Anda di halaman 1dari 2

A.

Peran dan kedudukan Ulama

Ulama adalah orang yang memiliki ilmu sehingga membawa dirinya memiliki sifat khasyyah
(takut) hanya kepada Allah menurut Prof. Dr. Achmad Satori Ismail. Ulama adalah bentuk jamak dari
‘alim, artinya yang memiliki pengetahuan, orang alim dan seterusnya disampaikan dalam krisis ulama
sebagai pewaris para nabi menurut H.A.R Gibb & J.H Kramers dalam Shorter Encyclopedia of Islam
yang dikutip Dr. Rifyal Ka’bah. Ada 2 poin tentang Ulama :
 Ulama adalah orang yang paling takut kepada Allah
Dari kutipan surat Al Fathir ayat 28 menjelaskan bahwa sesungguhnya orang yang paling
takut kepada Alloh adalah para ulama yang berilmu dikarenakan jika mengenal lebih dekat maka
otomatis merasa takut dan terus bertamabah rasa takutnya.
 Ulama adalah sebaik-baiknya makhluk
Dari kutipan surat An Nisa’ menjelaskan bahwa Orang-orang yang menguasai dan faham
tentang hokum-hukum Allah mereka mengimani wahyu yang diturunkan Allah Nabi Muhhamad
SAW yaitu Al Qur’an dan kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-rasul sebelumnya dan orang
yang kelak mendapatkan surge yaitu orang yang mendirikan sholat , mengeluarkan zakat dan
mereka yang beriman kepada Allah.
Keutaman Ulama :
 Ulama adalah pewaris para nabi
Ulama mewarisi sifat nabi yaitu mewariskan ilmu yang bermafaat seperti ilmu yang dapat
menyelamatkan manusia dari kegelapan, menerangi tujuan hidup dengan mengenal allah serta
menjalankan ibadah kepadanya dan menjauhi laranganya. Ada 5 tugas yang menjadikan
kewajiban Nabi dan Rasul yang menjadi tangunggan para ulama menurut Al-Ahdzab 45-46 :
1. Syaahidan (menjadi saksi) Ulama harus senantiasa memberikan bimbingan kepada umat baik
untuk bekal kehidupan di dunia maupun untuk bekal kehidupan di akhirat.
2. Mubasysyiraan (pembawa berita gembira) Ulama juga harus mampu menjelaskan kepada
manusia bahwa kehidupan di dunia ini adalah ladang untuk kehidupan akhirat, barang siapa
menanam kebaikan maka di akhirat akan memetik hasilnya, yaitu mendapatkan pahala
surganya Alloh SWT dengan berbagai kenikmatan dan kebahagiaan.
3. Nadziiran (pemberi peringatan) Ulama harus selalu memberikan peringatan kepada umat
manusia, bahwa apabila didunia ini banyak melanggar aturan Alloh maka di akhirat akan
mendapatkan siksa yaitu berupa neraka yang berujung pada kebinasaan, kesengsaraan dan
kehancuran.
4. Daa’iyan (Penyeru ajaran) Ulama harus bertindak sebagai da’i, yaitu sebagai pembawa
risalah berupa da’wah untuk mengajak dan mengingatkan umat untuk mengikut kepada jalan
yang lurus, yaitu jalan kebenaran hanya kepada Allah SWT.
5. Siraajan muniiran (Cahaya penerang) Ulama harus bertindak sebagai penerang atau pelita
yang memancarkan cahaya yang terang benderang kepada alam sekelilingnya, sebagai
manusia yang menjadi suri tauladan bagi umat manusia.
Allah menjadikan manusia sebagai Kholifah (pelaksana syariat-syariat Alloh) di muka bumi, dan
Alloh memberikan kelebihan-kelebihan kepada manusia sehingga kelebihannya bisa melebihi para
malaikat, karena Alloh memberikan ilmu kepada manusia.

EKY RIZKY PRASETYA / 19.0502.0014 / D3 TEKNOLOGI INFORMASI / AIK 4


B. Menuntut Ilmu

 Sumber kewajiban menuntut ilmu


Umat mukmin di wajibkan untuk menuntut ilmu karena perintah menuntut ilmu adalah
perintah lagsung dari Allah SWT, karena orang yang menuntut ilmu akan di angkat derajatnya
dan orang yang menuntut ilmu termasuk ilmu agama harus bisa dan mampu menjadi penggingat
bagi orang yang tidak menegetahui masalah agama dan yang tidak mengetahui hal-hal yang
menjerumus ke nistaan dan kemaksiaatan. Di surat Al-Alaq juga di jelaskan pentingnya menuntut
ilmu karena manffatnya yang sangat besar karena ilmu mengajari manusia apa yang belum
diketahuinya dan memindahkanya dari kegelapan kebodohan menuju cahaya ilmu.Dengan ilmu
akan bisa beribadah dengan Allah, dengan ilmu akan bisa menunaikan hak Allah dan dengan ilmu
akan bisa menegakan agama Allah. Ilmu itu adalah penghibur dikala sendirian, teman dikala sepi,
penunjuk kepada agama, pembuat sabar dikala suka dan duka, menteri dikala ada teman-teman,
kerabat dikala dalam kalangan orang asing dan sebagai menara jalan ke surga.
 Fungsi Ilmu
1. Sebagai petunjuk keimanan(Jadi orang yang berilmu akan percaya Al Qur’an secara
keseluruhan karena semuanya berasal dari Allah)
2. Sebagai petunjuk beramal(orang yang berilmu harus wajib untuk mengamalkan ilmunya agar
dirinya dan ilmu serta amalnya bisa berada/bisa masuk kes surga)
3. Sebagai pembeda(Orang yang berilmu adalah orang yang berakal sehat dan tau mana yang
benar dan salah serta bisa menjauhi larangan dan menjalani apa yang sudah disunahkan dan
diwajibkan oleh Allah)
 Kaidah menuntut ilmu
Menuntut ilmu harus ikhlas karena allah karena iklas kunci dari taufiq/bimbingan allah
dan orang yang mendapatkan taufiq diberikan kebaikan dalam urusan dunia akhirat. Orang yang
menuntut ilmu juga harus Isti’anah yaitu memohon pertolongan kepada allah serta tawakal atau
berserah diri dan berdoa agar dikaruniani ilmu yang shahih(benar) dan nafi’(bermanfaat).
 Upaya meraih Ilmu
Mencari ilmu tidak ada batasanya laki-laki maupun prempuan wajib menuntut ilmu
sampai dia meninggal karena menuntut ilmu hukunya wajib bagi orang islam.
 Keutamaan orang menuntut ilmu
Orang yang telah diberikan ilmu oleh Alloh sesungguhnya adalah telah mendapatkan
suatu anugrah yang besar dari ilimunya itu. Karena dengan ilmunya, dia dapat mengetahui dan
memahami makna dari hidup ini secara benar dan hakiki. Ilmu juga menjadikan manusia untuk
bisa dimudahkan jalan menuju surga dan ilmu juga bermanfaat bagi pemiliknya walaupun dia
telah meninggal serta orang yang berilmu dipahamkan agama dan dikehendaki kebaikan.

ilmu yang bermanfaat akan mendatangkan khasyah ‘takut’ kepada Allah, dan pemiliknya
senantiasa mengakui keagungan Allah, sehingga melahirkan tahqiq ubudiyah, yaitu ketundukkan
dan penghambaan kepadaNya. Sebaliknya, ilmu yang tidak mendatangkan khasyah, tidak disebut
sebagai ilmu yang bermanfaat dan pemiliknya tidak masuk dalam kategori alim

EKY RIZKY PRASETYA / 19.0502.0014 / D3 TEKNOLOGI INFORMASI / AIK 4

Anda mungkin juga menyukai