Anda di halaman 1dari 8

Amperemeter dan Voltmeter DC

Hafidz Nailal Author1), Nuviya Illa Muthi Aturroifah2),


1)
Ketua kelompok
2)
Anggota Kelompok
3)
Dosen Pendamping

Abstrak:
Kata kunci: volt, ampere, hambatan dalam

A. Pendahuluan
a. Motivasi
Saat membahas tentang kelistrikan, pasti bahsan tersebut tidak bisa lepas dari arus,
hambatan dan tegangan. Ada dua macam arus listrik arus listrik yang pertama adalah arus AC
yang kedua adalah arus DC. alat untuk mengukur tegangan adalah voltmeter, sedangkan untuk
mengukur hambatan adalah ohmmeter dan untuk mengukur arus yang mengalir pada suatu
aliran dapat menggunakan alat amperemeter.
Tujuan dilaksanakannya percobaan ini antara lain, yang pertama adalah agar
mahasiswa mampu menentukan hambat dalam amperemeter. Kedua adalah mampu
menentukan hambat dalam voltmeter. Yang ketiga adalah mampu menggunakan alat ukur
listrik dengan benar. Tujuan yang keempat adalah agar mampu menerapkan teori grafik
dengan benar.
b. Ringkasan Percobaan
Pada percobaan ini, rangkaian listrik yang sudah terhubung dengan ampere dan
voltmeter. pada percobaan ini juga, untuk mengukur hambatan dalam amperemeter
pengambilan data dilakukan 2 kali. Awalnya baterai yang berfungsi sebagai sumber tegangan
DC dihubungkan dengan amperemeter dan voltmeter secara paralel. Kemudian dihubungkan
dengan hambatan geser. Data pertama percobaan ini (𝐼1 ) didapatkan dengan menggeser
hambatan geser yang kemudian dapat dibaca oleh alat amperemeter. Tanpa mengubah
hambatan geser voltmeter diganti dengan hambatan bangku sebesar 47𝑘𝛺 kemudian
didapatkan lah data kedua (𝐼2 ).
Jika dalam pengukuran hambatan dalam amperemeter rangkaian voltmeter dan
amperemeter dirangkai secara paralel, berbeda dengan hal tersebut rangkaian untuk hambatan
dalam voltmeter dirangkai secara seri untuk mendapatkan data pertama (𝑉1 ). Dan untuk
medapatkan data kedua (𝑉2 ) amperemeter diganti dengan bangku hambat sebsesar 22𝑘𝛺.
Untuk mendapatkan data yang bervariasi, percobaan dilakukan sebanyak lima kali dengan cara
mengubah posisi hambatan geser.

B. Latar Belakang Teoritis


Dalam dunia kelistrikan kita pasti mengenal tiga besaran ini, yaitu ampere untuk
besaran arus listrik, volt untuk besaran tegangan arus listrik, serta ohm untuk besaran
hambatan. Arus listrik sendiri dibagi menjadi dua yaitu arus searah (DC) dan arus bolak-
balik (AC). Setiap besaran-besaran dalam listrik tersebut pasti dapat diukur. Alat yang
digunakan untuk mengukur besaran-beasarn tersebut juga berbeda. Untuk mengukur kuat
arus listrik digunakan alat amperemeter. Sedangkan untuk mengukur besarnya tegangan
listrik menggunakan alat voltmeter. Dan untuk mengukur hambatan dapat menggunakan
alat ohmmeter.
Untuk mengukur kuat arus listrik suatu rangkaian, amperemeter dapat dirangkai
secara seri.

hambatan geser

A
Gambar. rangkaian seri untuk amperemeter

Sedangkan untuk voltmeter rangkaian disusun secara paralel

hambatan geser

V
Gambar. Rangkaian paralel voltmeter

C. Desain Peralatan dan Prosedur Percobaan


a. Deskripsi Peralatan
Dalam praktikum kali ini, alat-alat yang digunakan sudah pasti adalah amperemeter
untuk mengukur arus listrik dan voltmeter untuk mengukur tegangan listrik. Selain itu
digunakan juga kabel-kabel untuk menghubungkan setiap rangkaian. Dalam percobaan ini,
sebagai sumber tegangan DC alat yang digunakan adalah baterai merk ABC. Selain itu juga
ada hambatan geser, hambatan geser mempunyai penggerak yang dapat bergerak sehingga arus
dan tegangan mampu berubah sesuai yang diinginkan oleh penguji. Selain menggunakan
hambatan geser, dalam percobaan ini juga menggunakan hambatan bangku, tidak seperti
hambatan geser yang mampu bergerak atau diganti-ganti hambatan bangku tidak dapat diubah-
ubah. untuk mengukur hambatan dalam amperemeter hambatan bangku yang digunakan
sebesar 47𝑘𝛺. Dan untuk pengukuran voltmeter hambatan bangku yang digunakan sebesar
22𝑘𝛺.
b. Prosedur Percobaan
Setelah mendapatkan arahan dari asisten. Percobaan mulai dilakukan. Mula-mula
mengecek apakah ada kerusakan pada alat, seperti kabel yang putus atau baterai yang
habis dan sebagainya. Praktikum pertama adalah pengukuran amperemeter. Hal pertama
yang dilakukan adalah merangkai rangkaian seperti gambar berikut

Hambat geser

Rb
Pada rangkaian ini Rb masih belum disambungkan dan untuk mendapatkan data (𝐼1 )
dilakukan cara dengan menggeser hambatan geser. Sedangkan untuk mendapatkan (𝐼2 )
dilakukan dengan cara menghubungkan rangkaian tersebut ke hambatan bangku sebesar
47𝑘𝛺 tanpa merubah hambatan geser. Percobaan ini dilakukan sebanyak lima kali.
Kemudian mencari data untuk hambatan dalam voltmeter. Mula-mula merangkai
rangkaian seperti berikut ini.

Hambat
geser

R
b
Pada rangkaian tersebut, untuk mendapatkan data pertama, hal yang dilakukan adalah
mengganti hambatan bangku menjadi amperemeter. Kemudidan menggeser hambatan
geser dan membaca apa yang tersaji di voltmeter dan mencatat sebagai (𝑉1 ). Kemudian
amperemeter diganti dengan hambatan bangku sebesar 22𝑘𝛺 tanpa merubah posisi dari
hambatan geser dan mencatat hasil yang ditunjukkan oleh voltmeter sebagai (𝑉2 ).

D. Hasil dan Pembahasan


Praktikum ini dapat menghitung besar hambatan dalam amperemeter dan besar
hambatan dalam voltmeter. Dari percobaan ini dapat ditemukan ketidakpastian perhitungan
dengan menggunakan ralat rambat. Selain itu juga dapat menemukan hubungan dengan
menggunakan ralat grafik.
Hambatan dalam amperemeter dapat dihitung menggunakan rumus :
𝐼1 − 𝐼2
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵
𝐼2
Tidak ada manusia yang sempurna dan begitu juga alat yang bekerja efisien 100% hal
tersebut juga berlaku pada praktikum ini, pasti ada kesalahan saat melakukan praktikum yang
menghasilkan ketidakpastian. Untuk mencari kesalahan tersebut dicari dengan menggunakan
ralat rambat seperti ini:
2 2
𝜕𝑅𝐴 2 𝜕𝑅𝐴 2
∆𝑅𝐴 = √| . . ∆𝐼1 | + | . . ∆𝐼2 |
𝜕𝐼1 3 𝜕𝐼2 3

Dengan rumus ralat relatifnya adalah :


∆𝑅𝐴
𝑅𝑟 = × 1𝑂𝑂%
𝑅𝐴
Data yang diperoleh sebagai berikut :

No. RB (kΩ) I1 (ampere) I2 (ampere) RA (kΩ) Rr


1 47 0,12 0,10 (9,4 ± 4,9) 52% (2AP)
2 47 0,20 0,16 (12 ± 3,1) 26,68% (2AP)
3 47 0,30 0,28 (3,4 ± 1,6) 48,85 (2AP)
4 47 0,60 0,54 (5,2 ± 0,9) 16,6% (2AP)
5 47 0,87 0,85 (1,1 ± 0,3) 25,16% (2AP)

Grafik hubungan antara 𝐼1 dan 𝐼2 merupakan grafik garis lurus yang mempunyai
persamaan linier y=ax+b, dengan a sebagai titik perpotongan dengan sumbu Y dinyatakan
dengan :
(∑ 𝑦)(∑ 𝑥2 ) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑥𝑦)
𝑎̅ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
Setelah dihitung nilai a = (-0.02±0,03) dengan ralat relatif sebesar 5,9%. Sedangkan b
menyatakan kemiringan garis lurus terhadap sumbu X yang diperoleh dengan :
𝑛 ∑(𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏̅ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
Besar nilai b adalah (0,09±0,01) dengan ralat relatif sebesar 1,83%. Konstanta a dan b
dinyatakan dengan rumus :
∑ 𝑥2
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2

dan,

1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥 (∑ 𝑦)(∑ 𝑥𝑦) + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ [∑ 𝑦 2 − ]
𝑛−2 𝑛(∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)2

Jadi, persamaan garis pada grafik hubungan 𝐼1 dan 𝐼2 adalah

y=(-0.02±0,03)x + (0,09±0,01).
Pada praktikum kedua adalah pengukuran hambatan dalam voltmeter, dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
𝑉1
𝑅𝑉 = 𝑅
𝑉1 − 𝑉2 𝐵
Tidak ada manusia yang sempurna dan begitu juga alat yang bekerja efisien 100% hal
tersebut juga berlaku pada praktikum ini, pasti ada kesalahan saat melakukan praktikum yang
menghasilkan ketidakpastian. Untuk mencari kesalahan tersebut dicari dengan menggunakan
ralat rambat seperti ini:
2 2
𝜕𝑅𝑉 2 𝜕𝑅𝑉 2
∆𝑅𝑉 = √| . . ∆𝑉1 | + | . . ∆𝑉2 |
𝜕𝑉1 3 𝜕𝑉2 3

Ralat relatif yang dihasilkan dari rumus ini adalah :


∆𝑅𝑣
𝑅𝑟 = × 1𝑂𝑂%
𝑅𝑣

Data yang diperoleh:

No. RB (kΩ) V1 (volt) V2 (volt) RV (kΩ) Rr


1 22 0,2 0,12 (55, 𝑂 ± 5,34) 9,7% (3AP)
2 22 0,205 0,125 (56,4 ± 5,50) 9,76% (3AP)
3 22 0,225 0,13 (23 ± 4,2) 17,8 (2AP)
4 22 0,235 0,13 (49,2 ± 3,57) 7,26%(3AP)
5 22 0,250 0,14 (49,9 ± 3,47) 6,9% (3AP)
Grafik hubungan 𝑉1 dan 𝑉2. merupakan garis lurus dan mempunyai persamaan linier
y=ax+b. sama dengan rumus amperemeter. maka dapat diketahui besar nilai a dan b dan
ketidakpastiannya. Untuk a dapat dinyatakan dengan :

(∑ 𝑦)(∑ 𝑥2 ) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑥𝑦)


𝑎̅ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

Setelah dihitung nilai a adalah (0,1±20) dengan ralat relatif sebesar 23%. Dan untuk
untuk b:

𝑛 ∑(𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏̅ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

Besar nilai b yang dihasilkan adalah (0,09±0,01) dengan ralat relatif sebesar 1,83%.
Konstanta a dan b dinyatakan dengan rumus :

∑ 𝑥2
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2

dan,

1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥 (∑ 𝑦)(∑ 𝑥𝑦) + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ [∑ 𝑦 2 − ]
𝑛−2 𝑛(∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)2

Jadi, persamaan garis pada grafik hubungan V1 dan V2 adalah y= (0,1±20)x + (0±91,64).

Pada praktikum dilakukan dengan rangkaian yangn berbeda, yaitu rangkaian voltmeter
yang dirangkai secara paralel dan amperemeter yang dirangkai secara seri. Untuk mecaari
hambatann dalam amperemeter dilakukan dua cara. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa
besar kuat arus antara 𝐼1 dan 𝐼2 berbanding lurus.
amperemeter
1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
-0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
-0.2

Praktikum yang kedua adalah pengukuran hambatan dalam voltmeter dengan cara yang
lain lagi. Yaitu yang pertama adalah merangkai antara voltmeter dengan amperemeter secara
seri untuk mendapatkan 𝑉1. Dan 𝑉2. dengan cara mengganti amperemeter dengan hambatan
bangku. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa tegangan antara 𝑉1 dan 𝑉2 berbanding lurus.

voltmeter
0.145

0.14

0.135

0.13

0.125

0.12

0.115
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3

Tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini. Dalam melaksanakan praktikum
ini pasti terjadi kesalahan yang menghasilkan ralat yang cukup besar. Kesalahan-kesalahan ini
mengkin terjadi kaarena kurang telitinya saat melihat alat, kurang memahami praktikum yang
sedang dilakukan, dan beberapa alat yang kurang bagus.

E. Kesimpulan
Dalam praktikum ini, mahasiswa mampu menentukan hambatan dalam amperemeter
dan hambatan dalam voltmeter. Untuk mencari hambatan dalam amperemeter dapat
menggunakan dua rangkaian. Yang pertama adalah rangkaian amperemeter yang disusun
secara paralel. Dari rangkaian yang pertama akan menghasilkan nilai 𝐼1 . Yang kedua adalah
rangkaian antara amperemeter dan hambatan bangku yang disusun secara paralel pula. Dari
rangkaian yang kedua ini akan menghasilkan nilai 𝐼2 .
Dalam pencarian hambatan dalam voltmeter juga menggunakan dua rangkaian yang
berbeda. Rangkaian yang pertama adalah dengan menyusun voltmeter dengan amperemeter
secara seri, menghasilkan nilai 𝑉1. Rangkaian yang berikutnya yaitu mengganti amperemeter
dengan hambatan bangku, yang dirangkai secara seri. menghasilkan nilai 𝑉2. Hasil
penggambaran grafik juga dapat dilihat bahwa antara 𝑉1 dan 𝑉2 berbanding lurus.
Mahasiswa mampu dalam menggunakan alat ukur listrik dengan benar. Voltmeter
digunakan untuk mengukur tegangan dan amperemeter untuk mengukur arus listrik.

Anda mungkin juga menyukai