Anda di halaman 1dari 7

NAMA : NUVIYA ILLA MUTHI ATURROIFAH

NIM : 180322615081
OFFERING : N

Pertanyaan: Jika postulat Einstein tidak ada dan hasil dari Michelson muncul akan
berdampak apa?
Jawab: Hal ini berdampak pada tidak adanya penyelesaian masalah yang timbul dari hasil
percobaan Michelson. Percobaan Michelson merupakan percobaan yang menggunakan eter
sebagai medium perambatan gelombang cahaya dan sebagai kerangka acuan yang tetap di
alam semesta. Hasil dari percobaan Michelson ini menyatakan bahwa tidak adanya eter.
Seperti yang telah diketahui bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, sesuai
dengan pemahaman fisika klasik bahwa gelombang dapat merambat dengan adanya medium.
Tetapi dari percobaan Michelson anggapan gelombang merambat dengan adanya medium
tidak memenuhi. Masalah yang dihasilkan dari percobaan Michelson ini karena berbedanya
dengan teori fisika klasik. Apabila postulat Einstein tidak ada maka tidak akan ada yang
memberi kepastian tentang teori yang dapat digunakan dan diterapkan, karena teori Einstein
bertujuan untuk mengubah cara pandang manusia mengenai alam dan memecahkan
kemutlakan ruang dan waktu.

Quiz
1. What is Modern Physics differ from Classics one?
2. What physical phenomena that can explain well by Modern physics but not Classics
one? (5 examples)
3. What the different between Galilean and Lorentz relativity?
4. Please make a plot which shows the relation between speed and time intervals. Please
give your analysis.
5. Why those phenomena occurs?
Kuis
1. Apa perbedaan Fisika Modern dan Klasik?
2. Fenomena fisik apa yang dapat dijelaskan dengan baik oleh fisika modern tetapi
bukan klasik? (5 contoh)
3. Apa perbedaan antara relativitas Galilea dan Lorentz?
4. Harap buat plot yang menunjukkan hubungan antara interval kecepatan dan waktu.
Tolong beri analisis Anda.
5. Mengapa fenomena itu terjadi?
Jawab:
1. Perbedaan fisika modern dan fisika klasik:
Fisika Modern Fisika Klasik
Fisika modern menyuguhkan hasil yang Fisika klasik menyuguhkan hasil yang pasti
hanya berupa probabilitas, kemungkinan,
dan ketidakpastian.
Dalam fisika modern gerak dan posisi dari Dalam fisika klasik gerak posisi suatu benda
benda tidak dapat ditentukan dengan pasti. dapat ditentukan dengan pasti.
Fisika modern mempelajari perilaku materi Fisika klasik tidak dapat menjelaskan
dan energi pada skala atom, partikel atom, fenomena pada materi yang sangat kecil.
dan gelombang. Fisika klasik mempelajari materi dan objek
kasat mata dengan kondisi kecepatan yang
normal
Dalam fisika modern energi merupakan Dalam fisika klasik energy merupakan
besaran diskrit. besaran continue.
Energi kinetik dalam fisika modern tidak Energi kinetik dalam fisika klasik
bergantung pada intensitas cahaya. bergantung pada intensitas cahaya, dimana
saat energi kinetik bertambah intensitas
cahaya akan semakin besar.
Efek fotolistrik menurut fisika modern dapat Dalam fisika klasik, efek fotolistrik dapat
terjadi jika terdapat frekuensi minimum. terjadi pada tiap frekuensi asal intensitasnya
memenuhi.
Fisika modern dibagi menjadi empat fase Fisika klasik dibagi menjadi tiga fase yaitu
yaitu padat, cair, gas, dan plasma. padat, cair, dan gas.

2. Fenomena fisika yang tidak dapat dijelaskan dengan fisika klasik tetapi dapat
dijelaskan dengan baik oleh fisika modern:
 Percobaan Michelson-Morley
Percobaan Michelson-Morley merupakan percobaan yang memiliki tujuan
untuk mengukur gerakan bumi melalui gelombang cahaya yang merambat
dengan perantara eter dan berhipotesis adanya eter. Hasil pengamatan dari
percobaan yang telah dilakukan adalah kelajuan cahaya untuk lintasan sejajar
dan lintasan yang tegak lurus memiliki nilai yang sama. Hal ini bertentangan
dengan fisika klasik yang melalui percobaan Galileo, yaitu kelajuan cahaya
merambat relatif terhadap kerangka acuan.
 Radiasi benda hitam
Benda hitam adalah sebuah sistem yang dapat menyerap semua radiasi kalor
yang mengenai suatu benda. Permukaan benda hitam memiliki sifat sebagai
pemancar jika suhu permukaan tinggi dan penyerap radiasi saat suhu
permukaan rendah. Berdasarkan teori hipotesis Planck yang menyatakan
bahwa energi yang dipancarkan oleh getaran-getaran yang timbul di dalam
rongga benda hitam adalah foton dan energi tersebut memiliki satuan-satuan
diskret. Kegagalan fisika klasik dalam menjelaskan radiasi benda hitam pada
frekuensi tinggi karena pada daerah itu kuanta energinya sangat besar
sehingga hanya sedikit jenis getaran yang tereksitasi.
 Efek fotolistrik
Efek fotolistrik adalah suatu gejala lepasnya elektron dari permukaan suatu
benda. Apabila seberkas cahaya mengenai permukaan sebuah benda maka
elektron-elektron pada permukaan benda akan terlepas. Fisika klasik
beranggapan bahwa jika sinar yang dipancarkan pada permukaan benda
semakin lama durasi waktunya maka energi yang diterima oleh elektron juga
semakin besar dan energi tersebut yang membuat elektron dapat lepas dari
permukaan logam. Fisika klasik juga menganggap bahwa cahaya disini
berperan sebagai gelombang. Menurut Einstein di Fisika modern cahaya
berperan sebagai partikel dan energi yang diberikan foton memiliki dua
kemungkinan yaitu menyalurkan semua energi jika menyukupi untuk elektron
atau tidak menyalurkan sama sekali. Hal ini dipertimbangkan agar tidak
menyimpang dengan hukum kekekalan energi.
 Efek Compton
Efek Compton adalah hasil penurunan energi (peningkatan panjang
gelombang) dari foton (sinar-X). Dalam efek Compton menunjukkan bahwa
cahaya tidak dapat dijelaskan secara murni sebagai fenomena gelombang,
seperti yang diterangkan dalam fisika klasik.
 Kapasitas panas molar pada volume konstan
Secara fisika klasik, kapasitas panas molar pada volume yang konstan yang
setimbang dengan konstanta molar gas. Hal ini beranggapan bahwa model ini
hanya cocok pada suhu tinggi tidak untuk suhu yang diturunkan. Kapasitas
panas menurut fisika modern menghasilkan grafik yang berbeda dengan grafik
fisika klasik.
3. Perbedaan antara relativitas Galileo dan relativitas Lorentz:
Relativitas Galileo Relativitas Lorentz
Relativitas Galileo merupakan Relativitas Lorentz mengabaikan
transformasi inersia, dimana relativitas fundamental pada arah sebaran cahaya
ini memperhatikan posisi dan letak dari objek kepada pengamat yang
objek terhadap pengamat dalam konsep mengakibatkan tidak terpenuhinya
koordinat ruang dan waktu. kondisi tertentu dalam konsep koordinat
ruang dan waktu.
Dalam relativitas Galileo, ruang dan Dalam relativitas Lorentz terdapat
waktu inersia yang berlaku sama untuk perbedaan waktu untuk pengamat yang
semua kecepatan pengamat dan diam dan pengamat yang bergerak.
kecepatan objek. Hasil waktu yang dihasilkan antara t=t’
terjadi pada saat pengamat diam
terhadap objek dan t≠t’ saat pengamat
bergerak relatif terhadap objek.

4. Grafik hubungan antara interval kecepatan dan waktu:

Gambar: Hubungan kecepatan objek


yang dipengaruhi kecepatan cahaya
dengan waktu
Gambar: Hubungan kecepatan objek
yang tidak dipengaruhi kecepatan
cahaya dengan waktu

Analisis:
Pada hubungan kecepatan objek yang dipengaruhi kecepatan cahaya dengan waktu
didapatkan dari persamaan yang terdapat pada dilatasi waktu.

Untuk mencari rumus waktu (t) dapat menggunakan prinsip phitagoras:

2 2 2
a =b +c
ct 2 vt 2
( ) ( )
2
=
2
+ L0 2
2 2
ct vt
( ) ( )
2

2
=L02

t 2 ( 2 2)
c −v =L02
4
4 L0 2
t2 =
( c2 −v 2 )
2
2 (2 L0)
t = 2
v
c2 (1− 2 )
c
2 L0
t=


2
2 v
c (1− 2 )
c
2 L0
t=


2
v
c 1−
c2
2 L0 /c
t=

√ v2
1− 2
c
t 0 L0
Karena = , maka
2 c
t0
t=

√ 1−
v2
c2
Dari persamaan yang didapatkan, untuk mengetahui hubungan antara kecepatan

( vc ) dengan waktu (t), dapat memisalkan nilai ( vc ) dan t0 menjadi beberapa

data, dan kemudian mencari nilai t dengan menggunakan persamaan dilatasi waktu.
5. Hubungan antara kecepatan dengan waktu dapat membentuk grafik seperti yang
digambarkan pada nomor empat terjadi karena rumus yang diturunkan dari dilatasi
waktu. Dilatasi waktu berarti bahwa waktu mengalami proses penyusutan waktu.
Kecepatan cahaya disimbolkan dengan huruf c yang memiliki besar konstan yaitu
8
c=3 ×10 m/ s . Simbol t adalah selang waktu yang terukur oleh pengukur yang
bergerak relatif, simbol t0 adalah selang waktu yang terukur oleh pengukur yang
diam, dan v adalah kelajuan relatif pengukur. Dari persamaan dilatasi waktu nilai t
akan bernilai lebih besar dari t 0 . Ketika sebuah objek bergerak mendekati
kecepatan cahaya maka objek tersebut mengalami penyusutan waktu atau waktu yang
di tempuh berjalan lebih lambat daripada waktu bagi objek yang diam, yang
ditunjukkan dengan perubahan lengkung grafik pada hubungan kecepatan dengan
waktu yang dipengaruhi kecepatan cahaya.

Anda mungkin juga menyukai