Anda di halaman 1dari 9

NAMA : M.

Eric Kantona Wibowo


NPM : 10070123095
TTD

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2023 M/1445 H
Nama : M. Eric Kantona Wibowo
NPM : 10070123095
Judul Buku : Taklukkan Fisika Dasar 1
Penerbit : Diva Press

A. Besaran dan Satuan


Orang yang mengukur suatu benda berarti sedang membandingkan
benda yang diukur itu dengan benda lain sebagai pembanding. Misalnya, saat
mengukur panjang meja, dia membandingkannya dengan alat ukur yang
digunakan, Kalau menggunakan jengkal tangan, berarti membandingkan panjang
meja dengan panjang jengkal tangan. Hasilnya dinyatakan dalam jengkal.
Misalnya 20 jengkal, 25 jengkal,dan sebagainya.
Dalam fisika, sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dalam angka
eksak disebut besaran. Sementara sesuatu yang dijadikan pembanding disebut
satuan. Menyatakan besaran harus disertai satuan. Tanpa satuan, angka hasil
pengukuran tidak akan berarti. Jika dinyatakan panjang meja 20 jengkal itu bisa
dipahami orang lain. Namun, jika dikatakan Panjang meja 20, maka orang lain
akan bingung. Jengkal dapat disebut satuan, meskipun bukan satuan baku.
Panjang hanyalah satu dari sekian banyak besaran dalam fisika. Setiap besaran
mempunyai satuan sendiri-sendiri.
Besaran dibedakan menjadi besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok adalah besaran yang menjadi dasar bagi besaran-besaran lain.
Ada tujuh besaran pokok, yaitu massa, panjang, waktu, suhu (temperatur), kuat
arus listrik, intensitas cahaya, dan jumlah mol. Sementara besaran turunan
adalah besaran yang diturunkan dari besaran-besaran pokok. Dengan kata lain,
besaran turunan merupakan kombinasi dari besaran-besaran pokok. Contohnya,
kecepatan yang merupakan kombinasi dari panjang (jarak) dan waktu.
1.1 Satuan Sistem Internasional
Pengukuran panjang menggunakan satuan jengkal atau depa akan
memberikan hasil yang berbeda antara satu orang dengan orang lain. Ini
membuat jengkal dan depa tidak bisa dijadikan patokan baku dalam pengukuran.
Berbeda halnya jika pengukuran menggunakan satuan milimeter, centimeter,
meter, mil, atau kaki akan memberikan hasil yang sama antara satu orang
dengan orang lain. Milimeter, centimeter, meter, kilometer, mil, kaki, inchi, dan
sebagainya merupakan satuan baku
Satuan baku adalah satuan yang dapat diterima secara umum dan
terdefinisi dengan pasti nilainya. Konferensi Umum Berat dan Pengukuran ke-14
(The 14th General Conference in Weight and Meassures) pada tahun 1971
menetapkan satuan intwenasional untuk tujuh besaran pokok yang dikenal
sebagai satuan SI (Le System Internationale).
Tabel 1. 1 Besaran Pokok

No Besaran Lambang Satuan Singkatan


1 Panjang l, x, s, dll Meter m
2 Massa M Kilogram Kg
3 Waktu T Second s
4 Kuat Arus Listrik l, i ampere A
5 Suhu T kelvin K
6 Intensitas Cahaya lv candela Cd
7 Jumlah mol N mol mol

Tabel 1. 2 Contoh Besaran Turunan

1.2 Penetan Satuan SI untuk Panjang


Pada awalnya satu meter didefinisikan sebagai 1/10 juta jarak dari kutub
utara ke ekuator. Selanjutnya satu meter didefinisikan sebagi jarak antara dua
goresan pada batang campuran platina dan iridium yang tersimpan di
International of Weight and Measures di Kota Sevres, Prancis.

Gambar 1. 1 Replika Prototipe Kilogram Internasional yang tersimpan di NIST (National Institute of
Standards and Technology)
Satu meter dinyatakan sebagai jarak tempuh cahaya di ruang hampa
1
dalam waktu sekon. Artinya, dalam 1 sekon cahaya dapat
299.792.458
menempuh jarak 299.792.458 meter. Dengan kata lain, kecepatan rambat
cahaya di ruang hampa adalah 299.792.458 m/s.
1.3 Penetapan Satuan SI untuk Massa
Massa standar satu kilogram (1 kg) adalah massa silinder logam yang
terbuat dari campuran platina dan iridium yang tersimpan di lnternational Bureau
of Weight and Measures. Beberapa negara membuat duplikat massa standar
dan menyimpan di lembaga pengukuran masing-masing.
Satu kilogram didefinisikan dengan mengambil nilai numerik tetap dari konstanta
Planck (h), yaitu 6,62607015 x 10−34 kg . m 2. s−1 .

1.4 Penetapan Satuan SI untuk Waktu


Konferensi Umum tentang Berat dan Pengukuran pada tahun 1967
menetapkan standar satuan satu detik yang didasarkan pada frekuensi yang di
pancarkan Satu detik didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh
gelombang yang dipancarkan atom Cesium 133 untuk berosilasi sebanyak
9.192.631.770 kali.Atom Cs-133 dipilih karena frekuensi gelombang yang
dipancarkan dapat dihasilkan dengan mudah dan diukur dengan ketelitian sangat
tinggi. Untuk menentukan waktu standar tersebut dibuatlah jam atom yang
memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Jam atom dipasang di satelit-satelit
GPS yang mengelilingi bumi membentuk konstelasi dari 24 sampai 32 satelit.
Satelit inilah yang memancarkan informasi mengenai waktu dan posisi setiap
saat. Waktu yang dipancarkan berdasarkan jam atom sehingga ketelitiannya
sangat tinggi. Dengan melakukan penghitungan informasi dari minimal tiga
satelit, posisi alat GPS dapat diketahui dengan akurat.
1.5 Notasi Ilmiah dan Awalan
Dalam fisika banyak ditemui bilangan yang sangat besar atau sangat
kecil. Contohnya, kecepatan Cahaya di ruang hampa sebesar 299.792.458 m/s.
Untuk menyederhanakan bilangan-bilangan itu digunakan notasi ilmiah. Notasi
ilmiah dituliskan dengan notasi a x 10^, dengan 1 < a < 10 dan n bilangan bulat.
Dalam notasi ilmiah, kecepatan cahaya dapat dituliskan 2,998 x 10% m/s (3
angka di belakang koma) atau bisa juga dibulatkan menjadi 3,0 x 108 m/s.
Bilangan 10 berpangkat dapat digantikan dengan awalan sesuai tabel berikut.
Tabel 1. 3 Awalan dan Simbol Bilangan 10 Berpangkat

Misalnya, diameter sebuah atom adalah 4,55 x 10-10 m dapat dinyatakan


dalam pikometer atau nanometer. 4,55 x 1010 m = 455 x 1012 m = 455 pm
(pikometer) atau 4,55 x 101o m= 0,455 x 109m = 0,455 nm (nanometer)
1.6 Konfersi Satuan
Didalam mekanika, satuan yang digunakan hanya tiga yaitu, Panjang,
massa dan waktu. Satuan SI untuk ketiga besaran itu adalah meter, kilogram,
dan sekon Ketiga satuan ini disebut satuan mks (meter, kilogram dan sekon).
Terkadang ketiga besaran itu juga menggunakan sistem cgs (centimeter, gram,
sekon). Perpaduan ketiga besaran dan satuan ini harus diperhatikan dalam
menyelesaikan soal-soal fisika. Untuk itulah pemahaman atas konversi satuan
sangat diperlukan Tabel berikut menggambarkan konversi dari beberapa satuan
bukan SI beserta konversinya dalam satuan
Tabel 1. 4 Satuan Bukan SI dan Konversinya dalam SI

B. Pengukuran
2.1 Pengukuran Panjang
Alat yang dipakai untuk mengukur panjang antara lain mistar, jangka
sorong, dan mikrometer sekrup Nilai skala terkecil (nst) pada mistar adalah 1
milimeter, jangka sorong 0,1 milimeter, dan mikrometer sekrup 0,0 milimeter.
Semakin kecil skala yang dipakai, ketelitian alat semakin tinggi. Untuk jangka
sorong manual, pembacaan hasil pengukuran harus memperhatikan skala utama
dan skala nonius. Untuk jangka sorong jenis terbaru yang digital hasil
pengukuran dapat langsung terbaca di layar.

Gambar 2. 1 Mistar, Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup untuk Mengukur Panjang Benda

2.2 Pengukur Massa


Massa benda diukur menggunakan neraca. Ada banyak jenis neraca,
mulai dari neraca bebek yang biasa digunakan pedagang di pasar, neraca dua
lengan neraca tiga lengan (neraca Ohaus), atau neraca digital. Di laboratorium
neraca dengan ketelitian tinggi sangat diperlukan. Ada kalanya dibutuhkan bahan
dengan massa hingga 0,001 gram

Gambar 2. 2 Neraca Ohaus dan Necara Digital

2.3 Pengukuran Volume


Volume benda cair dapat diukur menggunakan gelas ukur. Cairan yang
diukur volumenya cukup dimasukkan dalam gelas ukur, Kemudian, baca skala
yang ditunjukkan oleh permukaan cairan. Dengan begitu volume benda cair
dapat diketahui. Bagaimana dengan benda padat? Volume benda padat dengan
bentuk teratur dapat dengan mudah dihitung menggunakan rumus. Misalnya,
kubus, balok. silinder, dan bentuk ruang lainnya. Sementara untuk benda padat
dengan bentuk tidak teratur dapat diukur menggunakan bantuan air dan gelas
ukur.Caranya, isi gelas ukur dengan air. Baca skala yang ditunjuk permukaan air.
Lalu, masukkan benda ke dalam air. Perhatikan, permukaan air akan naik. Catat
posisi akhir permukaan air. Selisih ketinggian air setelah benda dimasukkan
dengan sebelum dimasukkan sama dengan volume benda.
2.4 Pengukuran Waktu
Alat pengukur waktu adalah jam, arloji, dan stopwatch. Jam atau arloji
yang biasa kita pakai memiliki ketelitian hingga 1 detik. Stopwatch dapat memiliki
ketelitian hingga 0,001 detik. Jam dan arloji digunakan sebagai penunjuk waktu
pada saat tertentu. Sementara stopwatch dipakai untuk mengukur selang waktu
dua peristiwa berurutan.
C. Penyajian Hasil Pengukuran dan Pengolahan Data
Ketika melakukan pengukuran, hasilnya merupakan angka yang tidak
pasti tepat karena tingkat ketelitian alat yang berbeda. Misalnya, ketika mengukur
tebal buku menggunakan mistar, didapatkan hasil 2,5 cm atau 25 mm. Ini karena
skala terkecil mistar adalah 1 mm. Jika ketebalan buku itu diukur menggunakan
jangka sorong, mungkin saja hasilnya menjadi 2,54 cm atau 25,4 mm. Hasilnya
akan lebih teliti lagi kalau diukur memakai mikrometer. Bisa jadi ketebalan buku
itu 2,545 cm atau 25,45 mm. Jadi, saat membaca hasil pengukuran, Anda hanya
bisa membuat dugaan terbaik dengan nilai eksaknya tidak diketahui. Ini karena
ada ketidakpastian pengukuran, Ketidakpastian pengukuran dibedakan menjadi
dua macam, yaitu pengukuran tunggal dan pengukuran berulang. Untuk
pengukuran tunggal (sekali mengukur), nilai ketidakpastian pengukuran (Ax)
adalah ¥/2 x nilai skala terkecil.
Hasil pengukuran tunggal disajikan dalam bentuk:

Dengan:
x = perkiraan hasil pengukuran
xo = nilai pendekatan terhadap nilai benar
Ax = ketidakpastian pengukuran,
Arti dari penyajian tersebut adalah hasil pengukuran yang benar berada di
antara (*o - Ax ) dan (xo + 4x). Ambil contoh seorang mahasiswa mengukur
panjang sebuah ranting menggunakan mistar. Menurut pengamatannya, hasil
pengukuran adalah 40,1 cm. Skala terkecil mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm.
Dengan demikian, nilai ketidakpastiannya (Ax) = 12 x 0,1 cm = 0,05 cm dan nilai
= 40,1 cm.Hasil pengukuran disajikan dalam bentuk (40,1 + 0,05) cm.Artinya nilai
benar hasil pengukuran berada pada rentang (40,1 - 0,05) cm < x < (40,1 + 0,05)
cm atau 20,95 < x<20,15.
Dalam melakukaņ,penelitian, untuk memberikan hasil yang lebih teliti,
pengukuran tidak hanya dilakukan satu kali, tetapi dilakukan berulang kali.
Dengan demikian, hasil pengukuran merupakan sebuah data. Untuk menyajikan
data berulang seperti itu yang perlu dihitung adalah nilai rata-rata dan simpangan
bakunya. Misalkan hasil pengukurannya: X, x_ x,' . i x, dengan bilangan bulat.
Nilai rata-ratanya dapat dihitung dengan persamaan:

Nilai ketidak pastina merupakan standar deviasi dari data tersebut

Hasil pengukuran disajikan dalam bentuk = x ± Δx

Anda mungkin juga menyukai