Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU, MENGEMBANGKAN,


DAN MENGAMALKANNYA
Disusun Oleh :
Kelompok 3

Laila Safa Hafidah (A02020001)


Ahmad Zidan (A02020005)
Desti Krismawati (A02020024)
Eka Kartika Putri Hazanah (A02020028)
Farikha Runiantya A. A (A02020031)
A. Perintah Menuntut Ilmu
(Menurut Al-Qur’an dan Hadits)

Sesungguhnya Islam adalah syarat keselamatan di sisi Allah. Islam tidak tegak
dan tidak akan ada kecuali dengan ilmu. Tidak ada cara dan jalan untuk mengenal
Allah dan sampai kepada-Nya kecuali dengan ilmu. Allah lah yang telah menunjukkan
jalan yang paling dekat dan mudah untuk sampai kepada-Nya. Barangsiapa yang
menempuh jalan tersebut, tidak akan menyimpang dari tujuan yang dicita-citakannya.

Jumhur ulama sepakat, tidak ada dalil yang lebih tepat selain wahyu pertama yang
disampaikan Allah SWT kepada rasulnya, Nabi Muhammad SAW sebagai landasan
utama perintah untuk menuntut ilmu. Sebagaimana firmannya "Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar
(manusia) dengan perantara kalam (baca tulis). Dia mengajarkan kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya". (Q.S. Al 'Alaq [96]: 1-5).
Dalam ayat yang lain, Allah SWT juga berfirman : “…Katakanlah: Adakah sama orang-orang
yang mengetahui (ilmu agama islam) dengan orang-orang yang tidak mengetahui?

Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (Q.S. Az Zumar : 9)
Para mufasir menyimpulkan firman Allah di atas, bahwa :
1) Tidaklah sama antara hamba Allah yang memahami ilmu agama Allah, yaitu yang
menyadari dirinya, memahami tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mentaati segala
perintah dan larangan-Nya, dengan orang-orang yang mendustakan nikmat-nikmat Allah,
yang tidak mau mempelajari ilmu agama Allah
2) Hanya orang-orang yang berakal sehatlah yang dapat mengambil hikmah atau pelajaran
dari tanda-tanda kekuasaan Allah.

Terkait hal tersebut, Rasulullah SAW menandaskan bahwa menuntut, memahami, dan
mendalami ilmu agama Islam itu, merupakan kewajiban utama setiap muslim.
Menurut ilmu dalam Islam hukumnya wajib (fardhu). Para ahli fiqih
mengelompokkannya dua bagian, yaitu
1. Fardhu ‘ain
Fardhu ‘ain adalah setiap ilmu yang harus dipelajari oleh setiap
muslim tentang Ilmu Agama Islam, agar aqidahnya selamat, ibadahnya
benar, mu’amalahnya lurus dan sesuai dengan yang disyariatkan Allah
Azza wa Jalla, yang tertuang dalam Al Quran dan Sunah Nabi-Nya yang
sahih. “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. (H.R. Ibnu Majah).
Pengertian mencari ilmu disini, adalah mencari ilmu agama Islam,
hukumnya wajib bagi laki-laki dan perempuan.

2. Fardhu Kifayah
Fardhu Kifayah adalah ilmu yang memperdalam ilmu-ilmu syariat
dengan mempelajari, menghafal, dan membahasnya. Misalnya
spesialisasi dalam ilmu-ilmu yang dibutuhkan umat Islam, seperti sistem
pemerintahan, hukum, kedokteran, perekonomian, dan lain-lain.
B. Keutamaan Orang Berilmu

Mencari ilmu merupakan kewajiban setiap manusia. Tanpa ilmu kita tidak
bisa menjalani hidup ini dengan baik. Orang yang tidak memiliki ilmu
biasanya akan dimanfaatkan oleh orang lain. Bahkan, orang yang tak
berilmu itu akan dibodohi oleh orang lain. Oleh karena itu, kita sebagai
manusia yang diberi akal dan pikiran carilah illmu demi kelangsungan hiup
yang lebih baik. Ilmu menurut Imam Al Ghozali, dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Ilmu yang bersifat syariat


Terbagi menjadi 2, yaitu :
 Ilmu Ushul (Pokok) atau Ilmu Tauhid (merupakan Ilmiah
Teoritis)
 Ilmu Furu’ atau Cabang (merupakan Ilmiah Praktis)

2. Ilmu yang bersifat akal


Ilmu akal itu bersifat berdiri sendiri, yang melahirkan komposisi
keseimbangan.
C. Kedudukan Ulama dalam Islam

Tidaklah sama bagi seluruh kaum muslimin akan kedudukannya dan


derajat yang tinggi dari para Ulama. Karena mereka berada di dalam
kebaikan, mereka adalah seorang panglima yang diikuti langkahnya, diikuti
perbuataannya, diambil pendapat dan persetujuan mereka.

Para malaikat meletakkan sayap mereka sebagai bentuk keridhoan atas


apa yang mereka lakukan, seluruh makhluk memintakan ampun kepada Allah
untuk mereka, sampai-sampai ikan di lautan. Ilmu yang mereka miliki telah
menyampaikan mereka pada kedudukan terbaik dan derajat muttaqin, yang
dengannya tinggilah kedudukan dan derajat mereka.
Jika seorang ulama memiliki kedudukan dan derajat yang tinggi
maka wajib bagi orang-orang yang selain mereka untuk menjaga
kehormatan dan mengetahui kedudukan dn derajat mereka

Seseorang wajib menjaga hak-hak para ulama baik ketika mereka


masih hidup maupun sudah meninggal, baik ketika mereka ada maupun
tidak ada dengan hati yang penuh cinta dan penghormatan, dengan lisan
yang penuh dengan pujian, dan sanjungan, dengan semangat berbekal
ilmu mereka dan mengambil faidah dari ilmu mereka dan beradab
dengan adab dan akhlak mereka. Seorang yang mencaci-maki, mecela,
dan memfitnah mereka maka mereka telah melakukan sebesar-
besarnya dosa dan seburuk-buruknya penghinaan.
Kesimpulan

Sesungguhnya Islam adalah syarat keselamatan di sisi


Allah. Islam tidak tegak dan tidak akan ada kecuali dengan ilmu.
Tidak ada cara dan jalan untuk mengenal Allah dan sampai
kepada-Nya kecuali dengan ilmu. Allah lah yang telah
menunjukkan jalan yang paling dekat dan mudak untuk sampai
kepada-Nya. Barangsiapa yang menempuh jalan tersebut, tidak
akan menyimpang dari tujuan yang dicita-citakannya. Menurut
ilmu dalam Islam hukumnya wajib (fardhu). Para ahli fiqih
mengelompokannya dua bagian yaitu fardhu ‘ain dan fardhu
kifayah.
Lanjutan..

Ilmu memiliki banyak keutamaan, diantaranya :


1. Ilmu adalah amalan yang tidak terputus pahalanya
2. Menjadi saksi terhadap kebenarannya
3. Allah memerintahkan kepada nabinya Muhammad SAW untuk
meminta ditambahkan ilmu
4. Allah mengangkat derajat orang yang berilmu
5. Orang berilmu adalah orang yang takut Allah SWT
6. Ilmu adalah anugerah Allah yang sangat besar
7. Ilmu merupakan tanda kebaikan Allah kepada seseorang
8. Menuntut ilmu merupakan jalan menuju surga
9. Diperbolehkan “hasad” kepada ahli ilmu
10. Malaikat akan membentangkan sayap terhadap penuntut ilmu
Lanjutan..

Tidak samar bagi setiap muslim akan kedudukan ulama dan


tokoh agama, serta tingginya kedudukan, martabat dan
kehormatan mereka dalam hal kebaikan mereka sebagai teladan
dan pemimpin yang diikuti jalannya serta dicontoh perbuatan dan
pemikiran mereka. Para ulama bagaikan lentera penerang dalam
kegelapan dan menara kebaikan, juga pemimpin yang membawa
petunjuk dengan ilmunya, mereka mencapai kedudukan al-Akhyar
(orang-orang yang penuh dengan kebaikan) serta derajat orang-
orang yang bertaqwa. Dengan ilmunya para ulama menjadi tinggi
kedudukan dan martabatnya, menjadi agung dan mulia
kehormatannya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai