DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelakjari modul ini peserta latih diharapkan mampu Mengamankan Asset dan
Infrastruktur.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Mengamankan Asset
dan Infrastruktur ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
BAB II
MEMPERSIAPKAN PENGAMANAN ASET DAN INFRASTRUKTUR
d. Menelaah tingkat keabsahan dokumen aset dan infrastruktur, yang kemudian hasil
telaahannya dapat dijadikan sebagai referensi untuk penyiapan peraturan khusus
tentang pengamanan aset dan infrastruktur KJKS.
e. Permasalahan yang muncul akibat dari hasil telaahan dokumen aset dan infrastruktur
tersebut, dapat dijadikan sebagai acuan dalam pertimbangan dan pengambilan solusi
terbaiknya.
Dokumen aset dan infrastruktur KJKS yang telah di-inventarisir dan mendapat telaahan
atas keabsahan dari pengamanan dokumen pendukung, secara sistemik harus disimpan
pada filling cabinet dan atau brankas khusus untuk surat-surat berharga.
Dalam hal penyimpanan arsip dokumen pendukung, seorang manager harus dapat
membedakan makna atau arti dari dokumen itu sendiri ke dalam sistem pendokumenan
yang berlaku pada KJKS, sehingga pengamanan terhadap penyimpanan dokumen dan
rekaman dapat dibedakan ke dalam :
BAB III
1. Penyusunan dan perumusan Ketentuan dan peraturan tentang aset dan infrastruktur
Payung hukum KJKS secara umum senantiasa berpedoman kepada :
Dalam kaitan dengan pengamanan aset dan infrastruktur, KJKS secara tegas harus
memiliki peraturan khusus dan Standar Prosedur Operasi (SOP) yang mengatur tentang
pengamanan aset dan infrastruktur, oleh karenanya seorang manager dituntut untuk
mampu menyusun sekaligus merumuskannya menjadi draft peraturan khusus, untuk
kemudian disampaikan kepada general manager atau pengurus (sebagai atasannya)
agar dapat ditindak lanjuti menjadi suatu peraturan internal (produk hukum) dan oleh
karenanya harus dijalankan oleh semua sumber daya manusia pengelola suatu lembaga
profesi.
Jika kita cermati terhadap SKKNI bidang KJK/S, unit kompetensi ini lebih menekankan
kepada pengamanan aktiva tetap, namun dengan tidak mengurangi substansi unit
kompetensi pengamanan aset dan infrastruktur pada KJKS, maka pengamanan aset dan
infrastruktur disini cakupannya diperluas sebagaimana dijelaskan pada bab pendahuluan,
dengan sasaran pada 3 (tiga) kelompok yaitu : kas dan bank, pembiayaan dan aktiva
tetap KJKS.
Kas dan bank merupakan aset yang paling likuid mengalir masuk dan keluar setiap
saat, mudah dipindah tangankan. Dengan karakteristik yang demikian keberadaan kas
sering menjadi incaran tindak kejahatan dan penyelewengan. Sementara itu aktivitas
operasional KJKS sehari-hari sangat tergantung pada ketersediaan kas dan bank, oleh
karena itu pengamanan aset dan infrastruktur terhadap kas dan bank harus dijaga
kecukupannya, sehingga ketersediaan dana likuiditas merupakan syarat mutlak yang
harus dipenuhi dan dijaga oleh lembaga KJKS.
Sistem manajemen yang terkait dengan kebijakan dan otorisasi pengeluaran kas dan
bank, ketersediaan dana likuditas minimal dan kelebihan dana harus ditaati oleh
manajemen, begitu juga pemegang kunci brand kas, kunci lemari kas harus dipegang
dua orang yang berbeda.
Pembiayaan yang diberikan adalah sejumlah uang yang dipinjamkan kepada anggota
atau peminjam dengan persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut mencakup jumlah
pembiayaan, jangka waktu, cara pengembalian, beban bunga atau jasa yang menjadi
hak KJKS yang harus ditanggung peminjam, dan agunan merupakan pengamanan
aset KJKS yang tidak boleh diabaikan oleh manajemen, sehingga seorang manager
dituntut harus mampu melaksanakan pengendalian terhadap semua kebijakan dan
prosedur pembiayaan, sejak dari permohonan, analisa dan keputusan pemberian
pembiayaan, penagihan pinjaman/pembiayaan yang tidak lancar dan macet,
penghapusan sampai dengan monitoring.
c. Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva yang masa keterkaitan atau manfaatnya dalam operasi
cukup lama, lebih dari satu tahun bahkan dapat mencapai lebih dari 20 tahun.
Keputusan membeli sebuah aktiva tetap berarti semua resiko yang timbul akan
ditanggung selama masa manfaatnya. Apabila pembelian satu aktiva tetap keliru
misalnya tidak cocok spesifikasi kapasitasnya, spesifikasi teknis dan sebagainya maka
akibat dari kekeliruan ini ditanggung selama umur aktiva tetap tersebut.
Kebijakan terhadap aktiva tetap harus ditetapkan oleh pengurus KJKS, antara lain :
Untuk melindungi tingkat resiko aktiva tetap KJKS yang nilainya cukup materiil, harus
diback up dengan kebijakan pengurus, dimana semua aset harus dilindungi melalui
kerjasama dengan perusahaan asuransi kerugian, namun demikian manajemen/
pengelolaan aktiva tetap yang terkait dengan program pengadaan, perawatan,
keamanan dan sistem pengendalian intern terhadap aktiva tetap harus dijalankan secara
terkendali dan sistemik, bahkan sentuhan motivasi dari seorang manager kepada stafnya
harus diciptakan sedemikian rupa, sehingga keberadaan aktiva tetap yang diasuransikan
tetap dirawat dan dijaga secara sungguh-sungguh.
4. Proses identifikasi dan penyelesaian potensi dan dampak dari kejadian luar biasa
terhadap aset dan infrastruktur
Jika dalam melaksanakan unjuk kerja sebagaimana dijelaskan pada poin 2.2. dan 2.3. di
atas, jika aktiva tetap milik KJKS mengalami kejadian di luar kontrol manajemen yang
mengakibatkan adanya kerugian, maka seorang manager harus mampu melakukan
identifikasi sekaligus menyelesaikan permasalahan dimaksud sesuai dengan tingkat
kejadiannya.
Contoh kasus :
a. kendaraan kantor tabrakan, tingkat kesalahan ada pada driver KJKS, bagaimana
cara menyelesaikannya ?
b. infrastruktur yang terkait dengan sistem akuntansi terjadi trouble, di sisi lain
pelayanan memerlukan percepatan, bagaimana cara mengatasinya ?
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan terhadap pemanfaatan aset dan
infrastruktur KJKS, secara rutin manager harus membuat evaluasi sebagai bahan
penyusunan laporan.
1. Menyusun dan merumuskan Ketentuan dan peraturan tentang aset dan infrastruktur
2. Menetapkan dan melaksanakan Ketentuan dan peraturan tentang pengamanan,
pembelian, penggunaan, pemeliharaan, penjualan aset dan infrastruktur.
3. Melindungi aset dan infrastruktur yang materiil.
4. Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi dan dampak dari kejadian luar biasa terhadap
aset dan infrastruktur.
5. Mengevaluasi pelaksanaan pengamanan aset dan infrastruktur
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Melaksanakan pengamanan aset dan infrastruktur
BAB IV
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaporkan hasil kegiatan pengamanan aset dan
infrastruktur
Secara umum yang mengelola dan bertanggung jawab terhadap Pengamanan aset dan
infrastruktur sampai dengan pelaporan adalah manager. Maka setelah dilakukan kegiatan
tersebut sesuai prosedur yang berlaku pada KJKS, Manajer melaporkan kepada
pengurus/general manajer (GM) dengan memo yang memuat rekomendasi.
2. Pembuatan dan pelaporan laporan hasil kegiatan pengamanan aset dan infrastruktur
a. Pelaporan
Jenis Laporan dapat dibagi menjadi beberapa macam, berikut ini akan diuraikan
sebagai berikut :
Laporan harus bersifat operasional, artinya laporan memiliki sifat-sifat sebagai berikut
:
Penyampaian laporan dapat dilakukan secara lisan atau tertulis
Laporan berisi informasi yang dipelrukan oleh manajemen dalam proses
pengambilan keputusan
Laporan harus faktual, didukung oleh data dan fakta yang dapat dipertanggung
jawabkan
b. Menyusun Pelaporan
c. Membuat isi Laporan dapat berupa pertanggung jawaban. Isi laporan (rincian
kegiatan secara kronologis beserta biaya yang sudah dikeluarkan dengan
menunjukkan nomor – nomor tanda bukti pengeluaran, jika diperlukan).
d. Membuat Evaluasi (bila ada).
e. Menyusun Penutup/Rekomendasi.
Laporan evaluasi dan rekomendasi dapat dibuat dalam bentuk form dan dilaporkan
untuk ditindak lanjuti.
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Melaporkan hasil kegiatan pengamanan aset
dan infrastruktur
1. Rapih, aman, lengkap, baik, standar, teliti, cermat, benar, cepat, tepat, efisien.
2. Teliti, cermat, benar, akurat, efisien, normatif,
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. -
B. Buku Referensi
1. Agoes, Sukrisno, Drs. Ak. M.M Auditing Pemeriksaan Akuntan Jilid I, Elex komputindo,
Jakarta 2006
2. Baridwan, Zaki DR. M. Sc. Akuntan Intermediate Accounting edisi 7, Sumber rezeki, Solo
2008
3. Sartono, R. Agus, Drs. M. BA Menajemen Keuangan edisi 3, Megatama Press, Jogjakarta
1999
4. Suwarjono, Teori Akuntansi Perekayassan Pelaporan Keuangan, Ganeca Exac, Bandung,
2000
5. Anonumious, Sistem Pengendalian Intern, Kementerian Koperasi dan UKM Republik
Indonesia, Jakarta 200
D. Referensi Lainnya
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan