Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA NUKLIR
SEMESTER 4, TAHUN AKADEMIK 2017/2018
PRAKTIKUM EN-04
RANGKAIAN PRE AMPLIFIER DAN OPERATIONAL AMPLIFIER
ASISTEN PENGAMPU : WIESNU ARDY (15/379098/TK/43040)

TANGGAL PRAKTIKUM : 13 APRIL 2018


KELOMPOK PRAKTIKUM : 3
OLEH : ADITYA RAHMAT H. NIM:
16/400243/TK/45257
PARTNER : AGNA GIGIH P. NIM: 16/400244/TK/45258
PARTNER : AKHMAD SUMARNO NIM: 16/400245/TK/45259

LABORATORIUM SENSOR DAN SISTEM TELEKONTROL


DEPARTEMEN TEKNIK NUKLIR DAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018
RANGKAIAN PRE AMPLIFIER DAN OPERATIONAL AMPLIFIER

4.1 TUJUAN

1. Memahami fungsi Pre-Amplifier dan Amplifier


2. Memahami input/output rangkaian Pre-Amplifier dan Amplifier
3. Mengerti cara merangkai rangkaian Pre-Amplifier dan Amplifier

4.2 LANGKAH KERJA


4.2.1 Pre-Amp
1. Persiapkan alat dan komponen sesuai tuntutan praktikum.
2. Susun rangkaian seperti gambar
3. Jika rangkaian sudah terpasang dengan benar, hubungkan Vcc dan Gnd pada catu daya.
4. Hubungkan Vin pada kanal 1 dan Vout pada kanal 2 osiloskop.
5. Atur function generator sangat kecil.
6. Hidupkan catu daya.
7. Bandingkan dan amati sinyal masukan dan sinyal keluaran pada osiloskop.
8. Hitung frekuensi dan Vp-p sinyal masukan dan sinyal keluaran pada osiloskop.
9. Gambar sinyal tersebut.

4.2.2 Pre-Amp dengan Op-Amp


1. Persiapkan alat dan komponen sesuai tuntutan praktikum.
2. Susun rangkaian seperti Gambar pada PCB dan sambungkan dengan melelehkan timah
menggunakan solder. (dalam hal ini sudah menggunakan project board)
3. Hubungkan +Vcc pada 12 V dan -Vcc pada -12 V yang ada pada catu daya.
4. Hubungkan masukan pada kanal 1 dan Vout pada kanal 2 osiloskop.
5. Atur function generator sangat kecil.
6. Hidupkan catu daya.
7. Bandingkan dan amati sinyal masukan dan sinyal keluaran pada osiloskop.
8. Htung freskuensi dan Vp-p sinyak masukan dan sinyal keluaran pada osiloskop.
9. Gambar sinyal tersebut.

4.2.3 Inverting Op-Amp


1. Persiapkan alat dan komponen sesuati tuntutan praktikum.
2. Susun rangkaian seperti Gambar pada PCB dan sambungkan dengan melelehkan timah
menggunakan solder.
3. Hubungkan +Vcc pada 12 V dan -Vcc pada -12 V yang ada pada catu daya.
4. Hubungkan masukan pada kanal 1 dan Vout pada kanal 2 osiloskop.
5. Hidupkan catu daya.
6. Bandingkan dan amati sinyal masukan dan sinyal keluaran pada osiloskop.
7. Hitung Vp-p sinyal masukan dan sinyal keluaran pada osiloskop.
8. Variasikan R1 dan R2.
9. Catat hasil pada table dan bandingkan dengan hasil perhitungan.

4.2.3 Non-Inverting Op-Amp


1. Persiapkan alat dan komponen sesuati tuntutan praktikum.
2. Susun rangkaian seperti Gambar pada PCB dan sambungkan dengan melelhkan timah
menggunakan solder.
3. Hubungkan +Vcc pada 12 V dan -Vcc pada -12 V yang ada pada catu daya.
4. Hubungkan masukan kanal 1 dan Vout pada kanal 2 osiloskop
5. Hubungkan catu daya.
6. Bandingkan dan amati sinyal masukan dan sinyal keluaran pada osiloskop.
7. Hitung Vp-p sinyal masukan dan sinyal keluaran pada osiloskop.
8. Variasikan R1 dan R2.
9. Catat hasil pada table dan bandingkan dengan hasil perhitungan.

4.3 SKEMA ALAT


4.3.1 Pre-Amp

Gambar 4.1 Rangkaian Pre-Amp Berbasis Resistor

Pada rangkaian Pre-Amp ini sinyal masukan diperkuat secara lemah untuk
mempersiapkan sinyal inpuut dan diperkuat oleh Op-Amp.

4.3.2 Pre-Amp dengan Op-Amp


Gambar 4.2 Rangkaian Pre-Amp Berbasis Op-Amp

Praktikum kali ini menggunakan Op-Amp LM741C yang dengan gain sebesar 20V/mV
berdasarkan data sheet, maka:

Vout = 20V/mV x Vin

4.3.3 Inverting Op-Amp

Gambar 4.3 Rangkaian Op-Amp Pembalik (Inverting)

Tegangan keluaran dari rangkaian Inverting Op-Amp:


Vout = (-R2/R1) x Vin
= Av x Vin

4.3.4 Non-Inverting Op-Amp


Gambar 4.4 Rangkaian Op-Amp Tak Pembalik (Non-Inverting)

Tegangan keluaran rangkaian:

Vout = ((R1+R2)/R1) x Vin


Av = (R1+R2)/R1

4.4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.4.1 Hasil
4.4.1 Pre-Amp

Gambar 4.5 Tampilan Input Osiloskop Rangkaian Pre-Amp

Gambar 4.6 Tampilan Output Osiloskop pada Rangkaian Pre-Amp

Berdasarkan pembacaan osiloskop dengan settingan osiloskop Time/Div 10mS,


dari sinyal input Vpp in = +3.5V diperbesar menjadi Vpp out = -3.5.

4.4.2 Pre-Amp dengan Op-Amp


Gambar 4.7 Tampilan Input Osiloskop pada Rangkaian
Pre-Amp dengan Op-Amp

Gambar 4.8 Tampilan Output Osiloskop pada Rangkaian


Pre-Amp dengan Op-Amp

Berdasarkan pembacaan osiloskop, dari sinyal masukan dan keluaran sebesar


sekitar 4 – 5 V (Time/Div 10mS).

4.4.3 Inverting Op-Amp


a. R1 = 10KΩ dan R2 = 10KΩ

Gambar 4.9 Tampilan Osiloskop pada Rangkaian Inverting Op-Amp


dengan R1 = 10KΩ dan R2 = 10KΩ

Berdasarkan pembacaan osiloskop, dari sinyal masukan Vpp in = ±3.5V dan


tidak diamplifikasi secara signifikan menjadi Vpp out = ±3.5V. (gain = 1)
b. R1 = 2KΩ dan R2 = 10KΩ

Gambar 4.10 Tampilan Osiloskop pada Rangkaian Inverting Op-Amp


dengan R1 = 2KΩ dan R2 = 10KΩ

Berdasarkan pembacaan osiloskop, dari sinyal masukan Vpp in = ±3.5V dan


diamplifikasi menjadi Vpp out = ±5V. (gain = 1.43)

c. R1 = 1KΩ dan R2 = 10KΩ

Gambar 4.11 Tampilan Osiloskop pada Rangkaian Inverting Op-Amp


dengan R1 = 1KΩ dan R2 = 10KΩ

Berdasarkan pembacaan osiloskop, dari sinyal masukan Vpp in = ±3.5V dan


diamplifikasi menjadi Vpp out = ±4V. (gain = 1.14)

4.4.4 Non Inverting Op-Amp


a. R1 = 1KΩ dan R2 = 10KΩ
Gambar 4.12 Tampilan Osiloskop pada Rangkaian Non-Inverting Op-Amp
dengan R1 = 1KΩ dan R2 = 10KΩ

Berdasarkan pembacaan osiloskop, dari sinyal masukan Vpp in = ±3.5V dan


diamplifikasi menjadi Vpp out = ±3.5V. Tidak ada pembalikan nilai dari sinyal.

b. R1 = 10KΩ dan R2 = 10KΩ

Gambar 4.13 Tampilan Osiloskop pada Rangkaian Non-Inverting Op-Amp


dengan R1 = 10KΩ dan R2 = 10KΩ

Berdasarkan pembacaan osiloskop, dari sinyal masukan Vpp in = ±3.5V dan


diamplifikasi menjadi Vpp out = ±5V. Tidak ada pembalikan nilai dari sinyal. (gain =
1.43).

c. R1 = 1KΩ dan R2 = 2KΩ


Gambar 4.13 Tampilan Osiloskop pada Rangkaian Non-Inverting Op-Amp
dengan R1 = 1KΩ dan R2 = 2KΩ

Berdasarkan pembacaan osiloskop, dari sinyal masukan Vpp in = ±3.5V dan


diamplifikasi menjadi Vpp out = ±4V. Tidak ada pembalikan nilai dari sinyal. (gain =
1.14).

4.4.2 Pembahasan
Pada rangkaian pre-amp yang telah dirangkai oleh praktikan, melalui pembacaan
osiloskop settingan Time/Div 10mS, dari sinyal input V pp in = +3.5V diperbesar menjadi
Vpp out = -3.5V. Hubungan input/output dari praktikum ini sesuai dengan fungsi kerja dari
pre-amp dengan factor amplifikasi yang tidak terlalu besar dalam orde mV. Sehingga tidak
terlihat secara jelas pada osiloskop.
Op-Amp LM741C digunakan dalam praktikum Pre-Amp dengan Op-Amp, didapatkan
hasil output yang diperbesar namun tidak terlalu signifikan sehingga menghasilkan nilai
yang tidak terlalu berbeda dengan nilai input. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi Op-
Amp yang kurang baik atau kesalahan praktikan dalam merangkai rangkaian.
Op-Amp LM741C digunakan dalam praktikum Op-Amp Inverting. Resistor 1
divariasikan menjadi 10k, 2k dan 1k dengan Resistor 2 sebesar 10k. Dari pembacaan
osiloskop dan perhitungan dengan rumus, Didapatkan gain sebesar -1 saat Resistor 1
sebesar 10k dan gain sebesar -1.43 saat Resistor 1 sebesar 2k serta gain sebesar -1.14 saat
Resistor 1 sebesar 1k. Jika nilai gain tersebut dibandingkan dengan hasil teoritis maka
didapat perbedaan yang cukup signifikan walaupun besaran sinyal dibalik (inverted).
Op-Amp LM741C digunakan dalam praktikum Op-Amp Non Inverting. Dengan
Resistor 1 bernilai 1k dan Resistor 2 bernilai 10k. Dari pembacaan osiloskop dan
perhitungan dengan rumus, Didapatkan gain sebesar 1 saat Resistor bernilai 1k dan 10k
gain sebesar 1.43 saat Resistor 1 sebesar 10k dan 1k serta gain sebesar 1.14 saat Resistor
bernilai 1k dan 2k. . Jika nilai gain tersebut dibandingkan dengan hasil teoritis maka
didapat perbedaan yang cukup signifikan.

Data Sheet Op-Amp LM741 C:


Gambar 4.10 Data Sheet Op-Amp LM741C

4.5 KESIMPULAN
a. Pre-amplifier adalah sebuah instrumen elektronik yang mengolah sinyal elektronik sebelum
diteruskan ke amplifier. Fungsi pre-amplifier adalah melakukan proses pulse shaping dan
menguatkan sinyal dari low level yang tidak terdeteksi oleh amplifier menuju tingkatan base
line agar dapat dideteksi oleh amplifier. Operational Amplifier adalah komponen analog yang
digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika yang paling sering digunakan
sebagai rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada dasarnya penguat
ini terdiri dari penguat differensial dengan nilai gain yang sangat tinggi serta impedansi
masukan yang juga tinggi, penguat penyangga (buffer) dan pada bagian output terdiri dari
pengendali (driver) dengan nilai resistansi output yang sangat rendah. Op-Amp memiliki dua
jalur input, yaitu masukan terbalik V- (inverting) dan masukan tidak terbalik V+ (non-
inverting).
b. Praktikan dapat menganalisis dan mengetahui perngaruh input/output (gain) terhadap variasi
resistansi pada rangkaian pre-amplifier dan amplifier.
c. Praktikan telah memahami cara merangkai rangkaian Pre-Amp dan Amp serta mendesain
output dari Pre-Amp dan Op-Amp

4.6 SARAN
Selama proses praktikum berlangsung akan lebih bijaksana jika asisten mendampingi
sekaligus menjelaskan maksud, alasan, serta penerapan teori dalam praktikum EN-04. Karena
praktikum ini dinilai rumit dan membutuhkan ketelitian dalam merangkai 4 rangkaian yang
kompleks

4.8 DAFTAR PUSTAKA


[1] Texas Instrument. LM741 Operational Amplifier. www.ti.com/lit/ds/symlink/lm741.pdf.
[Diakses 10 April 2018]
[2] Claro L. H. dan Jose A. dos Santos, 2009, Effects Of Gamma Radiation On Commercial
Operational Amplifiers, Brazil, ISBN: 978-85-99141-03-8

Anda mungkin juga menyukai