Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN TASAWWUF DAN PEACE EDUCATION

Dr. Saifudin S.Ag, M.Pd, Achmad fahrul anwar, Ahmad Ibnu atho’illah

Magister Pendidikan Agama Islam Pascasarjana Universitas Islam Raden Rahmat

Malang-Jawa Timur

Abstrac

Examining human life is never ending, especially every struggle in the socio-
religious sphere. Because on the other hand the concept of socio-religious is a
concept that is quite broad and colorful. Here the author alludes to the concept of
tasawwuf in its implementation towards peace. it seems that in terms of tasawwuf
understanding, this has something to do with peace. As taught in the science of
tasawwuf, humans should go through three things to reach the essence of ubudiyah,
namely 1) taholli, which is a process of emptying oneself of bad morals/characters, 2)
tahalli, namely a process of covering or filling oneself with Islamic morals/characters
and 3) tajalli, which is a mystical achievement that places God always present in
every breath and deed. And Sufism is also an implementation of the famous ihsan
with the understanding of worshiping Allah as if you see Him. With this article, it is
hoped that readers will be able to understand the side of tasawwuf to strengthen the
understanding that peace must always be upheld wherever and in any teachings.

Keywords: tasawwuf, peace


Abstrak

Mengkaji tentang kehidupan Manusia memang tidak pernah habisnya,


terutama setiap pergulatan dalam lingkup sosial keagamaan. Karna di sisi lain konsep
sosial-keagamaan merupakan konsep yang cukup luas dan berwarna. Di sini penulis
menyinggung tentang konsep tasawwuf dalam pengimplementasiannya terhadap
perdamaian. nampaknya di tinjau dalam sisi pengertian tasawwuf, ini ada
hubungannya dengan kedamaian. Seperti di ajarkan dalam ilmu tasawwuf
seyogyanya insan harus melewati tiga hal untuk mencapai hakikat ubudiyah, yakni 1)
taholli, yaitu suatu proses mengosongkan diri dari ahlak/karakter tidak terpuji, 2) tahalli,
yaitu suatu proses meliputi atau mengisi diri dengan ahlak/karakter Islami dan 3) tajalli,
yaitu suatu pencapaian sufistik yang menempatkan Allah selalu hadir dalam setiap nafas dan
perbuatannya. Serta Tasawuf juga merupakan implementasi dari ihsan yang mahsyur dengan
pengertian beribadah kepada Allah seakan-akan melihatNya. Dengan adanya tulisan ini
harapannya pembaca mampu meahami sisi tasawwuf untuk memperkuat pemahaman bahwa
kedamaian harus selalu di tegakkan di manapun dan di ajaran apapun.

Kata kunci: tasawwuf, perdamaian


Pembahasan

A. pengertian tasawwuf
Tasawwuf secara etimologis berasal dari kata bahasa arab, yaitu
tashawwafa, Yatashawwafu, selain dari kata tersebut ada yang menjelaskan
bahwa tasawuf berasal dari kata Shuf yang artinya bulu domba, maksudnya
adalah bahwa penganut tasawuf ini hidupnya sederhana, tetapi berhati mulia
serta menjauhi pakaian sutra dan memaki kain dari buku domba yang berbulu
kasar atau yang disebut dengan kain wol kasar. Yang mana pada waktu itu
memaki kain wol kasar adalah symbol kesederhanaan1.
Kata shuf tesebut tersebut juga diartikan dengan selembar bulu yang
maksudnya para Sufi dihadapan Allah merasa dirinya hanya bagaikan
selembar bulu yang terpisah dari kesatuannya yang tidak memiliki arti apa-
apa2.
Kata tasawwuf juga berasal dari kata Shaff yang berarti barisan,
makna kata shaff ini diartikan kepada para jamaah yang selalu berada pada
barisan terdepan ketika shalat, sebagaimana shalat yang berada pada barisan
terdepan maka akan mendapa kemuliaan dan pahala. Maka dari itu, orang
yang ketika shalat berada di barisan terdepan akan mendapatkan kemuliaan
serta pahala dari Allah SWT.3
Tasawuf juga berasal dari kata shafa yangberarti jernih, bersih, atau
suci, makna tersebut sebagai nama dari mereka yang memiliki hati yang
bersih atau suci, maksudnya adalah bahwa mereka menyucikan dirinya
dihadapan Allah SWT melalui latihan kerohanian yang amat dalam yaitu
dengan melatih dirinya untuk menjauhi segala sifat yang kotor sehingga
mencapai kebersihan dan kesucian pada hatinya.4

1
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, (Jakarta: Amzah, 2012), 4.
2
Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, Dimensi Esoteris Ajaran Islam, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), 9.
3
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf,…, 3.
4
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf,…, 3.

1|Page
Adapun yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Shuffah
yaitu serambi masjid nabawi yang ditempati sebagian sahabat Rasulullah.
Maknanya tersebut dilatar belakangi oleh sekelompok sahabat yang hidup
zuhud dan konsentrasi beribadah hanya kepada Allah SWT serta menimba
ilmu bersama Rasulullah yang menghuni masjid Nabawi. Sekelompok sahabat
tersebut adalah mereka yang ikut berpindah bersama Rasulullah dari Mekah
ke Madinah dengan keadaan mereka kehilangan harta dan dalam keadaan
miskin5.
Sedangkan pengertian tasawuf secara terminologi terdapat banyak
beberapa pendapat berbeda yang telah dinyatakan oleh beberapa ahli, namun
penulis akan mengambil beberapa pendapat dari pendapat pendapat para ahli
tasawuf yang ada, yaitu sebagai berikut:
1. Syekh Abdul Qadir al-Jailani berpendapat tasawuf adalah
mensucikan hati dan melepaskan nafsu dari pangkalnya denngan
khalawt, riya-dloh, taubah dan ikhlas.
2. Al-Junaidi berpendapat bahwa tasawuf adalah kegiatan
membersihkan hati dari yang mengganggu perasaan manusia ,
memadamkan kelemahan, menjauhi keinginan hawa nafsu,
mendekati hal hal yang di ridhai Allah, bergantung pada ilmu-ilmu
hakikat, memberikan nasihat kepada semua orang, memegang
dengan erat janji dengan Allah dalam hal hakikat serta mengikuti
contoh Rasulullah dalam hal syari'at.
3. Syaikh Ibnu Ajibah menjelaskan tasawuf sebagai ilmu yang
membawa seseorang agar bisa dekat bersama dengan Tuhan Yang
Maha Esa melalui penyucian rohani dan mempermanisnya dengan
amal-amal shaleh dan jalan tasawuf yang pertama dengan ilmu,
yang kedua amal dan yang terakhirnya adalah karunia Ilahi.
4. H. M. Amin Syukur berpendapat bahwa tasawuf adalah latihan
dengan kesungguhan (riya-dloh, mujahadah) untuk membersihkan

5
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf,…, 3.

2|Page
hati , mempertinggi iman dan memeperdalam aspek kerohanian
dalam rangka mendekatkan diri manusia kepada Allah sehingga
segala perhatiannya hanya tertuju kepada Allah.6
Banyaknya pendapat tentang definisi tasawuf yang telah dirumuskan
oleh para ahli menyebabkan sulitnya mendefinisikan tasawuf secara lengkap.
Maka untuk mengetahui apakah seseorang tersebut sufi atau sedang
bertasawuf dapat di lihat dari beberapa ciri-ciri umum yang dikatakan oleh
salah seorang peneliti tasawuf yaitu Abu Al-Wafa' Alganimi At-Taftazani
dalam bukunya yang berjudul Madkhal Ila atTasawwuf al-Islam yang
menyebutkan lima ciri-ciri umum tasawuf, yaitu sebagaimana yang dikutip
oleh Permadi dalam buku pengantar ilmu tasawuf:
A. Memiliki nilai-nilai moral
b. Pemenuhan fana (sirna) dalam realisasi mutlak
c. Pengetahuan intuitif langsung
d. Timbulnya rasa bahagia sebagai karunia Allah SWT dalam diri
sufi karena sudah tercapainya maqamat atau yang iasa disebut maqam-aqam
atau tingkatan.
e. Penggunaan simbolpengungkapan yang biasanya mengandung
pengertian harfiah dan tersirat.7
Terlepas dari banyaknya pengertian tasawuf yang telah dinyatakan
oleh para ahli tersebut, dalam beberapa pandangan secara umum tasawuf
dapat diartikan sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh seseorang
untuk mensucikan diri dengan cara menjauhi pengaruh kehidupan yang
bersifat kesenangan duniawi dan akan memusatkan seluruh perhatiannya
kepada Allah8. Tasawuf juga dapat diartikan sebuah upaya yang dilakukan
manusia untuk memperindah diri dengan akhlak yang bersumber pada
agama dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu tasawuf
merupakan rasa kepercayaan terhadap Allah yang dapat mengarahkan jiwa
6
Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, Dimensi Esoteris Ajaran Islam, …, 11.
7
Pemadi, Pengantar Ilmu Tasawuf, (Jakarta: Rineka Cipta, cet 2, 2004), 34
8
Pemadi, Pengantar Ilmu Tasawuf,…, 34.

3|Page
manusia agar selalu tertuju pada semua kegiatan yang dapat menghubungkan
dan mendekatkan manusia dengan Allah.
Tasawuf adalah sebuah ilmu Islam yang memfokuskan pada aspek
spiritual dari Islam. Dilihat dari keterkaitannya dengan kemanusiaan,
tasawuf lebih menekankan pada aspek kerohanian dari pada aspek jasmani,
dalam kaitannya dengan kehidupan manusia tasawuf lebih mengutamakan
kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia namun tidak menghilangkan
salah satunya, dan apabila di lihat kaitannya dengan pemahaman keagamaan
tasawuf lebih menekankan pada aspek esoterik dibandingklan aspek
eksoterik.9
Tasawuf dijelaskan lebih menekankan kebutuhan rohani dalam
berbagai aspek, karena para tokoh tasawuf lebih memepercayai keutamaan
rohani dibandingkan dengan keutamaan jasad, para toko tasawuf lebih
mempercayai dunia spiritual dibandingkan dunia material. Para tokoh
mempercayai bahwa dunia spiritual lebih lebih nyata dibandingkan dengan
dunia jasmani, hingga segala yang menjadi tujuan akhir atau yang kita sebut
Allah juga bersifat spiritual. Sehingga para kaum sufi mengatakan bahwa
Allah adalah satu-satunya yang sejati, dan hanya pada Allah mereka
mengorientasikan seluruh jiwa mereka, karena hanya Allah buah kerinduan
mereka dan hanya kepada Allah mereka akan kembali untuk selamanya.10

B. PENGERTIAN PEACE EDUCATION.


Dalam pendidikan damai, didorong sikap saling pengertian, toleransi
dan persahabatan tanpa memandang perbedaan ras dan agama. Hal ini
diistilahkan dengan peace education.
Kata peace atau damai berlaku umum dan merupakan lawan kata dari
violence atau kekerasan. Kekerasan dapat terjadi di seluruh aspek kehidupan.
Dalam bidang politik, ekonomi, hukum dan budaya.

9
Mulyadi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawuf,( Jakarta: Erlangga, 2006), 2.
10
Mulyadi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawuf, …, 2-3.

4|Page
Dalam bidang pendidikan, bentuk-bentuk hukuman atau sanksi yang
kelewat batas, penyalahgunaan wewenang, pemaksaan dan tekanan atau
menyalahi kode etik dan norma kepatuhan, juga disebut sebagai bentuk
kekerasan dalam pendidikan.
Pendidikan berdasarkan pada dasar-dasar Pendidikan yang wajib bagi
kedua orangtua untuk menjaganya, dimulai dengan cinta kasih dan
persahabatan, keterusterangan, pemahaman dengan keadaan anak-anaknya
dan permasalahan mereka serta kondisi tertentu mereka, agar dijelaskan
dengan bijaksana, lalu memberikan petunjuk yang relevan dan jalan yang
benar baginya.
Untuk mencapai tujuan peace education (pendidikan yang damai),
dapat dilakukan dengan memahami penyebab kekerasan dalam masyarakat,
yaitu mengenal lebih dalam kondisi sosial yang bisa menyebabkan perilaku
kekerasan dan mengkaji suasana kekerasan yang mampu menimbulkan
perilaku kekerasan.
Pendidikan damai (peace education) merupakan proses pendidikan
yang memberdayakan masyarakat agar mampu memecahkan konflik dengan
cara kreatif dan bukan dengan cara kekerasan. Dalam konteks ini, pendidikan
damai menjadi sangat terkait dengan tingkat kepuasan masyarakat.
Kesulitannya adalah tatkala cara kreatif yang ditempuh tidak menjadikan
masyarakat puas dalam penyelesaian konflik.
Untuk mencapai hasil itu, para siswa terutama remaja, perlu mendapat
sosialisasi pendidikan damai, sehingga mereka terbiasa menghadapi konflik
dengan memilih penyelesaian yang kreatif, itulah sebabnya pendidikan kreatif
perlu dikembangkan agar tumbuh rasa toleransi, saling menghargai, rasa
empati kepada sesama dan juga menumbuhkan rasa percaya diri dan sikap
sabar.
Penjabaran tentang materi dan metode dalam peace education
(pendidikan damai) adalah sebagai berikut. Pertama, pendidikan damai
memuat materi pengetahuan (knowledge) yang meliputi mawas diri,

5|Page
pengakuan tentang prasangka, konflik dan peperangan, damai dan tanpa
kekerasan, lingkungan dan ekologi, nuklir dan senjata lainnya dan lain
sebagainya. Kedua, muatan materi keterampilan dalam pendidikan damai
meliputi komunikasi, kegiatan reflektif aktif, dan pendengaran aktif,
kerjasama. Ketiga, muatan materi nilai atau sikap (attitude) dalam
pendididkan damai meliputi, kesadaran ekologi, penghormatan diri, sikap
toleransi, menghargai harkat dan martabat manusia beserta perbedaan dan
lainnya.
Bobbi DePorter menyarankan terpenuhinya enam suasana agar dapat
membangkitkan minat, motivasi dan keriangan anak untuk mengikuti proses
belajar mengajar antara lain: Menumbuhkan minat belajar, menjalin rasa
simpati dan saling pengertian, menciptakan suasana riang, mengambil resiko,
menciptakan rasa saling memiliki, menunjukkan teladan yang baik.
Sedangkan peace education yang dalam bahasa Indonesia diartikan
sebagai pendidikan perdamaian, menurut Prof Siu, tersusun dari dua kata
yaitu pendidikan dan perdamaian.11
Di bawah ini disajikan beberapa pengertian dan pendidikan (peace
education):
a. Peace education ialah sebuah proses untuk mendapatkan
pengetahuan dana pengembangan sikap, dan tingkah laku untuk
tidak dalam keharmonisan dengan orang lain12.
b. Peace education ialah model pendidikan yang mengupayakan
pemberdayaan masyarakat agar mampu mengatasi konflik atau
masalah nya sendiri dengan cara kreatif dan tak dengan cara
kekerasan.13
c. secara esensial, peace education ialah pendidikan yang
mengajarkan rasa saling menghargai, mencintai , fairness, dam
11
Yosi Arbianto, ide dari konflik Ambon yang tak kunjung usai (http:
//www.Jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&180, 7 Agustus 2008)
12
http: // bima- esw. Org / INDONESIA / pendidikan / pnddkn-htm
13
Muhaiamin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah, madrasah dan
Perguruan Tinggi (Jakarta : PT. rapigrafindo persada, 2007 )hlm, 137

6|Page
keadilan. Hal ii segala dengan rumusan pemikir pendidikan asal
Amerika serikat. Ian hafi, bahwa "peace education is based on a
philosophy that teachers nonviolence,. Love, compassion, trust,
folirness. Cooperation and reverence for the human family and all
rife on our plomet.14

C. Implementasi Tasawwuf dalam Peace Education


pada manusia di era ini. Manusia modern telah terjangkit penyakit
kehampaan spiritual. Kemajuan pesat pada lapangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan filsafat rasionalisme sejak abad 18 tidak mampu memenuhi
kebutuhan pokok manusai dalam aspek nilai-nilai transendental, yaitu suatu
kebutuhan fital yang hanya bisa digali dan berasal dari yang benar-benar
mutlak dan berisi amanat yang harus dilaksanakan, sedangkan dunia beserta
isinya dan apa yang dihasilkan manusia hanya bersifat nisbi (Hossein, 1991).

“Manusia dalam kerangkeng” merupakan salah satu derita manusia pada era
modern ini. Manusia menjadi resah setiap kali harus mengambil keputusan dan tidak
mengetahui apa yang sesungguhnya diinginkan. Dalam kacamata sosiolog, Menurut
Nata ( 2012 ) dalam bukunya yang berjudul Akhlak Tasawuf, gejala ini disebut
dengan gejala ketrasingan (alienasi) yang disebabkan faktor-faktor berikut:

a. Perubahan sosial yang berlangsung cepat

b. Hubungan hangat antar manusia sudah berubah menjadi yang gersang

c. Lembaga tradisional sudah berubah menjadi lembaga rasional

d. Masyarakat yang homogen sudah berubah menjadi masyakarat heterogen

e. Stabilitas sosial berubah menjadi mobilitas sosial.

Manusia selalu merasakan kesepian karena semua manusia modern


menggunakan topeng-topeng sosial untuk menyembunyikan identitas aslinya.
Kecemasan dan kesepian ini lama kelamaan menyebabkan seseorang tidak paham
14
Yosi Arbianto, ide dari konflik Ambon yang tak kunjung usai (http:
//www.Jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&180, 7 Agustus 2008)

7|Page
apa yang harus dilakukannya. Dalam keadaan jiwa hyang kosong dan rapuh seperti
itu, seseorang tidak dapat berpikir dengan jernih. Maka, mudahlah mereka untuk
diajak atau dipengaruhi untuk melakukan hal- hal yang bertujuan untuk memuaskan
nafsunya meskipun perbuatan itu menyimpang dari norma-norma moral sekalipun,
misalnya terpengaruh dengan obat-obatan terlarang, minuman keras, perjudian
bahkan perzinaan, naudzubillah.

Gelimang materi yang dipaparkan diatas menjadikan manusia lalai akan


kewajibannya menghamba pada Tuhan, bahkan dapat menyeret siapapun yang tidak
kuat iman untuk terus menjauh dari sang Maha Pencipta. Lingkungan, teman, kerabat
dan semua yang ada disekitar menjadi sesuatu yang urgen dalam memberikan warna
kehidupan seseorang, dalam artian yang terpenting ialah hanya harta, beda, tahta juga
asmara sehingga menihilkan adanya Tuhan. Telinga dungu karena tidak mau
mendengar panggilan Allah lagi, mata seolah buta akan nikmat yang sejatinya
berasal dari Allah, mereka dipusingkan oleh pikirannya sendiri sehingga semua
langkah geraknya hanya berorientasi pada dunia yang tanpa mereka ketahui bahwa
dunia hanya tuk sarana menuju kehidupan akhirat yang selamanya. Semakin kritis
penyakit ini maka akan semakin membuatnya lupa pada daratan sehingga terus
menerus mengejar dunia. Bahkan dunia dianggap sesuatu yang kekal abadi. Keadaan
ini akan membentuk sikap mental dan kepribadian yang sok mewah. Segala
perbuatannya manusia kini hanya di lakukan dengan tujuan mendapatkan harta
sebanyak-banyaknya dan membutakan pandangannya perihal aturan dan ketentuan
agama. Semakin menipisnya komitmen manusia terhadap nilai-nilai keagamaan
menimbulkan terjadinya penyimpangan seperti korupi,kolusi dan seluruh
keprihatinan yang saat ini merajalela.

Menyinggung perihal pengertian tasawuf, para Ulama berbeda pendapat


dalam mendefinisikannya, kendati demikian mereka sepakat mendefinisikan tasawuf
yaitu sebagai moralitas yang berdasarkan pada Islam (adab).

Pensucian diri dengan upaya cinta Allah dan akhirat menjadi unsur pokok
dan utama dalam tasawuf sehingga tujuan akhirnya adalah kebahagiaan dan
keselamatan yang abadi. Tasawuf juga merupakan implementasi dari ihsan yang
mahsyur dengan pengertian beribadah kepada Allah seakan-akan melihatNya, apabila

8|Page
belum mampu maka beribadahlah pada Allah dengan rasa bahwa Allah melihat diri
kita, yang demikian itu ialah wujud nyata penghayatan setiap insan terhadap agama
yang dianutnya. Ihsan meliputi segenap tingkah laku muslim baik tindakan lahir
maupun tindakan batin, dalam ibadah (hubungan vertikal manusia dengan Tuhan)
maupun muamalah (hubungan horizontal antara manusia dengan sesama manusia),
sebab ihsan merupakan jiwa atau roh dari iman dan Islam.

Tasawuf dapat memberikan dorongan mendalam pada diri manusia yakni


dorongan dalam mengaktualisasikan dirinya secara menyeluruh sebagai makhluk
yang hakiki yaitu makhluk yang dapat memposisikan dirinya sebagai hamba Tuhan
dengan mensucikan segala bidang dalam hatinya, sehingga nama Tuhan selalu
terpatri dalam setiap kehidupan yang diarunya.

dapat disederhanakan bahwa tasawuf ialah proses berlatih dengan cara


riyadhoh (tirakat) dengan bersungguh-sungguh untuk membersihkan hati dengan
upaya mempertinggi dan memperdalam kerohanian dalam rangka taqarrub ilallah.
Sehingga terbentuklah insan yang kamil yaitu mencintai Allah dan akhirat lebih dari
segala. Tasawuf merupakan bagian dari Islam, tasawuf juga ditujukan sebagai proses
pendidikan akhlak manusia sebagaimana Islam diturunkan dalam rangka
memperbaiki akhlak manusia agar tercapainya kebahagiaan dan kesempurnaan lahir
batin, baik dunia maupun akhirat. Tasawuf juga bertujuan memberikan pengertian
pada diri kita agar selalu berlaku sesuai kehendakNya untuk hidup yang abadi dalam
kehidupan-Nya yaitu memperoleh hubungan khusus dengan Tuhan sehingga selalu
mampu untuk berkomukasi dengan Tuhan.

Tasawuf transformatif bersumber pada tauhid dan syari‟at, sehingga dalam


prakteknya tidak menyimpang dari akidah dan syariat. Sebagaimana menurut Hamka,
hakikat konsep tasawuf harus berada dalam lingkup pondasi akidah yang bersih dari
pengamalan kemusyrikan.15 Tasawuf merupakan suatu proses menuju makrifatullah
dengan melalui tiga proses yaitu: 1) taholli, yaitu suatu proses mengosongkan diri
dari ahlak/karakter tidak terpuji, 2) tahalli, yaitu suatu proses meliputi atau mengisi
diri dengan ahlak/karakter Islami dan 3) tajalli, yaitu suatu pencapaian sufistik yang
menempatkan Allah selalu hadir dalam setiap nafas dan perbuatannya. Dengan
15
Nurul Anam dkk.“tasawuf transformatif di indonesia”. Al-Mada; Jurnal Agama, Sosial dan Budaya,
V0l. 2, No. 2 (2019). hal

9|Page
demikian, tasawuf sebagai upaya jalan menuju makrifatullah, sehingga masyarakat
memiliki karakter Islami dan jauh dari perbuatan tidak terpuji. Di samping itu, dalam
konteks ke-Indonesiaan, tasawuf banyak dijadikan sebagai alat dan wadah untuk
menjadikan masyarakat berkarakter pancasilais. Karakter pancasilais ini tidak
bertentangan dengan karakter Islami. Nilai-nilai Pancasila dilihat dari perspektif
tasawuf akan semakin dapat memperkuat posisi Pancasila. Penghayatan dan
pelaksanaan nilai-nil Pancasila dalam perspektif tasawuf, diharapkan akan
membentuk karakter pancasilasi yang mampu membentuk karakter yang terpuji
dalam berkehidupan sosial, berbangsa dan bernegara Indonesia.

Ada Dua hal penting yang di tentukan imam Al-Gozali yaitu:

1. Penguatan akidah.

2. Mengamalkan akhlak.

Dua hal ini nampaknya bagi Al-Gozali merupakan faktor utama


menjadi hamba Alloh SWT yang sejati. Yang ingin dikokohkan kepada para
pejabat negara adalah merupakan pandangan dasar tentang iman. Karena asas
bagi setiap perilaku manusia, termasuk aktifitas-aktifitas ilmiyah dan
teknologi. Setiap aktifitas manusia akhirnya dapat di lacak pada pandangan
hidupnya, dan dengan begitu aktifitasnya dapat di reduksi dalam pandangan
hidup. Maka seorang penguasa yang memiliki pandangan hidup islam yang
kokoh, maka semua kebijakan tak terlepas dari pola fikir islam.

Sedangkan adab sangat penting karena manusia yang beradab (Insan


adabi) adalah orang-orang yang menyadari sepenuhnya tanggung jawab
dirinya kepada Tuhan Yang Maha Benar, yang memehami dan menunaikan
keadilan terhadap dirinya sendiri dan orang lain dalam Masyarakatnya, yang
terus berupaya meningkatkan setiap aspek dalam dirinya menuju
kesempurnaan Manusia. Pemikiran tersebut lahir dikarenakan tantangan besar
yang di hadapi imam Al-Gzali, Tantangan para pemikir dan degradasi moral.
Maka perbaikannya pun dengan menawarkan konsep adab.

10 | P a g e
Islam mempunyai visi rahmatan lil’alamin, sehingga jika ada
persoalan umat, maka Islam harus melakukan upaya transformatif untuk
mengatasi persoalan umat. Islam Transformatif merupakan upaya agama
untuk menganalisis dan memberikan alternatif solusi terhadap segala bentuk
dehumanisasi sosial. Islam adalah agama yang hakikatnya bukanlah milik
perseorangan atau kelompok. Islam diturunkan sebagai petunjuk dan rahmat
untuk membebaskan manusia dari semua bentuk perbudakan atau
penghambaan yang melawan nilai-nilai teologis dan nilai-nilai dasar
kemanusiaan.16 Islam tidak bisa diposisikan sebagai agama yang statis untuk
untuk dirinya sendiri, tetapi harus ditransformasikan dan ditafsirkan oleh umat
manusia. Transformasi inilah yang bisa disebut sebagai bentuk riil dari
gerakan sosial baru. Maka dari itu, Islam merupakan agama yang akan
memberikan kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh umat yang ada di
dunia ini.

D. Terapi-Terapi dalam Tasawuf

Zuhud, merupakan salah satu obat yang ditawarkan oleh tasawuf untuk
menyembuhkan sikap materialistik dan hedonistik yang menggerogoti
kehidupan modern ini. Konsep zuhud berinti pada sikap enggan diperbudak
atau terpenjara oleh kehidupan duniawi yang menurut Ulama ialah
ringan,kecil dan hina. Al Ghazali mendefinisikan Zuhud sebagai sikap
mengurangi ketertarikan kepada dunia kemudia menjauhinya dengan penuh
kesadaran. AlQusyairi juga mengartikan zuhud sebagai suatu sikap menerima
rezeki yang diperolehnya. Jika kaya,ia tidak merasa bangga dan
gembira,sebaliknya jika miskin iapun tidak bersedih.

Imam Ibnu Qayyim Rahimahullah memberikan jurus jitu untuk belajar


zuhud yaitu:

16
Agus Akhmadi, “Moderasi beragama dalam keragaman indonesia religious moderation in
indonesia’s diversity”. Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 13, no. 2, Februari - Maret

11 | P a g e
1. Hendaknya seorang muslim memahami bahwa dunia hanyalah
bayang-bayang dan khayalan yang akan lenyap.

2. Hendaknya seorang muslim memahami bahwa di belakang dunia


ada negeri (kehidupan) yang lebih besar dan lebih agung
kedudukannya,itulah negeri yang abadi.

3. Hendaknya ia memahami bahwa zuhud terhadap dunia tidak akan


menghalangi seseorang untuk memperoleh dunia yang telah
ditakdirkan untuknya. Sebaliknya,semangatnya untuk memperoleh
dunia tidak akan menyebabkan ia dapat memperolehnya jika ia
tidak ditakdirkan memperolehnya

Berdasarkan paparan diatas dapat ditelaah bahwa Zuhud mengajarkan


untuk menghindarkan diri dari kecenderungan hati untuk sangat mencintai
dunia. Zuhud terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu:

1. Zuhud yang terendah adalah menjauhkan diri dari dunia agar terhindar dari
hukuman akhirat

2. Menjauhi dunia dengan menimbang imbalan akhirat

3. Merupakan maqam tertinggi adalah mengucilkan dunia bukan karena takut


atau karena berharap,tetapi karena cinta pada Allah

Manusia yang telah dijadikan Allah berada pada tingkatan tetinggi ini
akan memandang segala sesuatu tidak memiliki arti apa-apa kecuali Allah.
Jika sikap ini telah tersuguh pada diri manusia,maka ia tidak akan berani
menggunakan segala cara apapun untuk mencapai kenikmatan dunia. Sebab
tujuan utamanya ialah menuju Tuhan,maka ia akan menempuh cara yang
disukai Tuhan dengan berharap ridho Tuhan terpatri pada dirinya. Sehingga
sikap frustasi dan putus asa dapat diatasi dengan sikap ridho yang diajarkan
dalam tasawuf yaitu menerima terhadap segala ketentuan Tuhan setelah
berusaha semaksimal mungkin.

12 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Syamsul Ma’arif, Pendidikan Pluralisme di Indonesia, (Yogyakarta: Logung


Pustaka, 2005). Abdul Wahid, Pendidikan Islam Kontemporer: Problem, Tantangan
dan Prospek, dalam Ismail SM (Eds.), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2001).

Akhmadi, Agus , “Moderasi beragama dalam keragaman indonesia religious


moderation in indonesia’s diversity”. Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 13, no. 2,
Februari - Maret 2019

Anam, Nurul , Sayyidah Syaikhotin, Hasyim Asy’ari. “tasawuf transformatif


di indonesia”. Al-Mada; Jurnal Agama, Sosial dan Budaya, V0l. 2, No. 2 (2019); pp.
64-75.

Mubarok, Ahmad Agis , Diaz Gandara Rustam. “Islam nusantara: Moderasi


islam di indonesia”. Journal of Islamic Studies and Humanities Vol. 3, No. 2 (2018)
153-168.

Syukur,Amin. Zuhud di Abad Modern. Yogyakarta: Pustaka Sufi, 2003

Taftazani,Abu. Sufi Dari Zaman ke Zaman. Bandung: Pustaka, 2003

Tebba, Sudirman. Tasawuf Positif. Bogor: Kencana, 2003

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012

Hossein, Sayyid. 1991. Tasawuf Dulu dan Sekarang. Jakarta: Pustaka Firdaus

Kadir, Muslim. 2003. Ilmu Islam Terapan, Menggagas Paradigma Amali dalam
Agama Islam.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai