Anda di halaman 1dari 4

PERMASALAHAN-PERMASALAHAN DALAM DINAMIKA

PARTIKEL
Dinamika partikel terkait dengan masalah dalam menghitung gerakan partikel yang bekerja
pada gaya yang khusus. Keseluruhan dari dinamika partikel bergantung pada Hukum Newton II

ma = F1 + F2 +…+ FN

dimana F1, F2,…, FN adalah bermacam-macam gaya yang bekerja pada partikel. Solusi
khususnya adalah dengan menuliskan Hukum Newton II dalam bentuk
𝑑𝑣
m 𝑑𝑡 = F1 + F2 +…+ FN (4.1)

4.1 Gerak Lurus pada Medan Gaya


Jika gerak lurus bekerja pada sumbu z, maka persamaan gerak (4.1) tereduksi menjadi
persamaan skalar
𝑑𝑣
m 𝑑𝑡 = F(Z) (4.2)
dimana v adalah (satu dimensi) kecepatan dari partikel, F(Z) adalah (satu dimensi) Gaya,
keduanya dihitung pada sumbu z positif.
Pertama kita pertimbangkan masalah pada gerak vertikal dari sebuah partikel di bawah
kendali percepatan gravitasi tanpa gesekan udara. Ini terjadi pada bulan (yang tidak memiliki
atmosfer) tetapi pada bumi, gerak dari sebuah partikel terhambat oleh lintasannya yang melewati
atmosfer dan ini akan mengakibatkan beberapa permasalahan.

4.2 Gerak Lurus yang Terbatas

Gambar 4.2

Gambar 4.2 menunjukkan gerak lurus dari balok yang bermassa M meluncur ke bawah pada
bidang miring dengan sudut α. Benda-benda padat tidak dapat menembus bidang permukaan
seperti hantu, dan penembusan itu terhalangi oleh (sebanding dan berlawanan) gaya yang
mereka gunakan satu sama lain. Ini adalah gaya kontak benda yang datang ketika benda
padat saling bersentuhan. Mereka adalah contoh dari gaya pembatas. Gaya pembatas yang
mendesak balok biasa disebut reaksi gaya R. Gaya Ini dapat dituliskan dalam bentuk
R = -Fi + Nk

Ketika vektor satuan i dan k sejajar dengan bidang miring. Besar N disebut komponen reaksi
normal dan besar F disebut komponen gesekan.

Persamaa gerak balok adalah persamaan vektor yang berubah menjadi


𝑑(𝑣𝑖)
M = mgkv  Fi + Nk
𝑑𝑡

di mana kv adalah satuan vector vertikal keatas. Cara termudah untuk menyelesaikannya
adalah menggunakan komponen yang searah sumbu i dan k.
dengan catatan kv =  sin α i + cos α k. sehingga
𝒅(𝒗𝒊)
M = mg sin α  F dan 0 = N  mg cos α
𝒅𝒕

Jika kita misalkan permukaan bidang miring adalah licin, kemudian F = 0 sehingga hukum
pertama tereduksi menjadi
𝒅(𝒗𝒊)
= g sin α
𝒅𝒕

Sehingga, pada ketidakadaan gesekan, balok akan meluncur kebawah dwngan percepatan
konstan g sin α.

4.3 Gerak Berdasarkan Medium yang Berlawanan


Tarikan fluida
Ketika benda padat bergerak melalui sebuah fluida sepert udara atau air, fluida akan
menekan permukaan zat padat. Ini karena zat padat harus mendorong fluida keluar dari
lintasannya, dan untuk melakukan ini zat padat harus menekan fluida. Dari Hukum newton
III, fluida harus menekan searah atau berlawanan dengan zat padat.

Teori daya angkat dan tarik adalah salah satu masalah besar yang belum terpecahkan dari
hidrodinamika dan kebanyakan data yang ada telah diperoleh dengan percobaan. Pada
masalah ini tarikan bergantung pada jari-jari a dan kecepatan V dari bola, dan berat jenis 
dan kekentalan  dari fluida. Sebenarnya analisa dimensi menunjukkan bahw D harus
berbentuk
𝑉𝑎
D = a2V2F( )

Dimana F adalah fungsi dari variable tunggal.

Bilangan Reynold
𝑉𝑎 𝑉𝑎 
Besarnya R = disebut bilangan Reynold. Biasanya ditulis R = dimana besarnya v =
 𝑣 
Yang disebut kekentalan kinematis dari fluida.
Fungsi F(R) tidak pernah terhitung, dan harus menggunakan data hasil percobaan. Ini fakta
yang mengejutkan bahwa untuk nilai jarak yang lebar dari R, fungsi F menjadi konstanta.
Diperkirakan, rumus untuk tarikan menjadi

D = Ca2V2

Dimana konstanta C disebut koefisien tarikan dari bola, besarnya sekitar 0.8.

Density ρ (kgm−3) Kinematic viscosity ν (m2s−1) Sound speed (ms−1)


0
Udara (20 C, 1 atam) 1.20 1.50 × 10−5 343
Air (200C) 998 1.00 × 10−6 1480
Minyak kastroli (200C) 950 1.04 × 10−3 1420

4.4 Proyektil

Sebuah benda yang bergerak bebas dibawah pengaruh gravitasi dan kemungkinan terhambat
udara, disebut proyektil. Gerak proyektil sangat umum. Pada permainan bola. Bola adalah
proyektil, dan mengatur lintasan adalah bagian dari kemampuan dari permainan.
Permasalahan proyektil berbeda-beda. Pengaruh dari udara adalah adanya gaya tarik yang
kelajuannya berlawanan arah dengan proyektil. Ini dapat dijelaskan oleh perasamaan simetri
bahwa setiap gerak proyektil berada pada bidang vertical; bidang vertical ini memuat posisi
awal dari proyektil dan sejajar dengan laju awalnya.

Preoyektil tanpa hambatan


Permasalahan yang pertama (dan yang paling mudah) adalah proyektil yang bergerak tanpa
hambatan. Ini terjadi pada bulan, tetapi aka nada sebuah perkiraan utuk gerak proyektil pada
bumi. Pengaruh dari hambatan udara adalah sangat penting.

Proyektil dengan hambatan


Gerak proyektil yang melewati atmosfer bumi, adalah hukum kuadrat dari hambatan yang
ada. Di sisi lain hanya hukum linear dari hambatan yang memberikan kenaikan pada
persamaan linear dari gerak dan penyelesaian analisis yang sederhana.

4.5 Gerak melingkar

Pada bagian ini diuji beberapa permasalahn yang penting pada gerak benda pada lintasan
melingar. Permasalahan pertama terkait dengan benda yang bergerak melingkar dibawah
pengaruh gaya gravitasi. Contoh yang paling umum adalah gerak palnet-planet mengelilingi
matahari. Pada contoh selanjutnya permasalahan yang sangat penting adalah muatan partikel
elektris yang bergerak karena pengaruh medan magnet. Solusi dari permasalahn ini adalah
menggunakan koordinat kartesian dari pada polar. Ini karena tidak diketahui pusat lingkaran
sebelumnya, yang berarti bahwa tidak diketahui titik pusat dari koordinat polar

Anda mungkin juga menyukai