Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

PENGUATAN INVERTING DAN NON-INVERTING

DISUSUN OLEH:
1. Rachel Emeralda Situmorang (41.18.0072)

2. Syahrial Dwi Apriya Series (41.18.0074)

3. Tugeri (41.18.0086)

KELAS: INSTRUMENTASI 3 C

PRODI INSTRUMENTASI
SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN
GEOFISIKA

TAHUN AJARAN 2019/2020


I. Tujuan Praktikum
• Taruna/i mampu menyusun rangkaian penguat op-amp pembalik dan tak-
membalik sederhana.
• Taruna/i mampu memahami pengoperasian dan karakteristik rangkaian
penguat op-amp pembalik dan tak-membalik sederhana.
II. Dasar Teori

Penguat operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu


rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal,
dengan beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan
dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol.
Dalam praktiknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang
besar serta impedansi keluaran yang kecil. Op-amp memiliki simbol seperti yang
terlihat pada gambar berikut.

Simbol Op-Amp

Secara garis besar, terdapat 4 pin utama dari Op-Amp, yaitu masukan
inverting (tanda minus), masukan noninverting (tanda plus), masukan tegangan
positif, masukan tegangan negatif dan pin keluaran. Di samping pin tersebut
terdapat satu pin untuk adjustment.

Penguat Inverting
Rangkaian untuk penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan
gambar berikut.

Rangkaian Penguat Inverting


Penguat ini memiliki ciri khusus yaitu sinyal keluaran memiliki beda fasa
sebesar 180o. Pada rangkaian penguat yang ideal memiliki syarat bahwa tegangan
masukan sama dengan 0 dan impedansi masukan tak terhingga.

Penguat Non-inverting,
Rangkaian untuk penguat non-inverting adalah seperti yang ditunjukkan
gambar berikut.

Rangkaian Penguat Non-Inverting

Penguat tersebut dinamakan penguat non-inverting karena masukan dari


penguat tersebut adalah masukan non-inverting dari Op Amp. Tidak seperti
penguat inverting, sinyal keluaran penguat jenis ini sefasa dengan sinyal
masukannya. Seperti pada rangkaian penguat inverting syarat ideal sebuah
penguat adalah tegangan masukan sama dengan 0 dan impedansi masukan tak
terhingga.

Rangkaian penguat inverting maupun non-inverting biasanya


menggunakan IC Op-Amp 741. Dengan memahami prinsip kerja dari rangkaian
ini, maka rangkaian pengembangan dari rangakaian Op-Amp ini seperti rangkaian
ADC (Analog to Digital Converter), DAC (Digital to Analog Converter),
Summing (penjumlahan) dan yang lainnya juga dapat dipahami. Berikut datasheet
dari IC 741:

IC 741
Prinsip kerja Operational Amplifier (Op-Amp) adalah dengan
membandingkan nilai kedua input (input inverting dan input non-inverting).
Intinya jika kedua input bernilai sama maka output Op-amp tidak ada atau sama
dengan Nol dan apabila terdapat perbedaan nilai input keduanya maka output Op-
amp akan memberikan tegangan output. Operasional amplifier merupakan bentuk
rangkaian terpadu yang terdiri dari perpaduan komponen-komponen elektronika,
seperti transistor, resistor dan kapasitor yang dibuat dalam bentuk chip IC (
Integrated Circuit). Op-Amp pada dasarnya merupakan sebuah blok komponen
yang sederhana, yang mempunyai dua masukkan dan satu keluaran. Op-Amp juga
merupakan sebuah penguat arus dengan gain (penguatan) tinggi, tetapi dengan
menggunakan kopling kapasitif yang tepat, Op-Amp dapat diaplikasikan pada
berbagai macam rangkaian penguat arus bolak balik.
.
III. Prosedur percobaan
1. dan Bahan
• Protoboard
• Kabel Jumper
• Resistor 10k, 200k, 2k
• IC op-amp µA741
• Potensiometer 20k
• Alat Multimeter
• Catu daya ± 9V atau ±15V DC

2. Percobaan 1
Penguat operasional pembalik (Inverting Op-Amp)
1. Susunlah rangkaian pembalik op-amp DC.
2. Gunakan catu daya simetris untuk vcc op-amp.
3. Buatlah rangkaian pengatur tegangan untuk memperoleh Vin
sebesar 0,1V DC dengan mengatur hambatan potensiu Rb.
4. Ukurlah tegangan keluaran.
5. Ulangi langkah 3-4 untuk tegangan input 0,3V, 0,5V, dan 1,5V.
6. Bandingkan polaritas tegangan input dan output.
7. Bandingkan output pengukuran dengan output hasil
pehitungan.
3. Percobaan 2
Penguat operasional tak membalik (Non Inverting Op-Amp)

1. Susunlah rangkaian pembalik op-amp DC.


2. Gunakan catu daya simetris untuk vcc op-amp.
3. Buatlah rangkaian pengatur tegangan untuk memperoleh
Vin sebesar 0,1V DC dengan mengatur hambatan potensiu
Rb.
4. Ukurlah tegangan keluaran.
5. Ulangi langkah 3-4 untuk tegangan input 0,3V, 0,5V, dan
1,5V.
6. Bandingkan polaritas tegangan input dan output.
7. Bandingkan output pengukuran dengan output hasil
pehitungan.
IV. HASIL PERCOBAAN

Data Hasil Pengukuran

• Rangkaian Inverting

Vin 0,1 V 0,3 V 0,5 V 1,5 V


Vout -2,05 V -5,86 V -7,51 V -7,51 V

• Rangkaian Non-Inverting

Vin 0,1 V 0,3 V 0,5 V 1,5 V


Vout +2,097 V +6,29 V +8,8 V +8,99 V
V. PENGOLAHAN DATA
• Rangkaian Inverting

𝑅𝑓
Vout = -𝑅𝑖𝑛 Vin

Vin 0,1 V 0,3 V 0,5 V 1,5 V


Vout -2 V -6V -10 V -30 V
• Rangkaian Inverting

𝑅𝑓
Vout = (𝑅𝑖𝑛 + 1) Vin

Vin 0,1 V 0,3 V 0,5 V 1,5 V


Vout +2.1 V +6,3 V +10,5V +31,5 V

VI. ANALISIS DATA

Rangkaian inverting akan menguatkan sinyal masukan dan sinyal


keluarannya akan memiliki fasa yang berbeda 1800 dengan sinyal masukannya.
Hal ini dapat dilihat pada hasil output bernilai negatif (-). Besar penguatannya
adalah 20 kali. Oleh karena itu, jika diberi tegangan masukan sebesar 0,1 volt
akan dihasilkan tegangan keluaran sebesar -2 volt. Hasil tegangan keluaran yang
diperoleh melalui pengukuran menunjukkan hasil sebesar -1,73 volt.
Rangkaian non-inverting akan menguatkan sinyal masukan dan sinyal
keluarannya akan memiliki fasa yang sama dengan sinyal masukannya. Hal ini
dapat dilihat pada hasil output bernilai positif (+). Besar penguatannya adalah 21
kali. Oleh karena itu, jika diberi tegangan masukan sebesar +0,1 volt akan
dihasilkan tegangan keluaran sebesar +2,1 volt. Hasil tegangan keluaran yang
diperoleh melalui osiloskop maupun perhitungan menggunakan rumus penguatan
memiliki perbedaan nilai. Nilai tegangan berdasarkan pengukuran adalah sebesar
+1,89 volt. Hal ini disebabkan karena pada saat pengukuran nilai Vin adalah nilai
hasil pembulatan sehingga kurangnya ketepatan pada nilai Vin.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
• Kesimpulan
Rangkaian penguat baik inverting maupun non-inverting dapat digunakan
untuk menguatkan sinyal masukan.
• Saran
Sebelum melakukan percobaan ini sebaiknya praktikan:
1. memahami konsep tentang penguat operational,
2. melakukan kalibrasi pada multimeter sebelum digunakan,
3. memahami kondisi alat dan komponen yang digunakan.

VIII. LAMPIRAN

Gambar 1. Inverting input 0,1V

Gambar 2. Inverting input 0,3V


Gambar 3. Inverting input 0,5V

Gambar 4. Inverting input 1,5V

Anda mungkin juga menyukai