Anda di halaman 1dari 4

FUNGSI DAN PERSAMAAN GELOMBANG

Kuantitas yang diperlukan dalam mekanika kuatum ialah fungsi gelombang Ψ dari benda itu.
Walaupun Ψ sendiri tidak mempunyai tafsiran fisis, kuadrat besaran mutlaknya |Ψ| 2 (atau sama
dengan Ψ Ψ* jika Ψ kompleks) yang dicari pada suatu tempat tertentu pada suatu saat
berbanding lurus dengan peluang untuk mendapatkan benda itu ditempat itu pada saat itu.
Momentum, momentum sudut, dan energi dari benda dapat diperoleh dari Ψ. Persoalan
mekanika kuatum ialah, untuk menentukan Ψ untuk benda itu bila kebebasan gerak dibatasi oleh
aksi gaya eksternal.

Dalam kejadian itu; fungsi gelombang Ψ adalah kompleks, dengan bagian riil maupun imajiner,
kerapatan peluang |Ψ|2 diberikan oleh hasil kali Ψ*Ψ dari Ψ dan konjugat kompleks Ψ*.
Konjugat kompleks sebarang fungsi diperoleh dengan mengganti i (= √ −1) dengan -1 dimanapun
konjugat kompleks tadi tampil dalam fungsi. Setiap fungsi kompleks Ψ dapat ditulis dalam
bentuk
Fungsi gelombang Ψ = A + iB

Dengan A dan B adalah fungsil riil. Konjugat kompleks Ψ* dari Ψ adalah


Konjugat kompleks Ψ* = A – iB
Dengan demikian Ψ*Ψ = A2 + i2B2 = A2 + B2
Karena i2 = -1 jadi Ψ*Ψ akan selalu berupa kuantitas riil positif

Bahkan sebelum kita meninjau perhitungan awal dari Ψ, kita dapat membangun persyaratan yang
harus dipenuhinya. Karena |Ψ|2 berbanding lurus dengan kerapatan peluang P untuk mendapatkan
benda yang diperikan (digambarkan) oleh Ψ, integral |Ψ| 2 keseluruh ruang harus berhingga —
benda harus didapatkan pada suatu tempat. Jika

∫ ¿ Ψ ¿2 dV = 0
−∞
Partikel itu tidak ada, dan intergralnya jelas tidak bisa ∞ dan tetap berarti sesuatu; |Ψ|2 tidak bisa
negative atau kompleks karena cara didefinisikannya , segingga satu-satunya kemungkinan yang
tertinggal ialah suatu kuantitas yang berhingga supaya Ψ memangan memerikan benda riil.

Biasanya untuk memudahkan kita ambil |Ψ|2 sama dengan kerapatan (densitas) peluang P untuk
mendapatkan partikel yang diperikan oleh Ψ , kentimbang hanya berbanding lurus dengan P. jika
|Ψ|2 sama dengan P, maka betul bahwa :

Normalisasi ∫ ¿ Ψ ¿2 dV = 1 (5.1)
−∞


Karena ∫ P dV = 1
−∞

Ialah suatu penyataan matematis bahwa partikel itu ada disuatu tempat untuk setiap saat. Jumlah
semua peluang yang mungkin harus tertentu.

Fungsi gelombang yang memenuhi persamaan (5.1) kita katakana ternormalisasi. Setiap fungsi
gelombang yang bisa dipakai dapat dinormalisasikan dengan mengalihkannya dengan tetapan
yang sesuai; kita akan melihat segera bagaimana hal ini dilakukan.

Disamping bisa di normalisasi, Ψ harus berharga tunggal, karena P hanya berharga tunggal pada
tempat dan waktu tertentu, dan kontinu. Peninjauan momentum meberi syarat bahwa turunan
parsial ∂ Ψ/∂x, ∂ Ψ/∂y, ∂ Ψ/∂z harus berhingga, kontinu, dan berharga tunggal hanya fungsi
gelombang dengan sifat-sifat tersebut dapat ,enghasilkan hasil yang berarti fisis jika dipakai
dalam perhitungan, jadi hanya fungsi gelombang yang “ berperilaku baik” yang diizinkan
sebagai representasi matematis dari benda nyata.

Jika kita sudah mempunyai fungsi gelombang Ψ yang ternormalisasi dan dapat diterima, peluang
(kemungkinan) partikel didapatkan pada suatu daerah tertentu ialah integral kerapatan peluang |
Ψ|2 dalam daerah itu terhadap volume untuk partiekl yang geraknya terbatas pada arah-x, maka
peluang untuk mendapatkan partikel antara x1 dan x2 ialah
x2

Peluang = ∫ ¿Ψ ¿ dx
2
(5.2)
x1

Persamaan Schrodinger yang merupakan persamaan pokok dalam mekanika kuantum serupa
dengan hokum gerak kedua merupakan persamaan pokok dalam mekanika newton, adalah
persamaan gelombang dalam variable Ψ. Sebelum kita menangani persamaan Schrodinger,
marilah kita tinjau ulang persamaan gelombang
2 2
∂ y 1 ∂ y
=
∂x
2
v 2 ∂ t2
(5.3)
Yang menentukan gelombang dengan kuantitas variable y yang menjalar dalam arah x dengan
kelajuan v. Dalam kasus gelombang pada tali terpentang, y menyatakan pergeseran tali dari
sumbu x; dalam kasus gelombang bunyi, y meyatakan perbedaan tekanan, dalam kasus
gelombang cahaya, y bisa menyatakan besarnya medan listrik atau magnetic. Persamaan
gelombang seperti di atas diturunkan dalam buku mekanika untuk gelombang mekanis dan
dalam buku kelistrikan dan kemagnetan gelombang elektromagnetik.

Pemecahan persamaan itu bisa bermacam-macam, menyatakan berbagai gelombang yang bisa
terjadi — sebuah pulsa (denyut) yang berjalan, sederetan gelombang superposisi yang
mempunyai amplitude dan panjang gelombang sama, sederetan gelombang superposisi dengan
amplitude dan panjang gelombang yang berbeda, suatu gelombang berdiri pada tali yang kedua
ujungnya terikat, dan sebagainya. Semua pemecahannya harus terbentuk
x
y=F(t± ) (5.4)
v
dengan F merupakan fungsi yang dapat didiferensiasi. Pemecahan F(t-x/v) menyatakan
gelombang yang berjalan dalam arah +x, dan pemecahan F(t+x/v) menyatakan gelombang
berjalan dalam arah –x.

Minat kita dalam gelombang ekivalen dari sebuah “partikel bebas”, yaitu sebuah partikel yang
tidak mengalami gaya sehingga menempuh lintasan lurus dengan kejauhan konstan. Kesetaraan
ini bersesuaian dengan pemecahan umum (Persamaan (5.3) untuk gelombang harmonic
monokhromatik (ekawarna dengan frekuensi sudut konstan ω) tak teredam (amplitudenya
konstan A) dalam arah +x,
y = Ae-iω(t-x/v) (5.5)
Dalam rumus ini y merupakan kuantitas kompleks yang memiliki bagian riil (nyata) dan bagian
imaginer (khayal). Karena
𝑒-i𝛳 = cos𝛳 – sin𝛳
Persamaan (5.5) dapat ditulis dalam bentuk
x x
y = A cos ω ( t - ) – Ia sin ω (t - ) (5.6)
v v
Gambar 5.1

Hanya bagian pada riil Persamaan (5.6) [yang sama seperti Persamaan (3.5)] mempunyai
arti penting untuk kasus gelombang pada tali terpentang, dengan y menyatakan pergeseran
tali dari kedudukan normal (Gambar 5.1); dalam kasus ini bagian imaginer dibuang.

Anda mungkin juga menyukai