Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR

DISUSUN OLEH KELAS 1F :

Antoni Rachman 2004015205

Bunga Widuri 2004015108

Inda Nurfitri 2004015126

Khaeriyah Puspa Aulia 2004015193

Kelompok : Georg Ohm

Nama Dosen : Dra. Yulia Rahmadar, M.Pd

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR..................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A.Latar Belakang.....................................................................................................................1

B.Tujuan .................................................................................................................................2

C.Rumusan Masalah................................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN...............................................................................................................3


A. Pengertian Besaran..............................................................................................................3
B. Pengertian Satuan................................................................................................................4
C. Pengertian Vektor................................................................................................................7

BAB III. PENUTUPAN...............................................................................................................12


A. Kesimpulan........................................................................................................................12
B. Daftar Pustaka...................................................................................................................13
ii

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan ridhaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan salam serta
salawat kita kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan manusia
dari kegelapan menuju cahaya ridha Allah SWT.

Dalam makalah ini kami melampirkan beberapa penjelasan serta bagian-bagian dari
analisa vektor. Kami masih dalam proses belajar, jika ada masukan dan kritik kami akan
menerima dengan terbuka. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, Okotober 2020


Penyusun

iii

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang memusatkan perhatian pada fenomena-


fenomena alam. Sebagai ilmu pengetahuan alam, fisika didasarkan pada eksperimen dan
pengukuran kuantitatif, atau dengan kata lain, fisika didasarkan pada pengamatan empiris.
Dari sejarah perkembangan ilmu fisika ternyata bahwa teori fisika dapat menjelaskan
perilaku alam dengan menggunakan ecto-hukum dasar yang bentuknya sederhana dan
tidak terlalu banyak. Hukum-hukum dasar fisika pada umumnya diformulasikan dalam
bahasa matematika dengan maksud agar dapat menjembatani antara teori dan eksperimen

Dalam sejarah perkembangannya, sering muncul perbedaan antara teori dan


eksperimen. Hal ini memotivasi para fisikawan untuk menemukan teori atau konsep-konsep
baru agar lebih dapat menjelaskan hasil eksperimen. Sebagai contoh, ecto-hukum dasar
fisika tentang gerak, yang ditemukan oleh Newton pada abad ke-17, ternyata tidak cocok
untuk mendeskripsikan gerak dengan kecepatan yang sangat tinggi (mendekati kecepatan
cahaya, di mana kecepatan cahaya besarnya 3 ´ 108 meter per detik). Oleh karena itu,
muncul teori baru yang dikenal sebagai teori relativitas Einstein yang dapat menjelaskan
sifat gerak pada kecepatan yang sangat tinggi, sekaligus merupakan bentuk yang lebih
umum dari ecto-hukum Newton. Demikian teori-teori ector rus bermunculan hingga saat
ini, sebagai upaya para fisikawan untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang ada di alam
semesta.

Dalam makalah ini Anda akan mempelajari secara garis besar ruang lingkup ilmu
fisika serta pengantar ke mekanika, yaitu cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang
gerak benda. Di sini dapat Anda pelajari pengertian dasar tentang besaran, satuan. Selain itu
juga akan Anda pelajari tentang hitung ector, yaitu perangkat matematika yang
dipergunakan untuk membahss mekanika.

B. Rumusan Masalah
Melalui latar belakang di atas, maka adapun yang menjadi rumusan masalah dalam
karya ilmiah ini adalah:
1. Apa pengrtian besaran dan satuan?
2. Bagaimana cara menggunakan konsep hitung vektor dalam masalah fisika?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang besaran dan satuan
2. Mengetahui cara menggunakan konsep hitung vektor dalam masalah fisika.
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BESARAN

Di dalam fisika besaran dirtikan sebagai sesuatu yang dapat diukur atau dihitung dan
mempunyai nilai (besar) yang dinyatakan dengan angka dan satuan. Contoh besaran :
massa, kecepatan, panjang.

1. Jenis-Jenis Besaran
Besaran-besaran di dalam fisika, dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
berdasarkan nilai dan arahnya besaran dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Besaran skalar, Besaran skalar adalah besaran yang hanya mempunyai nilai
(besar) saja dan tidak mempunyai arah. Contoh besaran skalar : massa, waktu,
suhu, luas dan volume.
b. Besaran vektor, Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah.
Sesuai kesepakatan apabila besaran vektor tersebut arahnya ke kiri dan ke bawah
maka besaran tersebut bernilai negatif (-) sedangkan apabila besaran vektor
tersebut arahnya ke kanan dan ke atas maka besaran tersebut bernilai positif (+)
Contoh besaran vektor : kecepatan, percepatan, gaya.b. Berdasarkan satuannya
besaran dibedakan menjadi 2 janis, yaitu :
1. Besaran pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan atau
didefinisikan terlebih dahulu. Ada 7 besaran pokok di dalam fisika. Besaran
pokok beserta satuannya seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
3

1) Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satuan
besaran pokok. Contoh besaran turunan beserta satuannya seperti yang
ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Kecepatan diturunkan dari besaran panjang dan waktu. Yaitu panjang


lintasan yang ditempuh dalam selang waktu tertentu, sehingga satuan
kecepatan m/s.

B. PENGERTIAN SATUAN
Di dalam fisiska diartikan sebagai suatu pembanding didalam suatu kegiatan
pembanding pengukuran sutau besaran

1. Jenis-Jenis Satuan
a. Satuan baku : merupakan suatu pembanding yang memberikan hasil yang sama
apabila dilakukan oleh beberapa orang. Contoh satuan baku : m, cm, kg, gram, dll.
4
b. Satuan tidak baku : merupakan suatu pembanding yang akan memberikan haasil
berbeda apabila dilakukan oleh beberapa orang. Contoh : jangkal, hasta, kaki,
yard
Misalnya Tina dan Tino mengukur panjang buku yang sama menggunakan
penggaris dan jengkal tangan masing-masing. Tina dan menyatakan jika panjang
buku 20 cm dan 1.5 jengkal tangannya, sedangkan Tino menyatakan panjang
buku 20 cm dan 1.25 jengkal tangannya. Jengkal tangan memberikan hasil yang
berbeda jika pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda.Satuan
internasional (SI) merupakan satuan yang telah disepakati secara Internasional
dan digunakan oleh berbagai negara.
Syarat SI
a. Bersifat Internasional sehingga dapat digunakan oleh berbagai negara
b. Mudah ditiru
c. Bersifat tetap
Satuan Internasional meliputi meter sebagai satuan panjang, kilogram
sebagai satuan massa dan sekon sebagai satuan waktu sehingga satuan SI juga
disebut satuan MKS (m, kg, s).

2. Konversi Satuan

Suatu bentuk satuan dapat dinyatakan ke dalam bentuk satuan lainnya yang
dikenal sebagai konversi satuan. Contoh salah satu bentuk konversi satuan yang
menggunakan kelipatan 10 adalah yang menggunakan istilah (awalan) dan simbol,
seperti tabel 1.2.
5

Istilah Simbol Kuantitas Istilah Simbol Kuantita


s
giga G 109 deci d 10-1

mega M 106 centi c 10-2


kilo k 103 mili m 10-3
hekto h 102 mikro  10-6
deka da 101 nano n 10-9

Sebagai contoh konversi satuan dengan menggunakan Tabel 1.2 adalah sebagai
berikut.

1 kg =103 g 1km =103 m 1 Gs =109 s

1 hg =102 g 1dm =10-1 m 1 ks =103 s


1 cg =10-2 g 1cm =10-2 m 1 ms =10-3 s
1 mg = 10-3 g 1 µm = 10-6 m 1 ns = 10-9 s

Selain bentuk konversi seperti di atas, ada pula bentuk konversi yang sifatnya
spesifik, seperti contoh berikut ini.

jam = 60 menit = 1
1 3600 s = hari
24
1 mil = 1609 m
1 ft = 0,3048 m
1 slug = 14600 g
6

3. Dimensi

Dimensi adalah suatu cara menyatakan suatu besaran ke dalam besaran dasarnya.
Dimensi dituliskan dengan simbol besaran di dalam tanda kurung tegak. Dimensi
besaran dasar, yaitu panjang, massa dan waktu dituliskan sebagai [l], [m] dan [t].
Dimensi berguna untuk menentukan satuan dari suatu besaran turunan. Contohnya
diberikan pada Tabel 1.3 berikut ini.

Tabel 1.3.

Dimensi dan satuan

C. PENGERTIAN VEKTOR
Secara sederhana pengertian vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah.
Contoh dari besaran ini misalnya perpindahan, kecepatan , percepatan, gaya , dan
sebagainya. Untuk menggambarkan vektor digunakan garis berarah yang bertitik pangkal.
Panjang garis sebagai nilai vektor dah anak panah menunjukkan arahnya. Simbol vektor
menggunakan huruf kapital yang dicetak tebal (bold)  atau miring dengan tanda panah di
atasnya seperti gambar berikut:

Vektor AB ditulis AB
1. Mengaggambarkan sebuah vector
Vektor pada bidang datar mempunyai 2 komponen yaitu pada sumbu x dan sumbu
y. Khusus untuk vektor yang segaris dengan sumbu x atau y berarti hanya mempunyai
1 komponen. Komponen vektor adalah vektor yang bekerja menuyusun suatu vector
7
hasil (resultan vektor). Oleh karenanya vektor bisa dipindahkan titik pangkalnya
asalkan tidak berubah besar dan arahnya.
Secara matematis vektor dapat dituliskan A = Ax+Ay dimana A adalah resultan
dari komponen-komponenya berupa Ax dan Ay.

2. Penjumlahan Vektor

Inti dari operasi penjumlahan vektor ialah mencari sebuah vektor yang
komponen-komponennya adalah jumlah dari kedua komponen-komponen vektor
pembentuknya atau secara sederhana berarti mencari resultan dari 2 vektor. Aga susah
memang dipahami dari definisi tertulis. Kita coba memahaminya dengan contoh
Untuk vektor segaris, resultannya
R = A + B + C + n dst…
untuk penjumlahan vektor yang tidak segaris misalnya seperti gambar di bawah ini :
rumus penjumlahan vektor bisa didapat dari persamaan berikut :

Menurut aturan cosinus  dalam segitiga,

(OR)2 =(OP)2+(PR)2–2(OP)(PR)cos(180o–α)
(OR)2 =(OP)2+(PR)2–2(OP)(PR)-(cosα)
(OR)2 =(OP)2+(PR)2+2(OP)(PR)cosα
Jika OP = A, PR = B, dan Resultan ‘R’ = OR
Maka didapat persamaan R2 = A2 + B2 + 2AB cos α
Rumus menghitung resultan vektornya :

Dalam penjumlahan vektor sobat hitung bisa menggunakan 2 cara


a. Penjumlahan Vektor dengan cara Jajar Genjang (Pararelogram)
yaitu seperti yang dijelaskan di atas. Metode yang digunakan adalah dengan
mencari diagonal jajar genjang yang terbentuk dari 2 vektor dan tidak ada
pemindahan titik tangkap vektor.
b. Penjumlahan Vektor dengan Cara Segitiga
pada metode ini dilakukan pemindahan titik tangka vektor 1 ke ujung vektor
yang lain kemudian menghubungkan titi tangkap atau titik pangkal vektor
pertama dengn titik ujung vektor ke dua. Lihat ilustrasi gambar di bawah ini.

Untuk vektor yang lebih dari 2, sama saja. Lakukan satu demi satu hingga
ketemu resultan akhirnya. Dari gambar di atas, V = A + B dan R = V + C atau R =
A+B+C
3. Pengurangan Vektor
Pengurangan Vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan, cuma yang
membedakan adalah ada salah satu vektor yang  mempunyai arah yang berlawanan.
Misalnya vektor A bergerak ke arah timur dan B bergerak ke arah barat maka
resultannya
R = A + (-B) = A – B
d. Rumus Cepat Vektor
berikut rumus cepat panduan mengerjakan soal vektor fisika
Jika α = 0o maka R = V1 + V2
Jika α = 90o maka R = √(V12 + V22)
Jika α = 180o maka R = | V1 + V2 | –> nilai mutlak
Jika α = 120o dan V1 = V2 = V maka R = V
Jika α = 0o maka R = V1 + V2
Jika α = 90o maka R = √(V12 + V22)
Jika α = 180o maka R = | V1 + V2 | –> nilai mutlak
Jika α = 120o dan V1 = V2 = V maka R = V
4. Perkalian
Dua buah vektor dapat ‘diperkalikan’. Konsep perkalian antar vektor sangat
bermanfaat dalam perumusan berbagai persamaan-persamaan fifisika. Konsep
perkalian dalam vektor sangat berbeda dengan sekedar memperkalian dua buah
bilangan (skalar), dan memiliki defifinisi tersendiri. Dua buah vektor dapat
diperkalikan menghasilkan sebuah skalar ataupun sebuah vektor baru.
10
Perkalian yang menghasilkan skalar disebut sebagai perkalian skalar atau perkalian titik (dot
product),
dan didefifinisikan sebagai A · B = AB cos θ dengan θ adalah sudut antara vektor A dan
B . Besar vektor C = A+ B

dapat dinyatakan dalam perumusan berikut ini

C = q(A + B) · (A+ B ) = √A2 + B2 + 2AB cos θ

Bila Adan Bdinyatakan dalam komponen-komponennya, A= Axˆ + Ayyˆ+ Azzˆ dan


B= Bxxˆ + Byyˆ + Bzzˆ, maka A· B = AxBx + AyBy + AzBz karena ˆx · yˆ = ˆx · zˆ = ˆy ·
zˆ = cos 900 = 0 (saling tegak lurus), dan ˆx · xˆ = yˆ · yˆ = ˆz · zˆ = cos 00 = 1.

Dengan mengalikan sebarang vektor A dengan sebuah vektor basis, akan


didapatkan proyeksi Ake arah vektor basis tadi, jadi misalnya ~a · xˆ = Ax.

Perkalian dua buah vektor yang menghasilkan sebuah vektor, disebut sebagai
perkalian silang (cross product), untuk dua buah vektor A dan B.
11

BAB III
PENUTUPAN

KESIMPULAN

Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, serta dapat dinyatakan dengan angka dan
memiliki satuan. Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2
macam yaitu:

1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran.

2.  Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan..

Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.

Satuan  adalah  suatu  pembanding  dalam  pengukuran atau membandingkan besaran


dengan yang lain yang dipakai oleh patokan. Satuan merupakan salah satu komponen
besaran yang menjadi standar dari suatu besaran.Besaran Turunan adalah besaran yang
diturunkan dari besaran pokok

Vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah. Untuk menyatakan suatu
vektor dapat dilakukan pada bidang datar atau bidang koordinat Cartesius XOY dengan
menggambar ruas garis dengan anak panah di salah satu ujungnya. Panjang ruas garis
mewakili besar (panjang) vektor dan anak panah mewakili arah vektor. Vektor disimbolkan
dengan huruf tebal atau dengan huruf yang digaris bawahi.

Analisis vektor dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti yang dibahas
dalam makalah ini,salah satu contohnya yaitu analisis vektor pada atlet panahan.

12

DAFTAR PUSTAKA

1. Soemartojo Noeniek . 1992. Analisa Vektor edisi keempat . Jakarta : Erlangga


2. R.Spiegel,Murray.1991.AnalisisVektor.Jakarta: Erlangga 
3. Wospakrik Hans J . 1985. Analisi Vektor .Jakarta : Erlangga
13

Anda mungkin juga menyukai