalah
satuan panjang, bukan satuan luas.
Dari grafik di atas, v = 5 m/s, sedangkan t = 3 s. Dengan demikian, besar perpindahan yang ditempuh
benda = (5 m/s x 3 s) = 15 m. Cara lain menghitung besar perpindahan adalah menggunakan
persamaan GLB. s = v t = 5 m/s x 3 s = 15 m.
Persamaan GLB yang kita gunakan untuk menghitung besar perpindahan di atas berlaku jika gerakan
benda memenuhi grafik tersebut. Pada grafik terlihat bahwa pada saat t = 0 s, maka v = 0. Artinya, pada
mulanya benda diam, baru kemudian bergerak dengan kecepatan sebesar 5 m/s. Padahal dapat saja
terjadi bahwa saat awal kita amati benda sudah dalam keadaan bergerak, sehingga benda telah memiliki
posisi awal s0. Untuk itu lebih memahami hal ini, pelajari grafik di bawah ini.
GLBB
Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) jika percepatannya selalu
konstan. Percepatan merupakan besaran vektor (besaran yang mempunyai besar dan arah). Percepatan
konstan berarti besar dan arah percepatan selalu konstan setiap saat. Walaupun besar percepatan suatu
benda selalu konstan tetapi jika arah percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan.
Demikian juga sebaliknya jika arah percepatan suatu benda selalu konstan tetapibesar percepatan selalu
berubah maka percepatan benda tidak konstan.

Karena arah percepatan benda selalu konstan maka benda pasti bergerak pada lintasan lurus. Arah
percepatan konstan = arah kecepatan konstan = arah gerakan benda konstan = arah gerakan benda
tidak berubah = benda bergerak lurus.Besar percepatan konstan bisa berarti kelajuan bertambah secara
konstan atau kelajuan berkurang secara konstan. Ketika kelajuan benda berkurang secara konstan,
kadang kita menyebutnya sebagai perlambatan konstan. Untuk gerakan satu dimensi (gerakan pada
lintasan lurus), kata percepatan digunakan ketika arah kecepatan = arah percepatan, sedangkan kata
perlambatan digunakan ketika arah kecepatan dan percepatan berlawanan.
Misalnya mula-mula mobil diam. Setelah 1 detik, mobil bergerak dengan kelajuan 2 m/s. Setelah 2 detik
mobil bergerak dengan kelajuan 4 m/s. Setelah 3 detik mobil bergerak dengan kelajuan 6 m/s. Setelah 4
detik mobil bergerak dengan kelajuan 8 m/s. Dan seterusnya Tampak bahwa setiap detik kelajuan
mobil bertambah 2 m/s. Kita bisa mengatakan bahwa mobil mengalami percepatan konstan sebesar 2
m/s per sekon = 2 m/s2.
Contoh 2 : Besar perlambatan konstan (kelajuan benda berkurang secara konstan)
Misalnya mula-mula benda bergerak dengan kelajuan 10 km/jam. Setelah 1 detik, benda bergerak
dengan kelajuan 8 km/jam. Setelah 2 detik benda bergerak dengan kelajuan 6 km/jam. Setelah 3 detik
benda bergerak dengan kelajuan 4 km/jam. Setelah 4 detik benda bergerak dengan kelajuan 2 km/jam.
Setelah 5 detik benda berhenti. Tampak bahwa setiap detik kelajuan benda berkurang 2 km/jam. Kita bisa
mengatakan bahwa benda mengalami perlambatan konstan sebesar 2 km/jam per sekon.
Perhatikan bahwa ketika dikatakan percepatan, maka yang dimaksudkan adalahpercepatan sesaat.
Demikian juga sebaliknya, ketika dikatakan percepatan sesaat, maka yang dimaksudkan
adalah percepatan. Nah, dalam gerak lurus berubah beraturan (GLBB), percepatan benda selalu konstan
setiap saat, karenanya percepatan benda sama dengan percepatan rata-ratanya. Jadibesar percepatan =
besar percepatan rata-rata. Demikian juga, arah percepatan = arah percepatan rata-rata.
Dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit ditemukan benda yang melakukan gerak lurus berubah
beraturan, di mana perubahan kecepatannya terjadi secara teratur, baik ketika hendak bergerak dari
keadaan diam maupun ketika hendak berhenti. walaupun demikian, banyak situasi praktis terjadi ketika
percepatan konstan/tetap atau mendekati konstan, yaitu jika percepatan tidak berubah terhadap waktu
(ingat bahwa yang dimaksudkan di sini adalah percepatan tetap, bukan kecepatan).
Contoh GLBB

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan
kecepatan v yang berubah setiap saat karena adanya percepatan yang tetap. Dengan kata
lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal
akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau perlambatan (a= -).
Pada umumnya GLBB didasari oleh Hukum Newton II ( F = m . a).

vt = v0 + a.t
vt2 = v02 + 2 a S
S = v0 t + 1/2 a t2

vt = kecepatan sesaat benda


v0 = kecepatan awal benda
S = jarak yang ditempuh benda
f(t) = fungsi dari waktu t
V = ds/dt = f (t)
a = dv/dt = tetap
Syarat : Jika dua benda bergerak dan saling bertemu maka jarak yang ditempuh kedua
benda adalah sama.

https://azzakadarwati.wordpress.com/ipa/gerak-lurus-beraturan-glb/

Persamaan Gerak ( Posisi, Perpindahan, Kecepatan & Percepatan )Gerak benda


dapat dinyatakan dalam tiga persamaan, yaitu Posisi sebagai fungsi waktu r(t), Kecepatan sebagai
fungsi waktu v(t), dan Percepatan sebagai fungsi waktu a(t). Posisi, kecepatan dan percepatan
memiliki kaitan erat, jika suatu benda dinyatakan dalam posisi, kecepatan benda dan percepatannya
dapat ditentukan. Begitupun juga jika suatu benda dinyatakan dalam kecepatan atau percepatan.

1. Posisi dan Perpindahan

Posisi didefinisikan sebagai kedudukan benda terhadap titik acuan. Titik acuan adalah titik asal (0,0)
dalam koordinat bidang xy. Secara matematis Posisi dituliskan sebagai berikut :

Maksud dari adalah vektor satuan, berturut - turut dalam arah x dan y.
Besar suatu panjang dari vektor "r" dapat diketahui menggunakan Teorema Phytagoras, yakni :

Sementara untuk arah vektor r terhadap sumbu x adalah :

Contoh Soal :
Sebuah partikel bergerak pada bidang datar xy dari titik P(2,4) ke titik Q(6,3) dengan lintasan
sembarang. Tentukan :
1. Persamaan vector posisi di P dan Q
2. Perpindahan titik tersebut dari P ke Q
3. Besar dan arah perpindahannya
Penyelesaian :

r1 = x + y
r1 = 2 + 4
Vektor Posisi Q : r2 = x + y
r2 = 6 + 3

1. Vektor Posisi P :

2.
3. Karena kita mencari Besar maka kita menggunakan rumus Phytagoras sedangkan untuk arah kita
menggunakan Rumus arah ( arc tan y/x ).

2. Kecepatan Rata - rata dan Kecepatan Sesaat


a. Kecepatan Rata -rata
Kecepatan rata - rata didefinisikan sebagai perpindahan benda setiap waktu. Maka Kecepatan rata rata benda tersebut adalah :

b. Kecepatan Sesaat
Kecepatan sesaat adalah turunan dari fungsi posisi terhadap waktu. jadi rumus untuk kecepatan
sesaat yaitu :

Contoh Soal :
Sebuah partikel sedang bergerak pada suatu bidang datar dengan sumbu koordinat x dan y. Posisi
partikel ini berubah terhadap waktu mengikuti persamaan r = ( 5t 2 + 9 ) + (2t2 + 12) j dan v = ( 5t )
+ ( 2t ) j dengan r dalam meter dan t dalam sekon.
a. Kecepatan partikel saat t = 0 sekon dan t = 2 sekon
b. Kecepatan rata - rata partikel dalam selang waktu t = 0 hingga t = 2 sekon
c. Besar Kecepatan rata - rata partikel dalam selang waktu t = 0 hingga t = 2 sekon
Penyelesaian :
a. Kecepatan sesaat
Saat t = 0 sekon : v = ( 5t ) + ( 2t ) j
v = ( 5(0) ) + ( 2(0) ) j
v=0+0j
Saat t = 2 sekon : v = ( 5t ) + ( 2t ) j
v = ( 5(2) ) + ( 2(2) ) j
v = 10 + 4 j
b. Setelah Kecepatan saat t = 0 dan t = 2 sekon diketahui maka kita kurangkan sesuai variable dan j

c. Untuk menentukan besar suatu partikel kita menggunakan rumus Phytagoras jadi :

3. Percepatan Rata - rata dan Percepatan Sesaat

Percepatan didefinisikan sebagai perubaahan kecepatan benda tiap satuan waktu. Percepatan dibagi
menjadi 2 yaitu ..
a. Percepatan Rata -rata
Percepatan rata - rata yaitu perubahan kecepatan tiap satuan waktu. Rumusnya yaitu ..

Contoh Soal :
Diketahui v = ( 3t+9 ) + (6t+9t) j, tentukan percepatan rata - rata partikel selang waktu
1 sekon hingga 4 sekon
Penyelesaian :

b. Percepatan Sesaat
Percepatan sesaat adalah percepatan dalam selang waktu sangat kecil atau mendekati 0.

4. Besaran turunan dan Integral sederhana


Dalam memecahkan persoalan persamaan gerak, integral merupakan alat bantu matematis yang
diperlukan. Jika suatu benda diketahui posisinya (r) maka untuk merubah ke dalam kecepatan

(v) kita turunkan 1 kali dan jika dari posisi (r) ke percepatan (a) kita turunkan 2 kali dan jika
dari kecepatan ke percepatan maka kita turunkan 1 kali.
Dan untuk Integral jika suatu benda diketahui percepatan (a) maka untuk mencari kecepatan (v) kita
Integralkan 1 kali dan 2 kali jika kita ingin mencari posisi (r).

Jika ke atas 1 kali maka Integralkan 1 kali, begitupun juga ke atas 2 kali Integralkan 2 kali. Dan sama
halnya seperti Integral Jika ke bawah 1 kali maka Turunkan 1 kali, begitupun juga ke atas 2 kali
Turunkan 2 kali.
Contoh Soal Turunan :
Diketahui r(t) = ( 3t2 2t ) + ( 4t3 4t ) j, Tentukan Kecepatan ( v ) dan Percepatan ( a )
Penyelesaian :
Kecepatan :
r(t) = ( 3t2 2t ) + ( 4t3 4t ) j
v(t) = ( 3x2 t 2 ) + ( 4x3 t2 4 ) j
v(t) = ( 6t 2 ) + ( 12t2 4 ) j
Percepatan :
v(t) = ( 6t 2 ) + ( 12t2 4 ) j
a(t) = 6 + ( 24t ) j
Contoh Soal Integral :
Diketahui a(t) = ( 4 2t ) + ( 6t 3 ) j, Tentukan Kecepatan ( v ) dan Percepatan ( a )
Penyelesaian :
Kecepatan :

Posisi :

http://www.bantubelajar.com/2014/10/persamaangerak-posisi-perpindahan.html

VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT CARTESIAN TUGAS MATA KULIAH


MEDAN ELEKTROMAGNETIK
VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT CARTESIAN
TUGAS MATA KULIAH
MEDAN ELEKTROMAGNETIK
DISUSUN OLEH :
TRI SETIYO UTOMO

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO 2011
JANUARI 2012

1. VEKTOR
a.Pengertian Besaran Vektor dan Besaran Skalar
Besaran dibagi menjadi 2 yaitu besaran skalar dan besaran vektor.
Skalar adalah besaran yang dicirikan sepenuhnya oleh besarnya (magnitude)
Contoh : masssa, panjang, waktu, suhu, intensitas cahaya, energi, muatan listrik
dsb.
Vektor adalah besaran yang dicirikan oleh besar (magnitude) dan arah
Contoh : berat, gaya, kecepatan, medan listrik, medan magnet, kuat medan listrik, percepatan
gravitasi, dsb.
b. Notasi dan Aljabar Vektor
Besaran vektor dinotasikan dengan memakai simbol huruf tebal/huruf besar/huruf
besar atau kecil yang di garis atasnya, sedangkan untuk vektor satuan (vektor dengan
harga absolut/magnitude) dinyatakan dengan huruf kecil yang di tebalkan.
Simbol vektor : A atau A atau atau a
Simbol vektor satuan : aA atau a atau ax
** note : permisalan vektor A
Secara grafis vector digambarkan dengan segmen garis berarah (anak panah). Panjang
segmen garis (pada skala yang sesuai) menyatakan besar vector dan anak panah
menunjukkan arah vector. Berikut ini merupakan contoh penggambaran vector A danB. Hasil
penjumlahan Vektor A dan B atau A + B ditunjukkan dengan hukum jajaran
genjang.
A
B
A+B
Gambar 1.
Penggambaran vector secara grafis
Vektor satuan dalam arah vektor A dapat ditentukan dengan membagi A dengan

nilai absolutnya :
aA =A
|A|

dimana |A| = A = AxAy


Pada Aljabar vektor, ada beberapa peraturan baik itu pada penjumlahan,
pengurangan maupun perkalian. Aturan operasi vektor direpresentasikan dalam
hukum mataematis sebagai berikut :
Hukum komutatif
A+ B=B+A
Hukum asosiatif
A + (B+C) = (A+B) + C
Hukum asosiatif distributif ( perkalian vektor dengan skalar):
(r + s)(A+B) = r(A+B) + s(A+B) = rA + rB + sA + sB

2. Sistem Koordinat
Vektor adalah besaran yang ditentukan oleh besar dan arahnya. Dalam aplikasinya
vector selalu menempati ruang. Untuk menjelaskan fenomena vector di dalam ruang
dapat digunakan bantuan system koordinat untuk menjelaskan besar dan arah
vector. Ada banyak sistem koordinat yang dikembangkan tetapi dalam materi ini
hanya 3 koordinat yang akan dibahas.
a. Koordinat Cartesian
Koordinat kartesian digunakan untuk menyatakan suatu benda yang memiliki
bentuk siku seperti garis lurus, bidang datar siku dan ruang siku-siku. Bentuk-bentuk
siku akan mudah digambarkan dalam koordinat kartesius baik 2 dimensi
maupun 3 dimensi.
Dalam koordinat kartesius 2 dimensi terdiri dari 2 sumbu yaitu sumbu
horizontal (mendatar) yaitu sumbu x dan sumbu tegak (vertical) yaitu sumbu y.
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Koordinat kartesius 2 dimensi digunakan untuk menggambarkan objek 1 dimensi
dan 2 dimensi. Contoh objek satu dimensi yaitu garis baik garis lurus maupun
garis lengkung. Sedangkan contoh objek 2 dimensi yaitu bidang datar. Objek 1
dimensi dan 2 dimensi dapat digambarkan pada koordinat 3 dimensi dengan baik,
sedangkan untuk objek 3 dimensi harus digambarkan pada koordinat 3 dimensi.
Koordinat Kartesius 3 Dimensi
Koordinat kartesius 3 dimensi digunakan untuk menggambarkan suatu objek baik
1 dimensi, 2 dimensi maupun 3 dimensi. Koordinat kartesius 3 dimensi
mempunyai 3 sumbu koordinat yaitu sumbu x, y, dan z. Untuk lebih jelasnya
silahkan perhatikan gambar berikut :
Sudut yang dibentuk antar sumbu koordinat adalah 90 atau dengan kata lain
sumbu x tegak lurus dengan sumbu y dan sumbu z, demikian juga sumbu y tegak
lurus dengan sumbu x dan z dan juga sumbu z tegak lurus dengan sumbu x dan
sumbu y.
Gambar 5. vector dalam koordinat kartesius 3 dimensi
2. Koordinat silindris
Tidak semua benda mempunyai bentuk siku-siku seperti balok, kubus, bujur

sangkar, dan bentuk-bentuk siku lainnya. Benda-benda seperti tabung, botol, pipa,
tampat sampah, kerucut memiliki bentuk lingkaran dengan simetri yang khas.
Bentuk-bentuk seperti ini akan susah untuk digambarkan pada koordinat kartesius
karena simetri lingkaran sulit untuk digambarkan.
Atas dasar inilah muncullah ide untuk mengembangkan system koordinat untuk
benda-benda seperti ini yaitu dengan membuat koordinat silinder. Koordinat silinder terdiri dari
3 sumbu koordinat yaitu koordinat r, , dan z.
Tiga Unit vektor satuan sumbu r,,dan z adalah sebagai berikut :
Ar = r
a =
az = z
|ar|= 1
|a| = 1
|az|= 1
Dengan operasi sebagai berikut :
ar x a = az
a x ar = -az
a x az = ar
az x az = -ar
az x ar = a
ar x az = -a
Konversi dari koordinat silinder ke koordinat kartesius adalah sebagai berikut :
x = r cos , y = r sin , z = z
Konversi dari koordinat kartesius ke silinder adalah sebagai berikut :
r = x2 + y2
Z=Z
Contoh visualisi penggambaran objek dalam koordinat silinder untuk
kasus, r konstan, konstan dan z konstan. Dari gambar ini dapat dibayangkan kirakira
suatu objek yang menempati koordinat silinder akan seperti pada gambar di bawah ini.
3. Koordinat bola
Koordinat bola digunakan untuk menyatakan suatu objek yang mempunyai
bentuk simetri bola. Sebagai contoh adalah bumi yang kita tempati. Posisi atau
kedudukan objek-objek yang berada dibumi akan sulit dijelaskan dengan
koordinat kartesius maupun tabung karena bentuk bumi yang bundar. Oleh karena
itu digunakan system koordinat bola agar mudah dibayangkan. Untuk menyatakan
besaran vektor, koordinat bola menggunakan 3 sumbu koordinat yaitu r, , dan .
Vektor satuan dalam arah r, , :

aR = R
|aR|= 1

a =
|a|= 1

a =
|a|= 1

Dengan opersi sebagai berikut :

AR x a = a
a x a = aR
a x aR = a

Vektor pada koordinat bola dapat dinyatakan dengan


A = aR AR + aA +aA
Konversi koordinat bola ke koordinat kartesian:
X = R sin cos
Y = R sin sin
Z = R cos

a x aR = -aZ
a x a = -aR
aR x a = -a

http://source-of-education.blogspot.co.id/2013/04/vektor-dan-sistem-koordinat-cartesian.html

POSISI, KECEPATAN, DAN PERCEPATAN


Posted by Education World on Monday, 9 November 2015
Make You Smarter - Gerak Lurus yang dipelajari di Kelas X dapat dianalisis tanpa
menggunakan vector.
Tetapi gerak pada bidang (dua dimensi) maka kita harus menganalisisnya dengan
menggunakan vector. Secara umum, besaran gerak (Posisi, Kecepatan dan
Percepatan) diuraikan atas dua komponen yang saling tegak lurus.
POSISI r = x i + y j m
pada benda yang memiliki koordinat ( x , y)
Contoh :
Sebuah partikel berada pada koordinat (3,2) meter, maka penulisan persamaan
posisinya adalah
r=xi+ yjm
r=3i+ 2j m
Posisi merupakan besaran vektor yang menyatakan kedudukan suatu benda
terhadap titik acuan. Kedudukan tersebut dinyatakan dalam besar dan arah.

Pada gambar di atas.


Jika titik A sebagai acuan maka Posisi C = - 6 meter dari A
Jika titik A sebagai acuan maka Posisi B = 4 meter dari A
Sebuah benda dikatakan bergerak jika posisinya telah berubah terhadap titik acuan.
KECEPATAN v = vx i + vy j m/s
pada benda yang memiliki kecepatan ( vx , vy)
Contoh :
Sebuah partikel bergerak dengan kecepatan (4,1) m/s, maka penulisan persamaan
kecepatannya adalah
v = vx i + vy j m/s
v=4i+
j m/s
Kelajuan adalah besar kecepatan. Kecepatan adalah kelajuan yang arah geraknya
dinyatakan
Kelajuan dan Kecepatan

Dalam fisika kelajuan dan kecepatan mengandung arti yang berbeda. Sering terjadi
kesalahan umum tentang kelajuan dan kecepatan . Misalkan mobil bergerak 70
km/jam, maka dikatakan Mobil bergerak dengan kelajuan 70 km/jam bukan
kecepatannya. Kelajuan termasuk besaran skalar karena tidak bergantung pada
arahnya. Sehingga kelajuan selalu bernilai positif. Alat yang digunakan untuk
mengukur kelajuan adalah spidometer.
Bagaimanakah cara menentukan seberapa cepat kedudukan telah berubah? Tentu
kamu akan dapat menjawabnya setelah mempelajari kecepatan. Misal, seseorang
berlari 10 m/s ke arah barat. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa kelajuan pelari tersebut 10 m/s, sedangkan kecepatannya adalah 10 m/s ke
arah barat. Kecepatan termasuk besaran vektor karena bergantung pada arahnya.
Dengan kata lain kecepatan adalah perpindahan selama selang waktu tertentu.
Apabila kecepatan, kelajuan dinyatakan dengan v, perpindahan, jarak dinyatakan s
dan waktu tempuh t secara matematis dirumuskan :

Keterangan
v = kecepatan, kelajuan (m/s)
s = perpindahan, jarak (m)
t = waktu tempuh (s)
Kecepatan dan kelajuan hanya dibedakan oleh arahnya saja, sehingga keduanya
mempunyai satuan yang sama yaitu m/s. Pernahkah kamu memperhatikan seorang
pengendara sepeda motor yang sedang melaju? Apakah sepeda motor yang sedang
dikendarainya bergerak dengan kelajuan tetap? Nah, untuk dapat menjawabnya
ikuti penjelasan berikut.
1. Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi perpindahan dan selang waktu.
Kedudukan awal benda A berpindah ke B
Misal dari gambar di atas perpindahaan x (delta x) ditempuh dalam selang waktu
t (delta t), maka kecepatan rata-rata v dirumuskan :
Keterangan
= Kecepatan rata-rata (m/s)
x= Selisih perpindahan (m)
x = x2 x1
t = Selisih waktu tempuh (s)
t = t2 t1
= delta

2. Kelajuan rata-rata
Kelajuan rata-rata adalah hasil bagi jarak total yang ditempuh dengan waktu
tempuh. Misal kamu naik bus melakukan perjalanan ke suatu tempat. Jarak 20
kilometer ditempuh dalam waktu 30 menit (setengah jam). Maka dapat kamu hitung
kelajuan rata-rata bus sebagai berikut.
Kelajuan rata rata = km 20/0,5 jam = 40 km/jam
Mestinya bus melaju hampir tidak mungkin dengan kelajuan tetap 40 km/jam. Pada
kondisi jalan lurus dan sepi kelajuannya mungkin 70 km/jam atau 80 km/jam, tetapi
saat di tikungan tajam atau jalanan ramai kelajuannya 20 km/jam atau 30 km/jam.
Jika kamu bergerak menempuh jarak s, waktu t, maka kelajuan rata rata dapat
ditentukan dengan rumus :

Keterangan
= kelajuan rata-rata (m/s)
s = jarak total (m)
t = waktu tempuh total (s)
PERCEPATAN a = ax i + ay j m/s2
pada benda yang memiliki kecepatan ( ax , ay)
Contoh :
Sebuah partikel bergerak dengan percepatan(5,3) m/s 2, maka penulisan persamaan
percepatannya adalah
a = ax i + ay j m/s2
a = 5 i + 3 j m/s2
Bagaimana bila partikel berpindah posisi dari titik P(3,2)m menuju ke titik
Q(5,5)m ?
Perpindahan adalah perubahan posisi/kedudukan suatu partikel dalam selang waktu
tertentu dimana titik awal P dan titik akhir Q
Maka perpindahan partikel memenuhi persamaan :
r = rQ rP
r = (x1i + y1j) (x2i + y2j) meter
r = (x2i x1i) + (y2j y1j) meter
atau r = x i + y j
sehingga
r = (5i + 5j) (3i + 2j) meter
r = (5i 3i) + (5j 2j) meter
r = 2i + 3j meter
Berapa besar perpindahannya ?
r2 = (2i)2 + (3j)2 meter
r2 = 4.i2 + 9.j2 meter karena i2 = 1 dan j2 = 1 maka
r2 = 4 + 9
r = (4 + 9) atau 13

http://makeyousmarter.blogspot.co.id/2015/11/posisi-kecepatan-dan-percepatan.html

GLB dan GLBB


Gerak lurus beraturan
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu obyek, dimana dalam gerak
ini kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang ditempuh
dalam gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu.

dengan arti dan satuan dalam SI:

s = jarak tempuh (m)

v = kecepatan (m/s)

t = waktu (s)

Gerak lurus berubah beraturan


Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di mana
kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap.
Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier melainkan
kuadratik.
. Gerak Semu atau Relatif
Gerak semu adalah gerak yang sifatnya seolah-olah bergerak atau tidak sebenarnya
(ilusi). Contoh : - Benda-benda yang ada diluar mobil kita seolah bergerak padahal
kendaraanlah yang bergerak. - Bumi berputar pada porosnya terhadap matahari,
namun sekonyong-konyong kita melihat matahari bergerak dari timur ke barat.
2. Gerak Ganda Gerak ganda adalah gerak yang terjadi secara bersamaan terhadap
benda-benda yang ada di sekitarnya. Contoh : Seorang bocah kecil yang kurus dan
dekil melempar puntung rokok dari atas kereta rangkaia listrik saat berjalan di atap
krl tersebut. Maka terjadi gerak puntung rokok terhadap tiga (3) benda di
sekitarnya, yaitu : - Gerak terhadap kereta krl - Gerak terhadap bocah kecil yang
kurus dan dekil - Gerak terhadap tanah / bumi
3. Gerak Lurus Gerak lurus adalah gerak pada suatu benda melalui lintasan garis
lurus. Contohnya seperti gerak rotasi bumi, gerak jatuh buah apel, dan lain
sebagainya. Gerak lurus dapat kita bagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu : a.
Gerak lurus beraturan (GLB) Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang
lurus beraturan dengan kecepatan yang tetap dan stabil. Misal : - Kereta melaju
dengan kecepatan yang sama di jalur rel yang lurus - Mobil di jalan tol dengan
kecepatan tetap stabil di dalam perjalanannya. b. Gerak lurus berubah beraturan
(GLBB) Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak suatu benda yang tidak

beraturan dengan kecepatan yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Misalnya : Gerak jatuhnya tetesan air hujan dari atap ke lantai - Mobil yang bergerak di jalan
lurus mulai dari berhenti

a = percepatan (m/s2)

t = waktu (s)

s = Jarak tempuh/perpindahan (m)

dengan arti dan satuan dalam SI:

v0 = kecepatan mula-mula (m/s)Pengertian Gerak Serta Macam & Jenis


Gerak : Semu/Relatif, Ganda dan Lurus - Belajar Online Internet Gratis Ilmu
Science Fisika

Tue, 08/08/2006 - 10:43am godam64 A. Arti / Definsi / Pengertian Gerak


Gerak adalah suatu perubahan tempat kedudukan pada suatu benda dari titik
keseimbangan awal. Sebuah benda dikatakan bergerak jika benda itu berpindah
kedudukan terhadap benda lainnya baik perubahan kedudukan yang menjauhi
maupun yang mendekati.
B. Jenis / Macam-Macam Gerak
1. Gerak Semu atau Relatif Gerak semu adalah gerak yang sifatnya seolah-olah
bergerak atau tidak sebenarnya (ilusi). Contoh : - Benda-benda yang ada diluar
mobil kita seolah bergerak padahal kendaraanlah yang bergerak. - Bumi berputar
pada porosnya terhadap matahari, namun sekonyong-konyong kita melihat
matahari bergerak dari timur ke barat.
2. Gerak Ganda Gerak ganda adalah gerak yang terjadi secara bersamaan terhadap
benda-benda yang ada di sekitarnya. Contoh : Seorang bocah kecil yang kurus dan
dekil melempar puntung rokok dari atas kereta rangkaia listrik saat berjalan di atap
krl tersebut. Maka terjadi gerak puntung rokok terhadap tiga (3) benda di
sekitarnya, yaitu : - Gerak terhadap kereta krl - Gerak terhadap bocah kecil yang
kurus dan dekil - Gerak terhadap tanah / bumi
3. Gerak Lurus Gerak lurus adalah gerak pada suatu benda melalui lintasan garis
lurus. Contohnya seperti gerak rotasi bumi, gerak jatuh buah apel, dan lain
sebagainya. Gerak lurus dapat kita bagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu : a.
Gerak lurus beraturan (GLB) Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang
lurus beraturan dengan kecepatan yang tetap dan stabil. Misal : - Kereta melaju
dengan kecepatan yang sama di jalur rel yang lurus - Mobil di jalan tol dengan
kecepatan tetap stabil di dalam perjalanannya. b. Gerak lurus berubah beraturan
(GLBB) Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak suatu benda yang tidak
beraturan dengan kecepatan yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Misalnya : -

Gerak jatuhnya tetesan air hujan dari atap ke lantai - Mobil yang bergerak di jalan
lurus mulai dari berhenti

a = percepatan (m/s2)

t = waktu (s)

s = Jarak tempuh/perpindahan (m)

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Setelah mempelajari materi pelajaran ini diharapkan anda dapat menyimpulkan


karakteristik gerak lurus berubah beraturan (GLBB) melalui percobaan dan
pengukuran besaran-besaran terkait, serta menerapkan besaran-besaran fisika
pada gerak lurus berubah beraturan dalam bentuk persamaan dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Pengertian Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


Pengertian GLBB sangatlah beragam. Tergantung sumber dan pemikiran masingmasing orang. Berikut adalah beberapa pengertian GLBB menurut beberapa
sumber:

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di
mana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang
tetap. Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier
melainkan kuadratik (sumber: id.wikipedia.org).

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah
mendatar dengan kecepatan v yang berubah setiap saat karena adanya
percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari
keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah
kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau perlambatan (a= )
(sumber: bebas.xlsm.org).

GLBB adalah gerak suatu benda pada lintasan garis lurus dengan percepatan
tetap. Maksud dari percepatan tetap yaitu percepatan percepatan yang besar
dan arahnya tetap (sumber: sidikpurnomo.net).

Jadi, gerak lurus berubah beraturan adalah gerak benda dengan lintasan garis lurus
dan memiliki kecepatan setiap saat berubah dengan teratur.
Pada gerak lurus berubah beraturan gerak benda dapat mengalami percepatan atau
perlambatan. Gerak benda yang mengalami percepatan disebut gerak lurus
berubah beraturan dipercepat, sedangkan gerak yang mengalami perlambatan
disebut gerak lurus berubah beraturan diperlambat.
Benda yang bergerak semakin lama semakin cepat dikatakan benda tersebut
mengalami percepatan.
Suatu benda melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) jika percepatannya
selalu konstan. Percepatan merupakan besaran vektor (besaran yang mempunyai
besar dan arah). Percepatan konstan berarti besar dan arah percepatan selalu
konstan setiap saat. Walaupun besar percepatan suatu benda selalu konstan tetapi
jika arah percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan.
Demikian juga sebaliknya jika arah percepatan suatu benda selalu konstan tetapi
besar percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan.
Karena arah percepatan benda selalu konstan maka benda pasti bergerak pada
lintasan lurus. Arah percepatan konstan = arah kecepatan konstan = arah gerakan
benda konstan = arah gerakan benda tidak berubah = benda bergerak lurus.Besar
percepatan konstan bisa berarti kelajuan bertambah secara konstan atau kelajuan
berkurang secara konstan. Ketika kelajuan benda berkurang secara konstan, kadang
kita menyebutnya sebagai perlambatan konstan. Untuk gerakan satu dimensi
(gerakan pada lintasan lurus), kata percepatan digunakan ketika arah kecepatan =
arah percepatan, sedangkan kata perlambatan digunakan ketika arah kecepatan
dan percepatan berlawanan.
Grafik kecepatan terhadap waktunya adalah seperti gambar di bawah ini.

Grafik menunjukkan gerak lurus berubah beraturan karena garis pada grafik lurus
yang menunjukkan bahwa percepatannya tetap.

Rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


Rumus GLBB ada 3, yaitu:

Keterangan:
Vt = kecepatan akhir atau kecepatan setelah t sekon
(m/s)
V0 = kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = selang waktu (s)
s = jarak tempuh (m)

Hubungan GLBB dengan Matematika


Kita bisa menghitung jarak tempuh yang dialami benda yang bergerak lurus
berubah beraturan dengan rumus luas matematika. Seperti pada contoh gambar
dibawah ini:
Sebuah titik partikel melakukan gerak dengan grafik hubungan kecepatan (v)
terhadap
waktu (t) seperti terlihat pada gambar di samping. Berapakah jarak yang ditempuh
titik partikel selama 8 sekon tersebut?

Jawab:
Cara Saya:
s = luas I + luas II + luas III
s = (12 . 4 . 10) + (2 . 10) + (12 . 2 . 10)
s = 20 + 20 + 10 = 50 m
Nah, jauh lebih simple dan cepat, kan? :)

Contoh GLBB
Gerak Jatuh Bebas
Gerak jatuh bebas adalah gerak benda yang jatuh dari suatu ketinggian tanpa
kecepatan awal di sekitar bumi. Gerak jatuh bebas dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
Benda-benda yang jatuh bebas. Rumus ini akurat saat benda dijatuhkan di ruang
hampa.

Keterangan:
vt = kecepatan saat t sekon (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s 2)
h = jarak yang ditempuh benda (m)
t = selang waktu (s)
Gerak Vertikal ke Bawah
Gerak Vertikal ke bawah adalah gerak suatu benda yang dilemparkan vertikal ke
bawah dengan kecepatan awal dan dipengaruhi oleh percepatan. Rumus-rumus
gerak vertikal ke bawah adalah sebagai berikut.

Keterangan:
h = jarak/perpindahan (m)
v0 = kecepatan awal (m/s)
vt = kecepatan setelah t (m/s)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
t = selang waktu (s)
Gerak Vertikal ke Atas
Gerak vertikal ke atas adalah gerak suatu benda yang dilempar vertikal ke atas
dengan kecepatan awal tertentu (v0) dan percepatan g saat kembali turun. Rumus
gerak vertikal ke atas adalah sebagai berikut.

Di titik tertinggi benda, kecepatan benda adalah nol. Persamaan yang berlaku di
titik tertinggi adalah sebagai berikut.

Keterangan:
tnaik = selang waktu dari titik pelemparn hingga mencapai titik tertinggi (s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
hmaks = jarak yang ditempuh hingga titik tertinggi (m)
Saat mulai turun, persamaannya sama seperti gerak jatuh bebas. Rumusnya
adalah:

http://materifisikaxsem1.blogspot.co.id/p/blog-page_4215.html

Gerak lurus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis lurus. Jenis gerak ini
disebut juga sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu yang sama terjadi perpindahan
yang besarnya sama.
Pengelompokkan

Gerak lurus dapat dikelompokkan menjadi gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah
beraturan yang dibedakan dengan ada dan tidaknya percepatan.
Gerak lurus beraturan

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu objek, di mana dalam gerak ini
kecepatannya tetap dikarenakan tidak adanya percepatan, sehingga jarak yang ditempuh dalam
gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu.
dengan arti dan satuan dalam SI:

s = jarak tempuh (m)

v = kecepatan (m/s)

t = waktu (s)

Gerak lurus berubah beraturan

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu objek, di mana kecepatannya
berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap. Akibat adanya percepatan, rumus
jarak yang ditempuh tidak lagi linier melainkan kuadratik.
dengan arti dan satuan dalam SI:

v0 = kecepatan mula-mula (m/s)

a = percepatan (m/s2)

t = waktu (s)

s = Jarak tempuh/perpindahan (m)

https://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_lurus

Rumus Gerak Lurus, GLB dan GLBB


Rumus Gerak Lurus, GLB dan GLBB Gerak lurus maupun GLB dan GLBB adalah
salah satu materi yang paling sering kita amati dan pelajari pada pelajaran FISIKA,
simak ulasan mengenai rumus-rumus gerak lurus berikut:
1. Gerak bersifat relatif yaitu suatu benda dikatakan bergerak jika posisi benda itu
berubah terhadap suatu titik acuan tertentu.
2. Gerak lurus adalah gerak benda pada lintasan lurus.
3. Gerak lurus terdiri dari: GLB (tidak ada percepatan) & GLBB (ada percepatan)

4. Rumus GLB

Keterangan:
v = kecepatan (km/jam atau m/s)
s = jarak (km atau m)
t = waktu tempuh (jam atau s)
5. Rumus GLBB
vt = v0 + a.t
s = v0.t + a.t2
vt2 = v02 + 2.a.s
a = percepatan (m/s2)
vt = kecepatan akhir
v0 = kecepatan awal
Nah, itulah rumus yang berkaitan dengan Rumus Gerak Lurus, GLB dan GLBB,
silahkan gunakan rumus tersebut untuk menghitung benda yang bergerak lurus, GLB
dan GLBB.
http://garda-pengetahuan.blogspot.co.id/2013/08/rumus-gerak-lurus-glbdan-glbb.html#
GLB - GLBB Gerak Lurus

Fisikastudycenter.com- Contoh Soal dan Pembahasan tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan
(GLBB) dan Gerak Lurus Beraturan (GLB), termasuk gerak vertikal ke atas dan gerak jatuh
bebas, materi fisika kelas 10 (X) SMA. Mencakup penggunaan rumus-rumus GLBB/GLB dan
membaca grafik V-t.
Soal No. 1
Batu bermassa 200 gram dilempar lurus ke atas dengan kecepatan awal 50 m/s.

Jika percepatan gravitasi ditempat tersebut adalah 10 m/s2, dan gesekan udara diabaikan,

tentukan :
a) Tinggi maksimum yang bisa dicapai batu
b) Waktu yang diperlukan batu untuk mencapai ketinggian maksimum
c) Lama batu berada diudara sebelum kemudian jatuh ke tanah

Pembahasan
a) Saat batu berada di titik tertinggi, kecepatan batu adalah nol dan percepatan yang digunakan
adalah percepatan gravitasi. Dengan rumus GLBB:

b) Waktu yang diperlukan batu untuk mencapai titik tertinggi:

c) Lama batu berada di udara adalah dua kali lama waktu yang diperlukan untuk mencapai titik
tertinggi.
t = (2)(5) = 10 sekon
Soal No. 2
Sebuah mobil bergerak dengan kelajuan awal 72 km/jam kemudian direm hingga berhenti pada
jarak 8 meter dari tempat mulainya pengereman. Tentukan nilai perlambatan yang diberikan pada
mobil tersebut!
Pembahasan
Ubah dulu satuan km/jam menjadi m/s kemudian gunakan persamaan untuk GLBB diperlambat:

Soal No. 3

Perhatikan grafik berikut ini.

Dari grafik diatas tentukanlah:


a. jarak tempuh gerak benda dari t = 5 s hingga t = 10 s
b. perpindahan benda dari t = 5 s hingga t = 10 s
Pembahasan
Jika diberikan graik V (kecepatan) terhadap t (waktu) maka untuk mencari jarak tempuh atau
perpindahan cukup dari luas kurva grafik V-t. Dengan catatan untuk jarak, semua luas bernilai
positif, sedang untuk menghitung perpindahan, luas diatas sumbu t bernilai positif, di bawah
bernilai negatif.

Soal No. 4
Seekor semut bergerak dari titik A menuju titik B pada seperti terlihat pada gambar berikut.

Jika r = 2 m, dan lama perjalanan semut adalah 10 sekon tentukan:


a) Kecepatan rata-rata gerak semut
b) Kelajuan rata-rata gerak semut
Pembahasan
Terlebih dahulu tentukan nilai perpindahan dan jarak si semut :
Jarak yang ditempuh semut adalah dari A melalui permukaan lengkung hingga titik B, tidak lain

adalah seperempat keliling lingkaran.


Jarak = 1/4 (2r) = 1/4 (2 x 2) = meter
Perpindahan semut dilihat dari posisi awal dan akhirnya , sehingga perpindahan adalah dari A
tarik garis lurus ke B. Cari dengan phytagoras.
Perpindahan = ( 22 + 22 ) = 22 meter.
a) Kecepatan rata-rata = perpindahan : selang waktu
Kecepatan rata-rata = 22 meter : 10 sekon = 0,22 m/s
b) Kelajuan rata-rata = jarak tempuh : selang waktu
Kelajuan rata- rata = meter : 10 sekon = 0,1 m/s
Soal No. 5
Pesawat Burung Dara Airlines berangkat dari kota P menuju arah timur selama 30 menit dengan
kecepatan konstan 200 km/jam. Dari kota Q berlanjut ke kota R yang terletak 53o terhadap arah
timur ditempuh selama 1 jam dengan kecepatan konstan 100 km/jam.

Tentukan:
a) Kecepatan rata-rata gerak pesawat
b) Kelajuan rata-rata gerak pesawat
Pembahasan
Salah satu cara :
Terlebih dahulu cari panjang PQ, QR, QR', RR', PR' dan PR

PQ = VPQ x tPQ = (200 km/jam) x (0,5) jam = 100 km


QR = VQR x tQR = (100 km/jam) x (1 jam) = 100 km
QR' = QR cos 53o = (100 km) x (0,6) = 60 km
RR' = QR sin 53o = (100 km) x (0,8) = 80 km
PR' = PQ + QR' = 100 + 60 = 160 km
PR = [ (PR' )2 + (RR')2 ]
PR = [ (160 ) 2 + (80)2 ] = (32000) = 805 km
Jarak tempuh pesawat = PQ + QR = 100 + 100 = 200 km
Perpindahan pesawat = PR = 805 km

Selang waktu = 1 jam + 0,5 jam = 1,5 jam


a) Kecepatan rata-rata = perpindahan : selang waktu = 805 km : 1,5 jam = 53,3 5 km/jam
b) Kelajuan rata-rata = jarak : selang waktu = 200 km : 1,5 jam = 133,3 km/jam
Soal No. 6
Diberikan grafik kecepatan terhadap waktu seperti gambar berikut:

Tentukan besar percepatan dan jenis gerak dari:


a) A - B
b) B - C
c) C - D
Pembahasan
Mencari percepatan (a) jika diberikan grafik V-t :
a = tan
dengan adalah sudut kemiringan garis grafik terhadap horizontal dan tan suatu sudut adalah sisi
depan sudut dibagi sisi samping sudut. Ingat : tan-de-sa
a) A - B
a = (2 0) : (3 0) = 2/3 m/s2
(benda bergerak lurus berubah beraturan / GLBB dipercepat)
b) B - C
a = 0 (garis lurus, benda bergerak lurus beraturan / GLB)
c) C - D
a = (5 2) : (9 7) = 3/2 m/s2
(benda bergerak lurus berubah beraturan / GLBB dipercepat)
Soal No. 7
Dari gambar berikut :

Tentukan:
a) Jarak tempuh dari A - B
b) Jarak tempuh dari B - C
c) Jarak tempuh dari C - D
d) Jarak tempuh dari A - D
Pembahasan
a) Jarak tempuh dari A - B
Cara Pertama
Data :
Vo = 0 m/s
a = (2 0) : (3 0) = 2/3 m/s2
t = 3 sekon
S = Vo t + 1/2 at2
S = 0 + 1/2 (2/3 )(3)2 = 3 meter
Cara Kedua
Dengan mencari luas yang terbentuk antara titik A, B dang angka 3 (Luas Segitiga = setengah
alas x tinggi) akan didapatkan hasil yang sama yaitu 3 meter
b) Jarak tempuh dari B - C
Cara pertama dengan Rumus GLB
S = Vt
S = (2)(4) = 8 meter
Cara kedua dengan mencari luas yang terbentuk antara garis B-C, angka 7 dan angka 3 (luas
persegi panjang)
c) Jarak tempuh dari C - D
Cara Pertama
Data :
Vo = 2 m/s
a = 3/2 m/s2
t = 9 7 = 2 sekon
S = Vo t + 1/2 at2
S = (2)(2) + 1/2 (3/2 )(2)2 = 4 + 3 = 7 meter
Cara kedua dengan mencari luas yang terbentuk antara garis C-D, angka 9 dan angka 7 (luas
trapesium)
S = 1/2 (jumlah sisi sejajar) x tinggi
S = 1/2 (2+5)(9-7) = 7 meter.
d) Jarak tempuh dari A - D
Jarak tempuh A-D adalah jumlah dari jarak A-B, B-C dan C-D
Soal No. 8
Mobil A dan B dalam kondisi diam terpisah sejauh 1200 m.

Kedua mobil kemudian bergerak bersamaan saling mendekati dengan kecepatan konstan masingmasing VA = 40 m/s dan VB = 60 m/s.
Tentukan:
a) Jarak mobil A dari tempat berangkat saat berpapasan dengan mobil B
b) Waktu yang diperlukan kedua mobil saling berpapasan
c) Jarak mobil B dari tempat berangkat saat berpapasan dengan mobil A
Pembahasan
Waktu tempuh mobil A sama dengan waktu tempuh mobil B, karena berangkatnya bersamaan.
Jarak dari A saat bertemu misalkan X, sehingga jarak dari B (1200 X)
tA = tB
S
S
A/VA = B/VB
(x)
/40 = ( 1200 x ) /60
6x = 4( 1200 x )
6x = 4800 4x
10x = 4800
x = 480 meter
b) Waktu yang diperlukan kedua mobil saling berpapasan
x = VA t
480 = 40t
t = 12 sekon
c) Jarak mobil B dari tempat berangkat saat berpapasan dengan mobil A
SB =VB t = (60) (12) = 720 m
Soal No. 9
Diberikan grafik kecepatan terhadap waktu dari gerak dua buah mobil, A dan B.

Tentukan pada jarak berapakah mobil A dan B bertemu lagi di jalan jika keduanya berangkat dari
tempat yang sama!
Pembahasan
Analisa grafik:
Jenis gerak A GLB dengan kecepatan konstan 80 m/s
Jenis gerak B GLBB dengan percepatan a = tan = 80 : 20 = 4 m/s2
Kedua mobil bertemu berarti jarak tempuh keduanya sama, misal keduanya bertemu saat waktu t
SA = SB
VA t =VoB t + 1/2 at2
80t = (0)t + 1/2 (4)t2
2t2 80t = 0
t2 40t = 0
t(t 40) = 0
t = 0 sekon atau t = 40 sekon
Kedua mobil bertemu lagi saat t = 40 sekon pada jarak :
SA = VA t = (80)(40) = 3200 meter
Soal No. 10 (Gerak Vertikal ke Bawah / Jatuh Bebas)
Sebuah benda jatuh dari ketinggian 100 m. Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 tentukan:
a) kecepatan benda saat t = 2 sekon
b) jarak tempuh benda selama 2 sekon
c) ketinggian benda saat t = 2 sekon
d) kecepatan benda saat tiba di tanah
e) waktu yang diperlukan benda hingga tiba di tanah
Pembahasan
a) kecepatan benda saat t = 2 sekon
Data :
t=2s
a = g = 10 m/s2
Vo = 0 m/s

Vt = .....!
Vt = Vo + at
Vt = 0 + (10)(2) = 20 m/s
c) jarak tempuh benda selama 2 sekon
S = Vot + 1/2at2
S = (0)(t) + 1/2 (10)(2)2
S = 20 meter
c) ketinggian benda saat t = 2 sekon
ketinggian benda saat t = 2 sekon adalah tinggi mula-mula dikurangi jarak yang telah ditempuh
benda.
S = 100 20 = 80 meter
d) kecepatan benda saat tiba di tanah
Vt2 = Vo2 + 2aS
Vt2 = (0) + 2 aS
Vt = (2aS) = [(2)(10)(100)] = 205 m/s
e) waktu yang diperlukan benda hingga tiba di tanah
Vt = V0 + at
205 = (0) + (10) t
t = 25 sekon
Soal No. 11
Besar kecepatan suatu partikel yang mengalami perlambatan konstan ternyata berubah dari 30
m/s menjadi 15 m/s setelah menempuh jarak sejauh 75 m. Partikel tersebut akan berhenti setelah
menempuh jarak....
A. 15 m
B. 20 m
C. 25 m
D. 30 m
E. 50 m
(Soal SPMB 2003)
Pembahasan
Data pertama:
Vo = 30 m/s
Vt = 15 m/s
S = 75 m

Dari ini kita cari perlambatan partikel sebagai berikut:


Vt2 = Vo2 2aS
152 = 302 2a(75)
225 = 900 150 a
150 a = 900 225
a = 675 /150 = 4, 5 m/s2
Besar perlambatannya adalah 4,5 m/s2 (Kenapa tidak negatif? Karena dari awal perhitungan
tanda negatifnya sudah dimasukkan ke dalam rumus, jika ingin hasil a nya negatif, gunakan
persamaan Vt2 = Vo2 + 2aS)
Data berikutnya:
Vo = 15 m/s
Vt = 0 m/s (hingga berhenti)
Jarak yang masih ditempuh:
Vt2 = Vo2 2aS
02 = 152 2(4,5)S
0 = 225 9S
9S = 225
S = 225/9 = 25 m
Soal No. 12
Sebuah benda dijatuhkan dari ujung sebuah menara tanpa kecepatan awal. Setelah 2 detik benda
sampai di tanah (g = 10 m s2). Tinggi menara tersebut
A. 40 m
B. 25 m
C. 20 m
D. 15 m
E. 10 m
(EBTANAS 1991)
Pembahasan
Data:
o = 0 m/s (jatuh bebas)
t=2s
g = 10 m s2
S = .....!

S = o t + 1/2 gt2
S = (0)(2) + 1/2 (10)(2)2
S = 5(4) = 20 meter
Soal No. 13
Sebuah benda dijatuhkan dari ketinggian h di atas tanah. Setelah sampai di tanah kecepatannya
10 m s1, maka waktu yang diperlukan untuk mencapai ketinggian 1/2 h dari tanah (g = 10 m. s2 )
adalah.....
A. 1/2 2 sekon
B. 1 sekon
C. 2 sekon
D. 5 sekon
E. 52 sekon
(Soal Ebtanas 2002)
Pembahasan
Data:
Untuk jarak tempuh sejauh S1 = h
o = 0 ms1
t = 10 m s1
t = o + at
10 = 0 + 10t
t = 1 sekon -> t1
Untuk jarak tempuh sejauh S2 = 1/2 h
t2 =......

Perbandingan waktu tempuh:

Soal No. 14
Sebuah batu dijatuhkan dari puncak menara yang tingginya 40 m di atas tanah. Jika g = 10 m s2,
maka kecepatan batu saat menyentuh tanah adalah.
A. 202 m s1
B. 20 m s1
C. 102 m s1
D. 10 m s1
E. 42 m s1
(Ebtanas Fisika 1996)
Pembahasan
Jatuh bebas, kecepatan awal nol, percepatan a = g = 10 m s2

Soal No. 15
Mobil massa 800 kg bergerak lurus dengan kecepatan awal 36 km.jam1 setelah menempuh jarak
150 m kecepatan menjadi 72 km. jam1. Waktu tempuh mobil adalah...
A. 5 sekon

B. 10 sekon
C. 17 sekon
D. 25 sekon
E. 35 sekon
(Ujian Nasional 2009)
Pembahasan
Data soal:
m = 800 kg
o = 36 km/jam = 10 m/s
t = 72 km/jam = 20 m/s
S = 150 m
t = ..........
Tentukan dulu percepatan gerak mobil (a) sebagai berikut:
t2 = o2 + 2aS
202 = 102 + 2a(150)
400 = 100 + 300 a
400 100 = 300 a
300 = 300 a
a = 300/300 = 1 m/s2
Rumus kecepatan saat t:
t = o + at
20 = 10 + (1)t
t = 20 10 = 10 sekon
Catatan:
Massa mobil (m) tidak diperlukan dalam perhitungan, apalagi merknya.
http://fisikastudycenter.com/fisika-x-sma/243-glb-glbb-gerak-lurus

Definisi gerak,posisi,jarak,perpindahan,kecepatan dan


percepatan.
Pengertian Gerak,posisi,jarak,perpindahan ,kecepatan dan percepatan.
Kinematika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana gerak dapat terjadi tanpa
memperdulikan penyebab terjadinya gerak tersebut.

Gerak adalah Perubahan kedudukan suatu benda terhadap benda lainjika


kedudukan antara dua benda tersebut berubah satu sama lain.
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh.
Posisi atau kedudukan adalah suatu kondisi vektor yang merepresentasikan
keberadaan satu titik terhadap titik lainnya yang bisa dijabarkan dengan koordinat
kartesius, dengan titik (0,0) adalah titik yang selain dua titik tersebut namun masih
berkolerasi atau salah satu dari dua titik tersebut.
Perpindahan adalah perubahan posisi atau kedudukan suatu benda dari keadaan
awal ke keadaan akhirnya.
Kelajuan adalah besarnya kecepatan suatu objek. Kelajuan tidak memiliki arah
sehingga termasuk besaran skalar.
Kecepatan adalah besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda
berpindah. Kecepatan juga bisa berarti kelajuan yang mempunyai arah.
Percepatan adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu.
http://huniechansa.blogspot.co.id/2013/06/definisi-gerakposisijarakperpindahankec.html

Kinematika (2D): Vektor Posisi, Perpindahan, Kecepatan,


dan PercepatanFaceookTwitterGoogle+PinItShortURL
Pada bagian ini kita akan membahas mengenai kinematika gerak translasional (dua dimensi)
dengan analisis vektor, sebelum masuk ke perhitungan ada baiknya kita mengetahui definisi dan
formulasi rumus-rumus. Kinematika adalah cabang dari mekanika klasik yang mendeskripsikan
gerak dari titik, objek, atau sistem (kelompok objek) tanpa mempertimbangkan penyebab dari
gerak tersebut. [1] Gerak translasional adalah gerak yang melibatkan pergeseran objek pada satu
dimensi atau lebih (sumbu x, y, atau z). [2]

1. Vektor Posisi
Penulisan vektor dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi yang umumnya digunakan dalam
kinematika adalah penulisan dengan vektor satuan.
r=xi+yj

Vektor posisi | Photo by Acdx is licensed under CC-BY-SA-3.0


Sehingga gambar di atas dapat dituliskan dengan r=2i+3j

2. Perpindahan
Perubahan posisi pada gerak dua dimensi dapat dicari menggunakan rumus berikut ini:
r=r2r1

r1 adalah posisi awal

r2 adalah posisi akhir


Mari kita coba kerjakan contoh soal berikut:
Apabila Anda menyukai artikel Tentorku, bantu Tentorku untuk tumbuh di
www.facebook.com/tentorku/

Sebuah partikel bergerak dalam bidang-XY dari suatu titik dengan koordinat (-3,5) m
menuju titik dengan koordinat (-1,-8). Tuliskan (a) vektor posisi dan (b) vektor
perpindahannya.
a) Vektor Posisi
r1=(3i+5j) m
r2=(1i8j) m
b) Perpindahan
r=r2r1
r=(1(3))i+(85)j
r=(2i13j) m

3. Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata pada gerak dua dimensi dapat dicari menggunakan rumus:
v=rt= r2r1t2t1
maka persamaan dapat dituliskan menjadi

v=vxi+vyj
Dari persamaan ini, coba carilah vektor kecepatan rata-rata apabila dalam contoh soal
sebelumnya waktu yang diperlukan untuk berpindah adalah 2 sekon.
v=2i13j2= i6,5j m/s

4. Kecepatan sesaat
Misalkan seseorang berlari dengan lintasan lurus 100 meter, dan waktu yang diperlukan untuk
orang tersebut sampai ke garis finish adalah 20 sekon. Dari situ dapat diketahui kecepatan rataratanya adalah 5 m/s, lalu bagaimana cara menghitung kecepatan pada saat t? Kita bisa
mengatakan kecepatan sesaat pada t=4 sadalah juga 5 m/s bila orang tersebut berlari dengan
kecepatan konstan, tetapi apakah itu mungkin? Kita tahu kecepatan orang berlari akan berubahubah tergantung pada mental dan fisik
Diperlukan kalkulus untuk menghitung kecepatan sesaat:
v=limt0rt=drdt
Dalam gerak dua dimensi ini, posisi juga dapat dinyatakan dalam fungsi posisi terhadap waktu.
Sebelum kita mencoba mengerjakan contoh soal dua dimensi, mari kita coba kerjakan soal satu
dimensi.

Misalkan partikel bergerak pada sumbu-x dengan persamaan x(t)=(6t2+t+8) m,


hitunglah (a) posisi pada saat t=3 s, (b) persamaan kecepatan, (c) kecepatan pada
saat t=3 s.
a) Posisi pada saat t=3 dapat dicari dengan memasukkan angka 3 ke dalam persamaan
x(3)=6.9+3+8=65 m
b) Persamaan kecepatan dapat dicari dengan turunan
dxdt=12t+1
c) Kecepatan pada saat t=3 s dapat dicari dengan memasukkan angka 3 ke dalam persamaan
v(t)=12(3)+1=37 m/s
Mari kita coba selesaikan contoh soal kecepatan sesaat pada gerak dua dimensi.

Posisi sebuah partikel yang bergerak pada bidang-XY dinyatakan dalam r=(t3
2t2)i+(3t2)j, r dalam meter dan t dalam sekon. Carilah (a) vektor kecepatan partikel dan
(b) besar kecepatannya pada saat t=2 s.
a) Vektor kecepatan dapat dicari dengan menggunakan turunan
drdt=(3t24t)i+(6t)j
v(2)=(128)i+(12)j
v(2)=(4)i+(12)j
b) Besar kecepatan dapat dicari dengan rumus besar resultan vektor
v(2)=42+122
v(2)=16+144= 160 12,65 m/s

5. Percepatan rata-rata
Percepatan rata-rata pada gerak dua dimensi dapat dicari menggunakan rumus:
a=vt= v2v1t2t1
maka persamaan dapat dituliskan menjadi
a=axi+ayj

6. Percepatan sesaat
Dengan konsep yang sama dengan kecepatan sesaat, diperlukan kalkulus untuk menghitung
percepatan sesaat:
a=limt0vs=dvdt
Mari kita coba selesaikan contoh soal berikut.

Posisi sebuah partikel yang bergerak pada bidang-XY dinyatakan dalam r=(t3
2t2)i+(3t2)j, r dalam meter dan t dalam sekon. Carilah (a) vektor percepatan partikel
dan (b) besar percepatannya pada saat t=2 s.
a) Kita telah mengerjakan sampai dengan kecepatan pada soal sebelumnya, saatnya untuk
menurunkan lagi.
drdt=(3t24t)i+(6t)j
dvdt=(6t4)i+(6)j
a(2)=(124)i+(6)j
a(2)=(8)i+(6)j
b) Besar percepatan dapat dicari dengan rumus besar resultan vektor
a(2)=82+62
a(2)=64+36= 100= 10 m/s2
Video di bawah ini akan mencoba menghitung percepatan lompatan belalang

youtube.com/watch?v=O-JVepPdZbY | Video by SmarterEveryDay is licensed under Standard


YouTube License

https://www.tentorku.com/kinematika-2d-vektor-posisi-perpindahan-kecepatan-dan-percepatan/

Posisi, Kecepatan Dan Percepatan Pada Gerak


Dalam Bidang
AUG 15
Posted by adi

Gerak Lurus yang dipelajari di Kelas X dapat dianalisis tanpa menggunakan vector.
Tetapi gerak pada bidang (dua dimensi) maka kita harus menganalisisnya dengan menggunakan
vector. Secara umum, besaran gerak (Posisi, Kecepatan dan Percepatan) diuraikan atas dua
komponen yang saling tegak lurus.
POSISI r = x i + y j m
pada benda yang memiliki koordinat ( x , y)
Contoh :
Sebuah partikel berada pada koordinat (3,2) meter, maka penulisan persamaan posisinya adalah
r=xi+ yjm
r=
3i+
2j
m
KECEPATAN v = vx i + vy j m/s
pada benda yang memiliki kecepatan ( vx , vy)
Contoh :
Sebuah partikel bergerak dengan kecepatan (4,1) m/s, maka penulisan persamaan kecepatannya
adalah
v = vx i + vy j m/s
v = 4 i + j m/s
PERCEPATAN a = ax i + ay j m/s2
pada benda yang memiliki kecepatan ( ax , ay)
Contoh :
Sebuah partikel bergerak dengan percepatan(5,3) m/s 2, maka penulisan persamaan percepatannya
adalah
a = ax i + ay j m/s2
a = 5 i + 3 j m/s2
Bagaimana bila partikel berpindah posisi dari titik P(3,2)m menuju ke titik Q(5,5)m ?
Perpindahan adalah perubahan posisi/kedudukan suatu partikel dalam selang waktu tertentu
dimana titik awal P dan titik akhir Q

Maka perpindahan partikel memenuhi persamaan :


r = rQ rP
r = (x1i + y1j) (x2i + y2j) meter
r = (x2i x1i) + (y2j y1j) meter
atau r = x i + y j
sehingga
r = (5i + 5j) (3i + 2j) meter
r = (5i 3i) + (5j 2j) meter
r = 2i + 3j meter
Berapa besar perpindahannya ?
r2 = (2i)2 + (3j)2 meter
r2 = 4.i2 + 9.j2 meter karena i2 = 1 dan j2 = 1 maka
r2 = 4 + 9
r = (4 + 9) atau 13
https://adiwarsito.wordpress.com/2009/08/15/posisi-kecepatan-dan-percepatan-pada-gerak-dalambidang/

Anda mungkin juga menyukai