Anda di halaman 1dari 9

Ringkasan Kitab Ta’lim Muta’alim

Imam al-Zarnûji wafat pada 591 H

Dalam kitab Ta’limul Muta’alim terdiri dari 13 pasal, diantaranya:

1.      Hakikat Ilmu, Hukum Mencari Ilmu dan Keutamaannya.


2.      Niat Dalam Mencari Ilmu.
3.      Cara Memilih Ilmu, Guru, Teman dan Ketekunan.
4.      Cara Menghormati Ilmu dan Guru.
5.      Kesungguhan Dalam Mencari Ilmu, Beristiqomah dan Cita-Cita Yang Luhur.
6.      Ukuran dan Urutannya.
7.      Tawakal.
8.      Waktu Belajar Ilmu.
9.      Saling Mengasihi dan Saling Menasehati.
10.  Mencari Tambahan Ilmu Pengetahuan.
11.  Bersikap Wara’ Ketika Menuntut Ilmu.
12.  Hal-Hal Yang Dapat Menguatkan Hafalan dan Yang Melemahkannya.
13.  Hal-Hal Yang Mempermudah Datangnya Rezeki dan Yang Menghambat Datangnya Rezeki, Yang
Dapat Memperpanjang dan Mengurangi Umur.

II
RANGKUMAN

PASAL I
HAKIKAT ILMU, FIKIH DAN KEUTAMAANNYA

A.    Kewajiban Belajar
Rosululloh SAW bersabda:
‫ طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة‬:‫ هللا صلى هللا عليه وسلم‬T‫قال رسول‬
“Menuntut ilmu itu wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan.”
Kewajiban menuntut ilmu bagi muslim laki-laki dan perempuan tidak untuk segala macam ilmu,
tetapi yang diwajibkan adalah menuntut ilmu haal (ilmu yang menyangkut kewajiban sehari-hari
sebagai muslim, seperti ilmu tauhid, akhlak dan fiqih). Sebagaimana diterangkan dalam hadits:
“Ilmu yang paling utama adalah ilmu haal dan amal yang paling utama adalah menjaga haal
(prilaku).”

B.     Keutamaan Ilmu
Keutamaan ilmu adalah sebagai peratara (sarana) menuju ketakwaan yang akan menyebabkan
seseorang brhak mendapatkan kemuliaan disisi ALLOH SWT dan kebahagiaan yang abadi.

C.    Ilmu Akhlak
Setiap orang Islam wajib mempelajari ilmu tentang segala etika (akhlak), baik yang terpuji
maupun yang tercala.

D.    Ilmu Yang Wajib Dipelajari Secara Kifayah dan Ilmu Yang Haram Dipelajari
Mempelajari ilmu yang diperlukan pada saat-saat tertentu saja (seperti salat jenazah dan dll.)
hukumnya fardhu kifayah.jika di suatu daerah sudah ada orang yang mempelajari ilmu tersebut.
Mempelajari ilmu nujum (meramalkan suatu berdasarkan ilmu perbintangan dan astrologi)
hukumnya haram, sebab ilmu tersebut berbahya dan tidak bermanfaat, dan lari dari ketentuan dan
takdir ALLOH SWT jelas tidak mungkin.Tapi jika sebatas untuk mengetahui arah kiblat dan waktu
salat, maka dipebolehkan.
Adapun mempelajari ilmu kedokteran hukumnya jawaz (diperbolehkan).

E.     Definisi Ilmu
Ilmu adalah suatu sifat yang dengannya dapat menjadi jelas pengertian suatu hal yang disebut.
Ilmu fiqih adalah pengetahuan tentang kelembutan-kelembutan (kedalaman) ilmu.
PASAL II
NIAT DALAM MENCARI ILMU

A.    Pentingnya Niat Blajar


Rosululloh SAW bersabda:
‫إنما األعمال بالنيات‬
“ Semua amal itu tergantung pada niatnya.”
Niat seorang pelajar dalam menuntut ilmu harus ikhlas mengharap ridha ALLOH SWT,
mensyukuri nikmat akal dan kesehatan badan, mencari kebahagiaan di akhirat menghilangkan
kebodohan dirinya, dan orang lain menghidupkan agama, dan melestarikan Islam.

B.     Kelezatan dan Hikmah Ilmu


Barang siapa yang telah dapat merasakan kelezatan ilmu dan pengamalannya, maka dia tidak
akan tertarik dengan harta yang dimiliki orang lain.

C.    Pantangan Ahli Ilmu


Para ahli ilmu (ulama) sebaiknya tidak merendahkan (menghinakan) dirinya dengan
mengharapkan sesuatu yang tidak semestinya dan menghindari hal-hal yang dapat
menghinakanilmu dan ahli ilmu.

D.    Saran Khusus Buat Pelajar


Para pelajar seharusnya mendapatkan kitab wasiat yang ditulis oleh Abu Hanifah untuk Yusuf
bin Khalid As-Simti ketika hendak pulang kepada keluarganya.
PASAL III
MEMILIH ILMU, GURU, TEMAN BELAJAR DAN TEKUN DALAM MENIMBA ILMU
A.    Syarat-syarat Ilmu Yang Dipilih
Para pelajar hendaknya memilih ilmu yang terbaik baginya dan ilmu yang dibutuhkannya dalam
urusan agama pada masa sekarang, lalu ilmu yang dibutuhkannya pada masa mendatang.
Sebaiknya seorang pelajar memprioritaskan pada ilmu tauhid dan mengenal ALLOH dengan dalil-
dalilnya.
Para ulama berkata tetaplah kalian pada ilmunya para nabi (ilmu agama), dan tinggalkanlah ilmu-
ilmu yang baru (ilmu debat yang mucul setelah meninggalnya para ulama).

B.     Cara Memilih Guru Atau Kiai


Sebaiknya memilih orang yang lebih alim (pandai), yang bersifat wara’ (menjaga harga diri),
dan yang lebih tua.

C.    Memilih Teman Belajar


Para pelajar sebaiknya memilih orang yang tekun belajar, bersifat wara’ dan berwatak istiqomah
(lurus) dan mudah paham (tanggap).Hindarilah orang malas, penganggur, pembual, suka berbuat
onar dan suka memfitnah.
D.    Sabar Dan Tekun Dalam Belajar
Seorang pelajar harus berani bertahan dan bersabar dalam belajar kepada seorang guru dan
mempelajari sebuah kitab, jangan sampai meninggalkannya sebelum tamat (selesai). Tidak
berpindah dari satu guru ke guru yang lain dan dari satu ilmu ke ilmu yang lain sebelum benar-
benar memahaminya dengan yakin,tidak berpindah dari suatu daerah ke daerah yang lain tampa
kecuali bila terpaksa.

PASAL IV
PENGHORMATAN TERHADAP ILMU DAN ORANG ALIM

A.    Mengagungkan Ilmu
Pelajar tidak dapat meraih ilmu dan memanfaatkan ilmunya kecuali dengan menghormati ilmu
dan ahli ilmu serta menghormati dan mengagungkan gurunya.

B.     Mengagungkan Guru
Salah satu cara menghormati guru ialah tidak berjalan kencang di depannya, tidak duduk
ditempatnya, tidak mulai percakapannya kecuali atas izinnya, tidak banyak bicara dihadapan guru,
tidak menanyakan sesuatu ketika ia sudah bosan, menjaga waktu dan tidak mengetuk pintu rumah
atau kamarnya, tetapi harus menunggu sampai beliau keluar, menghormati anak-anaknya dan orang
yang mempunyai hubungan keabat dengannya.

C.    Memuliakan Kitab
Seorang pelajar sebaiknya tidak memegangkitab kecuali dalam keadaan suci dari hadas, tidak
menyelonjorkan kaki kearah kitab, hendaknya kitab tafsir diletakan diatas kitab-kitab yang lain dan
tidak meletakkan sesuatu diatas kitab, hendaknya menulis pada kitab dengan baik, jelas dan tidak
kabur, tidak membuat catatan pinggir yang mengaburkan kitab, kecuali dalam keadaan terpaksa,
sebiknya tidak memakai tinta merah dalam menulis kitab karena hal itu kebiasaan para filosof
bukan kebiasaan ulama salaf.

D.    Menghormati Teman
Termasuk menghormati ilmu adalah menghormati teman dan orang yang mengajar.Para pelajar
harus saling mengasihi dan menyayangi apalagi kepada guru, supaya ilmunya berpaedah dan
diberkati.
Hendaknya para pelajar mendengarkan ilmu dan hikmah dengan rasa hormat, sekalipu sudah pernah
mendengarkan suatu masalah dan kalimat tersbut seribu kali.

E.     Jangan Memilih Ilmu Sendiri


Seorang pelajar sebaiknya tidak memilih sendiri bidang ilmu yang akan ditekuninya, tetapi
harus menyerahkan kepada guru untuk memilihnya. Karena guru lebih tahu mana ilmu yang cocok
dengan watak atau kecenderungan muridnya.
Seorang pelajar sebaiknya tidak duduk dekat gurunya pada saat belajar kecuali darurat.
F.     Menghindri Akhlak Tercela
Seorang pelajar sebaiknya menghindari perilaku yang tercela.

PASAL V
KESUNGGUHAN DALAM MENCARI ILMU, BERISTIQOMAH DAN CITA-CITA YANG
LUHUR

A.    Kesungguhan Hati
Pera pelajar harus bersungguh-sungguh dan tekun dalam belajar.
Firman ALLOH SWT dalam QS. Al-Ankabut: 69.
‫ سبلنا‬T‫والذين جاهدوا فينا لنهدينهم‬
“ Dan orang-orang yang berjihad atau bersungguh-sungguh untuk mencari (keridhaan-Ku), maka
benar-benar aku akan tunjukan mereka kepada jalan-jalan menuju keridhaan-Ku.”

B.     Kontinuitas dan Mengulang Pelajaran


Pelajar harus mengulang-ngulang pelajarannya pada awal malam dan akhir malam.Yaitu antara
Isya dan waktu sahur.

C.    Menyantuni Diri
Para pelajar tidak boleh terlalu memaksa diri hingga melebihi kekuatannya. Karena akan
melemahkan tubuhnya.

D.    Cita-cita Luhur
Para pelajar harus memiliki cita-cita yang luhur dalam berilmu, karena merupakan modal utama
untuk mencapai sesuatu.

E.     Sebab-sebab Rasa Malas


Rasa malas ditimbulkan oleh dahak dan karena kebanyakan kadar air. Cara menanggulanginya
dengan mengurangi makan, bersiwak dan makan roti kering.

PASAL VI
LANGAH AWAL, UKURAN DAN TATA CARA BELAJAR

A.    Tahap Awal dan Ukuran Belajar


Dalam Hadis Nabi
‫ تم‬T‫ما من شيئ بدئ يوم األربعاء إال وقد‬
“Tidak ada sesuatu yang dimulai pada hari Rabu kecuali akan menjadi sempurna.”Karena hari Rabu
adalah hari dimana cahaya (Nur) diciptakan.
Ukuran dalam belajar bagi orang yang baru memulai, dalam keterangan dikatakan bahwa :
“Guru-guru kami berpendapat bahwa sebaiknya ukuran pelajaran bagi tingkat dasar adalah sesuatu
yang kira-kira dapat dikuasai dengan mengulanginya dua kali, kemudian setiap hari ditabahkan
kalimat demi kalimat.”
B.     Tingkat Pelajaran dan Usaha Memahaminya
Dalam memulai pelajaran, sebaiknya diawali dengan sesuatu yang mudah dipahami kemudian
membuat catatan sendiri mengenai pelajaran yang dipahaminya dan disertai dengan berdoa kepada
ALLOH SWT.

C.    Mendiskusikan Ilmu
Para pelajar harus saling mengingatkan pelajaran (mudzakarah),berdiskusi (munazharah), dan
memecahkan masalah bersama (mutharahah) dengan penuh kesadaran, tenang dan penuh
penghayatan, hindarilah keonaran.

D.    Berpikir dan Berbicara Tepat


Para pelajar harus menggunakan seluruh waktunya untuk merenungkan kedalaman ilmu dan
membiasakannya.
Sebelum berbicara, santri haruslah berpikir dulu, agar apa yang diucapkan benar.

E.     Pembiayaan Untuk Ilmu dan Bersyukur


Barang siapa berharta banyak, maka sebaik-baik harta yang dimiliki orang soleh, ialah harta
yang dihabiskan untuk menutut ilmu.
Para pelajar harus senantasa bersyukur kepada ALLOH dengan ungkapan lisan, hati, tindakan
anggota badan dan mendermakan hartanya serta berpandang bahwa pemahaman, pengetahun, dan
pertolongan itu semuanya dating dari ALLOH SWT.

F.     Berkorban Harta
Barang siapa memiliki harta kekayaan, maka janganlah kikir.
Rosululloh SAW. Bersabda:
‫أي دواء أدوأ من البخل‬
“Adakah penyakit yang lebih parah daripada kekikiran.”
Para santri harus rajin membeli kitab, dan menyuruh oraang lain menuliskan kitab, karena hal ini
dapat membantu mempermudah mengaji dan belajar ilmu fiqih.

G.    Belajar Keterampilan dan Mengukur Kemampuan


Para pelajar pada masa lalu lebih dahulu mempelajari cara bekerja kemudian mencariilmu,
kemudian mereka tidak tamak mengharap harta orang lain.
Para pelajar seharusnya tidak berharap kecuali kepada ALLOH.Dan tidak takut kecuali kepada-Nya.

H.    Menghapal Pelajaran
Para pelajar sebaiknya mempelajari ulang pelajaran yang lalu dengan cara sebagai berikut:
  Pelajaran yang lalu (kemarin) lima kali.
  Pelajaran dua hari yang lalu empat kali.
  Pelajaran tiga hari yang lalu tiga kali.
  Pelajaran empat hari yang lalu dua kali.
  Pelajaran Lima hari yang lalu satu kali.
Para pelajar harus membiasakan membaca pelajaran dengan penuh semangat.tidak usah
memaksakan diri, supaya tidak cepat bosan.
PASAL VII
BERTAWAKKAL

A.    Rezeki Dan Urusan Dunia 


Para pelajar diharuskan bertawakkal (berserah diri kepada ALLOH) di dalam menuntut ilmu. Ia
tidak perlu merasa susah karena masalah rezeki dan hatinya jangan selalu disibukkan dengan urusan
tersebut.
Orang yang berakal tidak akan gundah memikirkan urusan dunia, karena kegundahan dan
kesedihan tidak akan dapat meghindarkan musibah dan tidak akan memberikan manfaat.

B.     Hidup dengan Prihatin


Seorang pelajar harus sanggup menanggung segala kesulitan dan keprihatinan pada saat
merantau mencari ilmu. Sebagaimana yang diucapkan oleh Nabi Musa as. Saat bepergian mencari
ilmu dan ucapan ini tidak pernah terdengar darinya dalam masalah selain bepergian mencari ilmu.

“Sungguh benar-benar aku telah menemui kesulitan dalam perjalanan ini.”

C.    Menggunakan Seluruh Waktu Buat Ilmu


Para pelajar hendaknya tidak memanfaatkan waktu dengan sesuatu apapun kecuali hanyaa untuk
ilmu. Imam Muhammad berkata:
“Sesungguhnya pekerjaan kami (menuntut ilmu) ini sejak dari buaian hingga liang kubur. Seseorang
yang meninggalkan ilmu kami (ilmu fiqih) sesaat saja, maka dia akan tertinggal sepanjang
hidupnya.”

PASAL VIII
MASA BELAJAR

Dikatakan bahwa:
‫وقت التعلم من المهد إلى اللحد‬
“Masa belajar adalah semenjak dalam buaian hingga masuk liang lahat.”
Masa terbaik untuk belajar adalah ketika muda. Waktu paling baik untuk belajar yaitu saat-saat
menjelang subuh dan waktu antara magrib dan isya. Yang terbaik adalah menghabiskan seluruh
waktu untuk belajar. Apabila merasa jenuh menghadapi satu ilmu untuk dipelajari, maka beralihlah
kepada ilmu yang lain.

PASAL IX
KASIH SAYANG DAN  NASEHAT

A.    Kasih Sayang
Sebagai ahli ilmu hendaklah memiliki kasih sayang, bersedia memberi nasehat tanpa disertai
rasa hasud (dengki), karena rasa hasud tidak ada manfaatnya.

B.     Menjauhi Perselisihan
Para pelajar sebaiknya tidak melibatkan diri dalam permusuhan dengan seseorang, karena akan
menyia-nyiakan waktu juga berakibat membuka aib. Berusahalah menahan diri dan bersabar dalam
menghadapi orang-orang dungu.
Nabi Isa putra Maryam berkata:
“Betahanlah menghadapi ejekan orang yang bodoh satu kali, niscaya kamu akan beruntung sepuluh
kali.”

C.    Tidak Berprasangka Buruk


Jauhilah berprasangka buruk kepada sesama orang mukmin, karena hal itu sumber permusuhan
dan tidak dihalalkan.
Rosululloh SAW bersabda:
‫ظنوا بالمؤمنين خيرا‬
“Berprasangka baiklah terhadap orang mukmin.”

PASAL X
MEGAMBIL PELAJARAN

A.    Memanfaatkan Waktu Belajar


Mengambil pelajaran (istifadah) bagi pelajar haruslah dilakukan disetiap saat hingga
memperoleh kemuliaan, dengan cara selalu menyediakan alat tulis untuk mencatat segala
pengetahuan yang baru didapatkan.
Sebaikhya maanfaatkanlah setiap waktu dan jangan sia-siakan, lebih-lebih pada malam hari dan
pada saat sepi.

B.     Mengambil Pelajaran Dari Orang Yang Lebih Tua


Seorang pelajar hendaknya mau mengambil pelajaran dari orang yang lebih tua dan tidak
mengabaikan mereka.

C.    Prihatain dan Rendah Di Mata Manusia


Suatu keharusan bagi pelajar untuk menanggung derita selama menuntut ilmu. Bercumbu rayu
itu terlarang kecuali dalam rangka menuntut ilmu. Karena merupakan sutu keharusan bagi para
pelajar untuk bercumbu rayu (mempertajam ilmu) dengan guru, teman dan yang lain untuk
mengambil pelajaran dari mereka.

PASAL XI
WARA’ PADA MASA BELAJAR

A.    Wara’
Rosululloh SAW bersabda:
‫ أو يبتليه‬،‫ أو يوقعه فى الرساتيق‬،‫ إما أن يميته فى شبابه‬:‫من لم يتورع فى تعلمه ابتاله هللا تعالى بأحد ثالثة أشياء‬
‫بخدمة السلطان‬
“Barang siapa tidak berlaku wara’ ketika belajar ilmu, maka dia akan diuji oleh ALLOH dengan
salah satu dari tiga perkara: Adakalanya ia dimatikan ketika muda, ditempatkan bersama orang-
orang bodoh, atau diuji menjadi pelayan para penguasa.”
Diantara perbuatan wara’ yaitu menjauhkan diri dari golongan yang berbuat kerusakan, maksiat
dan penganggur, menjauhkan dari perut kenyang, banyak tidur dan banyak bicara yang tidak ada
gunanya. Hendaknya menjauhi makanan pasar, karena dikhawatirkan najis dan kotor, dapat
menjauhkan diri dari ingat kepada ALLOH dan lebih ingat kepada kelalaian.

B.     Menghadap Kiblat
Seorang pelajar hendaknya menghadap kiblat ketika belajar, selalu mengerjakan sunnah Nabi
SAW, mengikuti ajaran para pendukung kebaikan, dan menghindari ajaran orang-orang yang
berbuat lalim.

C.    Berpedoman Pada Moral dan Sunnah


Seorang pelajar hendaknya tidak mengabaikan disiplin moral dan sunnah. Barang siapa yang
meninggalkan disiplin moral, maka akan terhalang dari yang sunnah dan barang siapa yang
mengabaikan yang sunnah maka ia terhalang dari yang wajib, sehingga ia terhalang pula dari
akhirat.
Hendaknya memperbanyak melakukan shalat sebagaimana salatnya orang-orang yang khusyu,
karena hal ini sangat menunjang kesuksesan belajar.
Seorang pelajar harus selalu membawa buku dalam keadaan bagaimanapun, agar bisa menelaahnya.
Dikatakan:
‫من لم يكن الدفتر فى كمه لم تثبت الحكمة فى قلبه‬
“Barang siapa yang tidak ada buku dalam sakunya, maka ia tak menyimpan hikmah dalam hatinya.”
PASAL XII
SEBAB-SEBAB HAPAL DAN LUPA

A.    Penyebab Mudah Hapal


Hal-hal yang berperan menujang hapalan adalah kesungguhan, terus menerus, sedikit makan,
membaca Al-Quran dan shalat dimalam hari.
Membaca Al-Quran dengan melihat (tidak dengan hapalan) adalah lebih utama. Sebagaimana sabda
Nabi SAW:
‫أعظم أعمال أمتى قراءة القرآن نظرا‬
“Ibadah yang paling utama dari umatku adalah membaca Al-Quran dengan melihat.”
Cara lain untuk menguatkan hapalan yaitu ketika akan mengaji kitab membaca doa. Kemudian
perbanyaklah membaca solawat kepada Nabi SAW. Karena solawat adalah zikir untuk seluruh
alam.
Bersiwak, mnium madu, makan kandar (hanya ada di Turky) yang dicampur dengan gula dan
makan anggur merah kering 21 biji setiap hari ketika merasa lapar.

B.     Penyebab Lupa
Yang dapat menyebabkan lupa antara lain: Banyak berbuat maksiat, banyak dosa, khawatir dan
disibukkan oleh urusan dunia.
Beberapa hal yang menyebabkan lupa antara lain, makan ketumbar, melihat salib, membaca
tulisan pada nisan, berjalan diantara iringan-iringan unta, membuang ketombe yang masih hidup ke
tanah, dan berbekam pada tengkuk.

PASAL XIII
HAL-HAL YANG MENDATANGKAN DAN YANG MENJAUHKAN REZEKI’ YANG
MENAMBAH DAN MEMPERPANJANG UMUR

A.    Yang Menjauhkan Rezeki


Rosululloh SAW bersabda:
“Tidak dapat menolak takdir kecuali doa. Dan tidak dapat menambah usia kecuali berbuat baik.
Maka sesungguhya orang laki-laki bisa terhalang rezekinya karena dosa yang diperbuatnya.”
Hadis ini menunjukan bahwa perbuatan dosa itu dapat menyebabkan terhalangnya rezeki,
khususnya dosa akibat berdusta.
Tidur di waktu subuh, banyak tidur menyebabkan fakir, termasuk fakir dalam ilmu. Tidur
dengan telanjang, kencing dengan telanjang, makan dalam keadaan junub, makan ketika junub,
membiarkan makanan yang terjatuh, membakar kulit bawang merah dan putih, menyapu lantai
rumah dengan kain, menyapu rumah pada malam hari, membiarkan sampah didalam rumah,
berjalan didepan orang tua, memanggil kedua orang tua dengan namanya, membersihkan makanan
yang tersisa di sela-sela gigi dengan benda kasar, membersihkan tangan dengan lumpur, tanah atau
debu, duduk diambang pintu, bersandar pada salah satu daun pintu, wudhu di tempat istirahat,
menjahit baju yang sedang dikenakan (dipakai), menyela wajah dengan baju, membiarkan sarang
laba-laba didalam rumah, mengabaikan salat, cepat-cepat keluar dari mesjid setelah salat subuh,
terlalu pagi pergi ke pasar, membeli roti dari orang fakir yang mengemis, mendoakan jelek pada
anak, tidak menutup bejana, dan memadamkan lampu dengan meniup, menulis dengan pena yang
rusak, menyisir rambut dengan sisir yang rusak, tidak mendoakan baik kepada kedua orang tua,
mengenakan surban dengan duduk, mengenakan celana dengan berdiri, kikir, terlalu hemat,
berlebih-libihan, malas, menunda-nunda dan menyepelekan segala urusan.

B.     Yang Mendatangkan Rezeki


Rosululloh SAW bersabda:
“Memohonlah kalian akan turunnya rezeki dengan bersedekah.”
Bangun di waktu pagi dapat mendatangkan segala kemudahan dan dapat menambah nikmat,
terutama rezeki. Menulis dengan baik, berwajah ramah dan berkata baik akan menambah banyak
rezeki.
Sebab-sebab yang kuat dan luhur agar mudah mendapatkan rezeki adalah menegakkan salat
dengan penuh hormat, khusyu’ dengan menyempurnakan rukun, wajib, sunat, dan disiplin moral
(adab)-nya.melakukan solat dhuha, dinjurkan pula membaca surat Al-Waqi’ah terutama pada
malam hari di saat orang tidur, membaca surat Al-Mulk, Al-Muzammil, Al-Lail dan Al-Insyirah.
Sebab lain yang dapat mempermudah datang rezeki adalah datang ke masjid sebelum azan,
selalu suci dari hadas, salat sunat sebelum subuh, salat witir di rumah, tidak memperbincangkan
masalah dunia setelah salat witir, tidak sering bergaul dengan wanita kecuali ketika perlu, tidak
membual untuk agama dan dunianya.

C.    Yang Memperpanjang Umur


Yang dapat meyebabkan umur pajang, yaitu takwa, tidak menyakiti, hormat kepada orang yang
tua dan menyambung kekerabatan (silaturahmi).
Hendaklah tidak menebang pepohonan yang hidup kecuali karena terpaksa, berwudhu dengan
sempurna, salat dengan penuh penghormatan, melakukan haji Qiran, dan menjaga kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai