Disusun Oleh:
2. Calvin Irawan/210322607294
Offering :O
Kelompok : 1C
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2022
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini di harapkan :
1. Dapat memahami Hukum Ohm
2. Dapat memperagakan rangkaian pengukuran arus dan tegangan suatu lampu pijar
3. Dapat mengkaji watak lampu pijar melalui interpretasi grafik hubungan antara:
B. DASAR TEORI
Arus Listrik adalah fenomena aliran muatan atau laju kuantitas aliran muatan
listrik. Muatan listrik yang mengalir dibawa oleh elektron yang bergerak dalam sebuah
konduktor seperti kawat, pada elektrolit muatan listrik yang bergerak dibawa oleh ion.
Rumus nya sebagai berikut : I=Q/t
Q = Muatan (Coulumb)
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Maka hukum ohm
berlaku pada pratikum ini dengan rumus sebagai berikut : R=I/V
Keterangan: R = Hambatan(ohm) V = Tegangan(volt)
I = Kuat Arus(ampere)
Lampu pijar agar bisa menyala juga dibutuhkan laju hantaran energi dengan bantuan
kuat arus dan beda potensial. Maka daya juga masuk dalam pratikum ini dengan rumus
sebagai berikut : P=VI
Keterangan : P = Daya(watt) I = Kuat arus(ampere)
V = Tegangan(volt)
Dari dua hukum fisika diatas, yang pertama adalah hukum Ohm yang mengatakan
nilai arus adalah sama dengan tegangan per hambatan.Yang kedua adalah turunan dari
hukum Watt yang mengatakan daya adalah energi (joule) per detik,yang
diturunkan kedalam kelistrikan menjadi :
Daya = Watt = joule / detik = (joule /coulumb) x (coulumb / detik)
Penambahan coulumb dalam persamaan hukum watt tidak mempengaruhi hasil
persamaan, Namun dengan penambahan coulumb dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Daya = Watt = V x I. Sebab V = energi / muatan = joule / coulumb, dan I = muatan
/detik = coulumb / detik
1.Voltmeter AC
3.Amperemeter AC
4.Variak(transformator variable)
5.kabel kabeh
3 4
1 4
2
V
Sumber AC L
Transformator 5
1. Buatlah rangkaian seperti rangkaian diatas.ukur beda tegangan pada lampu pijar
dengan memasang voltmeter (V) secara paralel terhadap lampu. Atur variak
transformator sehingga voltmeter menunjukkan angka 25 volt.Lalu ukur kuat arus
yang melalui lampu pijar dengan melepas ujung-ujung voltmeter dari nomer 2 dan
5, lepas juga kabel-kabel yang menghubungkan nomer 1 dan 2 dan pasang ujung-
ujung amperemeter (nomer 3 dan nomer 4) ke nomer 1 dan 2.
2. Ulangi percobaan sebelumnya dengan V= 50 volt dan 75 volt untuk ketiga lampu
pijar yang ada
3. Pasang bagan I, lakukan kegiatan 1 dan 2, catat voltmeter dan ampremeter yang
muncul
4. Dari data pada langkah 1, 2, dan 3 di atas, pilih bagan yang sesuai berdasarkan
persamaan di titik nomer 5.Jika ada perbedaan antara (R/rV) dan (ra/R)apa yang
mempengaruh, begitu juga sebaliknya
5. Aturlah variak sehingga voltmeter menunjukkan angka 10 volt, Catat besar tegangan
dan kuat arus yang muncul sebagai Vo dan Io.
6. Ulangi langkah 1 di atas untuk berbagai tegangan dimulai dari 10 volt sampai 80
volt. Catat data yang didapat dan masukkan pada lembar pengamatan data.
Cara melakukan percobaan pemilihan watak lampu pijar:
A L A L
~ V V
Bagan I
1. Pasang bagan yang sudah sesuai pada prosedur sebelumnya untuk tiap lampu
2. Set varian untuk voltmeter menjadi 10 volt,Kemudian catat angka yang muncul di
amperemeter sebagai Vo dan Io
D. DATA PERCOBAAN
V (volt) 25 50 75
I (mA) 46 62 72
V’ (volt) 25 50 75
I’ (mA) 50 63 73
V’’ (volt) 25 50 75
I’’ (mA) 50 63 73
ra/R rerata 1
V(volt) 10 20 30 40 50 60 70 80
I(mA) 37 47 53 58 63 67 71 76
F.ANALISIS DATA
➢ Metode Analisis
Dalam percobaan Watak Lampu Pijar yang sudah kami lakukan , analisis
data yang digunakan adalah teori kuadrat terkecil dan ralat grafik. Sedangkan
untuk mencari nilai dari hambatan (R) dan daya (P) menggunkaan rumus sebagai
berikut :
𝑽
𝑹=
𝑰
Untuk mencari daya (P) menggunakan persamaan
𝑷 = 𝑰𝑽
𝑽 𝑰
(𝑹⁄𝒓𝒗) = ( − 𝟏)
𝑽′ 𝑰′
𝑽′′
𝑰′′
(𝑹𝒂 ⁄𝑹) =
(𝑽 − 𝑰) − (𝑽 − 𝑽′)
𝑰′
Untuk mencari ralat, dengan metode Kuadrat Terkecil maka dapat menggunakan
rumusan Konstansta 𝑎̅ merupakan titik perpotongan dengan sumbu y dinyatakan
dengan a :
𝒏 ∑(𝒙𝒚) ∑ 𝒙 ∑ 𝒚
̅=
𝒃
𝒏 ∑ 𝒙𝟐 − (∑ 𝒙)𝟐
∑ 𝒙𝟐 𝒏
𝑺𝒂 = 𝑺𝒚√𝒏 ∑ 𝒙𝟐 −(∑ 𝒙)𝟐 dan 𝑺𝒃 = 𝑺𝒚√𝒏 ∑ 𝒙𝟐 −(∑ 𝒙)𝟐
𝒔̅𝒂
̅=
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝒂 × 𝟏𝟎𝟎%
̅
𝒂
𝒔̅𝒃
̅=
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝒃 × 𝟏𝟎𝟎%
̅
𝒃
➢ Analisis Data
Pada tegangan 10 volt dan kuat arus Pada tegangan 20 volt dan kuat arus
37 × 10−3 A 47 × 10−3 A
𝑉 10 𝑉 20
𝑅= = 𝑅= =
𝐼 37 × 10−3 𝐼 47 × 10−3
= 270 Ω = 425 Ω
𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 = 10 ∙ 37 × 10−3 𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 = 20 ∙ 47 × 10−3
Pada tegangan 30 volt dan kuat arus Pada tegangan 40 volt dan kuat arus 58
53 × 10−3 A × 10−3 A
𝑉 30 𝑉 40
𝑅= = 𝑅= =
𝐼 53 × 10−3 𝐼 58 × 10−3
= 566 Ω = 689 Ω
𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 = 30 ∙ 53 × 10−3 𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 = 40 ∙ 58 × 10−3
Pada tegangan 50 volt dan kuat arus Pada tegangan 60 volt dan kuat arus 67
63 × 10−3 A × 10−3 A
𝑉 50 𝑉 60
𝑅= = 𝑅= =
𝐼 63 × 10−3 𝐼 67 × 10−3
= 793 Ω = 895 Ω
𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 = 50 ∙ 63 × 10−3 𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 = 60 ∙ 67 × 10−3
Pada tegangan 70 volt dan kuat arus Pada tegangan 80 volt dan kuat arus
71× 10−3 A 76× 10−3 A
𝑉 70 𝑉 80
𝑅= = 𝑅= =
𝐼 71 × 10−3 𝐼 76 × 10−3
= 985 Ω = 1062 Ω
𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 = 70 ∙ 71 × 10−3 𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 = 80 ∙ 76 × 10−3
No. 𝑥 𝑦 𝑥2 𝑦2 𝑥𝑦
𝑆𝑦
1 894,4136
𝑆𝑦 = √ [0,015774 − ]
6 33600
1
𝑆𝑦 = √ [0,015774 − 0,0266195]
6
𝑆𝑦 = 0,00180758
9628,8 − 6382,8
𝑎̅ =
163200 − 129600
3246
𝑎̅ =
33600
𝑎̅ = 0,0966071
∑ 𝑥2
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
20400
𝑆𝑎 = 0,00180758√
8 ∙ 20400 − 129600
𝑆𝑎 = 0,00140854
RALAT RELATIF
𝑆𝑎
𝑅𝑎 = | × 100%|
𝑎
0,00140854
𝑅𝑎 = | × 100%|
0,0966071
𝑅𝑎 = 1,43% (3AP)
Jadi, nilai 𝑎 adalah (0,0966071 ± 0,00140854) dengan ralat relatif sebesar 1,43%
(3AP)
𝑛 ∑(𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏̅ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
𝑏̅ = −0,000835714
𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
8
𝑆𝑏 = 0,00140854√
8 ∙ 20400 − 129600
𝑆𝑏 = 0,0000217342
RALAT RELATIF
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = | × 100%|
𝑏
0,0000217342
𝑅𝑏 = | × 100%|
−0,000835714
𝑅𝑏 = 6,42% (3AP)
6,42% (3AP)
c. Metode Grafik
No. 𝑥 𝑦 𝑥2 𝑦2 𝑥𝑦
𝟏 𝟖𝟎𝟖𝟓𝟕𝟑𝟕𝟐𝟔𝟔𝟎𝟎
𝑺𝒚 = √ [𝟒𝟓𝟎𝟒𝟒𝟎𝟎 − ]
𝟔 −𝟒𝟏𝟓𝟗𝟗𝟔𝟖𝟎𝟎
𝑺𝒚 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟒𝟓𝟎𝟔𝟑𝟒𝟓
(∑ 𝑦) (∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑥𝑦)
𝑎̅ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
95778000 − 74556000
𝑎̅ =
163200 − 129600
21222000
𝑎̅ =
33600
𝑎̅ = 0,0631,6070
∑ 𝑥2
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
20400
𝑆𝑎 = 𝟓𝟎𝟔𝟑𝟒𝟓, 𝟐𝟑𝟎𝟖𝟕√
8 ∙ 20400 − 20400
𝑆𝑎 = 72,335,0320
Ralat Relatif:
𝑆𝑎
𝑅𝑎 = | × 100%|
𝑎
72,335,0320
𝑅𝑎 = | × 100%|
0,0631,6070
𝑅𝑎 = 114,5% (4AP)
114,5% (4AP)
𝑛 ∑(𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏̅ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
8 ∙ 207100 − 360 ∙ 4695
𝑏̅ =
8 ∙ 20400 − 20400
𝑏̅ = 0,105326060
𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
8
𝑆𝑏 = 𝟒𝟓𝟎𝟔𝟑𝟒𝟓, 𝟐𝟑𝟎𝟖𝟕√
8 ∙ 20400 − 20400
𝑆𝑏 = 0,000560335
Ralat relatif:
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = | × 100%|
𝑏
0,000560335
𝑅𝑏 = | × 100%|
0,105326060
𝑅𝑏 = 53,2% (3AP)
53,2% (3AP)
b. Metode Grafik
no x y x² y² xy
1 −18310024497,52
𝑆𝑦 = √ [1.331 − ]
6 142800
𝑆𝑦 = −228640458
(∑ 𝑦) (∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑥𝑦)
𝑎̅ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
27152400 − 8589240
𝑎̅ =
163200 − 20400
18563160
𝑎̅ =
142800
𝑎̅ = 129,99411
∑ 𝑥2
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
20400
𝑆𝑎 = −228640458√
8 ∙ 20400 − 20400
𝑆𝑎 =0,003266292
Ralat Relatif:
𝑆𝑎
𝑅𝑎 = | × 100%|
𝑎
0,003266292
𝑅𝑎 = | × 100%|
129,99411
𝑅𝑎 = 25.1% (3AP)
Jadi, nilai 𝑎 adalah (129,99411 ± 0,003266292) dengan ralat relatif sebesar 25.1%
(3AP)
𝑛 ∑(𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏̅ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
8 ∙ 23859,1 − 360 ∙ 1.331
𝑏̅ =
8 ∙ 20400 − 20400
𝑏̅ = −2,01882
𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
8
𝑆𝑏 = −228640458√
8 ∙ 20400 − 20400
𝑆𝑏 = −0,01280898,9
Ralat relatif:
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = | × 100%|
𝑏
−1280898,9
𝑅𝑏 = | × 100%|
−2,01882
𝑅𝑏 = 63,5% (3AP)
Jadi, nilai 𝑏 adalah (−2,01882 ± 0,01280898,9) dengan ralat relatif sebesar 63,5%
(3AP)
c. Metode Grafik
Hukum ohm menyatakan bahwa kuat arus listrik akan berbanding lurus dengan
tegangan yang terpasang. Persamaan hukum ohm adalah V = I.R dimana v adalah
tegangan, I adalah kuat arus, dan R adalah hambatan. Jika penghantar di aliri arus listrik
maka terbentul tenaga listrik yang berubah menjadi energi panas. Sehingga, P = I.V
atau P = V2/R dengan P adalah besarnya tenaga dengan satuan P adalah watt atau
joule/secon.
Dari grafik hubungan antara kuat arus terhadap tegangan memperoleh nilai 𝑎
adalah (0,0966071 ± 0,00140854) dengan ralat relatif sebesar 1,43% (3AP) dan
53,2% (3AP). Grafik hubungan daya terhadap tegangan memperoleh nilai 𝑎adalah
(129,99411 ± 0,003266292) dengan ralat relatif sebesar 25.1% (3AP) dan nilai𝑏
adalah (−2,01882 ± 0,01280898,9) dengan ralat relatif sebesar 63,5% (3AP).
Dari grafik hubungan tegangan dengan arus listrik jika tegangan listrik semakin
tinggi, maka arus yang mengalir akan semakin besar. Dari grafik tegangan dengan dan
hambatan, jika hambatan besar maka tegangan juga besar. Dari grafik hubungan daya
dan tegangan, jika daya besar maka tegangan juga semakin besar.
H.KESIMPULAN
Pada praktikum ini dapat memahami tentang hukum Ohm yaitu jika nilai tegangan
besar, maka arus yang mengalir juga besar dan hambatan nya akan semakin kecil. Jika
hambatan yang besar maka arus yang mengalir dan tegangannya kecil. Sehingga, arus
yang mengalir pada suatu rangkaian akan berbanding lurus dengan tegangan dan
berbanding terbalik dengan hambatan.
Dapat mempraktekkan cara pengukuran tegangan dan arus pada lampu pijar
sesuai pedoman dalam percobaan praktikum dengan melihat voltmeter dan
amperemeter. Dengan meggunakan pedoman
Dapat memahami watak lampu pijar dimana lampu pijar memiliki hubungan
dengan arus yang mengalir, sehingga lampu pijar dapat menyala jika ada arus. Lampu
pijar akan menyala terang jika arus yang mengalir besar. Kemudian lampu yang bernyala
terang menyebabkan hambatan bertambah besar, daya yang di butuhkan juga besar.
Alit Paramartha, Ida Bagus. 2013. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II. Bali:
Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Udayana
http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_pijar
Lampiran.