Anda di halaman 1dari 9

LKM.

3 HUKUM II NEWTON

Tujuan : 1. Menemukan konsep hukum II newton pada pesawat Atwood

Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk mengamati


hukum mekanika gerak yang berubah beraturan. Alat ini mulai dikembangkan sekitar abad ke
delapan belas untuk mengukur percepatan gravitasi g. Dalam kehiduapan sehari-hari kita bias
menemui penerapan pesawat Atwood pada cara kerja lift. Sederhananya alat ini tersusun atas
seutas tali yang dihubungkan dengan sebuah katrol, dimana pada ujung tali dikaitkan massa
beban m1 dan m2. Jika massa benda m1 dan m2 sama (m1 = m2), maka keduanya akan diam.
Akan tetapi jika massa benda m2 lebih besar dari pada massa benda m1 (m1 > m2), maka
massa m1 akan tertarik oleh massa benda m2. Adapun gerak yang terjadi pada pesawat
Atwood diantaranya:

1. Gerak Lurus Beraturan

Merupakan gerak lurus yang kelajuannya konstan, artinya benda bergerak lurus tanpa
ada percepatan atau a = 0 m/s2 . Secara matematis gerak lurus beraturan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
s = v/t

Keterangan :

s = jarak tempuh benda

v = kelajuan

t = waktu tempuh

2. Gerak lurus Berubah Beraturan

Merupakan gerak lurus dengan kelajuan berubah beraturan, dengan percepatan


konstan. Secara matematis gerak lurus berubah beraturan dapat dirumuskan sebagai berikut:
s= s0+v0t +1/2 at2

Keterangan :

s = jarak yang ditempuh


S0= jarak awal
v0= kecepatan awal
t = waktu

Hukum-hukum yang terjadi pada pesawat Atwood diantaranya:

Hukum I Newton berbunyi “Jika sebuah benda atau sistem tidak dipengaruhi oleh
gaya luar, maka benda atau sistem benda itu akan selalu dalam keadaan setimbang”. Jika
semula benda diam, maka selamanya benda itu akan diam. Dan jika benda semula bergerak
maka benda akan terus bergerak. Secara matematis hukum I Newton dirumuskan sebagai
berikut :

Gerak Translasi

Gerak Rotasi

Dengan a merupakan percepatan tangensial tepi katrol, percepatan ini sama dengan
percepatan tali penggantung yang dililitkan pada katrol tanpa slip. Bila suatu benda
digantungkan pada tali seperti gambar berikut, maka percepatan benda adalah :

Hukum II Newton berbunyi “jika suatu benda atau system benda diberikan gaya luar, maka
percepatan yang ditimbulkan besarnya berbanding lurus dengan resultan gaya itu, dan searah
dengan arah gaya tersebut”. Semakin besar resultan gaya F maka percepatan a akan semakin
besar. Secara matematis Hukum II Newton dapat dituliskan dengan persamaan:

Hukum III Newton menyatakan bahwa “gaya-gaya selalu terjadi dalam pasangan aksi-reaksi,
dan bahwa gaya reaksi adalah sama besar dan berlawanan arah dengan gaya aksi”

Mari kita selidiki temukan konsep hukumII newton dengan alat dan langkah kerja berikut:
Alat Dan Bahan :
a. Type Atwood bertiang ganda
Tinggi tiang 150 cm
Katrol diameter 12 cm
b. Tali penggantung nilon
c. Dua beban berbentuk silinder M1 dan M2 yang massanya sama M = 100 gram
diikatkan pada ujung-ujung tali penggantung
d. beban tambahan (m)becelah berjumlah 5 buah dengan massa 5 gram
e. penahan beban berlubang diameter 3.64 cm dan penahan beban tanpa lubang
f. pemegang beban dengan pegas (pelepas beban)
g. Timer Counter AT-01
h. Gerbang cahaya

1. Massa M1 dan M2 masing-masing 100 gram, kemudian catat pada tabel 3.1
2. Gantungkan beban silinder pada ujung-ujung tali kemudian lewatkan tali pada katrol
3. Pastikan bahwa tali terletak pada bagian tengah pengarah beban, Jika tidak di tengah,
maka sesuaikan dengan pengatur kerataan pesawat atwood menggunakan sekrup
pengatur tegak lurus pada bagian alas
4. Putar sekrup hingga tali beban berada tepat di tengah masing-masing pengarah beban
5. Pasang pemegang beban pada sisi kiri bawah tiang
6. Pada tiang kanan atur posisi gerbang cahaya 1 pada skala 40 cm, gerbang cahaya 2 pada
skala 80 cm, dan penghenti beban tanpa lubang di bagian bawah tiang (sejajar dengan
pemegang beban). Catat jarak antara gerbang cahaya 1 dan 2 sebagai nilai h
7. Tahan beban M1 (sebelah kiri) pada pemegang beban.
Prosedur Percobaan :
M1 dan M2 : Selisih massa berubah, Massa total tetap
1. Hubungkan gerbang cahaya 1 dan 2 dengan panel bagian belakang pewaktu pencacah
AT-01.
2. Nyalakan pewaktu pencacah dan atur fungsi pada TIMING I
3. Tambahkan 5 beban tambahan becelah pada M2 (masing-masing beban bermassa 5
gram). Catat massa tambahan sebagai m2 pada tabel3.1.
4. Ukur panjang M2 setelah ditambah beban. Catat nilai pada kolom S di tabel 3.1
5. Lepaskan M1 dengan menekan pegas sehingga M1 akan bergerak ke atas, sedangkan M2
akan bergerak ke bawah dan berhenti saat menyentuh penghenti beban tanpa lubang.
6. Dengan fungs TIMING I akan diperoleh 2 data waktu: E1 dan E2. Tekan CH. OVER
untuk melihat nilai E1 dan E2 secara bergantian. Catat nilai waktu yang ditampilkan
dilayar Pewaktu Pencacah pada kolom t1 dan t2 di Tabel 3.1.
7. Kembalikan posisi M1 dan M2 seperti semula, yaitu M1 pada pemegang beban, kemudian
tekan tombol FUNCTION untuk mengembalikan nilai waktu ke angka 0 (reset to zero).
8. Pindahkan 1 beban tambahan dari M2 ke M1 sehingga selisih massa antara M1 dan M2
menjadi 15 gram dengan massa total tetap. Catat beban tambahan m1 pada kolom m1 di
Tabel 3.1.
9. Ulangi langkah 4-7.
10. Pindahkan 1 beban tambahan dari M2 ke M1 sehingga selisih massa antara M1 dan M2
menjadi 5 gram, kemudian lakukan kembali langkah 4-7.
M1 dan M2: Selisih Massa Tetap, Massa Total Berubah
1. Hubungkan gerbang cahaya 1 dan 2 dengan panel bagian belakang Pewaktu Pencacah
AT-01.
2. Nyalakan Pewaktu Pencacah dan atur fungsi pada TIMING I.
3. Tambahkan 1 beban tambahan berelah pada M2. Catat massa tambahan sebagai m2 pada
Tabel 3.1.
4. Ukur panjang M2 setelah ditambah beban. Catat nilai tersebut pada kolom s di Tabel 3.2.
5. Lepaskan M1 dengan menekan pegas sehingga M1 akan bergerak ke atas, sedangkan M2
akan bergerak ke bawah dan berhenti saat menyentuh penghenti beban tanpa lubang.
6. Dengan fungsi TIMING I akan diperoleh 2 data waktu: E1 dan E2. Tekan CH. OVER
untuk melihat nilai E1 dan E2 secara bergantian. Catat nilai waktu yang ditampilkan di
layar Pewaktu Pencacah pada kolom t1 dan t2 di Tabel 3.2.
7. Kemudian posisi M1 dan M2 seperti semula, yaitu M1 pada pemegang beban, kemudian
tekan tombol FUNCTION untuk mengembalikan niai waktu ke angka 0 (reset to zero).
8. Tambahkan 1 beban tambahan pada M1 dan M2 sehingga massa total menjadi 15 gram
dan selisih massa tetap 5 gram.
9. Uangi langkah 4-7.
10. Tambahkan 1 beban tambahan pada M1 dan M2 sehingga massa total menjadi 25 gram
kemudian lakukan langkah 4-7.

E. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari percobaan dengan fungsi TIMING I adalah waktu tempuh saat
M2 melewati gerbang cahaya 1 dan gerbang cahaya 2 sehingga dapat diperoleh nilai v1 dan
v2 dengan :
𝑠 𝑠
𝑣1 = dan 𝑣2 = (3.5)
𝑡1 𝑡2

s adalah panjang beban silinder, t1 adalah waktu saat M2 melewati gerbang cahaya 1 dan t2
adalah waktu saat M2 melewati gerbang cahaya 2.
Dengan data ini, maka terdapat hubungan antara kecepatan, jarak dan percepatan sehingga
dapat digunakan persamaan:
𝑣22 −𝑣12
𝑣22 = 𝑣12 + 2. 𝑎. ℎ → 𝑎 = (3.6)
2.ℎ

h adalah jarak antara gerbang cahaya 1 dan 2.


Lengkapi data-data dibawah ini!
M1 = 100 gram (0.1) kg
M2 = 100 gram (0.1) kg
h = 40 cm
m = 5 gram
s = (42.70 + 1.1) meter
Tabel 3.1. M1 dan M2: selisih massa berubah, massa total tetap
m1 (kg) 0 0,005 0,01
m2 (kg) 0,025 0,02 0,015
[(M2+m2)-(M1+m1)] (kg) 0,025 0,015 0,005
M1+m1+M2+m2 (kg) 0,225 0,225 0,225
s (m) 0,04841 0,04744 0,04598
t1 (s) 0,07285 0,09637 0,1621
t2 (s) 0,03326 0,06745 0,1177
v1 (m/s) 0,6645 0,4923 0,2837
v2 (m/s) 1,4555 0,7033 0,3907
a (m/s2) 2,0943 0,3153 0,0901

Perhitungan Data:
Data 1: Data 2:
[(M2+m2)-(M1+m1)] (kg) [(M2+m2)-(M1+m1)] (kg)
= [(0,1 + 0,025) – (0,1 + 0)] = [(0,1 + 0,02) – (0,1 + 0,005)]
= 0,025 = 0,015
Percepatan: Percepatan:
𝑣22 −𝑣12 𝑣22 −𝑣12
𝑎= 𝑎=
2.ℎ 2.ℎ
2,1170−0,4416 0,4946−0,2424
𝑎= 𝑎=
2 𝑥 0,4 2 𝑥 0,4

𝑎 = 2,0943 𝑚/𝑠 2 𝑎 = 0,3153 𝑚/𝑠 2

Data 3:
[(M2+m2)-(M1+m1)] (kg)
= [(0,1 + 0,015) – (0,1 + 0,01)]
= 0,005
Percepatan:
𝑣22 − 𝑣12
𝑎=
2. ℎ
0,1526 − 0,0805
𝑎=
2 𝑥 0,4
𝑎 = 0,0901 𝑚/𝑠 2
Buatlah grafik percepatan a terhadap selisih massa [(M2+m2)-(M1+m1)] pada diagram di
bawah ini!

a (m/s2)
Chart Title
2.5

Axis Title
1.5

1
Series1
0.5

0
0 0.01 0.02 0.03
Axis Title

Gambar 3.2. Grafik percepatan a terhadap selisih massa [(M2+m2)-(M1+m1)] kg

Tabel 3.2. M1 dan M2: selisih massa tetap, massa total berubah

m1 (kg) 0 0,005 0,01


m2 (kg) 0,005 0,01 0,015
[(M2+m2)-(M1+m1)] (kg) 0,005 0,005 0,005
M1+m1+M2+m2 (kg) 0,205 0,215 0,225
s (m) 0,04356 0,04498 0,04585
t1 (s) 0,164 0,152 0,154
t2 (s) 0,110 0,108 0,110
v1 (m/s) 0,264 0,294 0,296
v2 (m/s) 0,394 0,413 0,415
a (m/s2) 0,107 0,105 0,103

Perhitungan
Data 1: Data 2:
M1+m1+M2+m2 (kg) M1+m1+M2+m2 (kg)
= (0,1 + 0 + 0,1 +0,005) = (0,1 + 0,005 + 0,1 +0,01)
= 0,205 = 0,215
Percepatan: Percepatan:
𝑣22 −𝑣12 𝑣22 −𝑣12
𝑎= 𝑎=
2.ℎ 2.ℎ
0,1559−0,0698 0,1708 − 0,0868
𝑎= 𝑎=
2 𝑥 0,4 2 𝑥 0,4
𝑎 = 0,107 m/s2 𝑎 = 0,105 𝑚/𝑠 2

Data 3:
M1+m1+M2+m2 (kg)
= (0,1 + 0,01 + 0,1 +0,015)
= 0,225
Percepatan:
𝑣22 −𝑣12
𝑎= 2.ℎ
0,1724−0,88
𝑎=
2 𝑥 0,4

𝑎 = 0,103 m/s2

Buatlah grafik percepatan a terhadap selisih massa total M1+m1+M2+m2 yang merupakan
fungsi massa pada diagram di bawah ini!

a (m/s2)

Chart Title
2.5

2 0.025, 2.0943
Axis Title

1.5

1
Series1
0.5
0.015
0 0.005
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03
Axis Title

Gambar 3.3. Grafik percepatan terhadap massa totall


M1+m1+M2+m2(kg)

F. Analisis Data
1. Selisih massa merupakan bagian dari fungsi gaya F = [(M2+m2)-(M1+m1)] g.
Berdasarkan Gambar 3.2, bagaimanakah hubungan antara percepatan a dan gaya F
untuk total massa tetap?
2. Berdasarkan Gambar 3.3, bagaimana hubungan antara percepatan a dengan massa total
untuk gaya tetap?

G. Kesimpulan
1. Terbuktikah Hukum II Newton pada percobaan ini? Jelaskan!
......................................................................................................................................................
............

......................................................................................................................................................
............

Anda mungkin juga menyukai