Anda di halaman 1dari 18

1

Peserta Didik : Kepribadian, Intelegensi dan Etikanya dalam


Perspektif Islam.

oleh:

“Suprapto, Listianah, dan Roy Imam Syah”

Supraptonisa2@gmail.com/ listianah.akbar14@gmail.com/ royimamsyah@gmail.com

Program Studi Magister Pendidikan Islam,


Universitas Muhammadiyah Surabaya Tahun 2022.

ABSTRAK

Kajian ini bermaksud untuk mengetahui tujuan dari hasil pendidikan menurut
sudut pandang Islam, yaitu terciptanya kepribadian manusia yang selalu
mengharap ridho Allah dan selalu menerapkan aturan-aturan sesuai dengan
syari‟at Islam. Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan bahwa ada 12
metode atau strategi yang harus peserta didik terapkan agar meraka menjadi insan
yang berkepribadian,berintelegensi dan beretika sesuai dengan ajaran Islam yaitu;
1) Memilih guru dengan memohon kepada Allah; 2) Meneladani sikap guru dan
belajar sungguh-sungguh; 3). Mengikuti pemikiran guru; 4) Memuliakan guru; 5)
Memperhatikan hak hak pendidik; 6) Bersabar terhadap hukuman yang diberikan
guru; 7). Bersilaturrahim dengan seiijin guru; 8) Menghadap guru harus sopan; 9)
Lemah lembut jika berbicara dengan guru; 10) Mengingat dan menerapkan
nasehat dan fatwa guru; 11). Tidak menyelah pembicaraan jika guru berbicara;
dan 12). Selalu memakai tangan kanan jika memberikan sesuatu kepada guru.
Melalui 12 strategi tersebut diharapkan peserta didik mampu menjadi insan yang
berkepribadian, berintelegnsi dan beretika menurut prinsip Islam.

Kata Kunci: Kepribadian, Intelgensi, Etika, Peserta Didik, dan Islam

ABSTRACT

This study intends to find out the purpose of educational outcomes according to
an Islamic point of view, namely the creation of a human personality who always
2

keeps his heart obedient and istiqomah to Allah SWT, always asks forgiveness
from Allah SWT, always feels afraid to sin and always seeks His pleasure. Based
on the literature study that has been found, it is known that there are 12 methods
or strategies that students must apply so that they become intelligent, ethical, and
good personalities, namely; 1) Ask Allah's guidance in choosing a teacher; 2)
imitate the teacher's attitude by studying seriously; 3). Following the teacher's
thinking; 4) Honoring teachers; 5) Pay attention to the rights of educators; 6) Be
patient with the punishment given by the teacher; 7). Stay in touch with the
permission of the teacher; 8) Facing the teacher must be polite; 9) Be gentle when
talking to the teacher; 10) Remember and apply teacher advice and fatwas; 11).
Do not interrupt the conversation if the teacher is speaking; and 12). Always use
the right hand when giving something to the teacher. Through these 12 strategies,
students are expected to be able to become individuals who are intelligent, ethical,
and have a good personality in accordance with Islamic principles.

Keywords: Personality, Intelligence, Ethics, Learners, and Islam

A. PENDAHULUAN
Pada prinsipnya manusia diciptakan oleh Allah di dunia ini mempunyai
dua tugas mulia, yaitu sebagai hamba sang Pencipta dan amanat kholifah di
muka bumi. Sebagai tunduk dan patuh mengabdi kepada Allah SWT.
Sebagaimana telah Allah firmankan dalam Al Qur‟an surat Adz Dzariat ayat
56:

ِ ‫ٱْلنس إََِّّل لِي عب ُد‬


‫ون‬ ِْ ‫ٱْلِ َّن و‬
hamba maka dalam segala aktifitasnya
ُْ َ َ َ ْ ‫ت‬ ُ ‫َوَما َخلَ ْق‬
harus bernilai ibadah, segala aktifitasnya senantiasa

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.” 1

1
Departemen Agama, Al Qur’an Terjemah Tahun (Solo : CV Pustaka Mantik,
1997), hlm. 862
3

Manusia diciptakan sebagai hamba Allah dan seklaigus tugasnya sebagai


kholifah allah.

‫ََت َع ُل فِ َيها َم ْن‬ ِ ِ ‫اعل ِِف ْاْلَر‬


َْ ‫ض َخلي َفةً ۖ قَالُوا أ‬ ْ
ِ ‫ك لِْلم ََلئِ َك ِة إِِّن ج‬
ٌ َ ّ َ َ‫َوإِ ْذ ق‬
َ َ ُّ‫ال َرب‬
‫ال إِِّّن أ َْعلَ ُم َما‬
َ َ‫ك ۖ ق‬ ِّ ‫ي ْف ِس ُد فِيها ويس ِفك ال ِّدماء وََنن نُسبِح ِِبم ِد َك ونُ َق‬
َ َ‫س ل‬ ‫د‬
ُ َ ْ َ ُ َّ ُ ْ َ َ َ ُ ْ ََ َ ُ
‫ََّل تَ ْعلَ ُمو َن‬

Artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:


"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui".2

Karena menjadi kholifah yang diemban manusia sangat berat maka manusia
butuh pengetahuan yang cukup. Pengetahuan tidak diterima dengan gratis
maka manusia harus ada ikhtiar, ia melalui proses yang namanya pendidikan.
Melalui proses pendidikan manusia bisa membentuk dirinya berkepribadian,
berintelegensi, dan beretika.

Manusia hendaknya selalu menuntut ilmu dimanapun dan sampai


kapanpun. Oleh karena itu dengan menuntut ilmu manusia mempunyai
wawasan yang luas dan pemikiran yang berkembang serta dapat memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, manusia harus
mempunyai kepribadian dan beretika yang baik sehingga didalam perilaku atau
tindakan selalu mengharap ridho Allah dan menjalankan aturan-aturan syari‟at
Islam secara kaffah. Menurut pengertian di atas, manusia yang di pundaknya
ada amanat penuntut ilmu haruslah mempunyai etika dan berkepribadian yang
patut diteladani sesuai dengan kepribadian Nabi Muhammad SAW serta

2
Ibid., hlm 13
4

mempunyai intelegensi yang tinggi agar dapat menopang masalah-masalah


yang ada pada zaman saat ini. Permasalahan yang sering muncul di dunia
pendidikan adalah menurunnya implementasi etika peserta didik di sekolah.
Penurunan etika dapat dilihat pada zaman sekarang ini di dunia pendidikan
seperti : pengroyokan, penghinaan, pemakaian narkoba, pergaulan bebas
sampai terjadi pembunuhan dan pencurian.

Sebagaimana penjelasan diatas, maka dalam artikel ini kami akan


membahas bagaimana definisi peserta didik berkepribadian, berintelegensi dan
beretika menurut Islam. Dan juga akan diketahui bagaimana strategi untuk
mencetak peserta didik yang berkepribadian,berintelegensi dan beretika
menurut Islam.

B. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pengertian Peserta Didik.
Defenisi peserta didik secara umum adalah sekelompok orang atau
individu yang melaksananakan proses pendidikan. Sedangkan dalam
pengertian khusus peserta didik adalah seorang anak yang semuanya
menjadi tanggung jawab para pendidik.
Peserta didik dapat mengembangkan potensi masing-masing yang sudah
diberikan Allah sebagai fitroh manusia hingga menjadi insan kamil.untuk
menuju insan kamil peserta didik membutuhkan seorang pendidik yang
mengarahkan dan menjadi fasilitator dalam keberhasilannya.
Peserta didik menurut pendidikan Islam adalah seseorang yang
berupaya atau berproses untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa peserta didik bisa berkembang
dan dapat mencapai tujuan itu masih membutuhkan orang lain yang
membantu proses ketercapaian tujuan. Dengan pengertian lain peserta
didik tidak hanya di sekolah tetapi di rumah adalah sebagai peserta didik
bagi keluarga. Begitu juga sudah besar akan menjadi peserta didik di
masyarakat dan agama.
5

Peserta didik ini sebenarnya mempunyai arti yang dalam dibanding


istilah siswa.maksudnya adalah, dalam proses melaksanakan pendidikan
seseorang hendaknya melakukan dengan sungguh-sungguh dan keteguhan
hati. Dalam hal ini yang dimaksud bahwa istilah murid
dan thalib mengandung makna adanya si peserta didik ada keaktifan diri
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, hal ini dibuktikan dengan adanya
peserta didik mendatangi pendidik atau tempat pendidik melakukan proses
belajar mengajar.

2. Karakteristik Peserta Didik Menurut Islam


Lembaga pendidikan yang melaksanakan pendidikan hendaknya
memiliki pendidik yang dapat memahami peserta didik sebagai subjek dan
objek pendidikan. Karena pendidik dan peserta didik satu kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan. Jika ada kesalahpahaman dalam memahami arti
peserta didik akan mengakibatkan ketidakberhasilan dalam pendidikan.
Dengan demikian dapat dijabarkan karakteristik peserta didik sebagai
berikut.
a. Peserta didik mendapatkan hak sesuai kebutuhannya.
Dalam kegiatan belajar mengajar hak peserta didik disesuaikan
dengan kebutuhannya. Karena kebutuhan sekolah dasar berbeda dengan
sekolah menengan atau sekolah atas. Sebagai pendidik harus
membedakan cara memenuhi hak yang dibutuhkan peserta didik
terutama dalam hal metode mengajar.
b. Peserta didik mempunyai potensi masing-masing.
Setiap insan dikarunia Allah dengan potensi masing-masing.
Sebagai pendidik harus bisa menggali dan mengembangkan setiap
potensi peserta didik sehingga bisa menjadikan peserta didik menjadi
manusia yang sempurna.
c. Peserta didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia
6

Dalam dunia pendidikan untuk mendidik peserta didik semua ranah


kehidupan saling berkaitan sehingga terwujud apa yang di harapkan
dan bermanfaat bagi orangtua, sekolah dan lingkungan sekitar.
d. Dalam lembaga pendidikan yang menjadi subjek dan objek adalah
peserta didik yang mana dapat berkembang kreatif, inovatif dan aktif.
Suatu system pendidikan yang menjadikan subjek dan objek akan bisa
mengembangkan potensi peserta didik dan membentuk kepribadian
etika peserta didik sesuai dengan lingkungan disekitarnya.
e. Pola perkembangan peserta didik mengikuti tahapan-tahapan terhadap
perkembangannya.
Tahapan –tahapan dalam peserta didik bisa dari usia masuk jenjang
pendidikan, menggali potensi atau bakat yang dimiliki setiap peserta
didik harus sesuai kebutuhannya sehinggan dilakukan periodesasi atau
tahapan.
3. Adab dan Kebutuhan Peserta Didik
a. Kepribadian Peserta Didik
Dalam bahasa Arab, kepribadian kepribadian disebut dengan
“syakhsiyah” yang secara etimologis memiliki makna “shifaanun
tumayyizu al-asykhasha min ghairihi” yang berarti ciri khas atau sifat
yang menjadikan manusia itu berbeda dengan manusia lainnya3. Dalam
kaitannya dengan peserta didik, maka kepribadian dapat diartikan
sebagai ciri khas atau karakter yang melekat pada peserta didik yang
menjadikannya berbeda antara peserta didik yang satu dengan yang lain.
Dalam istilah psikologi, ide, ego, dan superego merupakan 3 hal yang
memberntuk kepribadian peserta didik4. Tiga hal tersebut sejatinya dapat
diselipkan nilai-nilai serta aturan yang memiliki sifat evaluatif atau
filtering. Jadi, ibarat sebuah mobil tiga hal tersebut adalah „rem‟ yang
berfungsi agar peserta didik mampu mengetahui mana yang baik dan
mana yang buruk. Amat sangat selaras apabila nilai-nilai tersebut

3
Abdul Mujib dan Yusuf Mundzakir. Nuansa-nuansa Islam, hlm 37.
4
Fahdian R, Agus Tinus, dan M. Mansur Ibrahim. Analisis Dampak Penggunaan Gadget
(Smartphone) Terhadap Kepribadian dan Karakter Peserta Didik di SMA Negeri 9 Malang, hlm
21.
7

diambil dari nilai-nilai berlaku di dalam agama Islam, sehingga


diharapkan peserta didik dapat memiliki kepribadian yang baik sesuai
dengan ajaran agama Islam.
Kepribadian peserta didik erat kaitannya dengan karakter, sehingga
membutuhkan perhatian khusus karena dua hal berpengaruh terhadap
tumbuh kembang peserta didik baik dari segi afektif, koginitif, maupun
psikomotorik. Oleh karena itu dibutuhkan suatu langkah atau metode
khusus yang sesuai dengan ajaran agama Islam agar perkembangkan
peserta didik dari segi kepribadian dapat sejalan, sesuai dengan ajaran
Islam. Langkah tersebut dikaji dari kitab klasik Ta’limul Muta’allim.

b. Etika Peserta didik


Pengertian etika hampir sama dengan akhlak yang mana para
pemikir Islam mengatakan bahwa akhlak adalah etika Islam. Etika
sendiri bisa dikatakan sebuah kebiasaan yang melekat pada seseorang.
Etika berkaitan dengan sikap seseorang yang menunjukkan penilaian
kebaikan dan keburukan manusia.
Melihat kondisi sekarang ini, tahun 2020-2024, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Rencana Strategis untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu terbentuknya : “Profil
Pelajar Pancasila”. Kebijakan itu dituangkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 22 Tahun 2020.
Rumusan profil Pelajar Pancasila tampaknya merupakan
penjabaran dan kontekstualisasi dari tujuan pendidikan nasional,
sebagaimana disebutkan dalam UUD 1945 pasal 31 (3) dan UU
Sisdiknas, UU No 20 tahun 2003 dalam menyongsong era disrupsi.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa mahasiswa Indonesia yang
beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, bertakwa dan berakhlak mulia
adalah mahasiswa yang berkarakter dalam hubungannya dengan Yang
Maha Kuasa. Siswa yang dapat mempraktikkan keyakinan mereka di
dunia nyata. Pilar penting ketuhanan adalah (a) moralitas agama; b)
8

moralitas pribadi; c) moralitas untuk orang; d) moralitas terhadap alam;


dan (e) moralitas bangsa.5
Jadi, melihat konsep yang dibangun oleh pemerintah sekarang
ini yang menekankan tujuan pembentukan pelajar berakhlak mulia,
perlu penjabaran bentuk kurikulum yang tepat. Pemerintah
merumuskan kurikulum baru yang disebut “Kurikulum Merdeka”.
Sebagaimana konsep yang dibangun, sebenarnya pemerintah
perlu mengambil seorang uswah (teladan) dalam membangun konsep
tersebut, sehingga jelas bagaimana cara mencapai tujuan tersebut yaitu
membentuk pelajar berakhlak mulia.
Dalam kitab “ adab al -„alim wa al – muta‟allim “ menjelaskan
bahwa nilai etika pendidik dan peserta didik agar peserta diidk berguna
bagi agama, Negara dan dirinya sendiri. Karena pendidik dan peserta
didik merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dalam membentuk
etika dan kepribadian peserta didik. Nilai sikap atau etika yang baik
antara lain : ( 1 ) peserta didik harus mengetahui pentingnya ilmu dalam
pembelajaran ( 2 )selama proses belajar harus beretika baik bagi dirinya
sendiri ( 3 ) terhadap pendidikan peserta didik harus beretika yang baik
( 4 ) peserta didik harus memahami aturan bersama pendidik dan teman
dalam hal pelajaran atau hal lainnya ( 5 ) pendidik harus beretika baik
atau memberikan contoh sebagai pendidik yang baik ( 6 ) dalam
pembelajaran pendidik harus menunjukkan etika yang baik dalam
memberikan pelajaran ( 7 ) dengan pseserta didik seorang pendidik
harus beretika yang baik ( 8 ) dalam menggunakan media atau alat
peraga pembelajaran seorang pendidik harus memperhatikan etika.

5
Adian Husaini. Beginilah Pendidikan Nasional yang Ideal. Depok : Yayasan Pendidikan Islam
At-Taqwa Depok . 2022. hlm, 3.
9

c. Kebutuhan Peserta didik 6


Kebutuhan siswa adalah hal-hal yang harus diperoleh siswa untuk
mencapai kematangan pengetahuan. Kebutuhan siswa tersebut harus
dipenuhi atau pendidik harus menyediakan sesuatu bagi
siswanya.karena setiap peserta didik mempunyai potensi masing –
masing yang perlu pengembangan sesuai bakat dan minat yang ada
pada peserta didik.
Seorang pendidik harus mengetahui kebutuhan peserta didik. Hal hal
yang perlu diperhatikan dalam kebutuhan peserta didik sebagai berikut.
1) Kebutuhan Intelektual
Dalam pemenuhan kebutuhan peserta didik hal kognitif ataupun
kemampuan inteltual hendaknya Pada usia dasar (6-12 tahun)
peserta didik sudah bisa merespon tugas yang menjadi kewajibannya
sebagai peserta didik. Oleh karena itu dalam memenuhi kebutuhan
itu setiap lembaga pendidikan harus mempunyai metode agar peserta
didik bisa berkembang sesuai usianya.
2) Kebutuhan Bahasa
Seseorang berbicara dengan orang lain pasti membutuhkan
yang namanya Bahasa. Komunikasi manusia bisa lewat sarana yang
bermacam-macam sampai yang ada dilingkungan sekitar
kita.perkembangan bahasa dipengaruhi dua factor yaitu :
a) Seseorang anak bisa dikatakan bisa berbahasa jika anak itu
sudah bisa berbicara sebagaimana mestinya.
b) Anak bisa dikatakan tahapan masih dalam proses belajar jika
seorang anak itu mendengarkan dan dapat menirukan perkataan
orang lain. Mulai sejak dalam kandungan dan masa anak-anak
kedua fase diatas sudah terlaksana. Setelah mendapatkan
pendidikan bahasa di sekolah , diharapkan peserta didik Bahasa
itu bisa dikuasai dan digunakan sebagai sarana untuk :
a) Mengenal orang lain dengan berbicara.

6
lilishermawati : Kebutuhan dan Karakteristik Peserta Didik kmlilishermawati.blogspot.com).Bab
II (16 April 2017)
10

b) Mendeskripsikan apa yang ada di batin dan pikirannya.


c) Mengartikan semua informasi yang ada di lingkungan sekitar.
d) Mengutarakan apa yang menjadi keinginannya.
e) Bersikap dan meyakini perkembangan yang ada saat ini.

3) Kebutuhan Sosial
Dalam proses pendidikan social itu adalah keterkaitan dengan
lingkungan yang dimana peserta didik itu beraktifitas. Dengan
demikian kebutuhan social itu sangat penting karena dapat
berinteraksi secara langsung seperti dengan orang tua nya,
bertinteraksi dengan teman – temannya , berinteraksi dengan guru-
guru nya yang mana kebutuhan ini dapat mendukung proses
pencapaian prestasi peserta didik dalam dunia pendidikan.
Peserta didik diharapkan bisa saling menghargai dan gotong
royong dengan adanya perkembangan social baik di
sekolah,keluarga ataupun dimasyarakat.
4) Kebutuhan Emosi
Dalam kebutuhan emosi ini semua pihak seharusnya menjadikan
tauladan dalam mengendalikan emosi peserta didik. Dengan
demikian setiap lembaga pendidikan harus menciptakan sekolah
yang ramah anak, nyaman dan kondusif. Oleh karena itu hal yang
harus dipersiapkan dalam mewujudkan kebutuhan tersebut antara
lain :
a) Menjadikan kelas dan proses pembelajaran yang menyenangkan.
Dengan adanya kenyamanan dan keluasan peserta didik
dalam menuntut ilmu akan memberikan potensi besar menjadi
peserta diidk yang berprestasi karena merasa senang dan tidak
merasa ada tuntutan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
b) Setiap peserta didik mempunyai harga diri yang harus
diperhatikan.
Dalam proses pendidikan perhatian terhadap penghargaan
diri terhadap peserta didik sangat penting karena dengan
11

perubahan diri peserta didik dapat menjadikan perubahan yang


lebih baik.
Akan tetapi setiap perubahan peserta didik dibutuhkan arahan
dan bimbingan dari seorang pendidik.
c) Obyektifitas dalam penilaian.
Setiap proses pendidikan terutama dalam proses belajar
mengajar pasti ada penilaian. Sebagai seorang pendidik harus
mempunyai tolak ukur atau instrument penilaian yang jelas
sesuai dengan apa yang akan dinilai.
d) Setiap peserta didik apapun hasilnya dalam proses pembelajaran
wajib diberi penghargaan.
Setiap peserta didik mempunyai kebutuhan dan potensi
yang berbeda sehingga sekecil apapun hasil karya anak atau
kemajuan kepribadian dan etika peserta didik harus selalu
diapresiasi. Karena dengan dihargai peserta didik akan merasa
diakui keberadaannya.

5) Kebutuhan Etika/Moral
Sebuah rumah atau keluarga adalah penanaman konsep awal
etika/moral bagi peserta didik. Dalam jenjang sekolah dasar
peraturan dan tuntutan dari sekolah,orang tua dan masyarakat harus
diikuti. Dengan demikian peserta didik dapat memahami antara sikap
betul atau salah.
6) Kebutuhan Penghayatan Keagamaan
Dalam menghayati suatu keagamaan dengan ditunjukkan ciri-
ciri sebagai berikut :
a) Dengan kaidah-kaidah akal yang berpegang pada lingkungan
alam sekitar digunakan untuk memahami atau memandang
keagungan tuhanNya.
b) Keharusan moral didasarkan pada pelaksanaan dan penghayatan
ibadah sehari –hari Penghayatan secara rohaniah semakin
12

mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterima sebagai


keharusan moral.
c) Nilai-nilai keagamaan dibentuk pada usia sekolah dasar sebagai
pembentukan lanjutan.
7) Kebutuhan Fisik
Pertumbuhan fisik peserta didik mengalami perkembangan yang
sangat cepat sehingga pertumbuhan peserta didik dibagi tiga tahapan
yaitu usia 0-7 tahun masuk jenjang taman bermain dan taman kanak
kanak, usia 7-14 tahun masuk jenjang sekolah dasar yang sudah
mengalami pendidikan formal dan usia 14 – 21 sudah mengalami
kedewasaan.
Perkembangan fisik motorik peserta didik seharusnya dibentuk
dalam jenjang awal pendidikan. Perkembnagan Pada jenjang awal
peserta didik sudah terarah sebagai berikut :
a) Menulis dan menggambar adalah konsep ketrampilan dasar.
b) Alat –alat olahraga digunakan sebagai sarana ketrampilan.
c) Lari, lompat,loncat dan renang adalah gerakan untuk fisik
motorik.
Seorang peserta didk tidak hanya melihat perkembangan tersebut
tetapi harus memperhatikan proses perkembangan setiap tahapan
sekaligus memberikan arahan dan pengalaman yang bisa
memmbentuk kepribadian peserta didik sehingga dapat menciptakn
peserta didik yang bertanggung jawab terhadap proses kehidupan
dirinya dan di lingkungan sekitarnya.

d. Strategi untuk mencetak peserta didik yang berkepribadian,


berintelengensi, dan beretika baik sesuai dengan ajaran Islam
Berdasarkan kitab Adab al- Alim ta’lim wa Al- Muta’allim K.H.
Hasyim Asy‟ari menjelaskan bahwa untuk mewujudkan anak didik
yang berkepribadian, beretika dan harus menerapkan poin-poin berikut.
1) Memilih guru dengan memohon kepada Allah.
13

Peserta didik seharusnya memilih guru yang berkepribadian


baik dan berakhlakul karimah. Dengan berakhlakul karimah
akan menjadikan peserta didik yang sholih dan sholihah.
2) Meneladani sikap guru dengan belajar sungguh-sungguh.
Meneladani dengan cara memilih guru yang benar-benar
memiliki keilmuan agama yang tinggi dan selalu bermulazamah
dengan para ulama secara langsung.
3) Mengikuti pemikiran guru
Seorang peserta didik hendaknya selalu patuh dan taat pada
guru. Karena kepatuhan dan kerendahan hati itulah yang
menjadi sebuah penghormatan dan keridhoannya.
4) Memuliakan guru
Guru mempunyai ilmu yang bermanfat bagi peserta didik.
Maka dari itu harus selalu takzim dan mempercayai apa yang
dijelaskan guru.
5) Memperhatikan hak-hak guru.
Sebagai peserta didik harus paham apa yang harus
dilakukan terhadap guru yakni: bersilaturrahim,mendo‟akan,dll
6) Bersabar terhadap hukuman yang diberikan guru
Kemarahan seorang guru adalah pelajaran bagi peserta
didik agar menjadi pribadi sholih dan beretika baik.
7) Bersilaturrahim dengan seiijin guru
Sebagai peserta didik harus mengetahui etika ketika
bertemu dengan guru.misalnya ingin bertemu guru harus
mengabari apakah bias bertemu dengan guru, disuatu majelis
pertemuan guru dating terlambat hendanya peserta tetap
menunggu sampai guru dating atau sampai dapat kabar dari guru
jika ada perubahan.
8) Menghadap guru harus sopan .
Peserta didik harus bisa memposisikan diri ketika
berhadapan dengan guru. Ketika duduk bersama hendaknya
peserta didik harus duduk dengan sopan dan khusyu‟.
14

9) Lemah lembut jika berbicara dengan guru


Ketika berbicara dengan seorang guru harus sopan dan
satun. Seorang peserta didik jika kurang jelas dengan penjelasan
guru sebaiknya bertanya dengan perkataan yang bagus dan
lemah lembut.
10) Mengingat dan menerapkan nasehat dan fatwa guru.
Seorang peserta didik hendaknya haus akan ilmu sehingga
bisa mengambil manfaat dari ilmu itu dan mendengarkan
nasehat guru dengan seksama.
11) Tidak menyelah pembicaraan jika guru berbicara.
Seorang murid tidak baik ketika guru menjelaskan lalu
memotongkan pembicaraan guru, peserta didik seharusnya
selalu berkonsentrasi dan tidak berbicara dengan teman sendiri
ketika guru menjelaskan.
12) Selalu memakai tangan kanan jika memberikan sesuatu kepada
guru.
Ketika guru memberikan sesuatu kepada murid seharusnya
diterima dengan tangan yang bagus ( tangan kanan ) dan begitu
juga sebaliknya ketika memberikan sesuatu kepada guru. Jika
guru mau mengambil sesuatu dan kerepotan karena jaraknya
jauh atau yang lainnya maka peserta didik hendaknya membantu
guru mengambilkan sesuatu yang diinginkan guru.( A‟dlom,
2014.p.21 )

C. KESIMPULAN

Manusia diciptakan oleh Allah di dunia ini mempunyai dua tugas


mulia, yaitu sebagai hamba sang Pencipta dan amanat kholifah di muka bumi.
peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan
kegiatan pendidikan. Dalam suatu sistem pendidikan semua perkembangannya
anak tergantung pada pendidik. Disetiap lembaga pendidikan hendaknya
pendidik mengetahui dan memahami sejatinya peserta didik sebagai subjek dan
15

objek dalam pendidikan. Ilmu pengetahuan hendaknya dikuasai dan dipahami


peserta didik. Pendidikan Islam bertujuan untuk mewujudkan manusia yang
berkepribadian,beritelegensi dan beretika sesuai prinsip- prinsip Islam sehingga
menjadi insan kamil atau manusia paripurna. Terlebih sebagaimana Agama
Islam telah memiliki teladan yang patut ditiru dan diikuti dalam setiap
perkembangan zaman.

Siswa memiliki beberapa dimensi penting yang mempengaruhi


perkembangan siswa, yang harus diperhatikan dengan baik oleh guru agar
dapat menghasilkan siswa yang berakhlak mulia dan dapat disebut manusia.
Murid melampaui kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual ketika
mereka telah mencapai tingkat pengetahuan yang melebihi tingkat kecerdasan
Qalbiyah, yaitu kecerdasan religius. Etika peserta didik dalam proses
pendidikan Islam memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan
keberhasilan peserta didik sebagai manusia.

Seorang pendidik harus mengimplementasikan teori etika baik yang


sudah diajarkan oleh pendidik. Semua pendidik dan orang tua mnegharapkan
peserta didik tidah hanya pandai tapi diharapkan beretika yang baik. Etika
sangat penting karena bisa berpengaruh semuanya. Dengan peserta didik
beretika dan berkepribadian yang baik anak akan menjadi sukses dunia dan
akhirat.

Etika peserta didik dalam menuntut ilmu adalah harus menghormati dan
memuliakan guru. Karena guru adalah perantara penerang sehingga peserta
didik dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk.pentingnya
memperhatikan etika terhadap guru hanya untuk mendapatkan ridho Allah dan
keberkahan dengan ilmu yang didapatkannya.
16
17

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : PT Prenada


Media Grouf. 2006.

Departemen Agama, Al Qur’an Terjemah, Solo : CV Pustaka Mantik, 1997.

Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang Republik Indonesia No 20


Tahun 2003 tentang sisdiknas, Bandung: Permana, 2006.

Adian Husaini. Beginilah Pendidikan Nasional yang Ideal. Depok : Yayasan


Pendidikan Islam At-Taqwa Depok . 2022.

Huda, A. S. (2020). Pendidikan Agama Islam dalam Menumbuhkan Kepribadian


Muslim Peserta Didik Boarding School. QUALITY, 8(2), 319.
https://doi.org/10.21043/quality.v8i2.8461

Lilishermawati, Kebutuhan dan Karakteristik Peserta Didik


kmlilishermawati.blogspot.com). Bab II (16 April 2017).

Kitab adab Al „alim wal Muta‟allim K.H. Hasyim Asy‟ari.

Rahmandani, F., Tinus, A., & Ibrahim, M. M. (2018). Analisis Dampak


Penggunaan Gadget (Smartphone) Terhadap Kepribadian Dan Karakter
(Kekar) Peserta Didik Di Sma Negeri 9 Malang. Jurnal Civic Hukum,
3(1), 18. https://doi.org/10.22219/jch.v3i1.7726

Majid, Abdul. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.


Bandung:Remaja Rosdakarya. 2012.

Mujib, Abdul dan Yusuf Mudzakir. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta:Raja


Grafindo Persada. 2002
18

Anda mungkin juga menyukai