Anda di halaman 1dari 34

A.

PENGUKURAN
PENGUKURAN
A. PENGERTIAN PENGUKURAN
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran
yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
Misalnya, kamu melakukan kegiatan pengukuran panjang meja
dengan pensil. Dalam kegiatan tersebut artinya kamu membandingkan
panjang meja dengan panjang pensil. Panjang pensil yang kamu
gunakan adalah sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat
dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding
dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan
untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk
semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan
untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk
orang yang berlainan disebut satuan tidak baku.

B. BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN

1
Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah didefinisikan
terlebih dahulu. Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya
diperoleh dari besaran pokok.
Pengertian Besaran Fisika, Besaran Pokok, dan Besaran Turunan
Di dalam pembicaraan kita sehari-hari yang dimaksud dengan berat
badan adalah massa, sedangkan dalam fisika pengertian berat dan
massa berbeda. Berat badan dapat kita tentukan dengan menggunakan
alat timbangan berat badan. Misalnya, setelah ditimbang berat
badanmu 50 kg atau dalam fisika bermassa 50 kg. Tinggi atau panjang
dan massa adalah sesuatu yang dapat kita ukur dan dapat kita
nyatakan dengan angka dan satuan. Panjang dan massa merupakan
besaran fisika. Jadi, besaran fisika adalah ukuran fisis suatu benda
yang dinyatakan secara kuantitas.
Selain besaran fisika juga terdapat besaran-besaran yang
bukan besaran fisika, misalnya perasaan sedih, gembira, dan lelah.
Karena perasaan tidak dapat diukur dan tidak dapat dinyatakan
dengan angka dan satuan, maka perasaan bukan besaran fisika.
Besaran fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan
besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang
sudah ditetapkan terlebih dahulu. Adapun, besaran turunan
merupakan besaran yang dijabarkan dari besaran-besaran pokok.
Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat standar atau
baku, yaitu bersifat tetap, berlaku universal, dan mudah digunakan
setiap saat dengan tepat. Sistem satuan standar ditetapkan pada tahun
1960 melalui pertemuan para ilmuwan di Sevres, Paris. Sistem satuan
yang digunakan dalam dunia pendidikan dan pengetahuan dinamakan
sistem metrik, yang dikelompokkan menjadi sistem metrik besar
atau MKS (Meter Kilogram Second) yang disebut sistem
internasional atau disingkat SI dan sistem metrik kecil atau CGS
(Centimeter Gram Second).
Besaran pokok dan besaran turunan beserta dengan satuannya dapat
dilihat dalam Tabel berikut.

2
Besaran Pokok
Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat dua besaran pokok
tambahan, yaitu sudut bidang datar dengan satuan radian (rad) dan
sudut ruang dengan satuan steradian (sr).
Tabel Beberapa Besaran Turunan beserta Satuannya

Besaran Turunan
Sistem Internasional
Dahulu orang biasa menggunakan jengkal, hasta, depa, langkah
sebagai alat ukur panjang. Ternyata hasil pengukuran yang dilakukan
menghasilkan data berbeda-beda yang berakibat menyulitkan dalam
pengukuran, karena jengkal orang satu dengan lainnya tidak sama.
Oleh karena itu, harus ditentukan dan ditetapkan satuan yang dapat
berlaku secara umum. Usaha para ilmuwan melalui berbagai
pertemuan membuahkan hasil sistem satuan yang berlaku di negara
manapun dengan pertimbangan satuan yang baik harus memiliki
syarat-syarat sebagai berikut:

3
1) satuan selalu tetap, artinya tidak mengalami perubahan karena
pengaruh apapun, misalnya suhu, tekanan dan kelembaban.
2) bersifat internasional, artinya dapat dipakai di seluruh negara.
3) mudah ditiru bagi setiap orang yang akan menggunakannya.
Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh negara dan
berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan perdagangan
antarnegara. Kamu dapat membayangkan betapa kacaunya
perdagangan apabila tidak ada satuan standar, misalnya satu kilogram
dan satu meter kubik.
1. Satuan Internasional untuk Panjang
Hasil pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan dalam satuan
meter, centimeter, milimeter, atau kilometer. Satuan besaran panjang
dalam SI adalah meter. Pada mulanya satu meter ditetapkan sama
dengan panjang sepersepuluh juta (1/10000000) dari jarak kutub utara
ke khatulistiwa melalui Paris. Kemudian dibuatlah batang meter
standar dari campuran Platina-Iridium. Satu meter didefinisikan
sebagai jarak dua goresan pada batang ketika bersuhu 0ºC. Meter
standar ini disimpan di International Bureau of Weights and Measure
di Sevres, dekat Paris.
Batang meter standar dapat berubah dan rusak karena dipengaruhi
suhu, serta menimbulkan kesulitan dalam menentukan ketelitian
pengukuran. Oleh karena itu, pada tahun 1960 definisi satu meter
diubah. Satu meter didefinisikan sebagai jarak 1650763,72 kali
panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh atom gas
krypton-86 dalam ruang hampa pada suatu lucutan listrik.
Pada tahun 1983, Konferensi Internasional tentang timbangan dan
ukuran memutuskan bahwa satu meter merupakan jarak yang
ditempuh cahaya pada selang waktu 1/299792458 sekon. Penggunaan
kecepatan cahaya ini, karena nilainya dianggap selalu konstan.
2. Satuan Internasional untuk Massa
Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan kilogram (kg). Pada
mulanya para ahli mendefinisikan satu kilogram sebagai massa sebuah
silinder yang terbuat dari bahan campuran Platina dan Iridium yang
disimpan di Sevres, dekat Paris. Untuk mendapatkan ketelitian yang

4
lebih baik, massa standar satu kilogram didefinisikan sebagai massa
satu liter air murni pada suhu 4ºC.
3. Satuan Internasional untuk Waktu
Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik atau sekon dalam SI.
Pada awalnya satuan waktu dinyatakan atas dasar waktu rotasi bumi
pada porosnya, yaitu 1 hari. Satu detik didefinisikan sebagai 1/26400
kali satu hari rata-rata. Satu hari rata-rata sama dengan 24 jam = 24 x
60 x 60 = 86400 detik. Karena satu hari matahari tidak selalu tetap
dari waktu ke waktu, maka pada tahun 1956 para ahli menetapkan
definisi baru. Satu detik adalah selang waktu yang diperlukan oleh
atom cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak 9192631770
kali.
Mengonversi Satuan Panjang, Massa, dan Waktu
Setiap besaran memiliki satuan yang sesuai. Penggunaan satuan suatu
besaran harus tepat, sebab apabila tidak sesuai akan berkesan janggal
bahkan lucu. Misalnya seseorang mengatakan tinggi badannya 150ºC,
orang lain yang mendengar mungkin akan tersenyum karena hal itu
salah. Demikian pula dengan pernyataan bahwa suhu badan orang
yang sehat biasanya 36 meter, terdengar janggal.
Hasil suatu pengukuran belum tentu dinyatakan dalam satuan yang
sesuai dengan keinginan kita atau yang kita perlukan. Contohnya
panjang meja 1,5 m, sedangkan kita memerlukan dalam satuan cm,
satuan gram dinyatakan dalam kilogram, dari satuan milisekon
menjadi sekon. Untuk mengonversi atau mengubah dari suatu satuan
ke satuan yang lainnya diperlukan tangga konversi. Gambar di bawah
menunjukkan tangga konversi panjang, massa, dan waktu, beserta
dengan langkah-langkah penggunaannya.

5
Tangga Konversi Panjang
Awalan Satuan dan Sistem Satuan di Luar Sistem Metrik
Di samping satuan sistem metrik, juga dikenal satuan lainnya yang
sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya liter, inci, yard,
feet, mil, ton, dan ons. Satuan-satuan tersebut dapat dikonversi atau
diubah ke dalam satuan sistem metrik dengan patokan yang
ditentukan. Konversi besaran panjang menggunakan acuan sebagai
berikut:
 1 mil = 1760 yard (1 yard adalah jarak pundak sampai ujung
jari tangan orang dewasa).
 1 yard = 3 feet (1 feet adalah jarak tumit sampai ujung jari kaki
orang dewasa).
 1 feet = 12 inci (1 inci adalah lebar maksimal ibu jari tangan
orang dewasa).
 1 inci = 2,54 cm
 1 cm = 0,01 m
Satuan mil, yard, feet, inci tersebut dinamakan satuan sistem Inggris.
Untuk besaran massa berlaku juga sistem konversi dari satuan sehari-
hari maupun sistem Inggris ke dalam sistem SI. Contohnya sebagai
berikut.
 1 ton = 1000 kg
 1 kuintal = 100 kg
 1 slug = 14,59 kg
 1 ons (oz) = 0,02835 kg
 1 pon (lb) = 0,4536 kg

6
Satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat dikonversi ke dalam
sistem SI yaitu detik atau sekon. Contohnya sebagai berikut.
 1 tahun = 3,156 x 10pangkat 7 detik
 1 hari = 8,640 x 10 pangkat4 detik
 1 jam = 3600 detik
 1 menit = 60 detik
Di dalam sistem metrik juga dikenal sistem awalan dari sistem MKS
baik ke sistem makro maupun ke sistem mikro. Perhatikan Tabel
berikut ini.
Tabel Awalan Satuan Sistem Metrik Besaran Panjang

Tabel Awalan Satuan Sistem Metrik


Penelitian jagad mikro dengan konversi sistem mikro banyak
berkembang dalam bidang teknolgi dewasa ini, contohnya teknologi
nano yang menyelidiki jagad renik seperti sel, virus, bakteriofage, dan
DNA. Adapun penelitian jagad makro menggunakan konversi sistem
makro karena objek penelitiannya mencakup wilayah lain dari jagad
raya, yaitu objek alam semesta di luar bumi.
Mengonversi Satuan Besaran Turunan

7
Besaran turunan memiliki satuan yang dijabarkan dari satuan
besaranbesaran pokok yang mendefinisikan besaran turunan tersebut.
Oleh karena itu, seringkali dijumpai satuan besaran turunan dapat
berkembang lebih dari satu macam karena penjabarannya dari definisi
yang berbeda. Sebagai contoh, satuan percepatan dapat ditulis dengan
m/s2 dapat juga ditulis dengan N/kg. Satuan besaran turunan dapat
juga dikonversi. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini!
 1 dyne = 10pangkat-5 newton
 1 erg = 10pangkat-7 joule
 1 kalori = 0,24 joule
 1 kWh = 3,6 x 10pangkat6 joule
 1 liter = 10pangkat-3 m3 = 1 dm3
 1 ml = 1 cm3 = 1 cc
 1 atm = 1,013 x 10pangkat5 pascal
 1 gauss = 10pangkat-4 tesla
Pengukuran Besaran Fisika
Peranan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari sangat penting.
Seorang tukang jahit pakaian mengukur panjang kain untuk dipotong
sesuai dengan pola pakaian yang akan dibuat dengan menggunakan
meteran pita. Penjual daging menimbang massa daging sesuai
kebutuhan pembelinya dengan menggunakan timbangan duduk.
Seorang petani tradisional mungkin melakukan pengukuran panjang
dan lebar sawahnya menggunakan satuan bata, dan tentunya alat ukur
yang digunakan adalah sebuah batu bata. Tetapi seorang insinyur sipil
mengukur lebar jalan menggunakan alat meteran kelos untuk
mendapatkan satuan meter.
Ketika kita mengukur panjang meja dengan penggaris, misalnya
didapat panjang meja 100 cm, maka panjang meja merupakan besaran,
100 merupakan hasil dari pengukuran sedangkan cm adalah
satuannya.
Beberapa aspek pengukuran yang harus diperhatikan yaitu ketepatan
(akurasi), kalibrasi alat, ketelitian (presisi), dan kepekaan
(sensitivitas). Dengan aspek-aspek pengukuran tersebut diharapkan
mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan benar.

8
Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-besaran fisika,
meliputi panjang, massa, dan waktu.
1. Pengukuran Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah
sesuai dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar
buku kita gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan
raya lebih mudah menggunakan meteran kelos.
a. Pengukuran Panjang dengan Mistar
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris
yang berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau
logam, mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran
pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan
meteran pita dapat mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar
memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.

Alat Ukur Panjang


Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca
skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil
pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut
dengan kesalahan paralaks.

Pembacaan Skala
b. Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas
ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka

9
sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan
diameter bagian dalam sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka
sorong yaitu:
1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius
mempunyai selisih 1 mm.

Jangka Sorong
c. Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm.
Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang
mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat,
diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama,
skala putar, dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala utama
bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar
0,01 mm. Berikut ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.

Mikrometer Sekrup
2. Pengukuran Massa Benda
Timbangan digunakan untuk mengukur massa benda. Prinsip kerjanya
adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa
benda yang diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Dalam
dunia pendidikan sering digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau
dua lengan. Perhatikan beberapa alat ukur berat berikut ini.

10
Bagian-bagian dari neraca O’Hauss tiga lengan adalah sebagai
berikut:
• Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan tiap skala bernilai 1
g.
• Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap skala sebesar 100 g.
• Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala
10 g.

Neraca
3. Pengukuran Besaran Waktu
Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam analog, jam digital, jam
dinding, jam atom, jam matahari, dan stopwatch. Dari alat-alat
tersebut, stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki ketelitian cukup
baik, yaitu sampai 0,1 s.

Alat Ukur Waktu

C. SUHU DAN PENGUKURANNYA


1. Pengertian Suhu
Ukuran derajat panas dan dingin suatu benda tersebut dinyatakan
dengan besaran suhu. Jadi, suhu adalah suatu besaran untuk
menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda.
2. Termometer sebagai Alat Ukur Suhu
Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk untuk mengukur besarnya
suhu suatu benda adalah termometer. Termometer yang umum

11
digunakan adalah termometer zat cair dengan pengisi pipa kapilernya
adalah raksa atau alkohol. Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai
pengisi pipa kapiler termometer adalah sebagai berikut:
a. raksa tidak membasahi dinding kaca,
b. raksa merupakan penghantar panas yang baik,
c. kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang
kecil cukup dapat mengubah suhunya,
d. jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 ºC dan titik
didihnya 357ºC.
Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya menggunakan
termometer alkohol. Alkohol memiliki titik beku yang sangat rendah,
yaitu -114ºC. Namun demikian, termometer alkohol tidak dapat
digunakan untuk mengukur suhu benda yang tinggi sebab titik
didihnya hanya 78ºC.
Pada pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik tetap atas
dan titik tetap bawah. Titik tetap termometer tersebut diukur pada
tekanan 1 atmosfer. Di antara kedua titik tetap tersebut dibuat skala
suhu. Penetapan titik tetap bawah adalah suhu ketika es melebur dan
penetapan titik tetap atas adalah suhu saat air mendidih.
Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.
a. Termometer Celcius
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 100.
Diantara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 100 skala.
b. Termometer Reaumur
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 80.
Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.
c. Termometer Fahrenheit
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi angka 212.
Suhu es yang dicampur dengan garam ditetapkan sebagai 0ºF. Di
antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 180 skala.
d. Termometer Kelvin
Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini
disebut suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang dimiliki benda ketika
energi total partikel benda tersebut nol. Kelvin menetapkan suhu es

12
melebur dengan angka 273 dan suhu air mendidih dengan angka 373.
Rentang titik tetap bawah dan titik tetap atas termometer Kelvin
dibagi 100 skala.

Titik Tetap Termometer


Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer Reaumur,
dan termometer Fahrenheit adalah
C : R : F = 100 : 80 : 180
C:R:F=5:4:9
Dengan memperhatikan titik tetap bawah 0ºC = 0ºR = 32ºF, maka
hubungan skala C, R, dan F dapat ditulis sebagai berikut:
tº C =5/4 tºR
tº C =5/9 (tºF – 32)
tº C =4/9 (tºF – 32)
Hubungan skala Celcius dan Kelvin adalah
t K = tºC + 273 K

Besaran dan Satuan :


Besaran adalah sesuatu yang mempunyai besar ( nilai ) dan
satuan .
Dalam fisika ada beberapa besaran yang tidak memiliki
satuan , antara lain : koefisien gesek , indeks bias , lembab
nisbi dan efisiensi / daya guna .

Besaran Pokok dan Besaran Turunan :


1.1.Besaran Pokok :
adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk
mendifinisikan besaran lain . Besaran pokok ini bebas terhadap
besaran pokok lainnya.

Tujuh besaran pokok , lambang dan dimensi dalam fisika :

13
Lambang
No Besaran Pokok Dimensi
Besaran Satuan
1 Panjang l m L
2 Massa m kg M
3 Waktu t s T
4 Kuat arus i A I
5 Suhu T K θ
6 Intensitas cahaya Φ cd J
7 Kuantitas zat n mol N

1.2.Besaran Turunan : Besaran yang diturunkan dari besaran


pokok .
Contoh :

No. Besaran Turunan Nama Satuan Lambang Satuan


1 Kecepatan meter/sekon m/s = m.s -1
2 Percepatan meter/sekon2 m/s2 = m.s -2
3 Luas meter 2 m2
4 Volume meter 3 m3
5 Massa jenis kilogram/m3 kg/m3 = kg.m-3
6 Berat newton kg.m/s2 = kg.m.s-2
7 Gaya newton kg.m/s2 = kg.m.s-2
8 Energi joule kg.m2/s2 = kg.m-2.s.-2
9 Daya watt kg.m2/s = kg.m-2.s.-1
10 Tekanan pascal kg./m s2 = kg.m-1.s.-2

B. V E K T O R :

2.1. Besaran Vektor dan Skalar .


Besaran Vektor :
adalah besaran yang mempunyai besar
dan arah .
Contoh besaran vektor :
kecepatan , percepatan , gaya , berat ,
impuls , momentum.
Vektor dapat digambar dengan sebuah tanda panah.

A = titik pangkal vektor .


AB = besar vektor .
= arah vektor .
Besaran Skalar :
adalah suatu besaran yang mempunyai
besar saja .

14
Contoh : panjang , massa , waktu , massa jenis , usaha ,
energi , daya .

Jumlah /selisih Vektor :


Jumlah atau selisih vektor disebut
resultante vektor .

2.1 Penjumlahan vektor


a. Dengan segitiga vektor :
c
b a + b = c

b. Dengan jajaran genjang :


b
c
ab (a 2  b 2  2ab cos  )


a
c. Dengan analisis :
Bila jumlah vektor lebih dari dua buah maka
penyelesaiannya
dengan

Langkah-langkahnya :
1. Buat sumbu X dan Y melalui titik pangkal vektor .
2. Proyeksikan masing masing vektor pada sumbu X dan
Y
3. Tentukan sudut masing masing vektor terhadap sumbu
X positip.
4. Vektor pada sumbu X dan Y disebut komponen vektor.
Y

F N Fx Fy R= R x2  R y2
F
2 F o Fcos  F sin 
1 1 F1 F1cos  1 F1sin  1
X 2 F2 F2 cos  2 F2 sin  2
3 F3 F2 cos  3 F3 sin  3
 Fx =.....  Fy =...

F
3

15
R= ( F ) 2x  ( F ) 2y

atau

R= R x2  R y2

Arah :
Ry
tg  =
Rx

Perkalian Vektor :
1. Skalar kali vektor menghasilkan vektor .
2. Vektor kali vektor menghasilkan vektor .
Perkalian vektor dari dua buah vektor disebut cros product
( vektor product ) c
a x b = c
b
= ab sin.
b x a = -c

a
= - ab sin
a x b = b x a -c

3. Perkalian skalar dari dua vektor disebut dot product


( skalar produk )
a . b = ab cos 
b . a = ab cos 
a . b = b . a

VEKTOR SATUAN :
Vektor satuan :
adalah komponen vektor pada sumbu X ; Y dan Z
dari suatu vektor A
yang berada dalam ruang yang saling tegak lurus .dan
dapat dinyatakan
dengan :

16
A = Ax i + Ay.j + Az . k

Az

i
Ay Ax

Besarnya vektor : A = Ax 2  Ay 2  Az 2

Penjumlahan vektor satuan adalah sama dengan :


A =
Ax 2  Ay 2  Az 2

Perkalian titik ( dot ) dari dua vektor satuan :


i.i = j.j = k.k = 1
j.j = i.k = j.k = 0.
Perkalian silang ( cros ) dari dua vektor satuan :
ix i = jxj = kxk = 0
i x j = k. j x i = -k
k x i = j. i x k = -j

j x k = i. k x j = -i
C. DIMENSI.
Dimensi suatu besaran : adalah suatu yang menunjukan cara
besaran itu tersusun oleh besaran – besaran pokok .

No Besaran Turunan Lambang Satuan Dimensi


1 Panjang m L
2 Massa kg M
3 Waktu s T
4 Kuat arus A I

17
5 Suhu K Θ
6 Intensitas cahaya cd J
7 Kuantitas zat mol N
8 Kecepatan m/s = m.s -1 L.T-1
9 Percepatan m/s2 = m.s -2 L.T-2
10 Luas m2 L2
11 Volume m3 L3
12 Massa jenis kg/m3 = kg.m-3 M.L-3
13 Berat kg.m/s2 = kg.m.s-2 M.L.T.-2
14 Gaya kg.m/s2 = kg.m.s-2 M.L.T -2
15 Energi kg.m2/s2 = kg.m-2.s.-2 M.L-2.T.-2
16 Daya kg.m2/s = kg.m-2.s.-1 M.L-2.T.-1
17 Tekanan kg./m s2 = kg.m-1.s.-2 M.L-1.T.-2

D. PENGUKURAN :
Mengukur :
adalah membandingkan suatu besaran dengan
satuan yang sesuai .
Pada proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur
yang sesuai
Misalnya :
panjang alat ukurnya mistar , massa alat ukurnya
neraca , waktu alat
ukurnya stopwatch dan lain-lainnya.
1. Alat ukur besaran panjang :
Penggaris plastik dengan ketelitian 0,6 mm
. Jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm
Mikrometer skrup dengan ketelitian 0,01 mm

2. Alat ukur besaran massa :


Alat ukur besaran massa adalah neraca sama lengan .

3. Alat ukur besaran waktu :


Alat ukur besaran waktu adalah stopwatch digital
dengan ketelitian 0,001
sekon .

E. ANGKA PENTING :

1.4. Angka penting :


adalah angka hasil pengukuran yang terdiri atas angka
pasti dan angka taksiran Banyaknya angka penting
menentukan tingkat ketelitian alat yang digunakan.
Angka penting hanya boleh mengandung satu angka
taksiran .

Aturan penulisan hasil pengukuran ( angka pentin ) adalah :

a. Semua angka bukan nol adalah merupakan angka penting .

18
Contoh :
468,3 cm : mengandung empat angka penting .
12,957 kg : mengandung lima angka penting .

b. Angka nol yang terletak diantara dua angka bukan nol


termasuk angka penting .
Contoh :
2,06 detik : mengandung tiga angka penting .
40,05 m : mengandung empat angka penting .

c. Angka nol yang terletak disebelah kanan angka bukan nol


(tanpa desimal) tidak termasuk angka penting , kecuali diberi
tanda khusus .
Contoh :
460 gram : mengandung dua angka penting .
460 gram : mengandung tiga angka penting .
25,80 cm : mengandung empat angka penting .

d. Angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol,baik


yang terletak disebelah kiri maupun disebelah kanan koma
desimal, bukan angka penting Contoh :
0,56 detik : mengandung dua angka penting
0,05 m : mengandung satu angka penting.

Penulisan hasil pengukuran menurut angka penting : a.x n

Dimana : a = koefisien ( 0 < a < 10 ) .


x = bilangan 10 ( orde ) .
n = pangkat.
Contoh : muatan listrik terkecil adalah : 1,6 . 10 -19 coulomb.

1.5. Berhitung dengan angka penting :

a. Menjumlahkan /mengurangi dua angka penting atau


lebih hasilnya hanya
boleh mengandung satu angka ragu /taksiran .

5,27 ( 7 = angka ragu )


0,2541 + ( 1 = angka ragu )
5,5241 ( 2 ; 4 ; 1 = angka ragu / tiga angka
ragu )
5,52.

b. Mengalikan / membagi dua angka penting atau


lebih hasilnya sejumlah
angka penting yang paling sedikit .

2,5 x 2.5 = 6,25 = 6,3.


47,26 : 0.30 = 15,75333 = 16.

19
II. Aspek Psikomotorik
Uraikan jawaban Anda dengan jelas dari pertanyaan – pertanyaan
berikut ini !

1. Jika Anda ingin mengukur volume sebuah kubus, alat apa yang
Anda perlukan ?
2. Bagaimana cara menentukan diameter sebuah kelereng ?
3. Untuk mengukur massa cincin, alat apa yang Anda pilih ?
4. Ukurlah luas buku tulis Anda, kemudian sebutkan langkah –
langkah dalam mengukur luas buku tulis tersebut dan sajikan hasil
pengukuran menggunakan aturan angka penting !
5. Jika tekanan gas tergantung pada massa jenis dan kecepatan
partikel gas, buatlah persamaan atau rumus untuk tekanan dengan
menggunakan analisis dimensi !

20
BAB. II.
GERAK LURUS .

A. JARAK DAN PERPINDAHAN :


Jarak ( X ):
adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh benda
yang bergerak tanpa
memperhatikan arah gerak benda. Oleh karena itu
jarak tergolong
besaran skalar .
Perpindahan ( S ) :
Adalah perubahan kedudukan suatu benda karena
adanya perubahan
waktu dengan arah gerak diperhatikan. Perpindahan
termasuk besaran
vektor .
Contoh :
A B C D E F

Gerak sebuah titik dari : A - B - C - D - E - F - E - D .

Jarak yang ditempuh adalah :ABCDEFED , sedangkan


perpindahannya adalah :
A D. adarh kekanan.

B. KELAJUAN DAN KECEPATAN


Kelajuan ( V ) :
Adalah jarak yang ditempuh persatu satuan
waktu

X
V = ( meter/sekon )
t
Kecepatan ( V ) :
Adalah perpindahan persatu satuan waktu .

S
V = ( meter/sekon )
t
Kelajuan adalah besaran skalar sedangkan kecepatan besaran
vektor .

Kecepatan rata-rata ( Vr ) :
Adalah jarak total yang ditempuh per waktu total yang
dipergunakan .

X
Vr =
t

21
Kecepatan sesaat ( Vs ) :
Harga limit dari kelajuan rata-rata ketika selang waktu
mendekati nol

X
Vs = Limit
t

C. PERLAJUAN DAN PERCEPATAN


Perlajuan ( a )
Adalah perubahan kelajuan persatu satuan
waktu. Perlajuan
merupakan besaran skalar .
V
a = ( meter/sekon )
t
Percepatan ( a ) :
Adalah perubahan kecepatan persatu satuan
waktu . Percepatan
merupakan besaran vektor .

V
a = ( meter/sekon )
t
Percepatan sesaat ( as ) :
Adalah harga limit dari percepatan dimana
waktu ( t ) mendekati
nol.
V
as = limit
t

D. GERAK LURUS BERATURAN


Gerak lurus beraturan :
Adalah gerak yang lintasannya lurus dengan kecepatan
tetap.
Kecepatan tetap ( V ) :
Adalah kecepatan yang besarnya disetiap saat
harganya tetap .

V A

A B

S
V =
t

Grafik kecepatan ( V ) terhadap waktu ( t ) : V(


m/s
)
Grafik perpindahan ( S ) terhadap waktu ( t ) :
S
( t
m (
22 ) s
)
t
)

E GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN .

3. Gerak lurus dengan percepatan tetap ( konstan ) (GLB)


3.1. Gerak pada bidang :
Vo Vt

A
t
B

* .Kecepatan setelah t sekon

Vt = Vo  a . t

 Perpindahan setelah t sekon

1 2 Vt2 = Vo2 ± 2 a..S


S = Vo.t  at
2

Grafik kecepatan ( V ) terhadap waktu ( t ) :

V V
V

t t t

Gr.(a ) Gr.(b) Gr.


(c)

Grafik perpindahan ( S ) terhadap waktu ( t ) :

23
S S

O t t
O
Gr.( d ) Gr
Keterangan grafik :
a = Grafik (V) terhadap (t) : GLBB dipercepat tanpa
kecepatan awal
( Vo = 0)
b. = Grafik (V) terhadap (t) : GLBB dipercepat dengan
kecepatan awal
(Vo>0)
c = Grafik (V) terhadap (t) : GLBB diperlambat dengan
kecepatan awal
(Vo>0)
d = Grafik (S) terhadap (t) : untuk GLBB diperlambat
e = Grafik (S) terhadap (t) : untuk GLBB dipercepat.

F . Gerak Vertikal ke atas :


Gerak vertikal keatas termasuk g l b b dengan perlambatan
gravitasi g m/s2.
Vt = Vo - g t.
Vt
Y = Vo.t - ½
g t2. B

Vt2 = Vo2 - 2
aS

Y
Gerak Vertikal ke
bawah :
Vo Gerak vertikal kebawah
termasuk g l b b A
dipercepat engan
percepatan gravitasi g m/s2 .

24
Vt = Vo + g t.
Y = Vo.t + ½
2
gt.
Vt2 = Vo2 + 2
aS

g
G .Gerak jatuh bebas :
Adalah gerak vertikal kebawah dengan kecepatan awal nol
( tanpa kecepatan awal )
Kecepatan jatuh
g
ditanah Vt :
h Vt = 2 g h

Waktu jatuh sampai


ditanah ( t ) :
V
t t =
2 h
g

II. Aspek Psikomotorik


Uraikan jawaban Anda dengan jelas dari pertanyaan – pertanyaan
berikut ini !

1. Sebuah mobil – mobilan digerakkan pada lintasan lurus. Alat


apakah yang dapat digunakan untuk mengetahui jenis gerakan
mobil – mobilan tersebut ?
2. Buatlah grafik hubungan jarak dengan waktu pada saat benda
mengalami gerak lurus beraturan !
3. Alat dan bahan apakah yang perlu Anda siapkan pada saat akan
membuktikan gerak lurus berubah beraturan ?
4. Ketika Anda akan membuktikan adanya gerak lurus berubah
beraturan, bagaimana posisi benda (kereta mainan) harus
diletakkan ?
5. Coba jatuhkan dua benda yang massanya berbeda! Benda mana
yang sampai ke tanah terlebih dahulu ?
BAB. III.

25
GERAK MELINGKAR .

A. BESARAN DALAM GERAK MELINGKAR .


Kecepatan sudut () :
Adalah besar sudut yang ditempuh oleh jari-jari
lingkaran setiap sekon . B

2
 A
 =
T

R
rad/s
 = 2 f

 Frekuensi putaran (f) :


Adalah jumlah putaran yang dilakukan setiap sekon .

1
f =
T Hz

Periode ( T ) :
Adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh
satu kali keliling t
T =
n

Jarak ( S ) dan perpindahan sudut (  ) :


S =  R

 Besar sudut yang ditempuh jari – jari (R)

 =  .t radian

26
Satu radian adalah sama dengan sudut yang direntangkan
oleh busur
lingkaran yang panjangnya sama dengan jari-jari
lingkaran nya
 Hubungan kecepatan linier ( V ) dengan kecepatan sudut
():

V = R

Percepatan sudut (  ):
Adalah besar perubahan kecepatan sudut
persatu satuan satuan
waktu .

 = rad/ s2
t
Hubungan percepatan linier dengan percepatan sudut :

a =  .R

Percepatan sentri petal ( aR ) :

V2
aR =
R

B . Gerak melingkar beraturan (GMB)


Adalah gerak yang lintasannya menurut keliling
lingkaran dengan
kecepatan sudut tetap .
Besar perpindahan sudutnya :
 =  . t.
Hubungan roda-roda sepusat :
- Bila dua roda sepusat (B dan C) maka kedua roda
mempunyai kecepatan sudut tetap.
B A
A
= B

27
V A
RA

VB
= RB

Hubungan roda-roda Bersinggungan :


- Bila dua roda tidak sepusat dihubungkan dengan rantai / tali /
tanah maka kedua roda mempunyai kecepatan linier sama
Hal – hal yang istimewa :
D
RD A B C
E RA RB
RC

; VD = VE VA = VB

E . R E = D R D  A.RA =
B .RB

C. GERAK MELINGKAR BERUBAH BERATURAN .


Gerak melingkar berubah beraturan :
Adalah gerak yang lintasannya menurut keliling
lingkaran dengan
percepatan sudut tetap .

Percepatan sudut (  ) :
Adalah perubahan kecepatan sudut persatu satuan
waktu :
 = /t.
Kecepatan sudut setelah t sekon adalah :

t = o  t

Besar sudut yang ditempuh (  ) adalah

 = o.t  ½  t2
Rumus tambahan :

t2 = o2  2

28
BAB . IV
HUKUM NEWTON .
A. HUKUM NEWTON :
Hukum I Newton :
Setiap benda cendrung mempertahankan keadaanya .

F = 0

Atau :
N
Fx = 0
F2 F1

F1 - F2
= 0

w Fy = 0

N–w = 0
. Hukum II Newton :
Percepatan yang ditimbulkan oleh suatu gaya
sebanding dengan besarnya gaya dan berbanding
terbalik dengan masanya

N
a =
F
F2 F1 m
m

w
Bila benda bergerak kekanan :

a =
F
m

29
F1  F 2
a =
m

5.1. Hukum III Newton :

F aksi = - F reaksi

Contoh :
F1
Pasangan aksi reaksi:

T1 F1 dengan T1
T2 dengan F2
T2
w dengan FG
F2

w
FG

Bumi

B . PENERAPAN HUKUM NEWTON .


a. Gerak pada bidang mendatar :
- Hukum Newton I

N  Fx = 0
F1 - F2 = 0

F2 F1
m  Fy = 0
N - w = 0
-
w
F
- Hukum Newton II : a = 
m
a = F1 - F2.

- Hukum Newton III :


N ( aksi ) = w ( reaksi )

30
b. Pada bidang miring :
N F

wsin
wcos

w

F  w sin 
Bila benda bergerak keatas : a =
m
w sin   F
Bila benda bergerak ke bebawah : a =
m
c. Katrol :
Jika m2 bergerak
kebawah , maka hukum
Newton II :

T2 a =
T1
F T1 T2

m

m1 m2

W W
1 2
W2  T2  T2  T1  T1  W1
a =
m1  m 2

C. GAYA GESEKAN.:
Gaya gesekan statis ( f s ) :
adalah gaya gesekan yang timbul pada saat benda
sedang berusaha bergerak ( tetapi belum bergerak ) . Gaya
gesekan statis bernilai mulai dai nol hingga mencapaiNmaksimum F
, yaitu pada saat benda akanPbergerak .
N

 w sin F

wcos
fs
31
W w
f
mak = N

Gaya gesekan kinetik ( f k ) :


Adalah gaya gesekan yang timbul pada saat benda
bergerak :
Besar gaya gesekan kinetis sebesar :
f k = k N.
dimana : k < s

D. PENERAPAN GAYA GESEKAN :


a. Gerak benda pada bidang datar :
P
N

 F

f
s W
Menurut Hukum Newton II :
Fx = m.a Fy =
0
F - f k = m. a. N - W =
0
N =
W
b. Gerak pada bidang miring :
N F
Menurut
Hukum Newton II :
fk
Benda
w sin
bergerak ke bawah
wcos
Fx =
m.a . w

32
W sin  - F
- f k = m. a.
Fy = 0
N - w
cos  = 0
N = w
cos 
Benda bergerak ke atas
Fx = m.a Fy = 0
W sin  - F - f k = m. a.
N - w cos  = 0
N = w cos 

E. GAYA SENTRI PETAL : 2


Gaya sentri petal :
adalah gaya yang arahnya kepusat lingkaran
dan tegak lurus dengan
kecepatan liniernya
D
Menurut Hukum Newton
II
W F = m.a
Fs
Maka :
C
Fs = m. as
V2
W Fs = m
B R

FFs ( arah
kepusat lingkaran W
A
Gaya sentri petal pada titik
W V2
Pada titik A : T - W = m  T = W + m
R

V2 V2
Pada titik B : T - W.Cos  = m  T = W.Cos
R R

33
V2
 +m
R

V2
Pada titik D : T + W =m  T = W - m
R

V2
R

34

Anda mungkin juga menyukai