Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Padang
Email : rahmadanianisya8@gmail.com 1 , widiafortunaaaaaa@gmail.com 2
Abstrak (Abstract)
Pada eksperimen ini telah dilakukan penentuan momen inersia ring dan disk dan
perbandingan hasil eksperimen dengan hasil teori secara perhitungan. Benda yang menjadi
objek pada eksperimen ini yaitu ring (cincin) dan disk (piringan) yang memiliki nilai momen
inersia yang berbeda. Eksperimen dilakukan dengan melakukan pengukuran percepatan sudut
yang terdapat pada aplikasi Pasco Capstone Software dengan penggunaan massa yang
berubah-ubah. Hasil pengolahan dan analisa data didapatkan perbandingan nilai momen
inersia ring dan disk secara eksperimen dan teori pada rentang 5,6 % sampai 14,9 %. Ring
memiliki momen inersia yang besar dibandingkan dengan disk. Sehingga benda yang sulit
untuk dipercepat adalah ring.
1. Pendahuluan (Introducing)
1.1 Latar Belakang
Pada gerak rotasi, massa benda tegar dikenal dengan istilah momen inersia.
Momen inersia merupakan kecenderungan suatu benda untuk mempertahankan
kecepatan sudutnya. Setiap benda yang berputar dengan kecepatan konstan pasti
memiliki titik pusat massa, yaitu titik dimana tempat massa yang dimiliki benda
bertumpu. Jika suatu benda yang memiliki massa berputar dengan kecepatan konstan,
maka akan tercipta momen inersia benda. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa setiap benda memiliki momen inersia yang bergantung pada kuadrat jarak massa
benda dari sumbu putarnya dan massa benda itu sendiri. Namun perlu digaris bawahi,
pusat massa setiap benda berbeda-beda. Hal ini menandakan bahwa besarnya nilai
momen inersia setiap benda juga berbeda-beda tergantung bentuk bendanya. Contohnya
pada cincin dan piringan. Untuk membuktikan pernyataan tersebut, dilakukan percobaan
momen inersia untuk mengetahui momen inersia dari cincin dan piringan serta
perbandingangannya dengan nilai teoritis yang didapatkan.
Dimana M adalah massa cincin, R1 adalah jari-jari dalam cincin, dan R2 adalah jari-
jari luar cincin. Sedangkan inersia rotasi dari sebuah piringan diberikan oleh :
1
I = MR2 (2)
2
Dimana M adalah massa piringan dan R adalah jari-jari piringan (Tim Pengajar Fisika
Klasik, 2022).
Untuk menemukan inersia rotasi cincin dan piringan secara eksperimen,
terlebih dahulu dicari nilai momen gaya dan percepatan sudut dari cincin dan
piringan. Sebelumnya sudah dibahas bahwa momen inersia rotasi adalah ukuran
keinersiaan benda terhadap perubahan gerak rotasi. Perubahan gerak rotasi sendiri
adalah gaya pemutar yang disebut pula momen gaya/torka. Momen gaya atau sering
disebut dengan momen putar dan torsi (disimbolkan dengan 𝑟) merupakan salah satu
bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan. Satuan dari momen gaya atau
torsi adalah Nm (Newton meter) yang setara dengan Joule (Serway, 2010). Momen
gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran jarum jam disebut momen
gaya negatif. Sedangkan yang menyebabkan putaran benda berlawanan arah putaran
jarum jam disebut momen gaya positif (Petrucci, 2006). Percepatan sudut (𝛼) adalah
laju perubahan kecepatan sudut terhadap waktu. Di dalam satuan SI, percepatan sudut
diukur dalam radian per detik kuadrat (𝑟𝑎𝑑/𝑠2) dan biasanya dilambangkan dengan
aljabar Yunani alfa (Young, 2002).
Hubungan momen inersia rotasi cincin dan piringan secara eksperimen dengan
torsi dan percepatan sudut adalah:
𝑟
I=𝛼 (3)
Dimana 𝑟 adalah torsi yang disebabkan oleh berat yang tergantung pada tali yang
melilit katrol.
𝑟 = 𝑟𝐹 (4)
Dimana 𝑟 adalah jari-jari katrol tempat tali dililit dan 𝐹 adalah tegangan tali ketika
peralatan berputar. Terdapat juga 𝑎 = 𝑟𝛼, dimana "𝑎" adalah percepatan linier tali.
Terapkan Hukum II Newton untuk massa gantung, 𝑚. Perhatikan bahwa arah positif
dipilih untuk turun.
∑𝐹⃗ = 𝑚𝑎⃗ (5)
𝑚𝑔 − ƒ = 𝑚𝑎 (6)
Penyelesaian untuk menghitung tegangan pada tali:
𝐹 = 𝑚(𝑔 − 𝑎) (7)
Setelah percepatan linier dari massa beban (𝑚) ditentukan, torsi dan
percepatan sudut dapat diperoleh untuk perhitungan inersia rotasi (Tim Pengajar
Fisika Klasik, 2022).
Adapun nilai momen inersia pada bentuk yang berbeda
Bentuk Benda Nilai k Momen Inersia
1/2 1
Batang Homogen Poros di Tengah I = 2Ml2
1/3 1
Batang Homogen Diputar di Ujung I = 3Ml2
1/2 1
Silinder Pejal I = 2Ml2
1/2 1
Silinder Berongga Tidak Tipis I = M(R12 + R22)
2
2/5 2
Bola Pejal I = 5Ml2
2/3 1
Bola Berongga I = 3Ml2
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
3. Hasil (Result)
3.1 Nilai Momen Inersia Secara Teoritis dan Secara Ukur
1. Nilai Momen Inersia Disk Secara Teoritis
1
I = 2 MDisk R2
No. 𝑚𝑏 𝛼 𝐼𝑈 𝐼𝑇
1. 0.025 kg 18.4 rad/s2 3.04 × 10−3kgm2 0,176 × 10−3kgm2
Tabel 2. Disk
No. 𝑚𝑏 𝛼 𝐼𝑈 𝐼𝑇
1. 0.015 kg 28.8 rad/s2 0,119 × 10−3kgm2 103 × 10−3kgm2
Data 3
2. Pada Ring
Data 1 Data 2
Data 3
3. Tanpa Disk dan Ring
Data 1 Data 2
Data 3
4. Diskusi (Discussion)
Persentase kesalahan antara nilai momen inersia secara teori dengan momen
inersia secara eksperimen pada disk dan ring adalah :
Tabel 4. Persentase Kesalahan momen inersia teori dengan eksperimen
Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan momen inersia yang paling
besar yaitu momen inersia ring digabung dengan momen inersia disk (𝐼𝐷i𝑠𝑘+𝑅i𝑛g). Jika
perbandingannya adalah antara disk dan ring, maka nilai momen inersia yang besar
terdapat pada ring (cincin) karena untuk mencari nilai momen inersianya adalah dengan
rumus :
1
I = M Ring (R12 + R22)
2
Sehingga benda yang memiliki momen inersia yang besar adalah cincin karena terdapat
perhitungan untuk jari-jari luar ring dan jari-jari dalam ring.
Benda yang mengalami percepatan sudut yang sulit terdapat pada gabungan disk
dan ring. Hal ini diperkuat dengan terbuktinya disk digabung dengan ring memiliki
momen inersia yang besar. Jika perbandingannya adalah disk dan ring, maka benda yang
sulit dipercepat adalah ring. Karena ring mempunyai momen inersia yang lebih besar
1
dibandingkan dengan disk. Terbukti pada teori bahwasanya ≈ 𝐼. Semakin kecil nilai
𝑎
percepatan benda, maka semakin besar nilai momen inersia. Hal ini berarti jika nilai
momen inersia besar, maka benda akan sulit untuk dipercepat.
Dari hasil persentase kesalahan yang telah didapatkan terdapat selisih yang sedikit
besar antara teori dan eksperimen. Adapun terdapatnya persentase kesalahan ini
dikarenakan kurang telitinya praktikan dalam pengukuran massa disk dan massa piringan
yang diukur pada neraca ohauss, mengukur diameter disk dan ring (diameter dalam dan
diameter luar) yang akan mempengaruhi hasil perhitungan untuk nilai jari-jari disk dan
ring, dan menentukan daerah percepatan sudut pada grafik yang didaptkan pada aplikasi
Pasco Capstone Software. Sehingga, dengan persentase kesalahan yang sedikit besar juga
berarti bahwasannya antara nilai teori dan nilai eksperimen belum sesuai. Sehingga
perhitungan pada teori dapat dibuktikan dengan kebenarannya yang terdapat pada
prosedur eksperimen.
Perbandingan antara nilai momen inersia disk dan nilai momen inersia ring
secara eksperimen dengan nilai teoritis hasil perhitungan adalah :
Tabel 5. Perbandingan Momen Inersia pada Disk
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, Praktikan memahami terlebih
dahulu konsep momen inersia yang terdapat pada disk dan ring, memahami
bagaimana prosedur kerja saat kegiatan praktikum, dan teliti dalam melakukan
pengukuran serta pengambilan data agar terjadi kesesuaian antara nilai teoritis
dengan nilai hasil perhitungan eksperimen momen inersia pada disk dan ring.
6. Daftar Pustaka (References)
Fitrilianingsih, dkk. 2019. Super Modul Fisika SMA Kelas X, XI, dan XII. Jakarta: PT.
Grasindo.
Palobaran, Marthen. 2021. Mekanika Bahan Teknik Mesin. Surabaya: Scopindo Media
Pustaka.
Serway, Jewett. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I. Jakarta: Salemba Teknika.
Tim Kompas Ilmu. 2018. Fisika untuk SMA/MAK Kelas X. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Tim Pengajar Fisika Klasik. 2022. Modul Eksperimen Fisika Klasik. Padang: Universitas
Negeri Padang.