Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN FRANCK HERTZ

Oleh : Eri Widianto (H1E007024) ABSTRAK Percobaan Franck-Hertz telah dilakukan dengan menggunakan peralatan percobaan Franck-Herzt di laboratorium Fisika Eksperimen. Tujuan dari percobaan ini adalah memahami kurva Franck-Hertz dan memahami peristiwa penyerahan energi yang tidak kontinu dari elektron bebas kepada atom mercuri (raksa). Dalam percobaan ini, U2 (tegangan pemercepat) divariasikan mulai dari tegangan 0 volt hingga 32 volt, dimana U1 (tegangan pengatur) dan U3 ( tegangan perlambat) diatur masing-masing sebesar 1,5 volt dan 3 volt. Hasil EHg yang diperoleh adalah : EHg = 7 eV dan EHg = 0,15 eV. Kata kunci : eksitasi atom, penyerapan energi, kurva Franck-Hertz ABSTRACT Franck-Hertz Experiment have been done by using equipment of Franck-Hertz experiment in the laboratory of experiment physics. Intention of this attempt are comprehend the Franck-Hertz curve and comprehend the event of delivery energy which not continue from free electron to atom mercury (raksa). In this experiment, the accelaration voltage U2 is increased from 0 up to 32 volt while tre driving potential U1 and the braking voltage U3 are 1,5 volt and 3 volt. The result of EHg is EHg = 7 eV and EHg = 0,15 eV. Keyword : atom excitation, absorbtion of energy, Franck-Hertz curve

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Materi memiliki struktur tertentu pada tingkat mikroskopis di luar jangkauan indra manusia. Atom merupakan bagian terkecil dari suatu materi yang tersusun dari inti dan elektron yang mengelilinginya. Keberadaan atom dan molekul partikel suatu materi baru dapat dijelaskan oleh para ilmuan kira-kira pada abad ke-19. Pada awalnya teori tentang struktur materi tidak didasarkan pada hasil eksperimen. Para ilmuan mulai menyelidiki hubungan antara beberapa fenomena fisika seperti kelistrikan dan kemagnetan mulai dikembangkan dalam model-model yang berbeda tentang struktur atom. Partikel dasar penyusun atom dan molekul yaitu elektron, proton dan neutron.

FISIKA EKSPERIMEN 1 | Percobaan Franck-Hertz

Atom memiliki sebuah inti yang terdiri dari proton dan neutron, serta elektron yang mengelilingi inti tersebut dan menempati kulit. Kulit pada atom merupakan tempat elektron mengorbit sehingga sering disebut orbital. Elektron dapat berpindah dari orbital dalam ke orbital luar dengan menyerap sejumlah energi, yang sering disebut energi eksitasi. Saat elektron berpindah dari obital luar ke orbital dalam, maka elektron tersebut kehilangan sejumlah energi yang sebelumnya mempertahankan posisinya pada orbital asal. Pemikiran tersebut muncul setelah beberapa fisikawan banyak yang melakukan penelitian tentang keberadaan struktur atom. Neils Bohr pada tahun 1913 menerapkan ide kuantum pada struktur atomik untuk mendapatkan model atom, walaupun masih terdapat kekurangan dan harus diganti secara mekanika kuantum agar ketelitian dan kegunaannya lebih besar. Akhirnya pada tahun 1914 James Franck dan Gustav Hertz melakukan sederetan eksperimen yang membuktikan tentang kebenaran teori Bohr dan tentang eksitasi atom. Percobaan inilah yang sering disebut percobaan FranckHertz. 2. Tujuan Percobaan Tujuan dari praktikum percobaan Franck-Hertz adalah : a. Mampu memahami kurva Franck-Hertz; b. Memahami peristiwa penyerahan energi yang tidak kontinu dari elektron-elektron bebas kepada atom mercury (raksa). 3. Dasar Teori Atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron berada pada kulit-kulit yang menunjukan tingkatan-tingkatan energi. Kulit pada atom merupakan tempat elektron mengorbit sehingga sering disebut orbital. Sebuah atom dapat mengeksitasi ketingkat energi di atas tingkat dasar, sehingga dapat menyebabkan atom itu memancarkan radiasi. Salah satu mekanismenya adalah tumbukan dengan partikel lain. Pada saat itu sebagian dari energi kinetik diserap oleh atom. Atom yang tereksitasi dengan cara ini akan kembali ke tingkat dasar dalam waktu rata-rata 10-8 sekon dengan memancarkan satu atau lebih foton.

FISIKA EKSPERIMEN 1 | Percobaan Franck-Hertz

Atom juga dapat tereksitasi dengan cara menimbulkan lucutan listrik dalam gas bertekanan rendah sehingga timbul medan listrik yang mempercepat elektron dan ion atomik sampai energi kinetiknya cukup. Energi tarsebut digunakan untuk mengeksitasikan atom ketika terjadi tumbukan. Lampu neon dan uap air raksa merupakan contoh yang biasa dijumpai dari makanisme bagaimana medan listrik kuat yang dipasang antar elektrode dalam tabung berisi gas menimbulkan emisi radiasi spektral karakteristik dari gas itu yang ternyata merupakan cahaya berwarna kemerah-merahan dalam kasus neon dan cahaya kebiru-biruan dalam kasus uap air raksa. Adapun sifat-sifat dari air raksa sebagai berikut : a. Air raksa merupakan cairan yang bersinar pada suhu biasa; b. Termasuk logam berat; c. Air raksa memberikan uap monoatomik; d. Mempunyai tekanan uap (1,3 x 10-3 mm) pada suhu 20o; e. Larut dalam cairan polar dan non polar yaitu suatu larutan jenuh dalam air pada suhu 25oC mempunyai 6 x 10-8g/g; f. Tereksitasi pada tegangan 4,9 V. Mekanisme eksitasi yang berbeda akan berhubungan jika sebuah atom menyerap sebuah foton cahaya yang energinya cukup untuk menaikkan atom itu ke tingkat energi lebih tinggi. Jika cahaya putih yang mengandung semua panjang gelombang dilewatkan melalui gas hidrogen, maka foton dengan panjang gelombang yang bersesuaian dengan transisi antara tingkat energi yang bersangkutan akan diserap. Atom hidrogen tereksitasi yang ditimbulkannya akan memancarkan kembali energi yang eksitasinya hampir saat itu juga, tetapi foton keluar dalam arah yang berbeda dan hanya beberapa saja yang arahnya sama dengan berkas semula dari cahaya putih tersebut. Jadi garis gelap dalam spektrum absorpsi tidak 100% hitam dan hanya terlihat hitam karena terjadi kontras dengan latar belakang yang terang. Garis yang seharusnya dalam spektrum absorpsi setiap unsur bersesuaian dengan garis pada spektrum emisi yang menyatakan transisi ke tingkat dasar yang cocok dengan hasil eksperimen. ( Beiser, 1992. Hal 153 ) Spektrum atomik bukan satu-satunya cara untuk menyelidiki tingkat energi diskret dalam atom. Percobaan Franck-Hertz dapat memberikan bukti

FISIKA EKSPERIMEN 1 | Percobaan Franck-Hertz

tentang terjadinya eksitasi atomik dan tingkat-tingkat ini sama dengan tingkattingkat yang terdapat pada spektrum garis. Apabila energi elektron mencapai dan sedikit melebihi energi 4,9 eV maka elektron mengalami tumbukan tak elastik. Sehingga terjadi eksitasi ke tingkat dasar pada 4,9 eV. Pada saat tumbukan elektron meninggalkan energinya (yang sekarang berada pada tingkat n = 2), setelah proses tumbukan, elektron bergerak melewati kisi dengan energi yang lebih rendah sehingga tidak cukup untuk mengatasi tegangan perlambat. Hal ini menyebabkan elektron tidak akan dapat mencapai plat anoda. Akibatnya arus elektrik akan turun pada V = 4,9 eV dan apabila tegangan V dinaikkan lagi maka arus listriknya juga akan naik. Dan akan turun lagi ketika V = 9,8 eV, pada tegangan ini tumbukan tak elastik menyebabkan Hg tereksitasi ke tingkat n = 3. Proses ini akan terus berlangsung hingga V = 14,7 V. Pada tegangan ini tumbukan akan menyebabkan air raksa terionisasi. Jika V dinaikkan terus, akan segera tampak efek tumbukan jamak, hasil percobaan Franck-Hertz dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1. Grafik hasil percobaan Franck-Hertz Franck dan Hertz menembaki uap berbagai unsur elektron yang energinya diketahui dengan menggunakan alat seperti pada gambar 2. Perbedaan potensial kecil V0 (G1) dipasang diantara kisi dan keping pengumpul, sehingga setiap elektron yang mempunyai energi lebih besar dari harga minimum tertentu memberi kontribusi pada arus (I) yang melalui ammeter (multimeter).

FISIKA EKSPERIMEN 1 | Percobaan Franck-Hertz

G1

G2

Uf

U1

U2

U3

-+

- +

+-

Gambar 2. Diagram tabung Franck-Hertz Saat potensial pemercepat V (G2) bertambah, elektron yang datang pada keping bertambah banyak dan arus (I) naik. Jika energi kinetik kekal dalam tumbukan antara elektron dan sebuah atom uap itu, elektronnya hanya terpental dalam arah yang berbeda dengan arah datangnya. Atom hampir tidak kehilangan energi dalam proses itu karena atom itu jauh dari massif elektron. Pada percobaan ini, tabung Franck-Hertz dipanasi dalam oven, sehingga terjadi lingkungan uap air raksa di dalam tabung. Arus elektron dapat dipengaruhi langsung oleh beda tegangan muatan ruang G1 di depan katoda (U1: tegangan kontrol/pengatur). Dalam perjalanannya antara G1 dan tegangan pemercepat G2 elektron-elektron akan lebih cepat lagi (U2 : tegangan pemercepat). Tegangan pemercepat dinaikkan secara kontinu dengan menggunakan motor potensiometer. Antara G2 dan anoda A elektron-elektron bergerak melawan tegangan pengerem U3. 4. Metode Praktikum Dalam praktikum ini menggunakan air raksa (Hg) yang diuapkan diatas suhu standar 153oC, dan dalam praktikum ini air raksa di uapkan sampai suhu 154oC. a. Waktu dan Tempat Praktikum Percobaan Franck-Hertz ini dilaksanakan di Laboratorium Fisika Eksperimen I, Program Studi Fisika Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto pada hari Selasa, 20 Oktober 2009.

FISIKA EKSPERIMEN 1 | Percobaan Franck-Hertz

b. Alat yang Digunakan Peralatan yang digunakan pada percobaan Franck-Hertz adalah : 1. Tabung Franck-Hertz 2. Multimeter Digital 3. Rangka sambung untuk tabung 4. Tabung oven listrik 5. Kabel percobaan khusus 6. Kabel penghubung (merah, biru, hitam) c. Cara Kerja 1. Menyusun peralatan seperti pada gambar 3 tanpa menggunakan Osiloskop. 2. Memasukan terlebih dahulu tabung Franck-Hertz pada kerangkanya. 3. Memanaskan tabung oven sampai 153 C dan menyalakan sumber daya stabil (nyala lampu hijau). 4. Memasukan tabung Franck-Hertz ke tabung oven. 5. Mengatur U1 sebesar 1,5 volt dan U3 sebesar 3 volt. 6. Melakukan percobaan dengan variasi harga U2 mulai dari 0 - 32 volt. 7. Mengamati serta mencatat besarnya arus IA yang nilainya setara dengan UA pada Multimeter.

Gambar 3. Rangakaian praktikum Franck-Hertz

FISIKA EKSPERIMEN 1 | Percobaan Franck-Hertz

d. Diagram Alir

Mulai

Menyusun peralatan seperti pada gambar 3.

Memasukan dahulu tabung Franck-Hertz pada kerangkanya.

Menyalakan sumber tegangan, menunggu sampai stabil (nyala lampu hijau) dan memanaskan tabung oven sampai 153 C.

Mengatur U1 (1,5 volt) dan U3 (3 volt).

Tidak

Apakah lampu berwarna hijau? Ya Melakukan percobaan dengan variasi harga U2 0 32 volt dan mengamati serta mencatat besarnya tegangan.

Selesai

B. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. DATA PENGAMATAN FISIKA EKSPERIMEN 1 | Percobaan Franck-Hertz 7

Tabel 1. Data Pengamatan No


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

U2 (volt)
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2

UA1 IA (volt)
0.35 1.58 5.2 1.05 6.8 12.2 2.7 12.35 12.33 12.2 12.35 12.33 12.33 12.33 12.33 12.33 12.2

UA2 IA (volt)
0.06 0.08 12.35 0.93 8.95 12.35 4.15 12.34 12.34 12.34 12.34 12.34 12.33 12.33 12.33 12.33 12.33

UA3 IA (volt)
0.58 0.53 12.35 0.5 8.88 12.34 3.68 12.33 12.33 12.33 12.34 12.34 12.33 12.32 12.32 12.32 12.32

2. GRAFIK HUBUNGAN U2 DAN IA Dari percobaan yang dilakukan sebanyak 3 kali diperoleh grafik :

Gambar 4.a Grafik hubungan antara U2 dan IA percobaan 1

FISIKA EKSPERIMEN 1 | Percobaan Franck-Hertz

Gambar 4.b Grafik hubungan antara U2 dan IA percobaan 2

Gambar 4.c Grafik hubungan antara U2 dan IA percobaan 3

FISIKA EKSPERIMEN 1 | Percobaan Franck-Hertz

3. PERHITUNGAN Tabel 2. Nilai puncak U2 pada gambar 4a No. 1. 2. 3. Nilai puncak U2 (volt) 5,2 12,2 12,35

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan nilai U2 adalah: U21 = Puncak II Puncak I = (12,2 5,2) V =7V Jadi nilai EHg = 7 eV. U32 = Puncak III Puncak II = (12,35 12,2) V = 0,15 V Jadi nilai EHg = 0,15 eV. 4. PEMBAHASAN Dalam percobaan Franck-Hertz, tegangan pada U1 dan U3 ditentukan terlebih dahulu yaitu U1 = 1,5 volt dan U3 = 3 volt, sedangkan U2 divariasikan dari 0 volt sampai 32 volt. Elektron-elektron bebas yang berada dalam tabung FranckHertz telah memiliki energi kinetik sehingga elektron tersebut akan bergerak bebas dengan energi kinetik yang dimilikinya. Ketika U2 diperbesar, energi yang dimiliki elektron tersebut akan membesar juga. Hal ini dilakukan agar elektron dapat bertumbukkan dengan atom raksa (Hg) yang berwujud uap dengan energi yang cukup untuk mengimbangi energi yang dimiliki oleh atom raksa (Hg). Akan tetapi tumbukkan yang terjadi bukanlah tumbukan elastik (tak lenting). Dalam keadaan bertumbukkan ini, akan terjadi dua keadaan, yaitu : a. Jika energi kinetik elektron lebih kecil dari energi yang dimiliki oleh atom raksa, maka elektron tersebut akan jatuh ke anoda dan menjadi arus listrik (I). Hal itupun terjadi jika elektron mampu melewati U3. Pada keadaan ini, kemungkinan elektron untuk jatuh ke anoda cukup besar. Karena FISIKA EKSPERIMEN 1 | Percobaan Franck-Hertz 10

energinya tidak diserahkan kepada atom raksa (Hg), maka akan terjadi kenaikkan arus (I). b. Apabila energi yang dimiliki elektron lebih besar atau sama dengan energi yang dimiliki atom raksa, sebagian energi tersebut akan diserahkan kepada atom raksa untuk bereksitasi ke orbital lebih luar (energi tidak kontinu) dan jika energi tersebut masih tersisa, maka akan jatuh ke anoda dan berubah menjadi arus listrik (I), itupun jika elektron mampu melewati U3. Tetapi pada keadaan ini, kemungkinan tersebut sangat kecil. Karena energi kinetik atom tersebut telah diserahkan sebagian kepada atom raksa. Sehingga terjadi penurunan arus (I) secara drastis. Demikian seterusnya keadaan ini terjadi secara berulang-ulang. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa elektron yang bertumbukkan dengan atom memberikan energi kinetiknya sebagian atau seluruhnya untuk mengeksitasikan atom ke tingkat energi di atas tingkat dasar. Dari hasil percobaan Franck-Hertz, didapatkan grafik seperti pada gambar 4, yaitu grafik hubungan antara potensial pemercepat U2 dengan arus keping IA, pengukuran arus dimulai dari tegangan pemercepat 0 volt sampai 32 volt dan setelah tegangan pemercepat mencapai 5,2 volt maka arus akan berkurang, selanjutnya akan naik lagi dan bila tegangan pemercepat mencapai kelipatan 12,2 volt arus akan berkurang lagi. Hal ini dikarenakan ketika potensial pemercepat U2 bertambah naik maka arus akan bertambah. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dari kurva Franck-Hertz yaitu hubungan antara arus elektron dan tegangan pemercepat U2 untuk nilai U1 = 1,5 volt dan U3 = 3 volt, arus mengalami penurunan pada tegangan U2 = 5,2 volt dan jika tegangannya itu dinaikan lagi maka arus akan kembali meningkat pada U2 = 12,2 volt. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan nilai delta U ( U ) yaitu selisih antara puncak satu dengan puncak lainnya. Namun disini terlihat terlihat bahwa penurunan arus tidak menunjukan nilai interval yang sama dan nilai EHg pada kedua interval berbeda cukup jauh dari perhitungan. Hal ini terjadi karena pengambilan data yang kurang teliti dan rangenya terlalu jauh. Dari perhitungan diperoleh EHg = 7 eV dan EHg = 0,15 eV.

FISIKA EKSPERIMEN 1 | Percobaan Franck-Hertz

11

C. KESIMPULAN Dari hasil percobaan diperoleh kurva Franck-Hertz yang memperlihatkan secara jelas keberadaan suatu keadaan eksitasi. Adapun nilai yang dipeoleh dari perubahan energi ( U ) , sebagai berikut : No. 1. Percobaan U1 (1,5 V), U3 (3 V)
EHg (eV) EHg (eV)

0,15

Dengan demikian, terbukti energi diskret dari berbagai keadaan atom ini tidak hanya menggunakan asas-asas umum atom Bohr, tetapi yang memperlihatkan secara langsung kuantisasi energi yang dapat diketahui dari nilai delta EHg yang diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur. 1992. Konsep Fisika Modern. Jakarta : Erlangga Halliday, David dan Robert Resnick. 1990 . Fisika Modern edisi III, alih bahasa Pantur Silaban. Jakarta : Erlangga. www.google.com. Percobaan franck hertz. Diakses : tanggal 23 Oktober 2009.

FISIKA EKSPERIMEN 1 | Percobaan Franck-Hertz

12

Anda mungkin juga menyukai