Anda di halaman 1dari 9

SMA NEGERI 10 KOTA BEKASI

Nama anggota :

- Nisrina Nanda Hanifah


- Rahmadani Nur Syifa
- Ririn Riyani
- Yasmin Eka Rahmadhani
- Zalfa Rachma Kamilla

Kelas : X MIPA 1

Guru Pengajar :

Muhammad Rizqi Zaidan,S.Pd.


Nikmatnya mencari
ilmu
Latar Belakang Masalah

Ilmu adalah cahaya kehidupan. Ilmu ibarat cahaya yang menyinari


dalam kegelapan yang menunjukkan arah menuju jalan yang ditempuh.
Tanpa ilmu seseorang akan tersesat jauh ke dalam jurang kebodohan.
Dengan ilmu pengetahuan jarak yang jauh terasa dekat, waktu yang lama
terasa singkat, pekerjaan yang berat menjadi ringan. Dengan ilmu
manusia memperoleh segala yang ia cita-citakan. Ilmu adalah sumber
kehidupan.

Alam raya yang Allah ciptakan ini, penuh dengan berbagai macam
rahasia yang dikandungnya. Bumi, langit, laut, dan yang ada di sekitarnya
adalah bagian dari alam raya yang harus dimanfaatkan untuk
kepentingan bersama. Bagaimana dapat mengetahui rahasia yang ada di
perut bumi, di dalam lautan, dan di ruang angkasa jika tidak melalui ilmu
pengetahuan? Maka, sungguhlah tepat Allah Swt. menjadikan manusia
sebagai wakil-Nya di muka bumi ini, karena manusia memiliki potensi
pengetahuan untuk mengelola, mengurus, dan memanfaatkan alam raya
yang Ia ciptakan.

Agama Islam memandang bahwa ilmu pengetahuan adalah hal yang


sangat penting. Orang-orang yang memiliki pengetahuan Allah Swt.
janjikan dengan derajat yang tinggi di sisi-Nya, apalagi di sisi manusia
lainnya. Demikian pula Rasulullah saw. yang menganjurkan setiap umat
Islam agar menuntut ilmu setinggi-tingginya. Rasulullah menyatakan
bahwa orang-orang yang menuntut ilmu sama besar pahalanya dengan
orang yang berjihad di jalan Allah. Bahkan ia memerintahkan agar
menuntut ilmu tidak hanya dilakukan di negeri terdekat saja, tetapi ia
memerintahkan mencari ilmu walau harus dengan jarak yang sangat jauh.
“Carilah ilmu hingga ke negeri Cina!” Demikian sabdanya sebagai
motivasi kepada umat Islam untuk selalu bersemangat dalam menuntut
ilmu.
A. DEFINISI ILMU

 Ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu  (alima, ya’lamu, ‘ilman) yang berarti
mengerti, memahami benar-benar. Ilmu dari segi Istilah ialah Segala
pengetahuan atau kebenaran tentang sesuatu yang datang dari Allah SWT
yang diturunkan kepada Rasul-rasulNya dan alam ciptaanNya termasuk
manusia yang memiliki aspek lahiriah dan batiniah.
 Ilmu dalam bahasa Inggris disebut science, sedangkan pengertian ilmu
yang terdapat dalam kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang
suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala gejala tertentu di
bidang (pengetahuan) itu.

Adapun ciri-ciri utama ilmu menurut terminologi, antara lain adalah:

1. Ilmu adalah sebagian pengetahuan yang bersifat koheren, empiris,


sistematis, dapat diukur dan dibuktikan.
2. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan
pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh
kesatuan ide yang mengacu ke objek yang sama dan saling berkaitan
secara logis.
3. Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-
masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya
dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum sepenuhnya
dimantapkan.
4. Yang sering kali berkaitan dengan konsep ilmu adalah ide bahwa metode-
metode yang berhasil dan hasil-hasil yang terbukti pada dasarnya harus
terbuka kepada semua pencari ilmu.
5. Ilmu menuntut pengalaman dan berpikir metodis.
6. Kesatuan setiap ilmu bersumber di dalam kesatuan objeknya.
B. HUKUM MENUNTUT ILMU

Istilah ilmu mencakup seluruh pengetahuan yang tidak diketahui


manusia, baik yang bermanfaat maupun yang tidak bermanfaat. Untuk
ilmu yang tidak bermanfaat, haram, dan berdosa bagi orang yang
mempelajarinya, baik sukses maupun gagal. Adapun ilmu yang
bermanfaat, maka wajib dituntut dan dipelajari. Hukum menuntut ilmu-
ilmu wajib itu terbagi atas dua bagian, yaitu fardu kifayah dan fardu
‘ain.

a. Fardu Kifayah
Hukum menuntut ilmu fardu kifayah berlaku untuk ilmu-ilmu yang
harus ada di kalangan umat Islam sebagaimana juga dimiliki dan
dikuasai golongan kafir. Seperti ilmu kedokteran, perindustrian, ilmu
falaq, ilmu eksakta, serta ilmu-ilmu lainnya.

b. Fardu ‘Ain
Hukum mencari ilmu menjadi fardu ‘ain jika ilmu itu tidak boleh
ditinggalkan oleh setiap muslim dan muslimah dalam segala situasi
dan kondisi, seperti ilmu mengenal Allah Swt. dengan segala sifat-
Nya, ilmu tentangm tata cara beribadah, dan sebagainya.
C. ADAB MENUNTUT ILMU
Menuntut ilmu adalah satu keharusan bagi kita kaum muslimin. Banyak
sekali dalil yang menunjukkan keutamaan ilmu, para penuntut ilmu dan
yang mengajarkannya. Adab-adab dalam menuntut ilmu yang harus kita
ketahui agar ilmu yang kita tuntut berfaidah bagi kita dan orang yang
ada di sekitar kita sangatlah banyak. Adab- adab tersebut di antaranya
adalah:
1. Ikhlas karena Allah
Hendaknya niat kita dalam menuntut ilmu adalah karena Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan untuk negeri akhirat.
2. Untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain.
Semua manusia pada mulanya adalah bodoh. Kita berniat untuk meng-
hilangkan kebodohan dari diri kita, setelah kita menjadi orang yang
memiliki ilmu kita harus mengajarkannya kepada orang lain untuk
menghilang kebodohan dari diri mereka.

3. Berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari'at.


Sudah menjadi keharusan bagi para penuntut ilmu berniat dalam
menuntut ilmu untuk membela syari'at. Karena kedudukan syari'at sama
dengan pedang kalau tidak ada seseorang yang menggunakannya ia
tidak berarti apa-apa.
4. Lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat.
Apabila ada perbedaan pendapat, hendaknya penuntut ilmu menerima
perbedaan itu dengan lapang dada selama perbedaan itu pada persoalaan
ijtihad, bukan persoalaan aqidah, karena persoalaan aqidah adalah
masalah yang tidak ada perbedaan pendapat di kalangan salaf.
5. Mengamalkan ilmu yang telah didapatkan.
Termasuk adab yang tepenting bagi para penuntut ilmu adalah
mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, karena amal adalah buah dari
ilmu, baik itu aqidah, ibadah, akhlak maupun muamalah.
D. DALIL TENTANG ILMU

Dalam Al-Qur'an banyak sekali dalil yang tentang keutamaan menuntut


ilmu ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi
umat manusia sejak lahir sampai mati.

"Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman yang mempunyai


ilmu diantara kamu dengan beberapa derajat".

(QS.Al-Mujadallah : 11)

Dari ayat diatas jelaslah bahwasannya orang yang memiliki ilmu


derajatnya lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang tidak
berilmu, kita sebagai kaum muslimin juga tahu bahwasanya manusia
diangkat sebagai kholifah dimuka bumi ini dikarena dikarenakan
pengetahuannya bukan karena bentuknya ataupun asal kejadiannya
Sementara itu dalam surat lainm Allah berfirman "Katakanlah :
"Samakah orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak
berilmu" (QS, Az-Zumar : 9), jelas menyuruh manusia itu untuk berfikir
apakah kira-kira manusia yang berilmu dengan manusia yang tidak
berilmu itu sama.

Dengan demikian jelaslah bahwa Islam sangat memuliakan orang-orang


yang berilmu bahkan menganggap orang yang berilmu itu sebagai
penerus Rosul, apa yang disampaikannya akan menjadi penerang jalan
yang lurus, amalan orang yang berilmu sama dengan amalan jihad.

Imam Al-Ghazali mengatakan : "Allah mengangkat derajat orang-orang


dengan ilmu, lalu menjadikan mereka kebaikan sebagai pemimpin dan
pemberi petunjuk yang diikuti, petunjuk dalam kebaikan, jejak mereka
mereka diikuti dan perbuatan mereka diamalkan.

Para malaikat ingin menghiasi mereka dan mengusap mereka dengan


sayap- sayapnya. Setiap yang basah dan yang kering bertasbih bagi
mereka dan memohon ampun bagi mereka, bahkan ikan-ikan dilaut dan
binatang-binatang, hewan-hewan buas dan ternak-ternak didaratan serta
bintang-bintang dilangit. Karena Ilmu menghidupkan hati dan
menerangi pandangan yang gelap serta menguatkan yang lemah.
Dengan Ilmu hamba mencapai kedudukan orang-orang yang salih.
E. SEMANGAT MENUNTUT ILMU

Menuntut ilmu membutuhkan kesabaran dan motivasi yang


tinggi. Penuntut ilmu hari ini jauh lebih beruntung dibandingkan dengan
berbagai kesulitan yang dihadapi para penuntut ilmu zaman dahulu.
Kalau hari ini siswa biasa memakai sepeda motor ke sekolah, atau
dijemput oleh orang tua  atau juga naik taksi, maka kita membaca dalam
sejarah para ulama dulu berjalan kaki berpuluh-puluh kilo meter, untuk
pergi ke sekolah atau untuk menemui seorang guru.

Mengumpulkan Semangat Jiwa Dalam Menuntut Ilmu


Mengumpulkan semangat untuk mencapai suatu cita-cita dengan
mencari 3 hal berikut :

1. Antusias terhadap hal-hal yang mendatangkan manfaat. Kapan saja


seorang hamba ditunjuki kepada hal-hal yang bermanfaat, hendaklah ia
bersemangat dan antusias meraihnya.
2. Meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala untuk mencapai cita-cita
tersebut.
3. Menyingkirkan rasa lemah dan mudah menyerah untuk meraih cita-
cita.

Cara meningkatkan motivasi/semangat dalam menuntut ilmu :

1. Harus sabar dan teliti.


2. Harus fokus pada tujuan.
3. Jangan pernah menyerah.
4. Asah terus kreativitas.
5. Jangan cepat puas.

Keutamaan Orang yang Menuntut Ilmu

1. Diberikan derajat yang tinggi di sisi Allah SWT


2. Diberikan pahala yang besar di hari kiamat nanti.
3. Merupakan sedekah yang paling utama.
4. Lebih utama dari pada seorang ahli ibadah.
5. Lebih utama dari śalat seribu raka’at.
6. Diberikan pahala seperti pahala orang yang sedang berjihad di jalan
Allah.

Anda mungkin juga menyukai