Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRATIKUM

PERCOBAAN WATAK LAMPU PIJAR

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

FISIKA DASAR III

Yang dibimbing oleh Khusaini.,S.Pd

Disusun Oleh:

Nama/NIM : 1. Alfi Qoidatul Rokhimah/210322607242

2. Calvin Irawan/210322607294

3. Kania Antika Putri/210322607309

Offering :O

Kelompok : 1C

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2022
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini di harapkan :
1. Dapat memahami Hukum Ohm

2. Dapat memperagakan rangkaian pengukuran arus dan tegangan suatu lampu pijar

3. Dapat mengkaji watak lampu pijar melalui interpretasi grafik hubungan antara:

a. Kuat arus terhadap tegangan terpasang.

b. Tahanan lampu terhadap tegangan terpasang

c. Daya yang diserap terhadap tegangan yang dipasang

4. Dapat terampil dalam menggunakan alat-alat listrik seperti regulator,voltmeter, dan


amperemeter

B. DASAR TEORI

Arus Listrik adalah fenomena aliran muatan atau laju kuantitas aliran muatan
listrik. Muatan listrik yang mengalir dibawa oleh elektron yang bergerak dalam sebuah
konduktor seperti kawat, pada elektrolit muatan listrik yang bergerak dibawa oleh ion.
Rumus nya sebagai berikut : I=Q/t

Keterangan: I = Kuat Arus (Ampere) t = Waktu(detik)

Q = Muatan (Coulumb)

Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Maka hukum ohm
berlaku pada pratikum ini dengan rumus sebagai berikut : R=I/V
Keterangan: R = Hambatan(ohm) V = Tegangan(volt)
I = Kuat Arus(ampere)
Lampu pijar agar bisa menyala juga dibutuhkan laju hantaran energi dengan bantuan
kuat arus dan beda potensial. Maka daya juga masuk dalam pratikum ini dengan rumus
sebagai berikut : P=VI
Keterangan : P = Daya(watt) I = Kuat arus(ampere)
V = Tegangan(volt)
Dari dua hukum fisika diatas, yang pertama adalah hukum Ohm yang mengatakan
nilai arus adalah sama dengan tegangan per hambatan.Yang kedua adalah turunan dari
hukum Watt yang mengatakan daya adalah energi (joule) per detik,yang
diturunkan kedalam kelistrikan menjadi :
Daya = Watt = joule / detik = (joule /coulumb) x (coulumb / detik)
Penambahan coulumb dalam persamaan hukum watt tidak mempengaruhi hasil
persamaan, Namun dengan penambahan coulumb dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Daya = Watt = V x I. Sebab V = energi / muatan = joule / coulumb, dan I = muatan
/detik = coulumb / detik

C. ALAT DAN BAHAN

1.Voltmeter AC

2.Tiga buah bola lampu

3.Amperemeter AC

4.Variak(transformator variable)

5.kabel kabeh

D. GAMBARAN SET ALAT PERCOBAAN


E.PROSEDUR PERCOBAAN

Cara melakukan percobaan pemilihan bagan:

3 4
1 4
2
V
Sumber AC L

Transformator 5

1. Buatlah rangkaian seperti rangkaian diatas.ukur beda tegangan pada lampu pijar
dengan memasang voltmeter (V) secara paralel terhadap lampu. Atur variak
transformator sehingga voltmeter menunjukkan angka 25 volt.Lalu ukur kuat arus
yang melalui lampu pijar dengan melepas ujung-ujung voltmeter dari nomer 2 dan
5, lepas juga kabel-kabel yang menghubungkan nomer 1 dan 2 dan pasang ujung-
ujung amperemeter (nomer 3 dan nomer 4) ke nomer 1 dan 2.

2. Ulangi percobaan sebelumnya dengan V= 50 volt dan 75 volt untuk ketiga lampu
pijar yang ada

3. Pasang bagan I, lakukan kegiatan 1 dan 2, catat voltmeter dan ampremeter yang
muncul

4. Dari data pada langkah 1, 2, dan 3 di atas, pilih bagan yang sesuai berdasarkan
persamaan di titik nomer 5.Jika ada perbedaan antara (R/rV) dan (ra/R)apa yang
mempengaruh, begitu juga sebaliknya

5. Aturlah variak sehingga voltmeter menunjukkan angka 10 volt, Catat besar tegangan
dan kuat arus yang muncul sebagai Vo dan Io.

6. Ulangi langkah 1 di atas untuk berbagai tegangan dimulai dari 10 volt sampai 80
volt. Catat data yang didapat dan masukkan pada lembar pengamatan data.
Cara melakukan percobaan pemilihan watak lampu pijar:

A L A L

~ V V

Bagan I

1. Pasang bagan yang sudah sesuai pada prosedur sebelumnya untuk tiap lampu

2. Set varian untuk voltmeter menjadi 10 volt,Kemudian catat angka yang muncul di
amperemeter sebagai Vo dan Io

3. Ulangi langkah 2 untuk berbagai tegangan dimulai dari 10 sampai 80 volt.Kemudian


catat data yang didapat dan masukkan ke lembar pengamatan data

D. DATA PERCOBAAN

PERCOBAAN I : PEMILIHAN BAGAN

V (volt) 25 50 75

I (mA) 46 62 72

V’ (volt) 25 50 75

I’ (mA) 50 63 73

V’’ (volt) 25 50 75

I’’ (mA) 50 63 73

R/rv -0,08 -0,015 -0,013


ra/R 1 1 1

R/rV rerata -0,036

ra/R rerata 1

Kesimpulan (R/rv) < (ra/R)

PERCOBAAN II: WATAK LAMPU PIJAR

V(volt) 10 20 30 40 50 60 70 80

I(mA) 37 47 53 58 63 67 71 76

R(ohm) 0,27 0,42 0,56 0,68 0,79 0,89 0,98 1,05

P(watt) 370 940 1.590 2.320 3.150 3.780 4.970 6.080

F.ANALISIS DATA

➢ Metode Analisis

Dalam percobaan Watak Lampu Pijar yang sudah kami lakukan , analisis
data yang digunakan adalah teori kuadrat terkecil dan ralat grafik. Sedangkan
untuk mencari nilai dari hambatan (R) dan daya (P) menggunkaan rumus sebagai
berikut :

Untuk mencari hambatan (R) menggunakan Hukum Ohm dengan persamaan:

𝑽
𝑹=
𝑰
Untuk mencari daya (P) menggunakan persamaan

𝑷 = 𝑰𝑽

Untuk mencaari R/rv menggunakan persamaan

𝑽 𝑰
(𝑹⁄𝒓𝒗) = ( − 𝟏)
𝑽′ 𝑰′

Untuk mencari ra/R menggunakan

𝑽′′
𝑰′′
(𝑹𝒂 ⁄𝑹) =
(𝑽 − 𝑰) − (𝑽 − 𝑽′)
𝑰′

Untuk mencari ralat, dengan metode Kuadrat Terkecil maka dapat menggunakan
rumusan Konstansta 𝑎̅ merupakan titik perpotongan dengan sumbu y dinyatakan
dengan a :

(∑ 𝒚)(∑ 𝒙𝟐 ) − (∑ 𝒙)(∑ 𝒙𝒚)


̅=
𝒂
𝒏 ∑ 𝒙𝟐 − (∑ 𝒙)𝟐

Konstanta 𝑎̅ yang menyatakan kemiringan (slope) garis lurus terhadap sumbu x


dapat diperoleh dengan:

𝒏 ∑(𝒙𝒚) ∑ 𝒙 ∑ 𝒚
̅=
𝒃
𝒏 ∑ 𝒙𝟐 − (∑ 𝒙)𝟐

Ketidakpastian konstanta a dan b dinyatakan dengan persamaan:

∑ 𝒙𝟐 𝒏
𝑺𝒂 = 𝑺𝒚√𝒏 ∑ 𝒙𝟐 −(∑ 𝒙)𝟐 dan 𝑺𝒃 = 𝑺𝒚√𝒏 ∑ 𝒙𝟐 −(∑ 𝒙)𝟐

Persamaan 𝑠𝑏̅ mengandung faktor 𝑠𝑦. 𝑠𝑦 dapat dinyatakan dengan persamaan:

𝟏 ∑ 𝒙𝟐 (∑ 𝒚)𝟐 − 𝟐 ∑ 𝒙 (∑ 𝒚)(∑ 𝒙𝒚) + 𝒏(∑ 𝒙𝒚)𝟐


𝑺𝒚 = √ [∑ 𝒚𝟐 − ]
𝒏−𝟐 𝒏(∑ 𝒙𝟐 ) − (∑ 𝒙)𝟐

Ralat relatif a dan b, dinyatakan dalam persamaan:

𝒔̅𝒂
̅=
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝒂 × 𝟏𝟎𝟎%
̅
𝒂
𝒔̅𝒃
̅=
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝒃 × 𝟏𝟎𝟎%
̅
𝒃

➢ Analisis Data

a) Penghitungan untuk mencari hambatan dan daya

Pada tegangan 10 volt dan kuat arus Pada tegangan 20 volt dan kuat arus
37 × 10−3 A 47 × 10−3 A

𝑉 10 𝑉 20
𝑅= = 𝑅= =
𝐼 37 × 10−3 𝐼 47 × 10−3

= 270 Ω = 425 Ω

𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 = 10 ∙ 37 × 10−3 𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 = 20 ∙ 47 × 10−3

𝑃 = 0,37 𝑤𝑎𝑡𝑡 𝑃 = 0,94 𝑤𝑎𝑡𝑡

Pada tegangan 30 volt dan kuat arus Pada tegangan 40 volt dan kuat arus 58
53 × 10−3 A × 10−3 A

𝑉 30 𝑉 40
𝑅= = 𝑅= =
𝐼 53 × 10−3 𝐼 58 × 10−3

= 566 Ω = 689 Ω

𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 = 30 ∙ 53 × 10−3 𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 = 40 ∙ 58 × 10−3

𝑃 = 1,59 𝑤𝑎𝑡𝑡 𝑃 = 2,32 𝑤𝑎𝑡𝑡

Pada tegangan 50 volt dan kuat arus Pada tegangan 60 volt dan kuat arus 67
63 × 10−3 A × 10−3 A

𝑉 50 𝑉 60
𝑅= = 𝑅= =
𝐼 63 × 10−3 𝐼 67 × 10−3
= 793 Ω = 895 Ω

𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 = 50 ∙ 63 × 10−3 𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 = 60 ∙ 67 × 10−3

𝑃 = 3,15 𝑤𝑎𝑡𝑡 𝑃 = 4,02 𝑤𝑎𝑡𝑡

Pada tegangan 70 volt dan kuat arus Pada tegangan 80 volt dan kuat arus
71× 10−3 A 76× 10−3 A

𝑉 70 𝑉 80
𝑅= = 𝑅= =
𝐼 71 × 10−3 𝐼 76 × 10−3

= 985 Ω = 1062 Ω

𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 = 70 ∙ 71 × 10−3 𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 = 80 ∙ 76 × 10−3

𝑃 = 4,97 𝑤𝑎𝑡𝑡 𝑃 = 6,08 𝑤𝑎𝑡𝑡

b) .Metode Kuadrat Terkecil dan Metode Grafik

1. Hubungan antara tegangan (V) dengan Kuat arus (I)

b. Metode Kuadrat Terkecil

No. 𝑥 𝑦 𝑥2 𝑦2 𝑥𝑦

1. 10 0,0370 100 0,001369 0,16

2. 20 0,0470 400 0,002209 0,54

3. 30 0,0530 900 0,002809 1,05

4. 40 0,0580 1600 0,003364 1,64

5. 50 0,0630 2500 0,003969 2,35

6. 60 0,0670 3600 0,004489 3,12

7. 70 0,0710 4900 0,005041 3,99


8. 80 0,0760 6400 0,005776 4,88

Σ 360 0,472 20400 0,029026 17,73

Σ2 129600 0,222784 416160000 0,000842509 296,8729

1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥 (∑ 𝑦)(∑ 𝑥𝑦) + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ [∑ 𝑦 2 − ]
𝑛−2 𝑛(∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)2

𝑆𝑦

1 20400 ∙ 0,222784 − 2 ∙ 360 ∙ 0,472 ∙ 17,73 + 8 ∙ 296,8729


=√ [0,029026 − ]
8−2 8 ∙ 20400 − 129600

1 4544,7936 − 6025,3632 + 2374,9832


𝑆𝑦 = √ [0,029026 − ]
6 163200 − 129600

1 894,4136
𝑆𝑦 = √ [0,015774 − ]
6 33600

1
𝑆𝑦 = √ [0,015774 − 0,0266195]
6

𝑆𝑦 = 0,00180758

(∑ 𝒚)(∑ 𝒙𝟐 ) − (∑ 𝒙)(∑ 𝒙𝒚)


̅=
𝒂
𝒏 ∑ 𝒙𝟐 − (∑ 𝒙)𝟐

0,472 ∙ 20400 − 360 ∙ 17,73


𝑎̅ =
8 ∙ 20400 − 129600

9628,8 − 6382,8
𝑎̅ =
163200 − 129600

3246
𝑎̅ =
33600
𝑎̅ = 0,0966071

∑ 𝑥2
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

20400
𝑆𝑎 = 0,00180758√
8 ∙ 20400 − 129600

𝑆𝑎 = 0,00140854

RALAT RELATIF

𝑆𝑎
𝑅𝑎 = | × 100%|
𝑎

0,00140854
𝑅𝑎 = | × 100%|
0,0966071

𝑅𝑎 = 1,43% (3AP)

Jadi, nilai 𝑎 adalah (0,0966071 ± 0,00140854) dengan ralat relatif sebesar 1,43%
(3AP)

𝑛 ∑(𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏̅ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

8 ∙ 17,73 − 360 ∙ 0,472


𝑏̅ =
8 ∙ 20400 − 129600

𝑏̅ = −0,000835714

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

8
𝑆𝑏 = 0,00140854√
8 ∙ 20400 − 129600

𝑆𝑏 = 0,0000217342
RALAT RELATIF

𝑆𝑏
𝑅𝑏 = | × 100%|
𝑏

0,0000217342
𝑅𝑏 = | × 100%|
−0,000835714

𝑅𝑏 = 6,42% (3AP)

Jadi, nilai 𝑏 adalah (−0,000835714 ± 0,0000217342) dengan ralat relatif sebesar

6,42% (3AP)

c. Metode Grafik

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KUAT ARUS


DAN TEGANGAN
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

2. Hubungan antara Hambatan (R) dan Tegangan (V)

a. Metode Kuadrat Terkecil

No. 𝑥 𝑦 𝑥2 𝑦2 𝑥𝑦

1. 10 0,27 × 103 100 72900 2700

2. 20 0,42 × 103 400 176400 8400


3. 30 0,56 × 103 900 313600 16800

4. 40 0,68 × 103 1600 462400 27200

5. 50 0,79 × 103 2500 624100 39500

6. 60 0,89 × 103 3600 792100 53400

7. 70 0,98 × 103 4900 960400 68600

8. 80 1,05 × 103 6400 1102500 10500

Σ 360 4695 20400 4504400 207100

Σ2 129600 22043025 416160000 20289619360000 42890410000

𝟏 ∑ 𝒙𝟐 (∑ 𝒚)𝟐 − 𝟐 ∑ 𝒙 (∑ 𝒚)(∑ 𝒙𝒚) + 𝒏(∑ 𝒙𝒚)𝟐


𝑺𝒚 = √ [∑ 𝒚𝟐 − ] 𝑺𝒚
𝟖−𝟐 𝒏(∑ 𝒙𝟐 ) − (∑ 𝒙)𝟐

𝟏 𝟐𝟎𝟒𝟎𝟎 ∙ 𝟐𝟐𝟎𝟒𝟑𝟎𝟐𝟓 − 𝟐 ∙ 𝟑𝟔𝟎 ∙ 𝟒𝟔𝟗𝟓 ∙ 𝟐𝟎𝟕𝟏𝟎𝟎 + 𝟒𝟐𝟖𝟗𝟎𝟒𝟏𝟎𝟎𝟎𝟎


= √ [𝟒𝟓𝟎𝟒𝟒𝟎𝟎 − ]
𝟖−𝟐 𝟖 ∙ 𝟐𝟎𝟒𝟎𝟎 − 𝟒𝟏𝟔𝟏𝟔𝟎𝟎𝟎𝟎

𝟏 𝟖𝟎𝟖𝟓𝟕𝟑𝟕𝟐𝟔𝟔𝟎𝟎
𝑺𝒚 = √ [𝟒𝟓𝟎𝟒𝟒𝟎𝟎 − ]
𝟔 −𝟒𝟏𝟓𝟗𝟗𝟔𝟖𝟎𝟎

𝑺𝒚 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟒𝟓𝟎𝟔𝟑𝟒𝟓

(∑ 𝑦) (∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑥𝑦)
𝑎̅ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

4695 ∙ 20400 − 360 ∙ 207100


𝑎̅ =
8 ∙ 20400 − 129600

95778000 − 74556000
𝑎̅ =
163200 − 129600

21222000
𝑎̅ =
33600

𝑎̅ = 0,0631,6070
∑ 𝑥2
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

20400
𝑆𝑎 = 𝟓𝟎𝟔𝟑𝟒𝟓, 𝟐𝟑𝟎𝟖𝟕√
8 ∙ 20400 − 20400

𝑆𝑎 = 72,335,0320

Ralat Relatif:

𝑆𝑎
𝑅𝑎 = | × 100%|
𝑎

72,335,0320
𝑅𝑎 = | × 100%|
0,0631,6070

𝑅𝑎 = 114,5% (4AP)

Jadi, nilai 𝑎 adalah (0,0631,6070 ± 0,00201438) dengan ralat relatif sebesar

114,5% (4AP)

𝑛 ∑(𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏̅ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
8 ∙ 207100 − 360 ∙ 4695
𝑏̅ =
8 ∙ 20400 − 20400
𝑏̅ = 0,105326060

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

8
𝑆𝑏 = 𝟒𝟓𝟎𝟔𝟑𝟒𝟓, 𝟐𝟑𝟎𝟖𝟕√
8 ∙ 20400 − 20400

𝑆𝑏 = 0,000560335
Ralat relatif:

𝑆𝑏
𝑅𝑏 = | × 100%|
𝑏

0,000560335
𝑅𝑏 = | × 100%|
0,105326060

𝑅𝑏 = 53,2% (3AP)

Jadi, nilai 𝑏 adalah (0,1053260606985 ± 0,000560335) dengan ralat relatif sebesar

53,2% (3AP)

b. Metode Grafik

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DENGAN


HAMBATAN
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

3.. Hubungan antara Daya (P) dan Tegangan (V)

no x y x² y² xy

1 10 370 100 139900 3700

2 20 940 400 883600 18800

3 30 1,59 900 2,5241 47,7


4 40 2,32 1600 5,3834 92,8

5 50 3,15 2500 9,9225 157,5

6 60 3,78 3600 14,2884 226,8

7 70 4,97 4900 24,7009 347,9

8 80 6,08 6400 36,9664 486,4

Σ 360 1.331 20400 1023593,7857 23859,1

Σ2 129600 1,771561 416160000 1,0477442E+11 569256652,81

a. Metode Kuadrat Terkecil

1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥 (∑ 𝑦)(∑ 𝑥𝑦) + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ [∑ 𝑦 2 − ]
8−2 𝑛(∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)2

1 360 ∙ 1.331 − 2 ∙ 360 ∙ 1.331 ∙ 23859,1 + 8(569256652,81)


𝑆𝑦 = √ [1.331 − ]
8−2 8 ∙ 20400 − 20400

1 479160 − 22864556880 + 4554053222,48


𝑆𝑦 = √ [1.331 − ]
6 142800

1 −18310024497,52
𝑆𝑦 = √ [1.331 − ]
6 142800

𝑆𝑦 = −228640458

(∑ 𝑦) (∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑥𝑦)
𝑎̅ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

1331 ∙ 20400 − 360 ∙ 23859,1


𝑎̅ =
8 ∙ 20400 − 20400

27152400 − 8589240
𝑎̅ =
163200 − 20400
18563160
𝑎̅ =
142800

𝑎̅ = 129,99411

∑ 𝑥2
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

20400
𝑆𝑎 = −228640458√
8 ∙ 20400 − 20400

𝑆𝑎 =0,003266292

Ralat Relatif:

𝑆𝑎
𝑅𝑎 = | × 100%|
𝑎

0,003266292
𝑅𝑎 = | × 100%|
129,99411

𝑅𝑎 = 25.1% (3AP)

Jadi, nilai 𝑎 adalah (129,99411 ± 0,003266292) dengan ralat relatif sebesar 25.1%
(3AP)

𝑛 ∑(𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏̅ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
8 ∙ 23859,1 − 360 ∙ 1.331
𝑏̅ =
8 ∙ 20400 − 20400
𝑏̅ = −2,01882

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
8
𝑆𝑏 = −228640458√
8 ∙ 20400 − 20400

𝑆𝑏 = −0,01280898,9

Ralat relatif:

𝑆𝑏
𝑅𝑏 = | × 100%|
𝑏

−1280898,9
𝑅𝑏 = | × 100%|
−2,01882

𝑅𝑏 = 63,5% (3AP)

Jadi, nilai 𝑏 adalah (−2,01882 ± 0,01280898,9) dengan ralat relatif sebesar 63,5%
(3AP)

c. Metode Grafik

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA DAYA (P)DENGAN


TEGANGAN (V)
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
G.PEMBAHASAN

Hukum ohm menyatakan bahwa kuat arus listrik akan berbanding lurus dengan
tegangan yang terpasang. Persamaan hukum ohm adalah V = I.R dimana v adalah
tegangan, I adalah kuat arus, dan R adalah hambatan. Jika penghantar di aliri arus listrik
maka terbentul tenaga listrik yang berubah menjadi energi panas. Sehingga, P = I.V
atau P = V2/R dengan P adalah besarnya tenaga dengan satuan P adalah watt atau
joule/secon.

Berdasarkan percobaan sesuai dengan menerapkan hukum ohm, maka di dapatkan


rangkaian listrik dengan bagan 1 R/rv<ra/R dimana arus yang mengalir d susun secara
paralel dengan amperemeter, voltmeter serta lampu pijar di dapatkan hasil analisis
menggunakan metode kuadrat terkecil dengan melihat grafik hubungan kuat arus
terhadap tegangan lampu, tegangan terpasang, daya sesuai watak lampu pijar. di
dapatkan hasil hambatan (R) sebagai berikut :

R (ohm) 270 425 566 689 793 895 985 10262

Dari grafik hubungan antara kuat arus terhadap tegangan memperoleh nilai 𝑎
adalah (0,0966071 ± 0,00140854) dengan ralat relatif sebesar 1,43% (3AP) dan

nilai b adalah (−0,000835714 ± 0,0000217342) dengan ralat relatif sebesar 6,42%


(3AP). Grafik hubungan antara hambatan terhadap tegangan memeproleh nilai 𝑎
adalah (0,0631,6070 ± 0,00201438) dengan ralat relatif sebesar 114,5% (4AP) dan

nilai 𝑏 adalah (0,1053260606985 ± 0,000560335) dengan ralat relatif sebesar

53,2% (3AP). Grafik hubungan daya terhadap tegangan memperoleh nilai 𝑎adalah
(129,99411 ± 0,003266292) dengan ralat relatif sebesar 25.1% (3AP) dan nilai𝑏
adalah (−2,01882 ± 0,01280898,9) dengan ralat relatif sebesar 63,5% (3AP).

Dari grafik hubungan tegangan dengan arus listrik jika tegangan listrik semakin
tinggi, maka arus yang mengalir akan semakin besar. Dari grafik tegangan dengan dan
hambatan, jika hambatan besar maka tegangan juga besar. Dari grafik hubungan daya
dan tegangan, jika daya besar maka tegangan juga semakin besar.

Berdasarkan analisi menggunakan metode ralat mungkin di peroleh kesalahan


karena kurang teliti dalam memasukkan nilai data. Dalam praktikum pengambilan data
juga berpengaruh sebagai penyebab terjadinya kesalahan dalam perhitungan ralat.
Sebaiknya dilakukan dengan teliti, hati-hati dalam melakukan praktikum dan membuat
analisis ralat.

H.KESIMPULAN

Pada praktikum ini dapat memahami tentang hukum Ohm yaitu jika nilai tegangan
besar, maka arus yang mengalir juga besar dan hambatan nya akan semakin kecil. Jika
hambatan yang besar maka arus yang mengalir dan tegangannya kecil. Sehingga, arus
yang mengalir pada suatu rangkaian akan berbanding lurus dengan tegangan dan
berbanding terbalik dengan hambatan.

Dapat mempraktekkan cara pengukuran tegangan dan arus pada lampu pijar
sesuai pedoman dalam percobaan praktikum dengan melihat voltmeter dan
amperemeter. Dengan meggunakan pedoman

jika (R/rV) < (ra/R), maka di pilih bagan 1

jika (R/rV) > (ra/R), maka di pilih bagan 2

Dapat memahami watak lampu pijar dimana lampu pijar memiliki hubungan
dengan arus yang mengalir, sehingga lampu pijar dapat menyala jika ada arus. Lampu
pijar akan menyala terang jika arus yang mengalir besar. Kemudian lampu yang bernyala
terang menyebabkan hambatan bertambah besar, daya yang di butuhkan juga besar.

Dengan praktikum ini dapat terampil menggunakan voltmeter,amperemeter, dan


regulator. Dengan alat-alat listrik tersebut percobaan lampu pijar sudah bisa di gunakn
dengan baik.
I. Daftar Pustaka.

Alit Paramartha, Ida Bagus. 2013. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II. Bali:
Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Udayana

Arthur,Beiser. 1995. Konsep Fisika Modern.Jakarta: Erlangga.

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Tipler, P.A.,1998. Fisika untuk Sains dan Teknik

Jilid I (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_pijar
Lampiran.

Anda mungkin juga menyukai