Anda di halaman 1dari 5

Fizar Nalar Gemilang Rusty

X-TEDK-A
Makalah tentang Ilmu
A. Pengertian
Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang
(pengetahuan) itu. Dari pengertian ilmu tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu sangat
penting bagi kehidupan manusia, Allah SWT telah berfirman di dalam Al Qur’an QS. Al
Mujadilah.

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-


lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
B. Adab Mencari Ilmu
Menuntut ilmu adalah satu keharusan bagi kita kaum muslimin. Banyak sekali
dalil yang menunjukkan keutamaan ilmu, para penuntut ilmu dan yang mengajarkannya.
Adab-adab dalam menuntut ilmu yang harus kita ketahui agar ilmu yang kita tuntut
berfaidah bagi kita dan orang yang ada di sekitar kita sangatlah banyak. Adab- adab
tersebut di antaranya adalah:
1. Ikhlas karena Allah.
Hendaknya niat kita dalam menuntut ilmu adalah karena Allah Subhanahu wa
Ta’ala dan untuk negeri akhirat. Tetapi kalau ada orang yang mengatakan bahwa
saya ingin mendapatkan syahadah (MA atau Doktor, misalnya ) bukan karena
ingin mendapatkan dunia, tetapi karena sudah menjadi peraturan yang tidak
tertulis kalau seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, segala
ucapannya menjadi lebih didengarkan orang dalam menyampaikan ilmu atau
dalam mengajar. Niat ini - insya Allah - termasuk niat yang benar.
2. Untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain.
Semua manusia pada mulanya adalah bodoh. Kita berniat untuk meng-hilangkan
kebodohan dari diri kita, setelah kita menjadi orang yang memiliki ilmu kita harus
mengajarkannya kepada orang lain untuk menghilang kebodohan dari diri mereka,
dan tentu saja mengajarkan kepada orang lain itu dengan berbagai cara agar orang
lain dapat mengambil faidah dari ilmu kita. Imam Ahmad berkata: Ilmu itu tidak
ada bandingannya apabila niatnya benar. Para muridnya bertanya: Bagaimanakah
yang demikian itu? Beliau menjawab: ia berniat menghilangkan kebodohan dari
dirinya dan dari orang lain.
3. Berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari'at.
Sudah menjadi keharusan bagi para penuntut ilmu berniat dalam menuntut ilmu
untuk membela syari'at. Karena kedudukan syari'at sama dengan pedang kalau
tidak ada seseorang yang menggunakannya ia tidak berarti apa-apa. Penuntut ilmu
harus membela agamanya dari hal-hal yang menyimpang dari agama (bid'ah),
sebagaimana tuntunan yang diajarkan Rasulullah saw. Hal ini tidak ada yang bisa
melakukannya kecuali orang yang memiliki ilmu yang benar, sesuai petunjuk Al-
Qur'an dan As-Sunnah.
4. Lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat.
Apabila ada perbedaan pendapat, hendaknya penuntut ilmu menerima perbedaan
itu dengan lapang dada selama perbedaan itu pada persoalaan ijtihad, bukan
persoalaan aqidah, karena persoalaan aqidah adalah masalah yang tidak ada
perbedaan pendapat di kalangan salaf.
5. Mengamalkan ilmu yang telah didapatkan.
Termasuk adab yang tepenting bagi para penuntut ilmu adalah mengamalkan ilmu
yang telah diperoleh, karena amal adalah buah dari ilmu, baik itu aqidah, ibadah,
akhlak maupun muamalah. Karena orang yang telah memiliki ilmu adalah seperti
orang memiliki senjata. Ilmu atau senjata (pedang) tidak akan ada gunanya kecuali
diamalkan (digunakan).
6. Menghormati para ulama dan memuliakan mereka.
Penuntut ilmu harus selalu lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat yang
terjadi di kalangan ulama. Jangan sampai ia mengumpat atau mencela ulama yang
kebetulan keliru di dalam memutuskan suatu masalah. Mengumpat orang biasa
saja sudah termasuk dosa besar, apalagi kalau orang itu adalah seorang ulama. Ini
adalah masalah yang sangat penting, karena sebagian orang sengaja mencari-cari
kesalahan orang lain untuk menjatuhkan mereka dimata masyarakat. Ini adalah
kesalahan terbesar.
7. Mencari kebenaran dan sabar.
Termasuk adab yang paling penting bagi kita sebagai seorang penuntut ilmu
adalah mencari kebenaran dari ilmu yang telah didapatkan. Mencari kebenaran
dari berita berita yang sampai kepada kita yang menjadi sumber hukum. Ketika
sampai kepada kita sebuah hadits misalnya, kita harus meneliti lebih dahulu
tentang keshahihan hadits tersebut. Kalau sudah kita temukan bukti bahwa hadits
itu adalah shahih, kita berusaha lagi mencari makna (pengertian) dari hadits
tersebut.Hendaklah sabar dalam menuntut ilmu, tidak terputus (ditengah jalan) dan
tidak pula bosan, bahkan terus menerus menuntut ilmu semampunya. Kisah
tentang kesabaran salafush shalih dalam menuntut ilmu sangatlah banyak,
sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu anhuma bahwa beliau
ditanya oleh seseorang: “Dengan apa anda bisa mendapatkan ilmu?” Beliau
menjawab: “Dengan lisan yang selalu bertanya dan hati yang selalu memahami
serta badan yang tidak pernah bosan.”
8. Memegang Teguh Al Kitab dan As Sunnah
Wajib bagi para penuntut ilmu untuk mengambil ilmu dari sumbernya, yang tidak
mungkin seseorang sukses bila tidak memulai darinya, yaitu:
a. Al-Qur’anul Karim; Wajib bagi para penuntut ilmu untuk berupaya membaca,
menghafal, memahami dan mengamalkannya.
b. As Sunnah As Shahihah; Ini adalah sumber kedua syariat Islam (setelah Al
Qur’an) dan penjelas al Qur’an Karim.
c. Sumber ketiga adalah ucapan para ulama, janganlah anda menyepelekan
ucapan para ulama karena mereka lebih mantap ilmunya dari anda.
9. Berupaya Untuk Memahami Maksud Allah dan Rasul-Nya
Termasuk adab terpenting pula adalah masalah pemahaman tentang maksud Allah
dan juga maksud Rasulullah SAW; Karena banyak orang yang diberi ilmu namun
tidak diberi pemahaman. Tidak cukup hanya menghapal al Qur’an dan hadits saja
tanpa memahaminya, jadi harus dipahami maksud Allah dan Rasul-Nya SAW.
Alangkah banyaknya penyimpangan yang dilakukan oleh kaum yang berdalil
dengan nash-nash yang tidak sesuai dengan maksud Allah dan Rasul-Nya SAW
sehingga timbullah kesesatan karenanya
C. Keutamaan Ilmu dan Dalilnya
1.) Orang Berilmu Diangkat Derajatnya
Allah SWT berfirman:
"...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..." (QS. Al-Mujadilah [58]: 11)
Dan Allah SWT berfirman:
"Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu)
niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala". (QS.
Al-Mulk : 10).
Allah SWT sudah memberikan banyak kenikmatan. Jika kita tidak gunakan dengan baik,
maka kita akan menjadi salah satu orang yang merugi. Seperti tercantum dalam surat Al-
Mulk ayat 10.
2.) Orang Berilmu Takut Kepada Allah SWT
Dalam surat Fatir ayat 28, Allah SWT berfirman:
"Dan demikian pula diantara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-
hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Di antara hamba-
hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha
Perkasa, Maha Pengampun."
Ayat ini menjelaskan tentang, dengan ilmu, seseorang akan lebih memahami bagaimana
kehidupan ini diciptakan dan mendalami pengetahuan tentang kuasa Allah SWT sebagai
sang maha pencipta. Orang berilmu akan takut melakukan hal-hal yang mengandung dosa
karena ia memiliki pengetahuan akan kekuasaan dan juga kebesaran Allah SWT.

3.) Orang Berilmu akan Diberi Kebaikan Dunia dan Akhirat


Dalam surat Al-Baqarah [2]: 269, Allah SWT berfirman:
"Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As
Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah,
ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang
berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)."

4.) Orang Berilmu Dimudahkan Jalannya ke Surga


Dalam sebuah hadist tentang keutamaan ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW
bersabda:

Artinya: "Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim, no. 2699)

5.) Orang Berilmu Memiliki Pahala yang Kekal


Ilmu akan kekal dan bermanfaat bagi pemiliknya walaupun ia telah meninggal.
Disebutkan dalam sebuah hadist tentang keutamaan ilmu dalam Islam:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata kepada Rasullullah shallallahu'alaihi wa
sallam:
Artinya: "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga
perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do'a anak yang sholeh"
(HR. Muslim no. 1631)
D. Manfaat Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
Dengan ilmu, seseorang mampu menemukan dan menciptakan berbagai macam
keperluan yang bermanfaat untuk sehari-hari. Bahkan, ilmu juga dipercaya menjadi salah
satu aspek penting bagi perkembangan di suatu negara. Terlepas dari cara mencarinya,
ilmu pengetahuan memiliki manfaat besar bagi kehidupan manusia. Contohnya sebagai
berikut :
1. Mengangkat derajat manusia di lingkungan ia hidup.
2. Lebih bijaksana dalam megambil keputusan.
3. Hidup orang berilmu lebih sukses.
4. Memudahkan dalam beribadah.
5. Hidup menjadi tentram.
6. Mempermudah manusia dalam beraktifitas sehari hari.
7. Dapat membedakan hal yang benar dan hal yang salah.

Anda mungkin juga menyukai