Anda di halaman 1dari 4

Mt.

Diklat : PRE Nama :


Semester : 2 / genap Kelas : XII TEDK A/B
Praktikum Op Amp
Guru : 1. M. Asep Kurnia
Penguat Non Inverting
Tgl. Praktek: / /2020 2. Intan Rizkyani S
3. Rana Z Fathiyana

I. Tujuan

1. Dapat mengetahui penggunaan Op-Amp


2. Dapat mengimplementasikan rangkaian Non Inverting Op-Amp.
3. Dapat melakukan pengujian rangkaian Non Inverting Op-Amp.

II. Teori Dasar

Operational Amplifier, sering disingkat dengan sebutan Op Amp, merupakan komponen


yang penting dan banyak digunakan dalam rangkaian elektronik berdaya rendah (low
power). Op-Amp memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC
yang tinggi, dapat digambarkan secara skematik seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 1 Simbol Op-Amp

Gambar di atas menunjukkan dua input, output, dan koneksi catu daya pada op amp.
Simbol ”-” menunjukkan inverting input dan ”+” menunjukkan non-inverting input. Koneksi
ke catu daya pada op amp tidak selalu digambarkan dalam diagram, namun harus
dimasukkan pada rangkaian yang sebenarnya.
Gambar 2 Konfigurasi pin IC Op Amp 741

IC Op Amp yang digunakan pada percobaan ini ditunjukkan pada Gambar 2. Rangkaian Op
Amp ini dikemas dalam bentuk dual in-line package (DIP). Terdapat batasan-batasan
penting yang perlu diperhatikan. Pertama, tegangan maksimum power supply tidak boleh
melebihi rating maksimum, biasanya ±18V, karena akan merusak IC. Kedua, tegangan
output dari IC op amp biasanya satu atau dua volt lebih kecil dari tegangan power supply.
Sebagai contoh, tegangan swing output dari suatu op amp dengan tegangan supply 15 V
adalah ±13V. Ketiga, arus output dari sebagian besar op amp memiliki batas pada 30mA,
yang berarti bahwa resistansi beban yang ditambahkan pada output op amp harus cukup
besar sehingga pada tegangan output maksimum, arus output yang mengalir tidak melebihi
batas arus maksimum.

Aplikasi Operational Amplifier

1. Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier)

Merupakan penguat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan
memiliki fasa yang sama dengan sinyal input. Rangkain penguat tak-membalik ini dapat
digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase
dengan sinyal inputnya. Impedansi masukan dari rangkaian penguat tak-membalik (non-
inverting amplifier) berharga sangat tinggi dengan nilai impedansi sekitar 100 MOhm.
Gambar 3 Rangkaian Non-Inverting Amplifier

Rangkaian diatas merupakan salah satu contoh penguat tak-membalik


memnggunakan sumber tegangan DC simetris. Dengan sinyal input yang diberikan
pada terminal input non-inverting, maka besarnya penguatan tegangan rangkaian
penguat tak membalik diatas tergantung pada harga Rin dan Rf yang dipasang.
Besarnya penguatan tegangan output dari rangkaian penguat tak membalik diatas
dapat dituliskan dalam persamaan matematis sebagai berikut:

III. Alat dan Bahan

a. Power Supply Variabel


b. Protoboard
c. Osiloskop
d. AFG
e. 1 buah Multimeter Analog
f. 1 kotak Kabel penghubung
g. 1 buah Resistor 1 K 
h. 1 buah Resistor 4,7 K
i. 1 buah Resistor 10 K
j. Op Amp LM 741
IV. Gambar Kerja

Gambar 4 Rangkaian Non-Inverting Amplifier

V. Langkah Kerja

a. Siapkan alat dan komponen


b. Rangkai rangkaian seperti Gambar 4 Non-Inverting Amplifier dengan Op
Amp
c. Berikan input tegangan sebesar + 7 Volt DC dan – 7 Volt DC.
d. Amati dan ukur output dari rangkaian percobaan
e. Ulangi langkah di atas untuk Rf 10 k Ohm
f. Setelah selesai dengan sumber DC, selanjutnya hubungkan input ke AFG
berikan sinyal input 1 Khz 2 Vpp amati dan gambarkan output yang
dihasilkan dari rangkaian percobaan.
g. Bereskan kembali alat dan bahan.
VI. Hasil Praktek

Vin Rf Vout

1 VDC 12 KΩ 1V

1 VDC 4.7 KΩ 4.4 V

1 KHz 2 Vpp 12 KΩ 7.28 Vpp

1 KHz 2 Vpp 4.7 KΩ 5.84 Vpp

VII. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai