Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN AKHIR

TES ALAT FISIKA DASAR

PERCOBAAN M4

(TUMBUKAN MOMETUM LINIER)

NAMA : YUSUF JAKA LAKSANA

NRP : 11-2017-005

JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO

ASISTEN : AQILLA N

LABORATORIUM FISIKA DASAR

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


BANDUNG
2019
I. TUJUAN
1. Membuktikan hukum kekekalan momentum linear pada tumbukan.
2. Menentukan nilai koefisien restitusi.
3. Memahami jenis – jenis tumbukan.

II. ALAT-ALAT
1. Rel presisi (2 buah).
2. Penyambung rel (2 buah).
3. Kaki rel (buah).
4. Pencacah waktu.
5. Stopwatch.
6. Kereta dinamika besrta pasak dan pegas (2 buah).
7. Beban bercelah (4 buah).
8. Sensor gerbang cahayaF (2 buah).
9. Neraca teknis.
10. Batang dan statif (2 buah).
11. Boss head (2 buah)

III. TEORI
Momentum merupakan besaran yang menyatakan tingkat kesulitan
suatu partikel dengan massa m yang bergerak dengan kecepatan linear v.
Hukum Newton kedua menyatakan bahwa ∑ 𝐹 = 𝑚𝑎 , dengan
𝜕𝑣
mempertimbangkan massa benda (partikel) konstan, karena 𝑎 = , kita
𝜕𝑡

dapat menuliskan juga hukum kedua Newton ini sebagai berikut:

𝜕𝑣 𝜕
∑𝐹 = 𝑚 𝜕𝑡 = 𝜕𝑡 (𝑚𝑣) ………………………… (1)

Dengan demikian, hukum kedua Newton menyatakan bahwa gaya


total (∑ 𝐹) yang bekerja pada suatu benda (partikel) sama dengan laju
perubahan kombinasi mv terhadap waktu. Kombinasi ini disebut dengan
momentum atau momentum linear dari suatu benda (partikel).
Momentum dinyatakan dengan simbol p.

Secara matematis, persamaan momentum pada sebuah benda dapat


dituliskan menjadi:

𝑝 = 𝑚𝑣 …………………………………………………… (2)

Momentum suatu benda (partikel) tidak akan berubah kecuali ada


gaya eksternal yang bekerja. Peristiwa ketika kedua partikel bertemu dan
terjadi kontak fisik secara langsung (bertabrakan) dinamakan tumbukan.

Menurut hukum kekelan momentum, dalam sebuah tumbukan antara dua


benda dalam sebuah sistem, momentum sebelum tumbukan adalah sama
dengan momentum setelah tumbukan. Secara matematis ungkapan ini
dapat ditulis menjadi:

∑ 𝑝 = ∑ 𝑝′

ma. vA + mB. vB = mA.vA’ + mB. vB’


…………………………………(3)

Dimana:

P = momentum sebelum tumbukan (kg.m/s)


P’ = momentum setelah tumbukan (kg.m/s)
ma = massa benda A
mb = massa benda B
va = kecepatan benda A sebelum tumbukan
vb = kecepatan benda B sebelum tumbukan
va’ = kecepatan benda A setelah tumbukan
vb’ = kecepatan benda A setelah tumbukan
Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja, maka tumbukan tidak akan
mengubah momentum total sistem.

Gambar 1. Skema Praktikum

Tumbukan dapat terjadi apabila terdapat dua benda yang bergerak dan
bertemu pada suatu titik yang sama. Tumbukan dapat terjadi apabila kedua
benda saling menumbuk atau salah satu benda menumbuk benda yang lain.
Selama tumbukan, terjadi gaya interaksi antar kedua benda tersebut.
Berdasarkan berlaku atau tidaknya kekekalan energi kinetik, tumbukan
dapat dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu:

1. Tumbukan lenting sempurna, dimana jumlah momentum dan jumlah


energi kinetik antara kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan
adalah sama. Dengan demikian pada tumbukan lenting sempurna dapat
dikatakan berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan
energi kinetik dengan nilai koefisien restitusi adalah 1.
2. Tumbukan tidak lenting, terjadi perubahan jumlah energi kinetik antara
kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan, namun jumlah
momentum antara kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan tidak
berubah. Tumbukan tidak lenting dibagi menjadi dua yaitu:
a. Tumbukan tidak lenting sebagian, koefisien restitusi antara 0 dan1.
b. Tumbukan tidak lenting sama sekali, koefisien restitusi bernilai 0.

Untuk dapat memahami jenis - jenis tumbukan, maka perlu


meninjau apa yang dimaksud dengan koefisien restitusi. Koefisien
restitusi merupakan rasio perbandingan antara selisih kecepatan benda
setelah bertumbukan dengan selisih kecepatan benda sebelum
bertumbukan yang dilambangkan dengan e.

Secara sistematis nilai koefisien restitusi dapat dituliskan sebagai berikut:

Dimana :
va = kecepatan benda A sebelum tumbukan (m/s)
vb = kecepatan benda B sebelum tumbukan (m/s)
va’ = kecepatan benda A setelah tumbukan (m/s)
vb’ = kecepatan benda A setelah tumbukan (m/s)

IV. TUGAS PENDAHULUAN


1. Apa yang dimaksud dengan tumbukan? Jelaskan contoh fenomenanya
dalam kehidupan sehari – hari untuk setiap jenis tumbukan!
Tumbukan adalah peristiwa tabrakan antara dua benda karena adanya
gerakan.
Permainan bola billiard
bola putih yang disodok agar bergerak menyentuh atau bertumbukan
dengan bola target sehingga memiliki massa dan kecepatan. Bola putih
akan berkurang kecepatannya setelah bertumbukan dan bola target
akan bergerak dan itu berarti momentum bertambah.

Permainan bola bekel


Permainan anak-anak yang menggunakan prinsip dari momentum
lenting sempurna adalah permainan bola bekel dengan memntulkan
bola ke lantai. Momentum bola sebelum dan sesudah adalah sama.
Sehingga berlaku hukum tumbukan lenting sempurna.

2. Sebutkan jenis – jenis tumbukan dan jelaskan apa perbedaannya!


a. Tumbukan lenting sempurna : Dua benda dikatakan melakukan
Tumbukan lenting sempurna jika Momentum dan Energi Kinetik
kedua benda sebelum tumbukan = momentum dan energi kinetik
setelah tumbukan. Dengan kata lain, pada tumbukan lenting sempurna
berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi
Kinetik.
b. Tumbukan lenting sebagian : Pada tumbukan lenting sebagian,
Hukum Kekekalan Energi Kinetik tidak berlaku karena ada perubahan
energi kinetik terjadi ketika pada saat tumbukan. Perubahan energi
kinetik bisa berarti terjadi pengurangan Energi Kinetik atau
penambahan energi kinetik.
c. Tumbukan tidak lenting sama sekali : suatu tumbukan dikatakan
Tumbukan Tidak Lenting sama sekali apabila dua benda yang
bertumbukan bersatu alias saling menempel setelah tumbukan.

3. Jelaskan yang dimaksud dengan energi kinetik! Tuliskan


persamaannya serta berikan keterangan dan satuan untuk notasi yang
digunakan (dalam SI)!
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya.
Makin besar kecepatan benda bergerak makin besar energi kinetiknya
dan semakin besar massa benda yang bergerak makin besar pula energi
kinetik yang dimilikinya. Secara matematis dapat dirumuskan:
Ek = ½ m.v2
Dimana :
Ek = Energi Kinetik (kg.m2.s-2)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)

4. Buktikan persamaan

Berdasarkan hukum kekekalan momentum dapat ditulis sebagai berikut.

m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2

m1v1 – m1v’1 = m2v’2 – m2v2

m1(v1 – v’1) = m (v’2 – v2)

Sedangkan berdasarkan hukum kekekalan energi kinetik, diperoleh persamaan


sebagai berikut.

Ek1 + Ek2 = E’k1 + E’k2

½ m1v12 + ½ m2v22 = ½ m1(v1)2 + ½ m2(v2)2

m1((v’1)2 – (v1)2) = m2((v’2)2 – (v2)2)

m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m (v’2 + v2)(v’2 – v2)

Jika persamaan di atas saling disubtitusikan, maka diperoleh persamaan sebagai


berikut.

m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m1(v’2 + v2)(v1 – v’1)

v1 + v’1 = v’2 + v2

v1 – v2 = v’2 – v’1

-(v2 – v1) = v’2 – v’1

5. Jelaskan :
a. Apa yang dimaksud dengan impuls? Tuliskan persamaannya serta
berikan keterangan dan satuan – saatuan yang digunakan dalam
satuan SI !
Impuls adalah peristiwa gaya yang bekerja pada benda dalam
waktu hanya sesaat. Atau Impuls adalah peristiwa
bekerjanyagaya dalam waktu yang sangat singkat
b. Jelaskan hubungan antara impuls dan momentum!

Hubungan antara impuls dan momentum dijelaskan dari


penerapan Hukum II Newton, yaitu :

Dapat disimpulkan Impuls (I) sama dengan perubahan


momentum (∆P). Ini menunjukkan bahwa gaya yang bekerja
pada sebuah benda sama dengan perubahan momentum benda
persatuan waktu.

P1 = momentum awal benda dalam kg.m/s

P2 = momentum akhir benda dalam kg.m/s

v1 = kecepatan awal benda dalam m/s

v2 = kecepatan akhir benda dalam m/s

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Catat keadaan ruang sebelum percobaan!
2. Timbang masing-masing kereta dinamika beserta pegas dan pasak
penumpu, Timbang juga masing-masing beban bercelah. Beban
bercelah ke-1 (kecil) dan beban bercelah ke-2 (besar) untuk masing-
masing kereta jangan lupa ditukar!
3. Susunlah alat-alat seperti gambar 1!
4. Atur agar jarak antar kereta 1 (penumbuk) dan kereta 2 (ditumbuk) s1
adalah 40 cm (diukur dari pasak penumpu dan kereta dalam keadaan
tanpa beban bercelah). Atur jarak antara sensor 1 dan sensor 2 s2’
adalah 40 cm (diukur dari batang sensor)!
5. Set timing 2 pada pencacah waktu, gunakan tombol function!
6. Setelah rangkaian diperiksa oleh asisten, beri dorongan pada kereta 1
hingga kereta 1 bergerak dan menumbuk kereta 2.
 Catat waktu t1 setelah kereta didorong hingga menumbuk kereta 2
dengan menggunakn stopwatch.
 Catat waktu t2 yang terbaca pada pencacah waktu setelah kereta 2
melewati sensor 1 dan sensor 2! (Usahakan kereta tidak keluar dari
rel dan tidak bergerak kembali melewati sensor 2).
7. Ulangi langkah 5 s.d. 7 dengan penambahan beban!
Massa kereta 1 : +0 +20 +50 +70 +20
Massa kereta 2 : +0 +50 +70 + 50 + 70
8. Ulangi langkah 5 s.d. 7 untuk jarak s1 dan s2’ yang berbeda (50 cm
dan 60 cm)!
Catat keadaan ruang dan posisikan alat-alat praktikum seperti semula
VI. DATA PENNGAMATAN

Tabel keadaan Ruang


Awal Akhir
Suhu ( C ) 27 27
Kelembapan (%) 55 58
Tekanan (mmHg) 765 765

Tabel Pengamatan

Massa kereta dinamika ke 1 + pasak penumpu + pegas penumbuk (gr) 99,45 gr


Massa kereta dinamika ke 2 + pasak penumpu + pegas penumbuk (gr) 99,7 gr
Massa beban bercelah ke 1 untuk kereta dinamika pertama (gr) 49,45 gr
Massa beban bercelah ke 2 untuk kereta dinamika pertama (gr) 19,45 gr
Massa beban bercelah ke 1 untuk kereta dinamika kedua (gr) 49,45 gr
Massa beban bercelah ke 2 untuk kereta dinamika kedua (gr) 17,85 gr
Kereta Dinamika 1 Kereta Dinamika 2
No s2 ’
m1 (gr) s1 (cm) t1 (s) m2 (gr) t2’ (s)
(cm)
99.450 40 0.19 99.7 40 0.5809
1
119.450 40 0.26 149.7 40 0.7741
2
151.123 40 0.27 169.7 40 0.9131
3
143.257 40 0.42 149.7 40 1.005
4
168.309 40 0.24 169.7 40 1.094
5
99.450 45 0.21 99.7 45 1.383
6
119.450 45 0.28 149.7 45 1.009
7
151.123 45 0.31 169.7 45 1.145
8
143.257 45 0.46 149.7 45 1.445
9
168.309 45 0.39 169.7 45 0.9954
10
99.450 50 0.38 99.7 50 0.8391
11
119.450 50 0.4 149.7 50 0.8628
12
151.123 50 0.45 169.7 50 0.8439
13
143.257 50 0.5 149.7 50 0.9932
14
168.309 50 0.45 169.7 50 0.8181
15
VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN
1. Tentukan jumlah momentum kedua kereta dinamika sebelum dan
setelah tumbukan untuk setiap percobaan! Bandingkan!
No Sebelum tumbukan Setelah tumbukan

P (gr.cm/s) P’(gr.cm/s)

1 20936.842 6865.209

2 25893.641 7735.435

3 22388.579 7434.016

4 13643.506 5958.209

5 28051.445 6204.753

6 21310.714 3244.035

7 27049.607 6676.412

8 21937.197 6669.432

9 14014.253 4661.938

10 19420.231 7671.790

11 13085.526 5940.889

12 14931.250 8675.243

13 16791.434 10054.509

14 14325.681 7536.246

15 18700.963 10371.593

Besarnya momentum sebelum dan setelah tumbukan hasilnya berbeda,


lebih besar sebelum tumbukan

2. Jelaskan apa yang menyebabkan perbedaan jumlah momentum antara


sebelum dan sesudah tumbukan pada percobaan ini?
perbedaan nilai energi kinetik dua kereta pada saat tumbukan karena
energi dari kereta 1 tidak sepenuhnya menjadi energi gerak pada kereta
2 , pergerakan pita yg terhambat atau tidak bebas bergerak, roda kereta
dinamika yang saat meluncur tidak bebas meluncur atau adanya
hambatan yang menahan,

3. Tentukan jumlah energi kinetik kedua kereta dinamika sebelum dan


setelah tumbukan untuk setiap percobaan! Bandingkan!
No Sebelum tumbukan Setelah tumbukan

Ek (gr.cm2.s-2) Ek'(gr.cm2.s-2)

1 2203878.116 236364.578

2 1413609.467 199856.212

3 1658413.284 162830.270

4 649690.757 118571.322

5 2337620.383 113432.417

6 2283290.816 52777.137

7 1542641.901 148879.362

8 1592215.888 131058.714

9 685479.783 72590.726

10 1120397.935 173412.980

11 860889.889 177001.819

12 933203.125 251368.898

13 932857.472 297858.420

14 716284.060 189696.095

15 1038942.392 316941.472
4. Jelaskan apa yang menyebabkan perbedaan jumlah energi kinetik
antara sebelum dan sesudah tumbukan pada percobaan ini
hal ini dikarenakan bebrapa faktor diantaranya karena besarnya massa
kedua kereta tidak sama, baik setelah diberi beban ataupun tidak kereta
2 massanya lebih besar dari kereta 1, hal ini memnyebabkan laju
kereta 2 membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berjalan
dibanding kereta 1, hal ini membuktikan semakin besar beban atau
massa maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk melaju dan
semakin kecil energi kinetik yang dihasilkan, selain itu pegas yang
digunakan untuk memberi dorongan atau gaya untuk kereta berjalan
sudah berkarat dan sudah sering digunakan sehingga elastisitas kawat
berkurang
5. Dengan memperhitungkan delta kesalahan hasil perhitungan, dapatkah
dikatakan bahwa hukum kekekalan momentum terbukti oleh percobaan
ini? Jelaskan!
Berdasarkan hasil perbandingan energi kinetik sebelum dan setelah
tumbukan, maka jenis tumbukan yang berlaku adalah tumbukan
lenting sebagian, karena pada tumbukan lenting sebagian, Hukum
Kekekalan Energi Kinetik tidak berlaku karena ada perubahan energi
kinetik terjadi ketika pada saat tumbukan. Perubahan energi kinetik
bisa berarti terjadi pengurangan Energi Kinetik atau penambahan
energi kinetik

6. Jelaskan aplikasi dari momentum dan setiap jenis tumbukan pada


kehidupan sehari – hari!
Permainan bola billiard
bola putih yang disodok agar bergerak menyentuh atau bertumbukan
dengan bola target sehingga memiliki massa dan kecepatan. Bola putih
akan berkurang kecepatannya setelah bertumbukan dan bola target
akan bergerak dan itu berarti momentum bertambah.
Permainan bola bekel
Permainan anak-anak yang menggunakan prinsip dari momentum
lenting sempurna adalah permainan bola bekel dengan memntulkan
bola ke lantai. Momentum bola sebelum dan sesudah adalah sama.
Sehingga berlaku hukum tumbukan lenting sempurna.

7. Termasuk jenis tumbukan apakah yang terjadi pada percobaan ini?


Jelaskan!
Berdasarkan hasil perbandingan energi kinetik sebelum dan
setelah tumbukan, maka jenis tumbukan yang berlaku adalah
tumbukan lenting sebagian, karena pada tumbukan lenting sebagian,
Hukum Kekekalan Energi Kinetik tidak berlaku karena ada perubahan
energi kinetik terjadi ketika pada saat tumbukan. Perubahan energi
kinetik bisa berarti terjadi pengurangan Energi Kinetik atau
penambahan energi kinetik
IX. ANALISA
Dari hasil percobaan didapatkan data sebagai berikut
Sebelum Tumbukan
No m1 (gr) e Ek (gr.cm2.s-2) P (gr.cm/s)

1 99.450 0.327 2203878.116 20936.842

2 119.450 0.336 1991818.551 1413609.467

3 151.123 0.296 1658413.284 22388.579

4 143.257 0.418 649690.757 13643.506

5 168.309 0.219 2337620.383 28051.445

6 99.450 0.152 2283290.816 21310.714

7 119.450 0.278 2173629.157 1542641.901

8 151.123 0.271 1592215.888 21937.197

9 143.257 0.318 685479.783 14014.253

10 168.309 0.392 1120397.935 19420.231

11 99.450 0.453 860889.889 13085.526

12 119.450 0.464 933203.125 14931.250

13 151.123 0.533 932857.472 16791.434

14 143.257 0.503 716284.060 14325.681

15 168.309 0.550 1038942.392 18700.963

Setelah Tumbukan
No m1 (gr) e Ek (gr.cm2.s-2) P (gr.cm/s)

1 99.700 0.327 236364.578 6865.209

2 149.700 0.336 199856.212 7735.435


3 169.700 0.296 162830.270 7434.016

4 149.700 0.418 118571.322 5958.209

5 169.700 0.219 113432.417 6204.753

6 99.700 0.152 52777.137 3244.035

7 149.700 0.278 148879.362 6676.412

8 169.700 0.271 131058.714 6669.432

9 149.700 0.318 72590.726 4661.938

10 169.700 0.392 173412.980 7671.790

11 99.700 0.453 177001.819 5940.889

12 149.700 0.464 251368.898 8675.243

13 169.700 0.533 297858.420 10054.509

14 149.700 0.503 189696.095 7536.246

15 169.700 0.550 316941.472 10371.593

Dari data hasil percobaan yang diperoleh dapat dilihat bahwa


energi kinetik sebelum terjadi tumbukan lebih besar dari setelah
tumbukan, selain itu momentum sebelum tumbukan tidak sama dengan
momentum setelah tumbukan, hal ini dikarenakan bebrapa faktor
diantaranya karena besarnya massa kedua kereta tidak sama, baik
setelah diberi beban ataupun tidak kereta 2 massanya lebih besar dari
kereta 1, hal ini memnyebabkan laju kereta 2 membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk berjalan dibanding kereta 1, hal ini
membuktikan semakin besar beban atau massa maka semakin lama
waktu yang dibutuhkan untuk melaju dan semakin kecil energi kinetik
yang dihasilkan, selain itu pegas yang digunakan untuk memberi
dorongan atau gaya untuk kereta berjalan sudah berkarat dan sudah
sering digunakan sehingga elastisitas kawat berkurang dan tidak
memberi gaya dorong dengan maksimal,terjadi kesalahan pada saat
mengukur waktu dengan menggunakan stopwacth tidak terlalu tepat
menyala saat kereta berjalan dan saat tumbukan, gaya dorong pada
setiap percobaan tidak konstan sama.selain itu perbedaan nilai energi
kinetik dua kereta pada saat tumbukan karena energi dari kereta 1 tidak
sepenuhnya menjadi energi gerak pada kereta 2 , pergerakan pita yg
terhambat atau tidak bebas bergerak, roda kereta dinamika yang saat
meluncur tidak bebas meluncur atau adanya hambatan yang menahan,
Berdasarkan hasil perbandingan energi kinetik sebelum dan
setelah tumbukan, maka jenis tumbukan yang berlaku adalah
tumbukan lenting sebagian, karena pada tumbukan lenting sebagian,
Hukum Kekekalan Energi Kinetik tidak berlaku karena ada perubahan
energi kinetik terjadi ketika pada saat tumbukan. Perubahan energi
kinetik bisa berarti terjadi pengurangan Energi Kinetik atau
penambahan energi kinetik
Pengurangann energi kinetik itu sendiri karena adanya
perubahan energi kinetik menjadi energi lain seperti energi panas,
energi bunyi.
X. KESIMPULAN

1. Bunyi Hukum Kekekalan Momentum Linier :


Hukum kekekalan momentum linear. Hukum kekekalan
momentum linear menyatakan bahwa jika tidak ada gaya luar
yang bekerja pada dua benda yang bertumbukan
maka momentum benda sebelum tumbukan sama
dengan momentum benda setelah tumbukan.
2. Momentum adalah besaran yang berhubungan dengan kecepatan dan
massa suatu benda. Momentum suatu benda (P) yang bermassa m dan
bergerak dengan kecepatan v didefinisikan sebagai P = m.v, dimana :
P = momentum benda (kg.m/s)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan (m/s)
3. Dari hasil percobaan besar momentum sebelum dan setelah tumbukan
berbeda
4. Jenis – jenis tumbukan :
- Tumbukan lenting sempurna : Dua benda dikatakan melakukan
Tumbukan lenting sempurna jika Momentum dan Energi Kinetik
kedua benda sebelum tumbukan = momentum dan energi kinetik
setelah tumbukan. Dengan kata lain, pada tumbukan lenting sempurna
berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi
Kinetik.
- Tumbukan lenting sebagian : Pada tumbukan lenting sebagian,
Hukum Kekekalan Energi Kinetik tidak berlaku karena ada perubahan
energi kinetik terjadi ketika pada saat tumbukan. Perubahan energi
kinetik bisa berarti terjadi pengurangan Energi Kinetik atau
penambahan energi kinetik.
- Tumbukan tidak lenting sama sekali : suatu tumbukan dikatakan
Tumbukan Tidak Lenting sama sekali apabila dua benda yang
bertumbukan bersatu alias saling menempel setelah tumbukan.
5. Besarnya nilai koefisien restitusi yang di peroleh pada saat percobaan

No Menghitung koefisien restitusi

v1 (cm/s) v'2 (cm/s) e

1 210.526 68.859 0.327

2 153.846 51.673 0.336

3 148.148 43.807 0.296

4 95.238 39.801 0.418

5 166.667 36.563 0.219

6 214.286 32.538 0.152

7 160.714 44.599 0.278

8 145.161 39.301 0.271

9 97.826 31.142 0.318

10 115.385 45.208 0.392

11 131.579 59.588 0.453

12 125.000 57.951 0.464

13 111.111 59.249 0.533

14 100.000 50.342 0.503

15 111.111 61.117 0.550


XI. DAFTAR PUSTAKA

1. Soeprapto A., Ridwan M., Amelia I., 2017. Buku Petunjuk Praktikum
Dasar. Institut Teknologi Nasional. Bandung: Laboratorium Fisika
Dasar Itenas.

Anda mungkin juga menyukai