Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA OPERATIONAL AMPLIFIER

MENGGUNAKAN APLIKASI ELECTRONICS WORKBENCHS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pratikum Elektronika

Yang dibimbing oleh Drs. Edi Supriana, M.Si , H

Disusun oleh :

Nama :Calvin Irawan


NIM :210322607294
Offering :O
Kelompo:1/Ganjil

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

APRIL 2022
PRATIKUM KE-4 PERCOBAAN OPERATIONAL AMPLIFIER

A. TUJUAN
Tujuan pratikum ini diharapkan:

1. Mempelajari Op-Amp sebagai penguat inverting,non inverting dan


penyangga
2. Mempelajari Op-Amp sebagai penguat jumlah
3. Mempelajari Op-Amp sebagai differensiator
4. Mempelajari Op-Amp sebagai Integrator
5. Mempelajari Op-Amp sebagai osilator menggunakan jembatan wien
B. DASAR TEORI
Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah
salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik.
Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor
yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk
menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas.
Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga
dengan Penguat Operasional.
Op-Amp umumnya dikemas dalam bentuk IC, sebuah IC Op-Amp dapat
terdiri dari hanya 1 (satu) rangkaian Op-Amp atau bisa juga terdiri dari beberapa
rangkaian Op-Amp. Jumlah rangkaian Op-Amp dalam satu kemasan IC dapat
dibedakan menjadi Single Op-Amp, dual Op-Amp dan Quad Op-Amp. Ada juga
IC yang didalamnya terdapat rangkaian Op-Amp disamping rangkaian utama
lainnya.
Sebuah rangkaian Op-Amp memiliki dua input (masukan) yaitu satu Input
Inverting dan satu Input Non-inverting serta memiliki satu Output (keluaran).
Sebuah Op-Amp juga memiliki dua koneksi catu daya yaitu satu untuk catu daya
positif dan satu lagi untuk catu daya negatif. Bentuk Simbol Op-Amp adalah
Segitiga dengan garis-garis Input, Output dan Catu dayanya seperti pada gambar
dibawah ini. Salah satu tipe IC Op-Amp yang populer adalah IC741.
ALAT BAHAN DAN DESIGN
OPERATIONAL AMPLIFIER
a) Alat
 Op-Amp
 Resistor 10K,100K,5K,1K
 Kapasitor 0,1µF, 1µF
 AFG(Function Generator)
 Osiloskop
 Power Supply bipolar
b) Design

Sinyal output Op-Amp sebagai penguat inverting

Sinyal Output Op-Amp sebagai penguat non inverting


Sinyal Output Op-Amp sebagai penyangga (buffer)

Sinyal Output Op-Amp sebagai penguat jumlah

Sinyal Output Op-Amp sebagai Differensiator

Sinyal Output Op-Amp sebagai Integrator

Sinyal Output Osilator


2) PROSEDUR PERCOBAAN
OPERATIONAL AMPLIFIER

1. Menyusun alat-alat sesuai dengan skema rangkaian percobaan


operational amplifier seperti pada gambar
3) KAJIAN DATA
TABEL DATA OPERATIONAL AMPLIFIER SEBAGAI PENGUAT
INVERTING

No. VI (mV) Vo (mV)


1 0,7071 7,07
2 1,414 14,14
3 2,121 21,21
4 2,828 28,28
5 3,535 35,35
6 4,242 42,42
7 4,949 49,49
8 5,657 56,56
9 6,364 63,63
10 7,071 70,7

TABEL DATA OPERATIONAL AMPLIFIER SEBAGAI PENGUAT


NON-INVERTING

No. VI (mV) Vo (mV)


1 0,7071 4,243
2 1,414 8,485
3 2,121 12,73
4 2,828 16,97
5 3,535 21,21
6 4,242 25,45
7 4,949 29,69
8 5,657 33,94
9 6,364 38,18
10 7,071 42,43
TABEL DATA OPERATIONAL AMPLIFIER SEBAGAI
PENYANGGA(BUFFER)

No. VI (mV) Vo (mV)


1 0,7071 0,7071
2 1,414 1,414
3 2,121 2,121
4 2,828 2,828
5 3,536 3,536
6 4,243 4,243
7 4,951 4,951
8 5,658 5,658
9 6,365 6,365
10 7,072 7,072

TABEL DATA OPERATIONAL AMPLIFIER SEBAGAI


DIFFERENSIATOR

No R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) Vi (V) Vo (V)

1. 1k X X 0,707 3,535
2. 1k 1k X 0,707 7,072
3. 1k 1k 1k 0,707 10,61

BENTUK SINYAL INPUT

BENTUK SINYAL OUTPUT


OPERATIONAL AMPLIFIER SEBAGAI INTEGRATOR
BENTUK SINYAL INPUT

BENTUK SINYAL OUTPUT

OPERATIONAL AMPLIFIER SEBAGAI OSILATOR


BENTUK SINYAL KELUARAN SAAT R4=5K OHM

BENTUK SINYAL KELUARAN OUTPUT SAAT R4 MENDEKATI 5K


OHM
BENTUK SINYAL OUTPUT SAAT NILAI R4 SANGAT KECIL
DIBANDINGKAN HAMBATAN LAIN NYA YAITU 1K OHM

4) ANALISIS DATA

OPERATIONAL AMPLIFIER SEBAGAI PENGUAT INVERTING


Penguat inverting adalah rangkaian yang memperkuat isyarat masuk
serta membalikkan pola sinyal yang masuk.Dari data sinyal input-output
didapatkan bahwa sinyal diperbesar dengan faktor 9,99 ≈ 10. Dikarenakan
pengukuran menggunakan Voltmeter AC sehingga tidak tampak bahwa pola
sinyal keluaran dibalik. Namun, saat diperhatikan menggunakan osiloskop
didapatkan gambar sinyal input sebagai berikut:
Dan sinyal output sebagai berikut:

Jika kedua sinyal disandingkan bersamaan maka jelas terlihat perbedaan


fase antara sinyal input dengan outputnya seperti pada gambar berikut:
dapat diketahui jelas bahwa nilai penguatan
tegangan adalah dengan factor -9,99.Penguatan
dapat terjadi dikarenakan hambatan 10k dan 1k.
𝑅𝑅
menurut rumus, besarnya penguatan adalah= − 2
=-10.Dengan begitu didapatkan ralat R=0,001 atau
senilai 1%

OPERATIONAL AMPLIFIER SEBAGAI PENGUAT NON-


INVERTING
Penguat non-inverting adalah rangkaian yang memperkuat sinyal input
namun tidak merubah fase atau pola sinyal inputnya.Dari data sinyal input-
output didapatkan bahwa faktor penguatan dari rangkaian a d a l a h 5,995 ≈ 6
dikarenakan pengukuran besar tegangan menggunakan voltmeter AC
tidak dapat diketahui apakah sinyal keluaran dibalik atau tidak. Namun, dapat
dilihat menggunakan osiloskop. Bentuk sinyal masukan dari penguat non-
inverting adalah sebagai berikut:
Sinyal output sebagai berikut:

Jika kedua sinyal disandingkan maka dapat terlihat bahwa sinyal input
dan output sefase seperti gambar berikut:
Dengan demikian dapat disimpulkan faktor
penguatan tegangan inverting adalah sefase dan bernilai
5,995.Penguatan dapat terjadi karenakan hambatan 5k
dan 1k. Dengan memasukan nilai 5k sebagai R2 dan 1k
sebagai R1 maka besar factor penguatnya adalah
6.Dengan demikian dari percobaan yang dilakukan,
besar ralatnya adalah R = 0,005 atau 0,083%

OPERATIONAL AMPLIFIER SEBAGAI PENYANGGA(BUFFER)


Operational-Amplifier sebagai penyangga memiliki arti bahwa nilai
input dan output identik dan tidak terdapat perbedaan baik secara nilai
tegangan maupun grafik. Dari data-data sinyal input-output didapatkan bahwa
faktor penguatan dari rangkaian adalah 1(berasal dari grafik gradien gambar)
dengan fase yang sama juga seperti gambar berikut

OPERATIONAL AMPLIFIER SEBAGAI PENGUAT JUMLAH

Penguat jumlah memanfaatkan lebih dari satu hambatan yang dipasang


secara paralel. Dengan demikian nilai tegangan dapat divariasikan dengan
berubahnya nilai hambatan pengganti dari rangkaian parallel tersebut.
Rangkaian penguat jumlah mengikuti prinsip yang sama dengan penguat
inverting.Dari data yang sudah didapatkan, Saat saklar 1 dihidupkan nilai
penguatan nya adalah 5 dan saat saklar 1 dan 2 dinyalakan nilai nya 10.Lalu
saat saklar 1,2 dan 3 dinyalakan didapatkan nilai penguatan nya sebesar
15.Nilai factor penguat jumlah adalah negative dikarenakan perbedaan fase
seperti pada gambar

sinyal input output saat saklar 1


dihidupkan atau dinyalakan

sinyal input output saat saklar 1


dan 2 dihidupkan atau dinyalakan

sinyal input output saat saklar


1,2,dan 3 dihidupkan atau
dinyalakan
Dari percobaan ini disimpulkan penguatan op-amp disebabkan oleh
hambatan yang dipasangkan padanya. Saat nilai hambatan yang dipasang
secara paralel ditambah, nilai penguatannya juga bertambah.

OPERATIONAL AMPLIFIER SEBAGAI DIFFERENSIATOR

Pada operational-amplifier sebagai differensiator fungsi dari sinyal


outputnya adalah fungsi turunan dari sinyal inputnya yang dibalik terhadap
sumbu y. Pada percobaan yang dilakukan sinyal input berbentuk kotak dimana
saat interval naik nilai gradiennya adalah tak terhingga, dan saat diam atau
stasioner hingga nilai gradiennya saat interval stasioner adalah nol, sehingga
didapatkan grafik diatas

OPERATIONAL AMPLIFIER SEBAGAI INTEGRATOR

Pada operational-amplifier sebagai integrator fungsi sinyal outputnya


merupakan integral dari fungsi inputnya.Pada percobaan yang dilakukan
fungsi sinyal inputnya adalah kotak-kotak. Saat interval masukan
menghasilkan Vi = a (konstanta) maka integral dari fungsi tegangannya adalah
𝑉𝑉𝑜 = 𝑎𝑎 × 𝑡𝑡 yang merupakan fungsi linear dan saat interval masukan
menghasilkan Vi = -a (konstanta) maka integral dari fungsi tegangannya
adalah 𝑉𝑜𝑜 = −𝑎𝑎 × 𝑡𝑡 yang juga merupakan fungsi linear. Jadi nilai tegangan
outputnya adalah linear selang seling seperti gerigi yang di gambar diatas.

OPERATIONAL AMPLIFIER SEBAGAI OSILATOR


Pada gambar diatas menunjukkan rangkaian Jembatan Wien yang
digunakkan dalam percobaan ini.Dari gambar yang muncul pada osiloskop
dapat diketahui periode satu gelombang output adalah:
Berikut periode satu gelombang
osilator.
Pada gambar dapat diketahui bahwa periode gelombang kurang lebih
mendekati 600 μs dengan data yang didapat maka didapatkan data frekuensi
1,6 dengan rumus 1/P dengan kata lain 1;600=1,6

Anda mungkin juga menyukai