Anda di halaman 1dari 9

1.

Display: basic meter, seven segment, dot matrik, LCD


 Basic meter

Alat ukur arus dan tegangan DC (aliran arus searah, baterai). Karena dapat mengukur dua
macam yaitu arus dan tegangan karena ada tutup geser untuk mengubah fungsi
amperemeter. Skala 100 mA, 1A, 5A). Ketelitian 2,5%.
Kabel hitam ke kutub negatif (-)
Kabel merah ke konektor batas pengukuran (+)
 Seven segment
Menampilkan angka desimal dari kombinasi segmennya
Angka yang ditampilkan 0-9
Huruf A sampai F
Seven segment common cathode (-)

Kaki katode pada semua terhubung menjadi 1 pin yang merupakan terminal negatif/
ground.
Seven segment common anoda (+)

Kaki anoda terhubung pada satu pin.


 Dot matriks
LED Dot Matrix adalah led yang disambung dan dirangkai menjadi deretan led atau pun
dapat berupa dot matrix. Dot matrix merupakan deretan led yang membentuk array dengan
jumlah kolom dan baris tertentu, sehingga titik-titik yang menyala dapat membentuk suatu
karakter angka, huruf, tanda baca, dan sebagainya (Widyarini, 2012).
 LCD
Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan
suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu
jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak
menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-
lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai
penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.
monitor LED mampu menghemat konsumsi listrik hingga 50 – 70% dibandingkan
dengan LCD dengan kemampuan menghasilkan gambar yang sangat tajam.

Touch screen itu LED

2. Sensor analog: Sensor aktif LDR dan NTC


Fungsi:

Pengertian LDR (Light Dependent Resistor) dan Cara Mengukurnya – Light Dependent Resistor
atau disingkat dengan LDR adalah jenis Resistor yang nilai hambatan atau nilai resistansinya
tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Nilai Hambatan LDR akan menurun pada
saat cahaya terang dan nilai Hambatannya akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan
kata lain, fungsi LDR (Light Dependent Resistor) adalah untuk menghantarkan arus listrik jika
menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik dalam
kondisi gelap.
NTC berfungsi sebagai sensor pada rangkaian Elektronika yang berhubungan dengan Suhu
(Temperature).
Pengertian Thermistor (NTC dan PTC) beserta Karakteristiknya – Thermistor adalah salah satu
jenis Resistor yang nilai resistansi atau nilai hambatannya dipengaruhi oleh Suhu (Temperature).
Thermistor merupakan singkatan dari “Thermal Resistor” yang artinya adalah Tahanan (Resistor)
yang berkaitan dengan Panas (Thermal). Thermistor terdiri dari 2 jenis, yaitu Thermistor NTC
(Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).
Contoh perubahaan Nilai Resistansi Thermistor NTC saat terjadinya perubahan suhu disekitarnya
(dikutip dari Data Sheet salah satu Produsen Thermistor MURATA Part No. NXFT15XH103),
Thermistor NTC tersebut bernilai 10kΩ pada suhu ruangan (25°C), tetapi akan berubah seiring
perubahan suhu disekitarnya. Pada -40°C nilai resistansinya akan menjadi 197.388kΩ, saat
kondisi suhu di 0°C nilai resistansi NTC akan menurun menjadi 27.445kΩ, pada suhu 100°C akan
menjadi 0.976kΩ dan pada suhu 125°C akan menurun menjadi 0.532kΩ. Jika digambarkan, maka
Karakteristik Thermistor NTC tersebut adalah seperti dibawah ini :

Thermistor NTC atau Thermistor PTC merupakan komponen Elektronika yang digolongkan
sebagai Komponen Transduser, yaitu komponen ataupun perangkat yang dapat mengubah
suatu energi ke energi lainnya. Dalam hal ini, Thermistor merupakan komponen yang dapat
mengubah energi panas (suhu) menjadi hambatan listrik.

Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi perubahan besaran fisik seperti
tekanan, gaya, besaran listrik, cahaya, gerakan, kelembaban, suhu, kecepatan dan fenomena-
fenomena lingkungan lainnya. Setelah mengamati terjadinya perubahan, Input yang terdeteksi
tersebut akan dikonversi mejadi Output yang dapat dimengerti oleh manusia baik melalui
perangkat sensor itu sendiri ataupun ditransmisikan secara elektronik melalui jaringan untuk
ditampilkan atau diolah menjadi informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.
Sensor Analog adalah sensor yang menghasilkan sinyal output yang kontinu atau berkelanjutan. 
Sinyal keluaran kontinu yang dihasilkan oleh sensor analog ini sebanding dengan pengukuran.
Berbagai parameter Analog ini diantaranya adalah suhu, tegangan, tekanan, pergerakan dan
lain-lainnya. Contoh Sensor Analog ini diantaranya adalah akselerometer (accelerometer),
sensor kecepatan, sensor tekanan, sensor cahaya dan sensor suhu.
Sensor Digital adalah sensor yang menghasilkan sinyal keluaran diskrit. Sinyal diskrit akan non-
kontinu dengan waktu dan dapat direpresentasikan dalam “bit”. Sebuah sensor digital biasanya
terdiri dari sensor, kabel dan pemancar. Sinyal yang diukur akan diwakili dalam format digital.
Output digital dapat dalam bentuk Logika 1 atau logika 0 (ON atau OFF). Sinyal fisik yang
diterimanya akan dikonversi menjadi sinyal digital di dalam sensor itu sendiri tanpa komponen
eksternal. Kabel digunakan untuk transmisi jarak jauh. Contoh Sensor Digital ini diantaranya
adalah akselerometer digital (digital accelerometer), sensor kecepatan digital, sensor tekanan
digital, sensor cahaya digital dan sensor suhu digital.
3. Sensor pasif (thermokopel, photodiode), four probe, sensor dengan pengkondisian sinyal (LM35,
A1034, OH49)
Sensor Pasif adalah jenis sensor yang dapat menghasilkan sinyal output tanpa memerlukan
pasokan listrik dari eksternal. Contohnya Termokopel (Thermocouple) yang menghasilkan nilai
tegangan sesuai dengan panas atau suhu yang diterimanya.
THEMOKOPEL
Pengertian Termokopel (Thermocouple) dan Prinsip Kerjanya – Termokopel (Thermocouple)
adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua
jenis logam konduktor berbeda yang digabung pada ujungnya sehingga menimbulkan efek
“Thermo-electric”. Efek Thermo-electric pada Termokopel ini ditemukan oleh seorang fisikawan
Estonia bernama Thomas Johann Seebeck pada Tahun 1821, dimana sebuah logam konduktor
yang diberi perbedaan panas secara gradient akan menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan
Tegangan listrik diantara dua persimpangan (junction) ini dinamakan dengan Efek “Seeback”.

Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan sering digunakan
dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan Elektronika yang berkaitan dengan Suhu
(Temperature). Beberapa kelebihan Termokopel yang membuatnya menjadi populer adalah
responnya yang cepat terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu operasionalnya yang
luas yaitu berkisar diantara -200˚C hingga 2000˚C. Selain respon yang cepat dan rentang suhu
yang luas, Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran dan mudah digunakan.

Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi sebagai referensi
dengan suhu konstan (tetap/negatif) sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor
yang mendeteksi suhu panas.

Photodiode

Photodioda adalah suatu jenis dioda yang resistansinya akan berubah-ubah apabila terkena
sinarcahayayang dikirim oleh transmitter “LED”. Resistansi dari photodioda dipengaruhi oleh
intensitas cahaya yangditerimanya, semakin banyak cahaya yang diterima maka semakin
kecil resistansi dari photodioda dan begitupula sebaliknya jika semakin sedikit intensitas
cahaya yang diterima oleh sensor photodioda maka semakin besar nilai resistansinya.
FOUR PROBE
Perkembangan teknologi yang sangat pesat, perusahaan-perusahaan seperti Jandel
Engineering telah memproduksi alat ukur resistansi yang dilengkapi dengan empat probe (FFP)
dan sistem interfacing komputer sehingga hasil pengukuran dapat ditampilkan pada monitor,
juga data yang diperoleh dapat disimpan. Alat ini mempunyai harga yang ditawarkan relatif
tinggi. Multimeter yang menggunakan dua probe kurang efektif karena dapat mengukur
resistansi parasit. Pertama digunakan pada resistansi pada tanah, lalu pada bahan semi
konduktor dengan dua probe yang terpisah.
Prosedur pengukuran dilakukan dengan pengukuran yang menggunakan 2 pasang probe terpisah
untuk mengukur arus dan tegangan dimana membuat pengukuran lebih akurat pada substrat
tanah.
Digunakan pada pengukuran resistansi bahan konduktor yang tipis, yang mengabaikan resistor
parasit, sehingga hasilnya akurat.
Pengukuran resistansi pada lapisan tipis menggunakan metoda 4 probe dan mikrokontroler
Atmega8535 dengan tampilan LCD, alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dimana dengan 2
buah probe berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada bahan yang dijadikan sampel.
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat bahan tersebut dapat dilakukan dengan menentukan
nilai resistansi untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu.
Sensor pengkondisian sinyal
Pengkondisi sinyal merupakan suatu operasi elektronik untuk mengkonversi sinyal tersebut
menjadi sinyal yang sesuai dengan komponen elektronik lain yang diperlukan di dalam sistem
kontrol. Pengkondisian sinyal dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengkondisi sinyal secara analog
dan secara digital. Pengkondisian secara analog menghasilkan sinyal keluaran yang masih
merepresentasikan sinyal analog yang variabel. Pada aplikasi pemrosesan digital, beberapa
pengkondisi sinyal analog tertentu dilakukan sebelum konversi analog ke digital dikerjakan.
Pengkondisi sinyal secara analog diperlukan dalam kasus ini untuk merubah sinyal yang
dihasilkan tersebut untuk dihubungkan dengan komponen lain dalam sisten kontrol. Tentunya
konversi ini dilakukan secara elektris. Kita sering menguraikan bahwa akibat dari pengkondisian
sinyal membentuk suatu transfer fungsi tertentu. Dengan rangkaian penguat tegangan yang
sederhana, ketika diberi masukan tegangan pada rangkaian tersebut, maka memberikan
tegangan keluaran.
LM 35
LM35 berfungsi untuk mengkonversi besaran suhu yang ditangkap menjadi besaran tegangan.
Sensor ini memiliki presisi tinggi, sangat sederhana dengan hanya memiliki buah 3 kaki. Kaki
pertama IC LM35 dihubung ke sumber daya, kaki kedua sebagai output dan kaki ketiga dihubung
ke ground. Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35 memiliki
keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain,
LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat
dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan
penyetelan lanjutan.
Dalam keadaan normal, keluaran sensor dapat membaca kompresi suhu 1oC dengan kenaikan
nilai tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat ditempelkan dengan perekat
atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar
0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut.
OH49

Pengertian Sensor Efek Hall (Hall Effect Sensor) dan Prinsip Kerjanya – Sensor Efek Hall atau
dalam bahasa Inggris disebut dengan Hall Effect Sensor adalah komponen jenis transduser yang
dapat mengubah informasi magnetik menjadi sinyal listrik untuk pemrosesan rangkaian
elektronik selanjutnya. Sensor Efek Hall ini sering digunakan sebagai sensor untuk mendeteksi
kedekatan (proximity), mendeteksi posisi (positioning), mendeteksi kecepatan (speed),
mendeteksi pergerakan arah (directional) dan mendeteksi arus listrik (current sensing).
Sensor Efek Hall pada dasarnya terdiri dari potongan tipis semikonduktor yang bertipe P
dengan bentuk persegi panjang. Bahan semikonduktor yang digunakan biasanya adalah  gallium
arsenide (GaAs), indium antimonide (InSb), indium phosphide (InP) atau indium arsenide (InAs).
Potongan tipis semikonduktor tersebut dilewati oleh arus listrik secara berkesinambungan
(terus-menerus). Ketika didekatkan dengan medan magnet atau ditempatkan pada lokasi yang
bermedan magnet, garis fluks magnetik akan menggunakan gaya pada semikonduktor tersebut
untuk mengalihkan muatan pembawa (elektron dan holes) ke kedua sisi pelat semikonduktor.
Gerakan pembawa muatan ini merupakan hasil dari gaya magnet yang melewati semikonduktor
tersebut.
4. Aktuator: thermal, Mekanik (Motor DC, Motor AC)
Aktuator adalah sebuah peralatan mekanis untuk menggerakkan atau mengontrol sebuah
mekanisme atau sistem. Aktuator diaktifkan oleh lengan mekanik yang biasanya digerakkan oleh
motor listrik yang dikendalikan oleh pengontrol otomatis yang diprogram di antara
mikrokontroler. Aktuator adalah elemen yang mengubah kuantitas listrik analog menjadi
kuantitas lain seperti kecepatan, dan perangkat elektromagnetik yang menghasilkan energi
kinetik sehingga dapat menghasilkan gerakan dalam robot.
Aktuator adalah mekanisme untuk membuka dan menutup katup. Keuntungan dari aktuator
adalah dapat menutup dan membuka secara otomatis tanpa kontak manusia. Jika
mekanismenya manual, seseorang harus menyesuaikan katup dengan mekanisme directional
atau direct. Jika terjadi masalah kontrol, aktuator dioperasikan dengan daya, tekanan hidrolik,
dan listrik.
Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan
panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu. Contohnya;
bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo dioda, photo multiplier,
photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, dsb.
Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis, seperti
perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan, aliran, level dsb.
Contoh; strain gage, linear variable deferential transformer (LVDT), proximity, potensiometer,
load cell, bourdon tube, dsb.
Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber
cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai benda atau ruangan. Contoh;
photo cell, photo transistor, photo diode, photo voltaic, photo multiplier, pyrometer optic, dsb.
Relay

Relay merupakan peralatan kontrol elektomagnetik yang dapat


mengaktifkan dan mematikan kontaktor.Relay sendiri merupakan
kontrak elektronik, karena terdapat koil/kumparan yang akan
menggerakkan kontak membuka atau menutup bila kumparannya diberi
aliran arus listrik. Berikut ini adalah keuntungan dan kerugian
menggunakan relay/kontaktor.
Keuntungan: Mudah diadaptasikan untuk tegangan yang
berbeda.Tidak banyak dipengaruhi oleh temperatur sekitarnya. Relay
terus beroperasi pada temperatur 353 K (80°C) sampai 240 K(-
33°C).Tahanan yang relatif tinggi antara kontak kerja pada saat terbuka.
Beberapa rangkaian terpisah dapat dihidupkan.Rangkaian yang
mengontrol relay dan rangkaian yang membawa arus yang terhubung
secara fisik terpisah satu sama lainnya.
Kerugian: Kontak dibatasi pada keausan dari bunga api atau dari
oksidasi (material kontak yang terbaik adalah platina, emas, dan
perak).Menghabiskan banyak tempat dibandingkan dengan
transistor.Menimbulkan bunyi selama proses kontak.Kecepatan kontak
terbatas 3 mssampai 17 ms.Kontaminasi (debu) dapat mempengaruhi
umur kontak.
Motor DC
Motor arus searah (DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah
tenaga listrik arus searah menjadi gerak atau energi mekanik, dimana
tenaga gerak tersebut berupa putaran dari rotor.

 Supply listrik yang dibutuhkan oleh dua jenis motor tersebut berbeda. Motor AC
membutuhkan supply listrik bolak-balik, sedangkan motor DC membutuhkan supply
listrik searah
 Pada umumnya motor AC digunakan untuk penggerak dengan torsi rendah seperti motor,
kompresor, dan pompa. Sedangkan motor DC digunakan untuk penggerak dengan torsi
tinggi seperti katrol, derek, hingga mesin bubut
 Motor DC memiliki komutator, sedangkan motor AC tidak, karena motor AC
menggunakan slippring
 Kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan, karena memerlukan inverter. Apabila
kecepatan motor AC menurun, pasokan dayanya juga ikutmenurun. Sedangkan motor DC
lebih mudah dikendalikan, tanpa perlu inverter, dan tidak mempengaruhi kualitas
pasokan daya yang dimilikinya

5. Aktuator: Motor Brushless, Motor Stepper, Servo


Motor servo adalah motor DC yang memiliki potensiometer, rangkaian kontrol. Yang memiliki
sudut 180 derajad dan dapat menampilkan osilasi yang semakin kecil dimana menyala semakin
kecil.
Motor stepper adalah motor DC yang memiliki 3 jenis, motor stepper VR, PM (magnet
permanen) dan HB.
Perbedaan Stepper & Servo
Perbedaan mendasar antara stepper tradisional dengan motor servo adalah dari jenis
motornya dan bagaimana motor tersebut dikontrol. Stepper biasanya menggunakan 50
sampai 100 kutub motor brushless sedangkan motor servo umumnya hanya memiliki 4
sampai 12 kutub. Kutub adalah area dalam sebuah motor dimana kutub magnetic utara
dan selatan dihasilkan baik itu oleh magnet permanen ataupun arus yang melewati
gulungan lilitan.

Stepper tidak membutuhkan encoder karena stepper dapat secara akurat bergerak antar kutub-
kutub, namun pada servo, dengan hanya sedikit kutub yang dimilikinya, membutuhkan encoder
untuk menjaga posisinya tetap pada jalurnya. Stepper sederhananya bergerak secara inkrimental 
menggunakan pulsa (open loop) sementara servo secara closed-loop menggunakan bantuan
encoder.

Motor stepper adalah salah satu jenis motor dc yang dikendalikan dengan pulsa-pulsa digital.
Prinsip kerja motor stepper adalah bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan
mekanis diskrit dimana motor stepper bergerak berdasarkan urutan pulsa yang diberikan kepada
motor stepper tersebut.

Prinsip kerja motor stepper adalah mengubah pulsa-pulsa input menjadi gerakan mekanis diskrit.
Oleh karena itu untuk menggerakkan motor stepper diperlukan pengendali motor stepper yang
membangkitkan pulsa-pulsa periodik.

6. Driver (isolator mikrokontroler)


Atau interface sebagai pemisah antara mikrokontroler dengan sumber rangkaian daya.
Motor stepper menggunakan daya 5 volt.

Anda mungkin juga menyukai