Anda di halaman 1dari 9

Percobaan 21

Rangkaian Penguat Operasional


1.1Tujuan
2.1 Tujuan
1. Dapat menyusun rangkaian pada breadboard
2. Memahami penggunaan operational amplifier
3. Dapat menggunakan rangkaian-rangkaian standar operational amplifier pada
komputasi analog sederhana

2.2
1.2Persiapan
Persiapan
Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul op amp ini. Tugas pendahuluan pada
modul ini adalah menyusun lima buah rangkaian menggunakan IC op amp 741 pada
breadboard. Untuk mendukung pengerjaan tugas pendahuluan ini, siswa diharapkan telah
membaca “Petunjuk Umum Penggunaan BreadBoard” dan Appendix berjudul “Rating
Komponen”.
Peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan, seperti breadboard, IC, dan kabel
penghubung, akan disediakan dari lab dan dapat diambil di Laboratorium Dasar sehari
sebelum praktikum dimulai. Buat rangkaian di rumah dan bawa rangkaian ini pada saat
praktikum sebagai tugas pendahuluan sekaligus bahan praktikum.

Pengenalan Op Amp
Operational Amplifier, sering disingkat dengan sebutan Op Amp, merupakan komponen yang
penting dan banyak digunakan dalam rangkaian elektronik berdaya rendah (low power).
Istilah operational merujuk pada kegunaan op amp pada rangkaian elektronik yang
memberikan operasi aritmetik pada tegangan input (atau arus input) yang diberikan pada
rangkaian.
Op amp digambarkan secara skematik seperti pada Gambar 1-1.

Praktikum Rangkaian Elektrik II Laboratorium Dasar Teknik Elektro – ITERA


1
Gambar 1-1 Simbol penguat operasional
Gambar di atas menunjukkan dua input, output, dan koneksi catu daya pada op amp. Simbol
”-” menunjukkan inverting input dan ”+” menunjukkan non-inverting input. Koneksi ke catu
daya pada op amp tidak selalu digambarkan dalam diagram, namun harus dimasukkan
pada rangkaian yang sebenarnya.

IC Op Amp 741

Gambar 1-2 Konfigurasi pin IC Op amp 741


IC op amp yang digunakan pada percobaan ini ditunjukkan pada Gambar 1-2. Rangkaian
op amp ini dikemas dalam bentuk dual in-line package (DIP). DIP memiliki tanda bulatan
atau strip pada salah satu ujungnya untuk menandai arah yang benar dari rangkaian. Pada
bagian atas DIP biasanya tercetak nomor standar IC. Perhatikan bahwa penomoran pin
dilakukan berla-wanan arah jarum jam, dimulai dari bagian yang dekat dengan tanda
bulatan/strip.
Pada IC ini terdapat dua pin input, dua pin power supply, satu pin output, satu pin NC (no
connection), dan dua pin offset null. Pin offset null memungkinkan kita untuk melakukan
sedikit pengaturan terhadap arus internal di dalam IC untuk memaksa tegangan output
menjadi nol ketika kedua input bernilai nol. Pada percobaan kali ini kita tidak akan
menggunakan fitur offset null. Perhatikan bahwa tidak terdapat pin ”ground” pada op amp
ini, amp menerima referensi ground dari rangkaian dan komponen eksternal.
Meskipun pada IC yang digunakan pada eksperimen ini hanya berisi satu buah op amp,
terdapat banyak tipe IC lain yang memiliki dua atau lebih op amp dalam suatu kemasan DIP.

Praktikum Rangkaian Elektrik II Laboratorium Dasar Teknik Elektro – ITERA


2
IC op amp memiliki kelakukan yang sangat mirip dengan konsep op amp ideal pada analisis
rangkaian. Bagaimanapun, terdapat batasan-batasan penting yang perlu diperhatikan.
Pertama, tegangan maksimum power supply tidak boleh melebihi rating maksimum,
biasanya ±18V, karena akan merusak IC. Kedua, tegangan output dari IC op amp biasanya
satu atau dua volt lebih kecil dari tegangan power supply. Sebagai contoh, tegangan swing
output dari suatu op amp dengan tegangan supply 15 V adalah ±13V. Ketiga, arus output
dari sebagian besar op amp memiliki batas pada 30mA, yang berarti bahwa resistansi beban
yang ditambahkan pada output op amp harus cukup besar sehingga pada tegangan output
maksimum, arus output yang mengalir tidak melebihi batas arus maksimum.

Rangkaian Standar Op Amp


Berikut ini merupakan beberapa rangkaian standar op amp. Untuk penurunan
persamaannya dapat merujuk ke buku teks kuliah. Jika ingin mendesain rangkaian
sederhana, pilihlah resistor dalam range sekitar 1kΩ sampai 200kΩ.

Vout = Vin

Gambar 1-3 Rangkaian penyangga (voltage follower)

Vout = -(R2/R1)Vin
Gambar 1-4 Penguat Inverting

Vout = (1+R2/R1)Vin
Gambar 1-5 Penguat Noninverting

Praktikum Rangkaian Elektrik II Laboratorium Dasar Teknik Elektro – ITERA


3
Vout = (R2/R1)(Vin,2-Vin,1)
Gambar 1-6 Penguat Selisih

Praktikum Rangkaian Elektrik II Laboratorium Dasar Teknik Elektro – ITERA


4
1.3
2.3 Alat dan Komponen yang Digunakan
1. Power Supply DC (2 buah)
2. Generator Sinyal (1 buah)
3. Osiloskop (1 buah)
4. Kabel BNC – probe jepit (2 buah)
5. Kabel BNC – BNC (1 buah)
6. Kabel 4mm – 4mm (max. 5 buah)
7. Kabel 4mm – jepit buaya (max. 5 buah)
8. Multimeter Digital (2 buah)
9. Breadboard (1 buah)
10. Kabel jumper (1 meter)
11. IC Op Amp 741 (7 buah)
12. Kapasitor 1 nF (1 buah)
13. Resistor 1 kΩ (6 buah)
14. Resistor 1,1 kΩ (2 buah)
15. Resistor 2,2 kΩ (7 buah)
16. Resistor 3,3 kΩ (4 buah)

1.4
2.4 Tugas Pendahuluan
1. Rangkai keempat rangkaian seperti pada Gambar 1-7 di atas breadboard, bawa
pada saat praktikum.

Praktikum Rangkaian Elektrik II Laboratorium Dasar Teknik Elektro – ITERA


5
A. Rangkaian Penguat Non-Inverting

1) Susun rangkaian penguat operational amplifier seperti gambar diatas.


2) Pasang input tegangan DC dari power supply sebesar +12 V ke pin 7 dan -12 V
ke pin 4 LM741.
3) Sambungkan resistor 3300,2200,2200,2200 dan 3300 ohm secara seri dan
dihubungkan ke kutub +12 Volt dan -12 Volt (Titik akan diukur).
4) Untuk negatif OP AMP dipasangkan 1000 ohm ke ground dan ditambah 1000
ohm secara pararel ke titik tegangan output.
5) Siapkan multimeter atau voltmeter untuk mengukur tegangan input dan output.
6) Sambungkan kutub positif multimeter/voltmeter ke titik yang diukur dan negatif
multimeter/voltmeter ke titik ground.
7) Ukur tegangan input dan output titik A, catat nilai pengukuran tegangan output
dan input.
8) Ukur tegangan input dan output titik B, catat nilai pengukuran tegangan output
dan input.
9) Ukur tegangan input dan output titik C, catat nilai pengukuran tegangan output
dan input.
10) Ukur tegangan input dan output titik D, catat nilai pengukuran tegangan output
dan input.
11) Setelah dilakukan pengukuran tegangan persiapkan untuk sub-praktikum
selanjutnya.

B. Rangkaian Penguat Inverting

1) Perhatikan gambar rangkaian dan susun seperti gambar rangkaian diatas.


2) Pasang input tegangan DC dari power supply sebesar +12 V ke pin 7 dan -12 V
ke pin 4 LM741.
3) Sambungkan resistor 3300,1100, dan 2200 ohm secara seri dan dihubungkan ke
kutub +12 Volt dan -12 Volt (Titik akan diukur).
4) Hubungkan titik positif OP AMP ke ground.
5) Hubungkan titik negatif dengan 1000 ohm dan disambung secara pararel terhadap
2200 ohm yang terhubung ke output.
6) Siapkan multimeter atau voltmeter untuk mengukur tegangan input dan output.
7) Sambungkan kutub positif multimeter/voltmeter ke titik yang diukur dan negatif
multimeter/voltmeter ke titik ground.
8) Untuk pengukuran titik A dan B disambungkan ke resistor 1000 ohm (yang
tersambung ke titik negatif OP AMP)
9) Ukur tegangan input dan output titik A, catat nilai pengukuran tegangan output
dan input.
10) Ukur tegangan input dan output titik B, catat nilai pengukuran tegangan output
dan input.
11) Setelah dilakukan pengukuran tegangan persiapkan untuk sub-praktikum
selanjutnya.
C. Rangkaian Summer

1) Perhatikan gambar rangkaian sebelumnya yang sama dengan percobaan


sebelumnya.
2) Tambahkan resistor 1000 ohm yang terhubung secara seri dengan generator
sinyal menggunakan jenis sinyal sinusoidal ( resistor dan generator sinyal
dihubungkan disebelah kanan resistor 1000 ohm titik negatif).
3) Atur generator sinyal (sinusoidal) dengan frekuensi 500 Hz dan V = 4 Vpp.
4) Gunakan osiloskop untuk mencari nilai tegangan input dan output.
5) Pastikan settingan menggunakan DC coupling
6) Lakukan pengukuran osiloskop dengan memasan probe A ke titik input A dan
probe ke titik output. Perhatikan bentuk gelombang di osiloskop bagaimana
bentuknya lalu ukur amplitude masing-masing gelombang untuk mendapat nilai
tegangan. (Catat pengukuran dan bentuk gelombang).
7) Lakukan pengukuran osiloskop dengan memasan probe A ke titik input B dan
probe ke titik output. Perhatikan bentuk gelombang di osiloskop bagaimana
bentuknya lalu ukur amplitude masing-masing gelombang untuk mendapat nilai
tegangan. (Catat pengukuran dan bentuk gelombang).
8) Setelah dilakukan pengukuran tegangan persiapkan untuk sub-praktikum
selanjutnya.
D. Rangkaian Integrator

1) Perhatikan gambar rangkaian yang diatas dan susun seperti rangkaian tersebut.
2) Pasang input tegangan DC dari power supply sebesar +12 V ke pin 7 dan -12 V
ke pin 4 LM741.
3) Hubungkan negatif OP AMP dengan resistor 1000 ohm dan input gelombang
sinyal kotak secara seri.
4) Hubungkan positif OP AMP ke ground.
5) Pasang kapasitor secara pararel pada titik negatif OP AMP dan output.
6) Setting input gelombang kotak dengan frekuensi 1000 Hz, lalu setting voltage low
-1 V dan setting voltage high 1 V (2 Vpp).
7) Gunakan osiloskop untuk melakukan pengukuran dan analisa.
8) Lakukan pengukuran osiloskop dengan memasan probe A ke titik input A dan
probe ke titik output. Perhatikan bentuk gelombang di osiloskop bagaimana
bentuknya lalu ukur amplitude masing-masing gelombang untuk mendapat nilai
tegangan. (Catat pengukuran dan bentuk gelombang).
9) Lakukan pengukuran osiloskop dengan memasan probe A ke titik input B dan
probe ke titik output. Perhatikan bentuk gelombang di osiloskop bagaimana
bentuknya lalu ukur amplitude masing-masing gelombang untuk mendapat nilai
tegangan. (Catat pengukuran dan bentuk gelombang).
10) Lakukan langkah 6-9 untuk setting gelombang kotak dengan voltage low -2 V dan
Voltage high 2 V.

Anda mungkin juga menyukai