POTENSIAL TERMODINAMIKA
7-1 Fungsi Helmholtz dan Fungsi Gibbs
7-2 Pontensial Termodinamika
7-3 Hubungan Maxwell
7-4 Kestabilan dan Ketidakstabilan Kesetimbangan
7-5 Fase Transisi
7-6 Persamaan Clausius-Clayperon
7-7 Hukum Ketiga Termodinamika
7-1 Fungsi Helmholtz dan Fungsi Gibbs
Selain energi dalam dan entropi dari suatu sistem, beberapa kegunaan
lainnya bisa didefinisikan sebagai kombinasi dan menerangkan variable
keadaan. Seperti yang kita ketahui salah satunya yaitu Entalpi (H),
didefinisakan dari PVT sebagai:
H = U + PV (7-1)
W = (U1 – U2) + Q;
𝑸
𝑺𝒏 = - 𝑻
maka
𝑸
(S2 – S1) + ∆𝑺𝒏 - 𝑻 ≥ 𝟎
dan
T (S2 – S1) ≥ 𝟎
Mengacu dari persamaan (7-4) nilai dari usaha adalah maksimal. Jika
terjadi proses irreversibel, udaha akan kurang dari maksimal.
Karena penurunan energi maksimal yang bisa diabaikan dalam proses
dan tersedia untuk usaha, kuantitif F kadang-kadang disebut energi bebas
dari suatu sistem. Namun, karena istilah yang sama juga diterapkan pada
property lain untuk didefinisikan, kita akan menggunakan fungsi Helmholtz
untuk menghindari kebingungan. Dicatat, meskipun, penurunan fungsi
Helmholtz dari sistem sama dengan kerja maksimal yang bisa diperoleh dari
kondisi diatas, energi dikonversi menjadi usaha yang disediakan hanya
sebagian oleh sistem, sisanya berasal dari kalor yang ditarik dari reservoir
kalor.
Persamaan (7-2) adalah umum, dan diterapkan pada sistem alam
apapun. Dalam prosesnya kemungkinan mengalami perubahan keadaan,
atau perubahan fase, atau reaksi kimia. Secara umum, usaha dalam proses
diferensial akan dituliskan P dV ditambah sejumlah istilah seperti −ℰ 𝑑𝑍
atau ℋ 𝑑𝑀, tapi secara sederhana kita hanya mengansumsikan satu istilah
tambahan yang akan diwakili oleh Y dX. Usaha total dalam setiap proses
terbatas adalah jumlah usaha P dV dan usaha Y dX. Sekarang kita wakilkan
W’ dan A. Usaha dalam proses lain yaitu W’ + A dan persamaan (7-4)
menjadi
0 ≤ (F1 – F2)
atau
𝐅𝟐 ≤ F1 (7-8)
G = F + PV = H – TS = U – TS + PV (7-9)
Maka untuk dua keadaan pada suhu T yang sama dan tekanan P.
Dan
AT,P ≤ G1 – G2 (7-10)
Penurunan fungsi Gibbs itu karena menetapkan batas atas untuk “non-
P dV” dalam proses apapun antara dua keadaan kesetimbangan pada suhu
dan tekanan yang sama. Jika proses reversibel, hasil ini adalah sama dengan
penurunan fungsi Gibbs. Karena penurunan proses tersebut sama dengan
energi maksimum yang dapat “dibebaskan” dan tersedia untuk hasil “non-P
dV”, fungsi Gibbs jga disebut energi bebas dari suatu sistem, tetapi sebagai
awal mula, kita akan menggunakan istilah “fungsi Gibbs” untuk
menghindari kebingungan dengan fungsi Helmholtz.
Jika variabel X adalah konstan dalam suatu proses, atau jika hanya
uasaha adalah hasil “P dV”, maka A = 0 dan
G2 ≤ G1 (7-11)
Yaitu, dalam proses seperti fungsi Gibbs baik tetap konstan atau
menurun. Sebaliknya, proses seperti ini hanya mungkin jika G, sama dengan
atau lebih rendah dari G₁.
Pada bagian 6-7 dan 6-8, kita memperoleh pernyataan untuk entalpi
spesifik dan entropi gas ideal dan gas van der Waals. Memanfaatkan eqs. (6-
41) dan (6-42), fungsi Gibbs tertentu g = u – Ts + Pv = h – Ts untuk gas
ideal memilih T dan P sebagai variabel independen, adalah
𝑻 𝑻 𝒅𝑻 𝑷
g = ∫𝑻 𝒄 𝒅𝑻 − 𝑻 ∫𝑻 𝒄𝑷 + 𝑹𝑻 𝐥𝐧 𝑷 + 𝒉𝟎 − 𝒔𝟎 𝑻 (7-12)
𝟎 𝟎 𝑻 𝟎
𝑻 𝑷
g = 𝒄𝑷 (T – T0) - 𝒄𝑷 T ln 𝑻 + 𝑹𝑻 𝐥𝐧 𝑷 - 𝒔𝟎 (T – T0) + 𝒈𝟎 (7-13)
𝟎 𝟎
g = RT (ln P + 𝚽) (7-14)
dimana
𝑻 𝑷
RT 𝚽 = 𝒄𝑷 (T – T0) - 𝒄𝑷 T ln 𝑻 + 𝑹𝑻 𝐥𝐧 𝑷 - 𝒔𝟎 (T – T0) + 𝒈𝟎 (7-15)
𝟎 𝟎
𝑻 𝒗
f = 𝒄𝒗 (T – T0) - 𝒄𝒗 T ln 𝑻 + 𝑹𝑻 𝐥𝐧 𝒗 - 𝒔𝟎 (T – T0) + 𝒇𝟎 (7-16)
𝟎 𝟎
𝑻 𝟏 𝟏 𝒗−𝒃
f = 𝒄𝒗 (T – T0) - 𝒄𝒗 T ln 𝑻 + (𝒂 𝒗 − ) - 𝑹𝑻 𝐥𝐧 𝒗 - 𝒔𝟎 (T – T0) + 𝒇𝟎 (7-
𝟎 𝒗𝟎 𝟎− 𝒃
17)
dF = dU – T dS – S dT (7-18)
dG = dU – T dS – S dT + P dV + V dP (7-19)
sejak
dU = T dS – P dV (7-20)
dF = -S dT – P dV (7-21)
dG = -S dT + V dP (7-22)
dH = T dS + V dP (7-23)
𝝏𝑼 𝝏𝑼
𝒅𝑼 = ( 𝝏𝑺 ) 𝒅𝑺 + ( 𝝏𝑽) (7-24)
𝑽 𝑺
𝝏𝑼 𝝏𝑼
( 𝝏𝑺 ) = 𝑻, (𝝏𝑽 ) = −𝑷, (7-25)
𝑽 𝑺
𝝏𝑭 𝝏𝑭
(𝝏𝑻) = −𝑺, (𝝏𝑽) = −𝑷, (7-26)
𝑽 𝑻
𝝏𝑮 𝝏𝑮
(𝝏𝑻) = −𝑺, (𝝏𝑷) = 𝑽, (7-27)
𝑷 𝑻
𝝏𝑯 𝝏𝑯
( 𝝏𝑺 ) = 𝑻, (𝝏𝑷 ) = 𝑽, (7-28)
𝑷 𝑺
𝝏𝚽 𝝏𝚽 𝝏𝚽
𝑬𝒙 = − ( 𝝏𝒙 ), 𝑬𝒚 = − ( 𝝏𝒚 ) , 𝑬𝒛 = − ( 𝝏𝒛 ).
𝝏𝑭
P = − (𝝏𝑽)
𝑻
𝝏𝑭
S = − (𝝏𝑻)
𝑽
𝝏𝑭
U = F + TS = F – T (𝝏𝑻) . (7-29)
𝑽
𝝏𝑮
V = (𝝏𝑷)
𝑻
𝝏𝑮
S = − (𝝏𝑻)
𝑷
𝝏𝑮
H = G + TS = G – T (𝝏𝑻) (7-30)
𝑷
𝑮 = 𝑼 − 𝑻𝑺 − 𝓕𝑳
𝝏𝑮
( ) = −𝑳
𝝏𝓕 𝑻
Persamaan sebelumnya adalah analogi dari kedua persamaan (7-26)
dan (7-27).
Kami sekarang mempertimbangkan sistem tertutup multivariabel,
tetapi membatasi diskusi untuk satu yang keadaannya dapat dijelaskan oleh
suhu T, dua variabel X1 dan X2, dan variabel intensif yang sesuai Y1 dan Y2.
Kerja dalam proses reversibel diferensial adalah
jadi
dan menghilangkan dU antara persamaan ini dan eq. (7-31), kita memiliki
𝝏𝑻 𝝏𝑷
(𝝏𝑽) = − ( 𝝏𝑺 ) (7-40)
𝑺 𝑽′
𝝏𝑺 𝝏𝑷
( ) =( ) (7-41)
𝝏𝑽 𝑻 𝝏𝑻 𝑽′
𝝏𝑺 𝝏𝑽
(𝝏𝑷) = − (𝝏𝑻) (7-42)
𝑻 𝑷′
dan
𝝏𝑻 𝝏𝑽
(𝝏𝑷) = (𝝏𝑺) (7-43)
𝑺 𝑷′
Kita telah mengetahui pembentukan sebuah sistem pada fase uap dan
cair pada sebuah bahan dalam kesetimbangan pada tekanan P dan suhu
T.Dalam gambar 7-2(a), jumlah volume sistem tertentu adalah 𝑣1 . Bilangan
mol pada fase cair adalah 𝑛1′′ dan nomer mol pada fase uap adalah 𝑛1′′′ .
Keadaan sistem bersamaan pada titik 𝑏1 dalam gambar 7-2(c) . Pada gambar
7-2(b), jumlah volume tertentu pada sistem adalah 𝑣2 ,dan nomer mol dalam
fase uap dan cair secara berturut-turut 𝑛2′′ dan 𝑛2′′′ . Keadaan sistem
bersamaan pada titik 𝑏1 gambar 7-2(c).
𝑮𝟏 = 𝑮𝟐.
Itu adalah, fungsi Gibbs khusus memiliki nilai sama pada kedua
fase.Hasil yang sama didapatkan untuk dua fase dalam kesetimbangan. Pada
ketiga titik, fungsi Gibbs khusus pada semua fasenya sama.
𝝏𝒈′′′
( ) = −𝒔′′′ ,
𝝏𝑻 𝑷
Dimana 𝑠 ′′′ adalah entropi khusus pada fase uap, kurva abc memiliki
garis miring (slope) negatif, yang besarnya sama entropi khusus 𝑠 ′′′ .
Demikian pula, kurva def juga memiliki slope negatif, sama dengan entropi
khusus s” pada zat cair. Perbedaan diantara entropi 𝑠 ′′′ dan 𝑠 ′′ , 𝐼23 dibagi
oleh suhu T:
𝐼
𝑠 ′′′ − 𝑠 ′′ = 23
𝑇
Ketika 𝐼23 positif,𝑠 ′′′ > 𝑠 ′′ dan besarnya slope pada kurva abc adalah
lebih besar dari kurva def.kurva memotong titik b,e dimana𝑔′′ = 𝑔′′′ .
Poin c dan f mewakili dua keadaan sistem pada suhu dan tekanan yang
sama tetapi fungsi Gibbs di keadaan c lebih besar dari yang di keadaan f.
Kami telah menunjukkan bahwa dalam proses spontan antara dua keadaan
pada suhu dan tekanan yang sama, fungsi Gibbs harus menurun. Maka
transisi spontan dari keadaan c ke keadaan f dimungkinkan, sementara dari
keadaan f ke keadaan c tidak. Oleh karena itu keadaan f adalah
keadaankeseimbangan stabil, sedangkan keseimbangan di keadaan c adalah
metastabil.
Sama dengan sebelumnya , keadaan d dan a berada pada suhu dan
tekanan yang sama, tetapi fungsi gibbs di d lebih besar dari yang di a. Maka
keadaan a stabil dan keadaan d adalah metastabil.
Pada titik-titik b dan e, di mana fungsi gibbs keduanya sama,
keseimbangannya netral. pada suhu ini dan tekanan zat bisa eksis tanpa
batas, baik dalam fase, atau keduanya.
Jika substansi dalam fig. 7-1 diambil dari keadaan cair stabil pada titik
f ke keadaan uap stabil pada titik a, di proses f-e-b-a yang tidak
membawanya ke dalam keadaan metastabil, kurva yang mewakili proses di
fig.7-3 hanya terdiri dari segmen fe dan ba. Perpindahan fase dari cair ke
uap dalam proses e-b, disebut transisi orde pertama karena meskipun fungsi
Gibbs bergerak terus menerus di seluruh transisi, turunan pertamanya, sama
dengan -s" atau -s'" dan diwakili oleh lereng kurva fe dan ba, adalah
terputus.
Pada prinsipnya ada juga fase transisi di mana kedua fungsi Gibbsnya
dan turunan pertamanya kontinu, tetapi perubahan turunan keduanya
terputus. Dalam transisi seperti ini panas laten transformasi adalah nol dan
volumenya tidak berubah untuk sistem PvT. Tapi, karena
maka nilai cp harus berbeda dalam dua tahap. Contoh transisi tersebut
adalah transisi-uap cair pada titik kritis, transisi superkonduktor dari
superkonduktor ke keadaan normal di medan magnet nol, feromagnetik ke
paramagnetik transisi dalam model sederhana, transformasi order-disorder,
dll. Eksperimen yang sangat berhati-hati telah dilakukan pada banyak
sistem, beberapa ke dalam sepersejuta derajat fase transisi . Tampak bahwa
transisi superkonduktor mungkin satu-satunya transisi orde kedua yang asli.
perubahan suhu dan tekanan adalah sama untuk kedua fase, sehingga
atau
pada tiga angka penting, T = 273 K, v'= 1,09*10-3 m3 kg-1, v"= 1.00*10-3 m3
kg-1, l12 = 3,34*105 Jkg-1, dan P-P3=1,01*105 Nm-2. Maka
yaitu, suhu titik es Tt ' adalah 0,0075 K bawah suhu titik tripel.
Efek dari udara terlarut adalah untuk menurunkan suhu di mana fase
cair dalam kesetimbangan dengan es murni pada tekanan atmosfer pada
0,0023 K dibawah suhu kesetimbangan air murni. Maka suhu titik es Tt
terletak 0,0023 K bawah Tt', atau 0,0023 + 0,0075 = 0,0098 K bawah triple-
titik suhu T3. Dengan kata lain, suhu triple-titik 0,0098 K atau sekitar 0,01 K
di atas suhu titik es. Kemudian karena suhu 273,16 K ditetapkan sebagai
triple point, suhu titik es adalah sekitar 273,15 K.
dimana -Q, aliran panas yang keluar dari sistem, adalah panas reaksi.
Komponen dan produk dari reaksi tentu saja akan menjadi zat kimia yang
berbeda. Sehingga jika reaksi
maka H1 adalah entalpi perak dan asam klorida, dan H2 adalah entalpi dari
klorida perak dan hidrogen.
Sebelum hukum kedua termodinamika dipahami dengan baik, orang
mengasumsikan bahwa semua panas yang dihasilkan dalam proses kimia
pada tekanan konstan dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan yang
bermanfaat. Semua proses spontan akan berlanjut ke satu arah sehingga
panas yang mengalir ke reservoir dan kecepatan reaksi w0 bergantung pada
panas reaksi. Banyak percobaan yang dilakukan oleh Thomsen dan oleh
Berthelot. Mereka menemukan beberapa proses spontan yang menyerap
panas selama reaksi. Sehingga panas reaksi tidak selalu dapat digunakan
untuk menentukan arah di mana proses berlangsung.
Atas dasar hukum kedua yang kami tunjukkan dalam fig. 7-4 bahwa
proses spontan dapat terjadi dalam sistem pada tekanan konstan dan kontak
dengan reservoir pada suhu T jika fungsi Gibbs, dan tidak entalpi tersebut,
menurun. Keduanya berhubungan dengan Persamaan. (7-30), persamaan
Gibbs-Helmholtz. Perubahan fungsi gibbs dapat berhubungan dengan
perubahan entalpi oleh
yang dapat ditulis kembali sebagai
Sehingga perubahan entalpi dan perubahan gibbs fungsi adalah sama hanya
𝜕𝐺
ketika 𝑇 (𝜕𝑇 )p mendekati nol.
Dalam hal geometris ini berarti bahwa grafik dan sebagai fungsi T
keduanya memiliki garis singgung horizontal yang sama pada T = 0 seperti
yang ditunjukkan pada fig. 7-5.
Persamaan (7-51) dapat ditulis sebagai :
lim 𝑆 = 0 (7 − 53)
𝑇→0
𝐥𝐢𝐦 𝜷 = 𝟎 (7 − 58)
𝑻→𝟎
Gambat 3-10 dan 2-16, yang menunjukkan apa yang khas dari
semua zat padat, akan menunjukkan fakta bahwa kapasitas panas spesifik
dan luas yang mendekati nol saat 𝑇 → 0. Metode statistik, yang akan
ditunjukkan di Chapter 13, memperkirakan bahwa pada suhu yang sangat
rendah, kapasitas panas spesifik mendekati nol. Metode statistika juga
menyatakan bahwa untuk entropi pada nol mutlak, dan di sistem tertentu
entropi menjadi nol sesuai dengan hipotesis Planck.
Hukum ketiga juga menyatakan bahwa tidak mungkin untuk
mengurangi suhu sistem sampai nol absolut di beberapa batas nilai
operasi, seperti yang kita lihat. Metode yang paling efisien untuk mencapai
nol absolut adalah dengan mengisolasi sistem dari keadaan sekitar dan
mengurangi suhu dibawah lingkungan dalam proses adiabatik yang mana
kerja dilakukan oleh sistem itu sendiri pada pengeluaran energi dalam.
Mempertimbangkan proses bolak-balik adiabatik yang mana menempatkan
sistem di bagian 1 ke bagian 2 oleh jalan yang merubah sifat X dan suhu T
dari sistem. Berdasarkan persamaan (7-54) bahwa
𝑻𝑪
𝑿𝒂
𝑺𝟏 (𝑿𝒂 , 𝑻𝒂 = ∫ 𝒅𝑻)
𝟎 𝑻
Dan
𝑻𝑪
𝑿𝒃
𝑺𝟐 (𝑿𝒃 , 𝑻𝒃 = ∫ 𝒅𝑻)
𝟎 𝑻
𝑺𝟏 (𝑿𝒂 , 𝑻𝒂 ) = 𝑺𝟐 (𝑿𝒃 , 𝑻𝒃 )
Dan oleh karena itu,
𝑻𝑪 𝑻𝑪
𝑿𝒂 𝑿𝒃
∫ 𝒅𝑻 = ∫ 𝒅𝑻 (7 − 59)
𝟎 𝑻 𝟎 𝑻
Bagaimanapun, 𝑪𝑿𝒂 lebih besar dari nol untuk Ta tidak sama dengan
nol dan persamaan (7-59) tidak pas. Oleh karena itu nol absolut dari suhu
tidak dapat di capai. Ini sering disebut pernyataan tidak dapat dicapai dari
hukum ketiga. Secara matematika pernyataan tidak dapat dicapai ini
dinyatakan sebagai
(𝝏𝑻⁄𝝏𝑿)𝑺 = 𝟎 𝒂𝒕 𝑻=𝟎𝑲 (7 − 60)
Suhu 10-3 K dapat dijangkau di laboraturium. Faktanya, inti tembaga
sangat dingin nyaris 10-8 K tetapi suhu rendah bersentuhan antara sistem
putaran nuklir dan molekul-molekulnya yang tersingkir, semua molekul
mencapai suhu rendah.
PROBLEMS
7-1 Turunkan persamaan (7-16) dan (7-17)
7-2 Gambarkan skestsa dari siklus Carnot gas ideal diatas diagram g-s.
Berikan nama masing-masing proses dan tunjukkan arah lintasan jika
siklus adalah sebuah lemari pendingin. Asumsikan bahwa s lebih besar
dari c1.
7-3 Buktikan bahwa jika F diketahui sebagai fungi V dan T
𝜕𝐹 𝜕𝐹
𝐻 = 𝐹 −𝑇( ) −𝑉( )
𝜕𝑇 𝑉 𝜕𝑉 𝑇
Dan
𝜕𝐹
𝐺 = 𝐹 −𝑉( )
𝜕𝑉 𝑇
7-4 Gunakan persamaan (7-16) untuk menurunkan (a) persamaan keadaan (b)
persamaan energi, (c) fungsi Gibbs, dan (d) entalpi gas ideal.
7-5 Turunkan persamaan keadaan dan persamaan energi untuk gas van der
Waals dari persamaan (7-17)
7-6 Spesifikasi fungsi Gibbs dari gas diberikan dari
𝑔 = 𝑅𝑇𝑙𝑛(𝑃⁄𝑃0 ) − 𝐴𝑃
Dimana A adalah fungsi T. (a) Turunkan pernyataan untuk
persamaan keadaan gas dan spesifikasi entropi. (b) Turunkan pernyataan
untuk potensial termodinamika. (c) Turunkan pernyataan cp dan cv. (d)
Turunkan pernyataan untuk isotermis yang dimampatkan dan yang
meluap. (e) Turunkan pernyataan untuk Joule-Thomson koefisien.
7-7 Spesifikasi fungsi Gibbs dari gas diberikan dari
𝑔 = −𝑅𝑇𝑙𝑛(𝑣⁄𝑣0 ) + 𝐵𝑣
Dimana B adalah fungsi dari T. (a) Buktikan dengan tegas bahwa
bentuk dari fungsi Gibbs tidak seutuhnya menentukan kekayaan gas. (b)
Apa informasi lebih lanjut yang di butuhkan agar kekayaan gas dapat
seutuhnya spesifik?
7-8 Apakah pernyataan
𝑓 = 𝑅𝑡𝑙𝑛(𝑣0 + 𝑣) + 𝐶𝑇 2 𝑣
Dimana C adalah sebuah konstanta positif, hasil spesifikasi layak
dari kekayaan gas pada suhu dan tekanan normal?
7-9 Turunkan persamaan (7-36), (7-37) dan (7-38).
7-10 Definisikan sebuah sifat dari sistem yang mewakili dari Ф yang diberikan
dari persamaan
𝑈 + 𝑃𝑉
Φ=𝑆−
𝑇
Buktikan bahwa
𝜕Φ
𝑉 = −𝑇 ( )
𝜕𝑃 𝑇
𝜕Φ 𝜕Φ
𝑈 = 𝑇 [𝑇 ( ) + 𝑃 ( ) ]
𝜕𝑇 𝑃 𝜕𝑃 𝑇
Dan
∂Φ
𝑆 = Φ+𝑇( )
𝜕𝑇 𝑃
7-11 Kerja yang dibutuhkan untuk menjangkau kawat dengan persamaan (3-6).
(a) Turunkan pernyataan untuk diferensial dari potensial termodinamik. (b)
Turunkan 4 hubungan Maxwll untuk sistem ini. (c) Turunkan persamaan T
ds.
7-12 (a) Turunkan potensial termodinamika dan diferensialnya untuk ∂ZT siste,.
(b) Turunkan hubungan Maxwell dan (c) persamaan T ds untuk sistem.
7-13 Usaha d’W di proses reversibel olej paramagnetik gas diberikan persamaan
(6-69). (a) Tulis pernyataan untuk dE, dU, dH, dF, dG dan dF* untuk
sistem ini. (b) Gunakan pernyataan dari bagian (a) untuk menurunkan
hubungan Maxwall untuk sistem ini. (c) Tulis persamaan T ds untuk gas
paramagnetik.
7-14 Berikan satu contoh dari perubahan yang dikenakan pembatas dari sebuah
sistem yang akan menyebabkan kekayaannya berubah jika sistem (a)
diisolasi seluruhnya, (b) pada suhu dan tekanan konstan, dan (c) pada suhu
dan volume konstan.
7-15 Buktikan bahwa energi dalam sebuah sistem pada entropi dan volume
konstan harus terjadi pengurangan di beberapa proses spontan.
7-16 Jika fungsi Gibbs dari sebuah sistem harus berkurang selama beberapa
proses spontan yang suhu dan tekanannya konstan, buktikan bahwa entropi
dari sistem terisolasi harus bertambah selama proses spontan. [Syarat :
bktikan bahwa (∆𝐺) 𝑇,𝑃 harus bertambah untuk beberapa proses termasuk
tingkatan (∆𝑆)𝑈 bertambah.]
7-17 Dari metode yang sama yang digunakan di soal sebelumnya, buktikan
bahwa jika fungsi Gibbs sebuah sistem harus berkurang selama beberapa
proses spontan yang mana suhu dan tekanan konstan, (a) Fungsi
Helmholtz harus berkurang juga di beberapa proses spontan pada volume
dan suhu konstan, (b) entalpi harus berkuran di beberapa proses spontan
pada tekanan dan entropi konstan.
7-18 Apa yang dapat dinyatakan tentang perubahan fungsi Gibbs selama proses
spontan dari sistem yang terisolasi?
7-19 Gambarkan kurva kualitatif pada bidang g-P dan g-T dari tahap zat yang
menyublim dari pada mencair.
7-20 Gambarkan kurva kualitatif yang mewakili zat padat, cair, dan tahap uap
dari air murni (a) bidang g-P pada T = -10oC dan (b) bidang g-T pada P=2
atm sehingga transisi dari satu tahap ke tahap lainnya dapat diindikasikan.
7-21 Gambarkan grafik dari g dan turunan pertama dan keduanya sebagai fungsi
T dan P untuk (a) Orde pertama dan (b) Orde kedua tahap transisi
7-22 Spesifikasi fungsi Gibbs dari bentuk zat padat dan cair digambarkan pada
Fig. 7-6 sebagai fungsi suhu konstan pada tekanan konstan 105Nm-2. Pada
tekenan paling inggi di kurva g dan T sejajar yang ditunjukkan. Volume
molal dari benda padat dan cair berturut-turut adalah 0.018 dan 0.020 m3
km-1. (a) Gambar, kira-kira untuk memberi skala, kurva g dan P untuk
benda cair dan padat. Tampilkan kurva mu. (b) jika 1 km dari benda cair
yang sangat dingin hinga 280 K dan diubah menjadi beda padat isotermis
dan isobaric pada 105Nm-2 hitung ∆𝐺, ∆𝑆, ∆𝐻, 𝑎𝑛𝑑∆𝐹 untuk sistem dan ∆𝑆
untuk alam.
7-23 (a) Hitung kemiringan dari kurva peleburan es, di (N m-2 K-1), pada titik
peleburan normal. Panas dari peleburan pada suhu ini adalah 3.3 x 105 J
kg-1 dan perubahan di spesifik volume pada saat mencair adalah -9.05 x
10-5 m3kg-1. (b) Es pada suhu -2oC dan tekanan atmosfer dimampatkan
secara isotermal. Temukan tekanan pada saat es mulai mencair. (c) Hitung
(𝜕𝑃⁄𝜕𝑇)𝑡 untuk es pada suhu -2oC. (β = 15.7 x 10-5 K-1 dan 𝜅 = 120 x 10-
12
m2n-1). (d) Es pada suhu -2oC dan tekanan atmosfer dijaga pada sebuah
wadah dengan volume konstan, dan suhu secara berangsur-angsur
berkurang. Temukan suhu dan tekanan dimana es mulai mencair.
Tunjukkan proses ini dan bagian (b) pada diagram P-T seperti Fig. 2-9(a) ,
dan pada P-V-T seperti Fig. 2-7. Asumsikan bahwa kurva peleburan dan
perubahan tekanan dengan suhu, pada volume konstan, adalah linear.
7-24 Buktikan bahwa di bidang P-V kemiringan dari sublimasi kurva, pada titik
rangkap tiga lebih baik dari kurva penguapan di titik yang sama.
7-25 Tekanan uap dari sebuah partikel benda padat dan cair pada sebuah
material yang sama diberikan nila ln P = 0.04 – 6/T daan ln P = 0.03 – 4/T,
dimana P adalah tekanan atmosfer. (a) Temukan suhu dan tekanan di titik
triple pada material ini. (b) Temukan nilai dari tiga panas dari perubahan
pada titik triple. Nyatakan dengan perkiraan.
7-26 Sebuah diagram ideal untuk entropi zat padat dan entropi zat cair dari He3
di tunjukkan pada Fig.7-7 diplot berlawanan dengan suhu pada tekanan
saat mencair. (He3 tidak mencair pada tekanan atmosfer). Volume molal
dari benda cair lebih besar dari pada volume molal dari benda padat oleh
10-3 m3 kilo mole-1 seluruhnya pada kisaran suhu. (a) Gambar dan detail
plot dari kurva peleburan di diagram P-T. Tekanan peleburan pada 0.3 K
adalah 30 atm. (b) Diskusikan proses untuk membeku He3 kebawah 0.2 K.
7-27 (a) Cairan He3 pada 0.2K dan tekanan di bawah tekanan peleburan di
pemampatan secara adiabatik ke tekanan diatas tekanan peleburan.
Gunakan Fig. 7-7 untuk menghitung perubahan suhu dari He3. Jelaskan.
(b) Bagaimana bisa efek ini digunakan pada lemari pendingin di suhu
rendah?
7-28 Di order kedua tahap transisi st = sf atau vt = vf pada sebuah partikel suhu
dan tekanan dimana f dan t merupakan tahapa akhir dan awal. Buktikan
bahwa pada kasus ini persamaan Clausius-Clapeyron dapat ditulis
𝑑𝑃 2 𝐶𝑃𝑓 − 𝐶𝑃𝑡 𝑑𝑃 𝛽𝑓 − 𝛽𝑡
= 𝑎𝑡𝑎𝑢 =
𝑑𝑇 𝑇𝑣 𝛽𝑓 − 𝛽𝑡 𝑑𝑇 𝜅𝑓 − 𝜅𝑡