Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN HUKUM NEWTON PERTAMA, KEDUA DAN

KETIGA
TERHADAP PENIMBANGAN BERAT BADAN DALAM LIFT

DOSEN PENGAMPU : Drs. JUAKSA MANARUNG M. Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4 :

PUJI MORY NABABAN ( 5193230007)

BOBBY HERNANDO ()

JOEL HOLY RAFLY LINGGA ()

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MEDAN
2

KATA PENGANTAR

Segenap puji dan syukur kepada Allah yang Maha Kuasa atas segala kasih karunia serta
bimbingan-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tulisan ini tepat pada waktunya .
Di dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat sering dikacaukan dengan istilah berat dan massa,
padahal kedua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda. Namun ketika orang sudah bisa
membedakan pengertian kedua istilah tersebut, muncul lagi permasalahan mengenai penerapan
kedua istilah tersebut dalam kehidupan nyata yaitu perbedaan hasil berat badan dan massa yang
ditimbang di dalam lift yang sedang diam dan saat bergerak ke atas maupun ke bawah dimana
beratnya berubah-ubah namun massanya bernilai tetap.
Bertolak dari masalah tersebut di atas maka penulis mengembangkannya dalam tulisan ini
dengan judul ”PENERAPAN HUKUM NEWTON PERTAMA, KEDUA, KETIGA
TERHADAP PENIMBANGAN BERAT BADAN DALAM LIFT”. Dengan adanya tulisan ini
kiranya dapat menjawab pertanyaan para pembaca tentang perbedaan berat dan massa badan
ketika berada dalam lift baik ketika dalamkeadaan diam maupun ketika bergerak keatas
maupun ke bawah.
Akhirnya penulis berharap tulisan ini dapat berguna bagi pembaca dalam menambah
pengetahuannya. Penulis pun sadar tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis mengharapkan masukkan berupa kritikkan dan saran yang berguna untuk perbaikan
tulisan ini.

Medan, 20 Oktober 2019,

PENULIS
3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Seringkali orang kebingungan mengapa berat yang terbaca pada timbangan ketika
ditimbang di dalam lift yang sedang diam berbeda dengan pada saat lift sedang bergerak baik
ke atas maupun ke bawah dengan percepatan tertentu.Namun hal ini tidak berlaku pada massa
yang bernilai tetap,entah pada saat lift diam maupun saat lift bergerak baik ke atas maupun ke
bawah.
Salah satu contoh kasus yang dijumpai yaitu seseorang bermassa 60 kg ( berat = 600 N
) ketika menimbang berat badannya di dalam lift yang sedang diam, hasil yang terbaca pada
timbangan berat yaitu 589 N. Ketika lift bergerak ke atas dengan percepatan 2 m/s2 berat yang
terbaca 706 N dan saat lift bergerak ke bawah dengan percepatan yang sama 2 m/s2 beratnya
469 N. Seperti halnya di atas,massanya adalah tetap yaitu 60 kg baik saat lift diam maupun
bergerak.
Banyak anggapan yang muncul menanggapi kasus ini. Ada yang mengatakan mungkin
ketika lift bergerak ke atas ada sesuatu yang menarik tubuhnya ke bawah sehingga lebih
berat,sebaliknya ketika lift bergerak ke bawah ada yang menarik tubuhnya ke atas sehingga
lebih ringan. Anggapan ini mungkin bisa benar namun bagaimana sinkronisasinya dengan
kenyataan yang ada?. Padahal jika dilihat secara real, hipotesa tersebut tidak bisa diterima
sebab waktu proses penimbangan berlangsung sama sekali tidak ada sesuatu benda yang
menarik orang itu untuk memberati maupun meringankan berat tubuhnya. Jika demikian apa
penyebab kasus tersebut? Adakah teori ilmiah yang bisa diterapkan dalam kasus tersebut? Lalu
bagaimana teori tersebut mendasari segenap proses yang ada?

1.2.RUMUSAN MASALAH

1. Apa penyebab perbedaan hasil penimbangan berat badan lift yang sedang diam dengan
saat bergerak ke atas maupun ke bawah?
2. Apa itu hukum Newton Pertama, Kedua, Ketiga?
3. Apa itu berat?
4. Apa perbedaan berat dengan massa?
4

5. Apa hubungan hukum Newton Pertama, Kedua, Ketiga dengan hasil penimbangan
berat badan yang berbeda tersebut?
6. Bagaimana penerapan hukum-hukum Newton dalam kasus penimbangan berat badan
di dalam lift?

1.3.TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui lebih mendalam mengenai hukum-hukum Newton dan bagaimana


penerapannya dalam kasus-kasus yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari terutama
mengenai perbedaan berat badan ketika ditimbang di dalam lift yang diam maupun
yang sedang bergerak.
2. Menjelaskan perbedaan berat dan massa sehingga pembaca bisa membedakan antara
massa dan berat.
3. Untuk mengembangkan lebih lanjut kemampuan menulis yang dimiliki penulis.

1.4.METODE PENULISAN

Dalam menyelesaikan tulisan ini, penulis menggunakan metode kepustakaan dan

metode observasi yaitu. Di sini penulis mengembangkan tema dengan berbagai sumber ilmiah

dan literature lainnya demi keberhasilan dan keabsahan tulisan ini.

1.5.LANDASAN TEORI

1. Hukum pertama Newton


”Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap
sepanjang garis lurus kecuali diberi gaya total yang tidak nol.”
Rumus :

∑𝑭 = 𝟎

2. Hukum kedua Newton


”Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja
padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama
dengan arah gaya total yang bekerja padanya”
5

Rumus :
F = m.𝒂
3. Hukum ketiga Newton
”Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut
memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang
pertama”
Rumus

Faksi = -Freaksi

BAB II
HUKUM-HUKUM NEWTON

2.1.HUKUM NEWTON PERTAMA


2.1.1.BUNYI HUKUM
” Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap
sepanjang garis lurus kecuali diberi gaya total yang tidak nol.”

2.1.2.HUKUM NEWTON PERTAMA SEBAGAI HUKUM KELEMBAMAN


Hukum pertama Newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam keadaan diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau akan terus bergerak dengan kecepatan
konstan kecuali ada gaya eksternal yang bekerja pada benda itu. Kecenderungan ini
digambarkan dengan mengatakan bahwa benda mempunyai kelembaman. Benda yang mula-
mula diam akan mempertahankan keadaan diamnya (malas bergerak), dan benda yang mula-
mula bergerak akan mempertahankan keadaan bergeraknya (malas berhenti). Sifat benda yang
cenderung mempertahankan keadaan geraknya (diam atau bergerak) inilah yang disebut
kelembamanatau inersia(kemalasan). Oleh karena itu hukum pertama Newton disebut juga
Hukum Kelembaman atau Hukum inersia.
6

2.2.HUKUM NEWTON KEDUA


2.2.1.BUNYI HUKUM
”Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya
dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang
bekerja padanya”

a=F/m

2.2.2.GAYA, MASSA, DAN HUKUM KEDUA NEWTON


Hukum kedua Newton menetapkan hubungan antara besaran dinamika gaya dan massa
dan besaran kinematika percepatan, kecepatan, dan perpindahan.
Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah
kecepatannya, artinya dipercepat. Arah gaya adalah arah percepatan yang disebabkannya jika
gaya itu adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Besarnya gaya adalah
hasil kali massa benda dan besarnya percepatan yang dihasilkan gaya. Massa adalah sifat
intrinsik sebuah benda mengukur resistensinya terhadap percepatan. Jika gaya F dikerjakan
pada benda bermassa m, dan menghasilkan percepatan a maka

F = m.a
Dengan demikian konsep ini dijelaskan dalam hukum kedua Newton.

2.3.HUKUM KETIGA NEWTON

2.3.1.BUNYI HUKUM
”Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut
memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang pertama”

Faksi = - Freaksi
7

2.3.2.HUKUM KETIGA NEWTON SEBAGAI HUKUM AKSI REAKSI


Hukum ketiga Newton menggambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya-gaya
selalu terjadi berpasangan. Jika sebuah gaya dikerjakan pada sebuah benda A, maka harus ada
benda lain B yang mengerjakan gaya itu. Selanjutnya, jika B mengerjakan gaya pada A, maka
A harus mengerjakan gaya pada B yang sama besar dan berlawanan arahnya. Sebagai contoh,
bumi mengerjakan gaya gravitasional Fg pada sebuah benda proyektil, yang menyebabkannya
dipercepat ke bumi. Menurut hukum ketiga Newton, proyektil mengerjakan gaya pada bumi
yang sama besar dan berlawanan arahnya. Jadi, proyektil mengerjakan gaya Fg’ = -Fg pada
bumi ke arah proyektil. Jika gaya adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada bumi, bumi akan
dipercepat ke proyektil. Karena bumi mempunyai massa yang sangat besar, percepatan yang
dialami akibat gaya yang dihasilkan proyektil ini sangat kecil dan teramati.
Dalam pembahasan tentang hukum ketiga Newton, kata ”aksi” dan ”reaksi” seringkali
digunakan. Jika gaya yang dikerjakan pada benda A dinamakan aksi benda B pada A, maka
gaya A yang dikerjakan balik pada B dinamakan reaksi A pada B. Tidaklah menjadi persoalan
gaya mana dalam pasangan semacam itu dinamakan aksi dan yang mana reaksi. Yang penting
adalah bahwa gaya-gaya selalu terjadi dalam pasangan aksi-reaksi, dan bahwa gaya reaksi
adalah sama besar dan berlawanan arah dengan gaya aksi.
8

BAB III
PERBEDAAN BERAT DAN MASSA

3.1.BERAT
Gaya yang paling umum dalam pengalaman sehari-hari adalah gaya tarikan grafitasi
bumi pada sebuah benda. Gaya ini dinamakan berat benda, w. Jika kita menjatuhkan sebuah
benda dekat permukaan bumi dan mengabaikan resistensi udara sehinngga satu-satunya gaya
yang bekerja pada benda itu adalah gaya karena grafitasi (keadaan ini dinamakan jatuh bebas),
benda dipercepat ke bumi dengan percepatan 9,81 m/s2. Pada tiap titik di ruang, percepatan ini
sama untuk semua benda, tak tergantung massanya. Kita namakan nilai percepatan ini g. Dari
hukum kedua Newton, kita dapat menulis gaya grafitasi Fg pada benda bermassa m sebagai
Fg = ma
Dengan menggunakan a = g dan menulis w untuk gaya grafitasi, kita dapatkan
w = mg
Karena g adalah sama untuk semua benda di suatu titik, kita dapat menyimpulkan bahwa berat
benda sebanding dengan massanya. Namun pengukuran g yang teliti di berbagai tempat
menunjukkan bahwa g tidak mempunyai nilai yang sama di mana-mana. Gaya tarikan bumi
pada benda berubah dengan lokasi. Secara khusus, di titik-titik di atas permukaan bumi, gaya
karena gravitasi berubah secara terbalik dengan kuadrat jarak benda dari pusat bumi. Jadi,
sebuah benda memiliki berat sedikit lebih kecil pada ketinggian yang sangat tinggi
dibandingkan pada ketinggian laut. Medan gravitasi juga sedikit berubah dengan garis lintang
karena bumi tidak tepat bulat tetapi agak datar di kutub-kutubnya. Jadi,berat tidak seperti
massa,bukan sifat intrinsik benda itu sendiri. Satuan SI untuk berat adalah N (Newton).

3.2.MASSA
Massa adalah sifat intrinsik dari sebuah benda yang menyatakan resistensinya terhadap
percepatan. Massa sebuah benda dapat dibandingkan dengan massa benda lain dengan
menggunakan gaya yang sama pada masing-masing benda dan dengan mengukur
percepatannya. Dengan demikian rasio massa benda-benda itu sama dengan kebalikan rasio
percepatan benda-benda itu yang dihasilkan oleh gaya yang sama:

𝐦𝟏 𝐚𝟏
= 𝐚𝟐
𝐦𝟐

Satuan SI untuk massa adalah kg (kilogram).


9

BAB IV
PENYEBAB PERBEDAAN HASIL PENIMBANGAN BERAT
BADAN DI DALAM LIFT

Ketika orang menimbang beratnya dengan menaruh timbangan pada lantai lift maka
angka yang ditunjukkan timbangan menyatakan berat semu orang (bukan berat
sesungguhnya).

Berat semu orang adalah gaya desakan telapak kaki orang pada lantai timbangan (atau
lantai lift). Gaya desakan ini bekerja pada lantai timbangan. Reaksinya adalah gaya desakan
lantai timbangan pada telapak kaki orang ; gaya desakan ini bekerja pada orang (sering disebut
gaya normal)

Dengan menggunakan hukum kedua Newton, kita dapat menghitung gaya normal ini.
Karena gaya normal ini adalah reaksi dari berat semu orang, tentu saja berat semu orang sama
besar gaya normal ini.
10

BAB V
PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON TERHADAP
PENIMBANGAN BERAT BADAN DI LIFT

Tinjau orang bermassa m dan gambar diagram bebasnya. Kaki orang mendesak lantai
lift dengan gaya tekan F1,0 = N’ (sebut aksi). Aksi ini tentu saja bekerja pada lantai lift. Reaksi
dari gaya ini, yaitu gaya tekan lantai lift pada telapak kaki orang, F0,1 = N (sering disebut gaya
normal). Gaya normal ini bekerja pada orang. Hal ini berarti berlaku hukum ketiga Newton.

5.1.SAAT LIFT DIAM


Untuk lift diam atau bergerak dengan kecepatan tetap, nilai percepatan a=0. Ini berarti
berlaku hukum pertama Newton:
∑Fy = 0
→ Fn-mg = 0
→ Fn = mg

5.2.SAAT LIFT SEDANG BERGERAK


Gambar:
11

Gambar a).lift bergerak ke atas, gambar b).lift sedang bergerak ke bawah.

5.2.1.LIFT BERGERAK KE ATAS


Karena orang itu diam relatif terhadap elevator, ia juga dipercepat ke atas. Gaya-gaya
yang bekerja pada orang adalah Fn ke atas, yang dilakukan oleh permukaan timbangan di mana
ia berdiri, dan gaya gravitasi w ke bawah.
Gaya neto adalah Fn – w ke atas dalam arah percepatan a. Hukum kedua Newton menghasilkan
Fn – w = ma
atau
Fn = w + ma
= mg + ma
Gaya F’n yang dikerjakan oleh orang pada timbangan menentukan perubahan skala
pada timbangan, yaitu berat semunya. Karena F’n dan Fn adalah pasangan dipercepat ke atas,
berat semunya lebih besar dari berat sebenarnya, dengan selisih sebesar ma.

5.2.2.LIFT BERGERAK KE BAWAH


Untuk kasus elevator dipercepat ke bawah, kita sebut percepatan ini a’. Dalam kasus
ini, gaya neto pasti ke bawah, yang menyiratkan bahwa berat mg adalah lebih besar daripada
Fn. Dengan memilih arah ke bawah adalah positif, hukum kedua Newton memberikan
w – Fn = ma’
12

atau
Fn = w – ma’ = mg – ma’
Sekali lagi, pembacaan timbangan, atau berat semu, besarnya sama dengan Fn. Dalam
kasus ini, berat semu lebih kecil daripada mg.

5.2.3.PENYELESAIAN CONTOH KASUS

Seseorang bermassa 60 kg ketika menimbang berat badannya di dalam lift yang sedang
diam, hasil yang terbaca pada timbangan berat yaitu 589 N. Ketika lift bergerak ke atas dengan
percepatan 2 m/s2 berat yang terbaca 709 N dan saat lift bergerak ke bawah dengan percepatan
yang sama 2 m/s2 beratnya 469 N.
PEMBUKTIAN:
Diketahui:
m = 60 kg
g = 9,81 m/s2
1) Pada saat lift diam (tidak bergerak).
∑Fy = 0
→ Fn-mg = 0
→ Fn = mg
→ Fn = 60 kg. 9,81 m/s2
= 588,6 ≈ 589 N

2) Saat lift bergerak ke atas dengan a = 2 m/s2


Fn = w + ma
= mg + ma
= 60 kg.9,81 m/s2 + 60 kg.2 m/s2
= 708,6 ≈ 709 N

3) Saat lift bergerak ke bawah dengan a = 2 m/s2


Fn = w – ma’
= mg – ma’
= 60 kg.9,81 m/s2 – 60 kg.2 m/s2
13

= 468,6≈ 469 N

Dengan demikian telah terjawab contoh kasus yang terjadi seputar perubahan berat
badan saat ditimbang di dalam lift yang sedang diam dengan sedang bergerak baik ke atas
maupun ke bawah.
Adapun hasil observasi yang kami lakukan dengan menimbang mahasiswa di lift :

Nama Mahasiswa Berat Normal Berat ketika lift Berat ketika lift
bergerak ke atas bergerak ke bawah
Puji Mory
Bobby Hernando
Joel Holy

BAB VI
PENUTUP
6.1.KESIMPULAN
- Hukum-Hukum Newton adalah hukum yang mengatur tentang gerak.
Hukum pertama Newton disebut juga hukum kelembaman benda yang relatif
mempertahankan geraknya.
Hukum kedua Newton mengatur tentang gaya, F = ma.
Hukum ketiga Newton disebut juga hukum aksi-reaksi,di mana jika suatu benda A
memberikan aksi pada benda B maka benda B akan memberikan reaksi yang arahnya
berlawanan dengan aksi yang diberikan.
- Massa berbeda dengan berat.Massa adalah sifat intrinsik dari sebuah benda yang
menyatakan resistensinya terhadap percepatan sedangkan berat bergantung pada
hakikat dan jarak benda-benda lain yang mengerjakan gaya-gaya gravitasional pada
benda itu.
- Angka yang ditunjukkan timbangan pada saat lift bergerak menyatakan berat semu
orang (bukan berat sesungguhnya). Oleh karena itu beratnya berubah-ubah.
14

6.2.SARAN
Penulis menyarankan agar penimbangan berat badan sebaiknya dilakukan pada
lantai,karena berat yang terbaca adalah berat yang sesungguhnya.

BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

- Tipler, P. A., 1998. Fisika untuk sains dan tekni-jilid 1 (Terjemahan),


Jakarta:Penerbit Erlangga Jilid 1.
- Young, H. D., 1992, University phisics, USA: Addison Wesley Publishing Company,
Inc.
- Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid 1 (Terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga.
- Kanginan, M., Fisika Jilid 1A, 1B, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai