Anda di halaman 1dari 5

Hasil Pengamatan

1. Ikan A (Pemotongan vertikal)


Waktu Awal sebelum Pemotongan Akhir setelah Pemotongan
(Hari ke-)
0 0,7 cm 0,5 cm
1 0,5 cm
2 0,6 cm
3 0,7 cm
4 0,8 cm
5 0,8 cm
6 0,9 cm
7 1,1 cm
8 1,2 cm
9 1,3 cm
10 1,4 cm
11 1,4 cm
12 1,5 cm
13 1,6 cm
14 1,6 cm

2. Ikan B (Pemotongan melengkung di bagian ujung)


Waktu Awal sebelum Pemotongan Akhir setelah Pemotongan
(Hari ke-)
0 0,6 cm 0,5 cm
1 0,5 cm
2 0,6 cm
3 0,6 cm
4 0,7 cm
5 0,7 cm
6 0,8 cm
7 1,0 cm
8 1,2 cm
9 1,3 cm
10 1,4 cm
11 1,5 cm
12 1,7 cm
13 1,7 cm
14 1,8 cm
3. Ikan C (Pemotongan melengkung di bagian tengah)
Waktu Awal sebelum Pemotongan Akhir setelah Pemotongan
(Hari ke-)
0 0,7 cm 0,5 cm
1 0,5 cm
2 0,6 cm
3 0,7 cm
4 0,7 cm
5 0,8 cm
6 0,9 cm
7 1,0 cm
8 1,1 cm
9 1,3 cm
10 1,4 cm
11 1,5 cm
12 1,6 cm
13 1,6 cm
14 1,7 cm

Analisis Data
Pada praktikum kali ini, kami melakukan pengamatan regenerasi ekor pada
ikan cupang (Betta sp.). Pada ikan A, panjang ekor mula-mula sebelum dipotong
adalah 0,7 cm. Setelah itu ekor ikan dipotong secara vertikal, tetapi tidak sampai
pada pangkal ekor. Pada hari ke-0 yaitu setelah dilakukan pemotongan, panjang
ekor ikan menjadi 0,5 cm. Pada hari pertama setelah pemotongan, panjang ekor
ikan masih belum ada perubahan yang nyata, yaitu masih tetap 0,5 cm. Pada hari
ke-2, ke-3, dan ke-4 setelah pemotongan, setiap harinya panjang ekor ikan
mengalami pertambahan panjang sebesar 0,1 cm, sehingga pada hari ke-4 panjang
ekor ikan telah mencapi 0,8 cm. Pada hari ke-5 panjang ekor ikan masih tetap 0,8
cm. Pada hari ke-6 setelah pemotongan, panjang ekor ikan sudah mencapai 0,9 cm
dan terus mengalami pertambahan panjang sebesar 0,1 cm setiap harinya hingga
hari ke-10 setelah pemotongan, sehingga pada hari ke-10 setelah pemotongan,
panjang ekor ikan telah mencapai 1,4 cm. Pada hari ke-11 setelah pemotongan,
panjang ekor ikan masih sama dengan hari ke-10, yaitu 1,4 cm. Pada hari ke-12
dan ke-13 setelah pemotongan, panjang ekor ikan mengalami pertambahan 0,1 cm
setiap harinya, sehingga pada hari ke-13 panjang ekor ikan mencapai 1,6 cm. Pada
hari ke-14 setelah pemotongan (hari terakhir pengamatan), panjang ekor ikan
adalah 1,6 cm. Proses regenerasi ekor pada ikan A dengan pola pemotongan
vertikal yang kami amati dapat dinyatakan dalam grafik berikut ini:
Grafik Pertambahan Panjang Ekor
Ikan Cupang (Betta sp.)
2
1.5
1
0.5 Grafik Pertambahan
0 Panjang ekor ikan

Hari ke-5
Hari ke-0
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
Hari ke-4

Hari ke-6
Hari ke-7
Hari ke-8
Hari ke-9
Hari ke-10
Hari ke-11
Hari ke-12
Hari ke-13
Hari ke-14
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa
ekor ikan A dapat beregenerasi setelah mengalami kerusakan, yang dalam hal ini
ekor ikan sengaja dipotong untuk mengamati adanya proses regenerasi. Pada hari
pertama setelah pemotongan, panjang ekor ikan sama dengan hari ke-0, hal
tersebut menandakan bahwa sedang terjadi tahap pertama dari regenerasi, yaitu
tahap penyembuhan luka. Hari berikutnya terjadi tahap kedua, yaitu pertumbuhan
bagian ekor yang rusak hingga mencapai panjang semula yang kemudian segera
diikuti oleh tahap ketiga, yaitu jaringan-jaringan baru yang terbentuk sampai pada
hari terakhir pengamatan.
Pada ikan B, panjang ekor mula-mula sebelum dilakukan pemotongan adalah
0,6 cm. Setelah dilakukan pemotongan dengan pola melengkung di salah satu
ujungnya, panjang ekor menjadi 0,5 cm. Pada hari pertama setelah pemotongan,
panjang ekor ikan masih tetap 0,5 cm. Pada hari ke-2 setelah pemotongan,
panjang ekor ikan menjadi 0,6 cm dan masih sama hingga hari ke-3 setelah
pemotongan. Pada hari ke-4 setelah pemotongan, panjang ekor ikan menjadi 0,7
cm dan masih sama hingga hari ke-5 setelah pemotongan. Pada hari ke-6 setelah
pemotongan, panjang ekor ikan menjadi 0,8 cm. Pada hari ke-7 setelah
pemotongan, terjadi pertambahan panjang yang cukup besar, yaitu 0,2 cm,
sehingga pada hari ke-7 setelah pemotongan panjang ekor ikan telah mencapi 1,0
cm. Pada hari ke-8 setelah pemotongan, panjang ekor ikan telah mencapai 1,2 cm.
Pada hari ke-9 hingga hari ke-11 setelah pemotongan, panjang ekor ikan
mengalami pertambahan sebesar 0,1 cm setiap harinya, sehingga pada hari ke-11
panjang ekor ikan telah mencapai 1,5 cm. Pada hari ke-12 dan ke-13 setelah
pemotongan, panjang ekor ikan sama, yaitu 1,7 cm. Pada hari ke-14 setelah
pemotongan (hari terakhir pengamatan), panjang ekor ikan adalah 1,8 cm. Proses
regenerasi ekor pada ikan B dengan pola pemotongan melengkung pada bagian
salah satu ujungnya yang kami amati dapat dinyatakan dalam grafik berikut ini:
Grafik Pertambahan Panjang Ekor Ikan
Cupang (Betta sp.)
2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8 Grafik Pertambahan
0.6
Panjang Ekor Ikan Cupang
0.4
0.2
0
Hari ke-5
Hari ke-0
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
Hari ke-4

Hari ke-6
Hari ke-7
Hari ke-8
Hari ke-9
Hari ke-10
Hari ke-11
Hari ke-12
Hari ke-13
Hari ke-14
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa
ekor ikan B sama halnya dengan ikan A, yaitu dapat beregenerasi setelah
mengalami kerusakan, yang dalam hal ini ekor ikan sengaja dipotong untuk
mengamati adanya proses regenerasi. Namun pertambahan panjang pada ikan B
terlihat lebih pesat bila dibandingkan dengan ikan A yang dipotong dengan pola
vertikal. Pada hari pertama setelah pemotongan, panjang ekor ikan sama dengan
hari ke-0, hal tersebut menandakan bahwa sedang terjadi tahap pertama dari
regenerasi, yaitu tahap penyembuhan luka. Hari berikutnya terjadi tahap kedua,
yaitu pertumbuhan bagian ekor yang rusak hingga mencapai panjang semula yang
kemudian segera diikuti oleh tahap ketiga, yaitu jaringan-jaringan baru yang
terbentuk sampai pada hari terakhir pengamatan.
Pada ekor C, panjang ekor ikan mula-mula sebelum dilakukan
pemotongan adalah 0,7 cm. Setelah dilakukan pemotongan dengan pola
melengkung di bagian tengah, panjang ekor menjadi 0,5 cm. Pada hari pertama
setelah pemotongan, panjang ekor ikan masih belum ada perubahan yang nyata,
yaitu masih tetap 0,5 cm. Pada hari ke-2 setelah pemotongan, panjang ekor ikan
menjadi 0,6 cm. Pada hari ke-3 dan ke-4 setelah pemotongan, panjang ekor ikan
menjadi 0,7 cm. Pada hari ke-5 sampai hari ke-8 setelah pemotongan, panjang
ekor ikan terus mengalami pertambahan 0,1 cm setiap harinya, sehingga pada hari
ke-8 setelah pemotongan panjang ekor ikan telah mencapai 1,1 cm. Pada hari ke-9
setelah pemotongan, panjang ekor ikan bertambah 0,2 cm, menjadi 1,3 cm dan
selanjutnya terus mengalami pertambahan panjang 0,1 cm sampai pada hari ke-11
setelah pemotongan, sehingga pada hari ke-11 setelah pemotongan panjang ekor
ikan mencapai 1,5 cm. Pada hari ke-12 dan ke-13 setelah pemotongan, panjang
ekor ikan sudah mencapai 1,6 cm. Pada hari ke-14 setelah pemotongan (hari
terakhir pengamatan), panjang ekor ikan adalah 1,7 cm. Proses regenerasi ekor
pada ikan C dengan pola pemotongan melengkung pada bagian tengah yang kami
amati dapat dinyatakan dalam grafik berikut ini:

Grafik Pertambahan Panjang Ekor Ikan


Cupang (Betta sp.)
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6 Grafik Pertambahan
0.4 Panjang Ekor Ikan Cupang
0.2
0
Hari ke-0
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
Hari ke-4
Hari ke-5
Hari ke-6
Hari ke-7
Hari ke-8
Hari ke-9
Hari ke-10
Hari ke-11
Hari ke-12
Hari ke-13
Hari ke-14
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa
ekor ikan C sama halnya dengan ikan A dan B, yaitu dapat beregenerasi setelah
mengalami kerusakan, yang dalam hal ini ekor ikan sengaja dipotong untuk
mengamati adanya proses regenerasi. Pada hari pertama setelah pemotongan,
panjang ekor ikan sama dengan hari ke-0, hal tersebut menandakan bahwa sedang
terjadi tahap pertama dari regenerasi, yaitu tahap penyembuhan luka. Hari
berikutnya terjadi tahap kedua, yaitu pertumbuhan bagian ekor yang rusak hingga
mencapai panjang semula yang kemudian segera diikuti oleh tahap ketiga, yaitu
jaringan-jaringan baru yang terbentuk sampai pada hari terakhir pengamatan.
Dari ketiga pola yang kami amati, regenerasi paling cepat dan pesat terjadi
pada ikan B dengan pola pemotongan melengkung pada bagian salah satu ujung
ekor. Perbedaan kemampuan regenerasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah faktor makanan (kecukupan nutrisi), faktor suhu, dan faktor
kondisi internal tubuh dari ikan tersebut (sel saraf di sekitar daerah yang luka atau
rusak).

Anda mungkin juga menyukai