LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II
( ) (4.1)
Dengan (4.3)
Persamaan diferensial adalah persamaan matematika untuk fungsi satu variabel atau lebih,
yang menghubungkan nilai fungsi itu sendiri dan turunannya dalam berbagai orde. Pada
dasarnya persamaan diferensial dibagi menjadi dua, yaitu persamaan diferensial biasa(PDB)
dan persamaan diferensial parsial (PDP) Suatu persamaan diferensial biasa orde n adalah
persamaan berbentuk: 𝐹𝐹( ,𝑦𝑦,𝑦𝑦′,𝑦𝑦" … 𝑦𝑦(𝑛𝑛))=0 yang menyatakan hubungan antara
peubah bebas x, peubah terikat 𝑦𝑦( ) dan turunannya yaitu 𝑦𝑦′,𝑦𝑦" … 𝑦𝑦(𝑛𝑛) Jadi suatu
persamaan diferensial disebut mempunyai orde n jika turunan yang tertinggi dalam
persamaan diferensial tersebut adalah turunan ke n(Ibnas 2017).
4.3 Persamaan Differensial Parabolik
Hanafi 2011 bahwa persamaan parabolik merupakan persamaan yang
bergantung pada waktu dan penyelesaiannya memerlukan kondisi awal dan syarat batas.
Persamaan parabolik yang paling sederhana adalah persamaan perambatan panas, yaitu
dengan memisalkan u( x, t, z, y ) merupakan temperatur dalam benda (3 dimensi ) dan
H(t) merupakan panas dalam kalori yang dimuat benda. Hubungan panas dan
temperatur adalah panas merupakan massa dikali temperatur dan kapasitas panas benda
PDP parabolik yang kita pelajari disini adalah persamaan difusi dimana t dalam
dimensi waktu, yang berlaku pada kondisi
( ) ( ) (4.4)
( ) ( ) . (4.5)
Dimana t dalam dimensi waktu, sementara x berdimensi jarak
4.4 Metode – Metode Penyelesaian
a) Metode Forward-difference
Solusi numerik diperoleh menggunakan forward-difference dengan langkah-
langkah yang hampir mirip seperti yang telah dibahas pada PDP eliptik. Langkah
pertama adalah menentukan sebuah angka , yang dengannya, nilai ditentukan
(4.6)
(4.7)
c) Metode Crank-Nicolson
Metode Crank-Nicholson merupakan gabungan dari metode beda hingga skema eksplisit
dan skema implisit [4]. Metode Crank - Nicholson digunakan untuk mecari solusi dari suatu
ditribusi temperatur [5]. Durmin [6] melakukan perbandingan studi perpindahan panas
dengan menggunakan metode Crank - Nicholson dan metode beda hingga skema eksplisit.
Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah metode Crank – Nicholson lebih
efektif dalam memperoleh solusi permasalahan perpindahan panas. Penelitian – penelitian
tersebut mempunyai bentuk persamaan diferensial parsial tipe parabolic
(Miranti,dkk.,2014)
V. Algoritma
Step 1= Mulai
Step 2= Inisialisasi n=9, alpha=1.0, k=0.0005, h=0.1, lambda, i,j, suhu, Matriks w0,
Matriks A, iterasi=1000, Matriks w.
Step 3= Proses membersihkan variabel dan membersihkan command window
Step 4= Proses format long (mengatur format keluaran yang dipakai 15 digit dibela-
kang koma)
(alpha 2 ) k
lambda
Step 5= Proses (h 2 )
VI. Flowchart
Mulai
k=1→ k=iterasi
Cetak “perkalian matriks”
i=1→ i=n
Proses w(i,1) 0.0
Proses
Z
Fakultas MIPA – Jurusan Fisika
Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II
Z N
w0 w
Proses
Selesai
VII. Listing
% Modul FDM-2
% distribusi panas bergantung waktu 1D
% FDM Forward-Difference
clear all
clc
format long;
n=9;
alpha=1.0;
k=0.0005;
h=0.1;
% menghitung lambda
lambda=(alpha^2)*k/(h^2);
% Kondisi awal
for i=1:n
suhu(i)=sin(pi*i*0.1);
end
%Mengcopy kondisi awal ke w
for i=1:n
w0(i,1)=suhu(i);
end
% menuliskan Matriks A
A=[ (1-2*lambda) lambda 0 0 0 0 0 0 0;
lambda (1-2*lambda) lambda 0 0 0 0 0 0;
0 lambda (1-2*lambda) lambda 0 0 0 0 0 ;
0 0 lambda (1-2*lambda) lambda 0 0 0 0;
0 0 0 lambda (1-2*lambda) lambda 0 0 0;
0 0 0 0 lambda (1-2*lambda) lambda 0 0;
0 0 0 0 0 lambda (1-2*lambda) lambda 0 ;
0 0 0 0 0 0 lambda (1-2*lambda) lambda ;
0 0 0 0 0 0 0 lambda (1-2*lambda) ];
iterasi=1000;
for k=1:iterasi
disp('perkalian matriks')
%================================
for i=1:n
w(i,1)=0.0;
end
for i=1:n
for j=1:n
w(i,1)=w(i,1)+A(i,j)*w0(j,1);
end
end
%===============================
w
w0=w;
end
Jawaban
1. ( ) ;................................................................................................(4.1)
𝐹 ..............................................(8.3)
Persamaan difusi jika maka persamaan ini memiliki nilai A=1, B=0 dan C=0.
Maka nilai diskriminan nya menjadi :
( ) ( )( )
D = 0.................................................(8.3)
maka didapat nilai Diskriminan dari Persamaan Difusi yaitu D=0 yang mana
menandakan bahwa Persamaan Difusi merupakan PDP Parabolik.
- FDM backward-differenc = ( )
( )
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, M., 2011. Penyelesaian Persamaan Diferrensial Parabolik Non-Linier Dengan
Menggunakan Metode Iterasi Variasi. Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Kasim.
Ibnas, S., 2017. Persamaan Differensial Eksak Dengan Faktor Integrasi. Jurnal MSA, -
2(5); 91.
Miranti, T., Hidayat,R.,dan Kusbudiono .2014. Solusi Persamaan Laplace
Menggunakan Metode Crank-Nicholson . Jember : Universitas Jember
Monado, F., Koriyanti, E., dan Ariani, M., 2018. Modul Praktikum Fisika Komputasi II.
Indralaya: Universitas Sriwijaya.
Suparno, S., 2014. Komputasi untuk Sains dan Teknik Menggunakan Matlab.
Depok: Universitas Indonesia.