KETIGA
TERHADAP PENIMBANGAN BERAT BADAN DALAM LIFT
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4 :
BOBBY HERNANDO ()
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MEDAN
2
KATA PENGANTAR
Segenap puji dan syukur kepada Allah yang Maha Kuasa atas segala kasih karunia serta
bimbingan-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tulisan ini tepat pada waktunya .
Di dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat sering dikacaukan dengan istilah berat dan massa,
padahal kedua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda. Namun ketika orang sudah bisa
membedakan pengertian kedua istilah tersebut, muncul lagi permasalahan mengenai penerapan
kedua istilah tersebut dalam kehidupan nyata yaitu perbedaan hasil berat badan dan massa yang
ditimbang di dalam lift yang sedang diam dan saat bergerak ke atas maupun ke bawah dimana
beratnya berubah-ubah namun massanya bernilai tetap.
Bertolak dari masalah tersebut di atas maka penulis mengembangkannya dalam tulisan ini
dengan judul ”PENERAPAN HUKUM NEWTON PERTAMA, KEDUA, KETIGA
TERHADAP PENIMBANGAN BERAT BADAN DALAM LIFT”. Dengan adanya tulisan ini
kiranya dapat menjawab pertanyaan para pembaca tentang perbedaan berat dan massa badan
ketika berada dalam lift baik ketika dalamkeadaan diam maupun ketika bergerak keatas
maupun ke bawah.
Akhirnya penulis berharap tulisan ini dapat berguna bagi pembaca dalam menambah
pengetahuannya. Penulis pun sadar tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis mengharapkan masukkan berupa kritikkan dan saran yang berguna untuk perbaikan
tulisan ini.
PENULIS
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Seringkali orang kebingungan mengapa berat yang terbaca pada timbangan ketika
ditimbang di dalam lift yang sedang diam berbeda dengan pada saat lift sedang bergerak baik
ke atas maupun ke bawah dengan percepatan tertentu.Namun hal ini tidak berlaku pada massa
yang bernilai tetap,entah pada saat lift diam maupun saat lift bergerak baik ke atas maupun ke
bawah.
Salah satu contoh kasus yang dijumpai yaitu seseorang bermassa 60 kg ( berat = 600 N
) ketika menimbang berat badannya di dalam lift yang sedang diam, hasil yang terbaca pada
timbangan berat yaitu 589 N. Ketika lift bergerak ke atas dengan percepatan 2 m/s2 berat yang
terbaca 706 N dan saat lift bergerak ke bawah dengan percepatan yang sama 2 m/s2 beratnya
469 N. Seperti halnya di atas,massanya adalah tetap yaitu 60 kg baik saat lift diam maupun
bergerak.
Banyak anggapan yang muncul menanggapi kasus ini. Ada yang mengatakan mungkin
ketika lift bergerak ke atas ada sesuatu yang menarik tubuhnya ke bawah sehingga lebih
berat,sebaliknya ketika lift bergerak ke bawah ada yang menarik tubuhnya ke atas sehingga
lebih ringan. Anggapan ini mungkin bisa benar namun bagaimana sinkronisasinya dengan
kenyataan yang ada?. Padahal jika dilihat secara real, hipotesa tersebut tidak bisa diterima
sebab waktu proses penimbangan berlangsung sama sekali tidak ada sesuatu benda yang
menarik orang itu untuk memberati maupun meringankan berat tubuhnya. Jika demikian apa
penyebab kasus tersebut? Adakah teori ilmiah yang bisa diterapkan dalam kasus tersebut? Lalu
bagaimana teori tersebut mendasari segenap proses yang ada?
1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Apa penyebab perbedaan hasil penimbangan berat badan lift yang sedang diam dengan
saat bergerak ke atas maupun ke bawah?
2. Apa itu hukum Newton Pertama, Kedua, Ketiga?
3. Apa itu berat?
4. Apa perbedaan berat dengan massa?
4
5. Apa hubungan hukum Newton Pertama, Kedua, Ketiga dengan hasil penimbangan
berat badan yang berbeda tersebut?
6. Bagaimana penerapan hukum-hukum Newton dalam kasus penimbangan berat badan
di dalam lift?
1.3.TUJUAN PENULISAN
1.4.METODE PENULISAN
metode observasi yaitu. Di sini penulis mengembangkan tema dengan berbagai sumber ilmiah
1.5.LANDASAN TEORI
∑𝑭 = 𝟎
Rumus :
F = m.𝒂
3. Hukum ketiga Newton
”Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut
memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang
pertama”
Rumus
Faksi = -Freaksi
BAB II
HUKUM-HUKUM NEWTON
a=F/m
F = m.a
Dengan demikian konsep ini dijelaskan dalam hukum kedua Newton.
2.3.1.BUNYI HUKUM
”Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut
memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang pertama”
Faksi = - Freaksi
7
BAB III
PERBEDAAN BERAT DAN MASSA
3.1.BERAT
Gaya yang paling umum dalam pengalaman sehari-hari adalah gaya tarikan grafitasi
bumi pada sebuah benda. Gaya ini dinamakan berat benda, w. Jika kita menjatuhkan sebuah
benda dekat permukaan bumi dan mengabaikan resistensi udara sehinngga satu-satunya gaya
yang bekerja pada benda itu adalah gaya karena grafitasi (keadaan ini dinamakan jatuh bebas),
benda dipercepat ke bumi dengan percepatan 9,81 m/s2. Pada tiap titik di ruang, percepatan ini
sama untuk semua benda, tak tergantung massanya. Kita namakan nilai percepatan ini g. Dari
hukum kedua Newton, kita dapat menulis gaya grafitasi Fg pada benda bermassa m sebagai
Fg = ma
Dengan menggunakan a = g dan menulis w untuk gaya grafitasi, kita dapatkan
w = mg
Karena g adalah sama untuk semua benda di suatu titik, kita dapat menyimpulkan bahwa berat
benda sebanding dengan massanya. Namun pengukuran g yang teliti di berbagai tempat
menunjukkan bahwa g tidak mempunyai nilai yang sama di mana-mana. Gaya tarikan bumi
pada benda berubah dengan lokasi. Secara khusus, di titik-titik di atas permukaan bumi, gaya
karena gravitasi berubah secara terbalik dengan kuadrat jarak benda dari pusat bumi. Jadi,
sebuah benda memiliki berat sedikit lebih kecil pada ketinggian yang sangat tinggi
dibandingkan pada ketinggian laut. Medan gravitasi juga sedikit berubah dengan garis lintang
karena bumi tidak tepat bulat tetapi agak datar di kutub-kutubnya. Jadi,berat tidak seperti
massa,bukan sifat intrinsik benda itu sendiri. Satuan SI untuk berat adalah N (Newton).
3.2.MASSA
Massa adalah sifat intrinsik dari sebuah benda yang menyatakan resistensinya terhadap
percepatan. Massa sebuah benda dapat dibandingkan dengan massa benda lain dengan
menggunakan gaya yang sama pada masing-masing benda dan dengan mengukur
percepatannya. Dengan demikian rasio massa benda-benda itu sama dengan kebalikan rasio
percepatan benda-benda itu yang dihasilkan oleh gaya yang sama:
𝐦𝟏 𝐚𝟏
= 𝐚𝟐
𝐦𝟐
BAB IV
PENYEBAB PERBEDAAN HASIL PENIMBANGAN BERAT
BADAN DI DALAM LIFT
Ketika orang menimbang beratnya dengan menaruh timbangan pada lantai lift maka
angka yang ditunjukkan timbangan menyatakan berat semu orang (bukan berat
sesungguhnya).
Berat semu orang adalah gaya desakan telapak kaki orang pada lantai timbangan (atau
lantai lift). Gaya desakan ini bekerja pada lantai timbangan. Reaksinya adalah gaya desakan
lantai timbangan pada telapak kaki orang ; gaya desakan ini bekerja pada orang (sering disebut
gaya normal)
Dengan menggunakan hukum kedua Newton, kita dapat menghitung gaya normal ini.
Karena gaya normal ini adalah reaksi dari berat semu orang, tentu saja berat semu orang sama
besar gaya normal ini.
10
BAB V
PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON TERHADAP
PENIMBANGAN BERAT BADAN DI LIFT
Tinjau orang bermassa m dan gambar diagram bebasnya. Kaki orang mendesak lantai
lift dengan gaya tekan F1,0 = N’ (sebut aksi). Aksi ini tentu saja bekerja pada lantai lift. Reaksi
dari gaya ini, yaitu gaya tekan lantai lift pada telapak kaki orang, F0,1 = N (sering disebut gaya
normal). Gaya normal ini bekerja pada orang. Hal ini berarti berlaku hukum ketiga Newton.
atau
Fn = w – ma’ = mg – ma’
Sekali lagi, pembacaan timbangan, atau berat semu, besarnya sama dengan Fn. Dalam
kasus ini, berat semu lebih kecil daripada mg.
Seseorang bermassa 60 kg ketika menimbang berat badannya di dalam lift yang sedang
diam, hasil yang terbaca pada timbangan berat yaitu 589 N. Ketika lift bergerak ke atas dengan
percepatan 2 m/s2 berat yang terbaca 709 N dan saat lift bergerak ke bawah dengan percepatan
yang sama 2 m/s2 beratnya 469 N.
PEMBUKTIAN:
Diketahui:
m = 60 kg
g = 9,81 m/s2
1) Pada saat lift diam (tidak bergerak).
∑Fy = 0
→ Fn-mg = 0
→ Fn = mg
→ Fn = 60 kg. 9,81 m/s2
= 588,6 ≈ 589 N
= 468,6≈ 469 N
Dengan demikian telah terjawab contoh kasus yang terjadi seputar perubahan berat
badan saat ditimbang di dalam lift yang sedang diam dengan sedang bergerak baik ke atas
maupun ke bawah.
Adapun hasil observasi yang kami lakukan dengan menimbang mahasiswa di lift :
Nama Mahasiswa Berat Normal Berat ketika lift Berat ketika lift
bergerak ke atas bergerak ke bawah
Puji Mory
Bobby Hernando
Joel Holy
BAB VI
PENUTUP
6.1.KESIMPULAN
- Hukum-Hukum Newton adalah hukum yang mengatur tentang gerak.
Hukum pertama Newton disebut juga hukum kelembaman benda yang relatif
mempertahankan geraknya.
Hukum kedua Newton mengatur tentang gaya, F = ma.
Hukum ketiga Newton disebut juga hukum aksi-reaksi,di mana jika suatu benda A
memberikan aksi pada benda B maka benda B akan memberikan reaksi yang arahnya
berlawanan dengan aksi yang diberikan.
- Massa berbeda dengan berat.Massa adalah sifat intrinsik dari sebuah benda yang
menyatakan resistensinya terhadap percepatan sedangkan berat bergantung pada
hakikat dan jarak benda-benda lain yang mengerjakan gaya-gaya gravitasional pada
benda itu.
- Angka yang ditunjukkan timbangan pada saat lift bergerak menyatakan berat semu
orang (bukan berat sesungguhnya). Oleh karena itu beratnya berubah-ubah.
14
6.2.SARAN
Penulis menyarankan agar penimbangan berat badan sebaiknya dilakukan pada
lantai,karena berat yang terbaca adalah berat yang sesungguhnya.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA