Anda di halaman 1dari 23

ADAB PEMBELAJAR ISLAMI

Blok 1.1 : Learning Skill

M Zainul Fadli
KEUTAMAAN ILMU :

ISLAM menempatkan ILMU sbg hal yang sangat utama & penting
Kualifikasi manusia terutama didasarkan pada kompetensi ilmiahnya

Untuk bersaksi dg benar bahwa ALLAH satu-satunya TUHAN,


mutlak diperlukan ilmu (QS. Ali Imran : 18) :

ALLAH menyaksikan bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah


kecuali DIA sendiri, juga para malaikat dan orang-orang berilmu
yang menegakkan kebenaran (dg ilmunya), tidak ada Tuhan
yang berhak disembah kecuali DIA dzat yang maha mulia dan
maha bijaksana.
Kemuliaan & martabat manusia juga ditentukan oleh
ilmunya (QS Al-Mujadilah : 11) :

.......ALLAH meninggikan orang-orang yang beriman


diantara kamu dan orang-orang yang berilmu
dengan beberapa derajat (tingkat kemuliaan). ..........

Kemuliaan & Kesuksesan di dunia & di akhirat hanya


dapat diraih dengan ILMU
‫‪HR. Abu dawud & Turmudzi, dari Abu Darda' :‬‬

‫م ن س لك طريق ا يبتغ ي في ه علم ا س هل هللا ل ه طريق ا إل ى‬


‫الجنة ‪ ،‬وإن المالئكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضا بما‬
‫ص نع‪ ،‬وإ ن العال م ليس تغفر ل ه م ن ف ي الس موات وم ن ف ي‬
‫األرض حتى الحيتان في الماء ‪ ،‬وفضل العالم على العباد‬
‫كفض ل القم ر عل ى س ائر الكواك ب ‪ ،‬وإ ن العلماء ورث ة‬
‫األن بياء ‪ ،‬وإ ن األن بياء ل م يورثوا دينارا وال درهم ا ‪ ،‬إنم ا‬
‫ورثوا العلم ‪ ،‬فمن أخذه أخذ بحظ وافر‬
Barang siapa yang berjalan untuk menuntut ilmu,
maka ALLAH akan memudahkan baginya jalan
menuju surga, sesungguhnya malaikat
membentangkan sayapnya bagi penuntut ilmu karena
ridlo dengan aktivitasnya, sesungguhnya orang
berilmu itu dimintakan ampunan oleh semua makhluk
di langit dan semua makhluk di bumi, bahkan semua
ikan-ikan di laut. kelebihan orang berilmu dibanding
ahli ibadah seperti keunggulan bulan dibanding
bintang-bintang, dan sesungguhnya para 'Ulama'
adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para
Nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, tetapi
mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yang
mengambil ilmu itu berarti dia telah memperoleh
bagian yang sangat besar
SYARAT PEROLEHAN ILMU MANFAAT :

1. Memiliki kecerdasan (IQ) memadai :


Ilmu hanya dapat difahami oleh orang yang
mendayagunakan akalnya (berfikir)
(QS Al-Anfaal : 22)

sesungguhnya sejelek-jelek makhluk adalah


manusia yang tuli dan bisu, serta tidak mau berfikir
(tidak mengerti apa-apa)
2. Memiliki motivasi (minat) yang kuat :
Untuk meraih sesuatu yang tinggi & berharga,
harus ada semangat yg kuat,

‫إن الفتى حسب اعتقاده رفع * فكل من لم يعتقد لم ينتفع‬


sesungguhnya seorang pemuda itu sesuai dengan
keyakinannya dia akan ditinggikan (derajatnya),
maka siapa saja yang tidak memiliki keyakinan
(yang kuat) tidak akan bermanfaat (hidupnya)
3. Bersungguh-sungguh :

Kesungguhan berusaha merupakan realisasi


adanya minat yang kuat. Hanya kesungguhan yang
dapat mendatangkan pertolongan Tuhan untuk
mencapai tujuan. (QS Al-Ankabuut: 69) :

dan orang-orang yang bersungguh-sungguh


(berjuang) di jalanKU (untuk mencari keridhaanKU)
pasti akan AKU tunjukkan kepada mereka jalan-jalan
KU,dan sesungguhnya ALLAH menyertai orang-
orang yang berbuat baik
HR Baihaqi dari 'A'isyah ra :

‫إن هللا تعالى يحب إذا عمل أحدكم عمال أن يتقنه‬


sesungguhnya ALLAH mencintai seseorang diantara
kamu apabila mengerjakan suatu pekerjaan kamu
lakukan dengan sungguh-sungguh (cermat).
4. Mengikuti Pembelajaran Secara Paripurna :

ilmu manfaat hanya dapat diperoleh dengan belajar


yang ditempuh dengan prosedur dan proses yang baik
dan benar. Sistematika, penjenjangan (pentahapan),
strategi dan metodologi, serta keparipurnaan-nya.
Tidak terputus-putus atau berhenti di tengah jalan.
Taat pada tata tertib dan aturan yang ditetapkan oleh
guru/institusi.
QS An-Nisa' (59) :
‫ياءيهاالذين آمنوا أطيعوا هللا وأطيعوا الرسول وأولي األمر‬
‫منكم‬
hai orang-orang yang beriman ta'atilah ALLAH dan
ta'atilah Rasul(NYA) dan (ta'atilah) Ulil amri (orang
yang memegang urusan) di antara kamu.
Dari sahabat Abdullah bin Umar, Rasulullah saw
bersabda :
mendengar dan menta'ati (peraturan) hukumnya
wajib bagi setiap mu'min baik yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan, selama tidak diperintah
untuk ma'siyat, apabila diperintah berma'siyat maka
tidak boleh didengar dan tidak boleh dita'ati.
5. Pendidik yang Kompeten :
dalam mempelajari suatu ilmu, haruslah mengambil
dari sumber (guru/institusi) yang kompeten. ALLAH
swt memerintahkan manusia agar bertanya kepada
orang yang kompeten (ahlu dzikri) tentang sesuatu yang
tidak/belum diketahui.
QS Al-Anbiya' (7) :
‫فاسئلوا أهل الذكر إن كنتم ال تعلمون‬
maka bertanyalah kepada ahlu dzikri (orang yang
berilmu/kompeten) jika kamu tidak mengetahui.
Diantara kompetensi pendidik (menurut Al-Ghazali) :
- Memiliki rasa kasih sayang kepada pembelajar,
Sebagaimana sabda Rasulullah saw :
sesungguhnya kedudukan(perasaan)ku kepadamu,
seperti orang tua kepada anak-anaknya. (HR. Abu
Daud, Nasa'i, Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)
- Meneladani sikap dan perilaku Rasulullah dalam
mendidik ummatnya. Tidak mengambil manfaat
atau mengharap balas jasa, sebaliknya hanya
mengharap ridlo ALLAH.
- Memahami sistematika pembelajaran (dari yang
sederhana menuju yang komplek, dari dasar menuju
yang lebih tinggi, dsb)
- Mengingatkan pembelajar agar menghindari
akhlaq yang buruk, karena dapat
mempengaruhi kalurusan niatnya.
- Tidak meremehkan / melecehkan pendidik lain.
- Menyampaikan ilmu sesuai tingkat pemahaman
pembelajar.
- Mengamalkan ilmunya
6. Waktu yang cukup :

dalam menuntut ilmu mutlak diperlukan waktu


yang cukup. Tidak mungkin suatu ilmu dapat
dikuasai dengan baik hanya dalam waktu
singkat.
Bahkan sering kali pemahaman suatu ilmu harus
melalui pengulangan berkali-kali.
ADAB PEMBELAJAR MENURUT ISLAM (AL-Ghazali) :

1. Membersihkan hati dari kotoran :


Ilmu adalah ibadah hati, & pendekatan diri kepada
ALLAH swt.
Hanya dapat diperoleh melalui hati yg bersih & suci
Kotoran hati al.: sombong, dengki, riya', dll
Al-Ghazali mengutip sebuah hadis Rasul :
‫ال تدخل المالئكة بيتا فيه كلب‬
“malaikat tidak akan mau masuk ke dalam rumah
yang di dalamnya ada anjing” (HR. Bukhari&Muslim)

Yang dimaksud rumah adalah hati manusia, sedang


anjing adalah kotorannya, ilmu dapat masuk ke dalam
hati manusia melalui perantaraan malaikat.
2. Menyedikitkan ketertarikan pada kesenangan
duniawi.
Ketertarikan terhadap kesenangan duniawi dapat
mengganggu konsentrasi belajar, karena hati
manusia hanya bisa berkonsentrasi pada satu hal
saja.
‫ما جعل هللا لرجل من قلبين في جوفه‬
ALLAH tidak menjadikan bagi seseorang dua hati di
dalam tubuhnya (qs. Al-Ahzab:4)
3. Tawadlu'/Tidak sombong thd Ilmu & Pendidik .

‫ال تتعلموا العلم لتباهوا به العلماء ولتماروا به‬


‫السفهاءولتصرفوا به وجوه الناس إليكم فمن فعل ذلك فهو‬
‫في النار (ه عن جابر‬
janganlah kamu menuntut ilmu untuk mengungguli
Ulama, atau untuk memperdaya orang bodoh, atau
untuk mencari popularitas, barang siapa yang
melakukan hal itu maka dia di neraka (hr Ibn Majah,
dari shb Jabir).

‫العلم حرب للفتى المتعالى * كالسيل حرب للمكان العالي‬


Ilmu akan memusuhi (tidak dapat diterima oleh)
pemuda yg tinggi hati (sombong), seperti aliran air
yang tidak mungkin menuju ke tempat yang lebih
4. Menghindarkan diri dari berbagai perselisihan
pendapat
5. Tidak meninggalkan sesuatu bagian atau
aspek dari ilmu
6. Belajar secara sistematik, bertahap dan
tertib.
7. Memahami dan memenuhi syarat perolehan
ilmu manfaat.
8. Meluruskan niat semata untuk menggapai ridlo
ALLAH,
Tidak merusak dengan tujuan untuk mencari
popularitas, kekayaan atau jabatan.
Rasulullah saw mengingatkan :

‫من تعلم علما مما يبتغى به وجه هللا عز وجل ال يتعلمه‬


‫إال ليصيب به عرضا من الدنيا لم يجد عرف الجنة يوم‬
‫القيامة – يعني ريحها‬

Barang siapa mempelajari suatu ilmu yang


semestinya untuk mengharap ridlo ALLAH, namun
dia mempelajarinya hanya dengan tujuan untuk
mendapat kesenangan duniawi, maka ia tidak
dapat mencium bau surga pada hari kiamat.
KH Hasyim Asy'ari membagi adab pembelajar menjadi 3 macam :
1. Adab thd diri sendiri
2. Adab thd Pendidik (Guru)
3. Adab thd Ilmu

1. Adab thd diri sendiri :


Seperti yang dijelaskan oleh Al-Ghazali, dengan
menambahkan
Menghindar dari pergaulan yg tidak berhubungan dg
pembelajaran, khususnya pergaulan dg lawan jenis.

Bahaya pergaulan yg tidak baik dapat melemahkan


daya fikir.

Pilihlah teman yg taat beragama, banyak kabaikan &


sedikit kejelekannya, mau mengingatkan thd hal yg tidak
baik, dan mendukung hal yg baik
2. Adab thd Pendidik / Dosen :

> memilih pendidik yg baik (akhlaknya), layak diteladani


> memilih pendidik yg kompeten
> tunduk & patuh pada ajarannya
> memandang pendidik dg pandangan yg memuliakan /
hormat
> memahami hak-hak pendidik dan keutamaannya
(semasa hidup maupun setelah meninggal)
> sabar dan berbaik sangka thd perilaku pendidik,
> tidak masuk ke majlis pendidik tanpa izin
> tawadlu', santun, penuh perhatian
> bertutur kata yg lembut & benar, tidak menyinggung
perasaan
> tidak mendahului, atau memotong pembicaraan pendidik
> menerima dan menyampaikan sesuatu kepada pendidik dg
tangan kanan
3. Adab thd Ilmu :

~ mendahulukan ilmul yg wajib, kemudian yg sunnah,


kemudian yg mubah
~ tidak menyibukkan diri pada masalah yg
diperdebatkan 'Ulama'
~ mendiskusikan hal-hal yg belum difahami dg orang
yg dapat meluruskan dan mengetahui kebenarannya.
~ selalu mendatangi majlis-majlis ilmu bersama orang-
orang yg alim (pakar)
~ tidak malu bertanya tentang materi yg belum
difahami
~ sabar, disiplin dan tertib dalam belajar
~ selalu mencatat dan mendokumentasi pelajaran
~ bersahabat dan mencintai sesama pencari ilmu

Anda mungkin juga menyukai