Anda di halaman 1dari 10

Akhlak dalam Menuntut Ilmu

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen : Awaluddin Ritonga, M.Pd.I

Disusun oleh :

Yusuf Maulana Nursobandi


Akbila Sifa Nugraha
Zaki Maulana
Sifa Fitriani

PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS SALI AL-AITAAM

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Untuk itu, maka diutuslah
Rasulullah SAW untuk memperbaiki manusia melalui pendidikan.
Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu
orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang
mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.
Dengan pendidikan yang baik, tentu akhlak manusia pun juga akan lebih baik.
Tapi kenyataan dalam hidup ini, banyak orang yang menggunakan akal dan
kepintaraannya untuk maksiat. Banyak orang yang pintar dan berpendidikan
justru akhlaknya lebih buruk dibanding dengan orang yang tak pernah sekolah.
Hal itu terjadi karena ketidakseimbangannya ilmu dunia dan akhirat. Ilmu
pengetahuan dunia rasanya kurang kalau belum dilengkapi dengan ilmu agama
atau akhirat. Orang yang berpengetahuan luas tapi tidak tersentuh ilmu agama
sama sekali, maka dia akan sangat mudah terkena bujuk rayu syaitan untuk
merusak bumi, bahkan merusak sesama manusia dengan berbagai tindak
kejahatan. Disinilah alasan mengapa ilmu agama sangat penting dan hendaknya
diajarkan sejak kecil. Kalau bisa, ilmu agama ini lebih dulu diajarkan kepada
anak sebelum anak tersebut menerima ilmu dunia. Kebodohan adalah salah satu
faktor yang menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia
membutuhkan terapi agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh
Allah SWT.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana akhlak dalam menuntut ilmu sebagai seorang muslim?

2. Bagaimana metode yang baik dalam menuntut ilmu?

3. Bagaimana tentang adab dalam menuntut ilmu?

4. Bagaimana deskripsi tentang orang yang akan memperoleh kemudahan


dalam menuntut ilmu?

1.3 Tujuan

1. Memberikan penjelasan tentang aklak dalam menuntut ilmu sebagai seorang


muslim.

2. Memberikan penjelasan tentang metode yang baik dalam menuntut ilmu.

3. Memberikan penjelasan tentang adab dalam menuntut ilmu.

4. Memberikan deskripsi tentang orang yang akan memperoleh kemudahan


dalam menuntut ilmu.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ahklak Muslim dalam menuntut ilmu

Allah swt Berfirman :

‫ﻦ اﻟَّﻠُﻪ َﻳْﺮَﻓِﻊ‬
َ ‫ﻢ َءاَﻣُﻨﻮا اَّﻟِﺬﻳ‬
ْ ‫ﻦ ِﻣْﻨُﻜ‬
َ ‫ُ ُأوت َواَّﻟِﺬﻳ‬ ‫ﻢ وا‬
َ ‫ت اْﻟِﻌْﻠ‬
ٍ ‫ﺟﺎ‬
َ ‫َدَر‬

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian


dan orang-orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat.” (Al-
Mujaadilah:11)

Di dalam Al Qur'an dijelaskan bahwa sesungguhnya Allah akan mengangkat


derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Ilmu merupakan sarana utama
menuju kebahagiaan abadi. Ilmu merupakan fondasi utama sebelum berkata-
kata dan berbuat. Dengan ilmu, manusia dapat memiliki peradaban dan
kebudayaan. Dengan ilmu, manusia dapat memperoleh kehidupan dunia, dan
dengan ilmu pula, manusia menggapai kehidupan akhirat. Ada sebuah pepatah
arab yang mengatakan :

“Uthlubu al-'ilma min al-mahdi ila al-llahdi” artinya : tuntutlah ilmu dari
buaiyan sampai keliang lahat.

Allah swt mengajarkan umatnya untuk menuntut ilmu karena ilmu itu memang
sangatlah penting seperti yang difirmankan Allah swt pada ayat diatas dengan
ilmu derajat kita akan terangkat baik dimata allah ataupun dimata manusia.
Baik atau buruknya sebuah ilmu bukan karena i8lmunya melainkan karena niat
atau tujuan sipemilik ilmu, pisau Ibarat, tergantung siapa yang memilikinya.
Jika pisau dimiliki oleh orang jahat, maka pisau itu bisa digunakan untuk
membunuh, mencuri atau mencuri. Tetapi jika dimiliki oleh orang baik, maka
pisau itu bisa digunakan untuk memotong hewan qurban, mengiris bawang atau
membelah ikan.
2.2 metode yang baik dalam mencari/menuntut ilmu

Di bawah ini merupakan metode yang baik dalam mencari/menuntut ilmu, agar
ilmu yang kita miliki bermanfaat dan mendapat barokah dari Allah

1. Awali dengan niat yang benar, baik dan ikhlas. Niatkan bahwa
mencari/menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan ridho Allah. Niatkan bahwa
ilmu yang dimiliki akan digunakan untuk kebaikan.

2. Selalu minta restu dan ridho orang tua.

3. Berhati-hati dalam memilih ilmu. Pelajarilah ilmu agama sebagai landasan


hidup. Pelajarilah ilmu tentang aqidah, karena aqidah yang benar merupakan
pondasi keimanan. Pelajarilah ilmu tentang akhlak, karena akhlak merupakan
cermin dari suasana hati. Ingatlah… bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW
diutus ke dunia untuk memperbaiki akhlak manusia. Pelajarilah ilmu fiqh agar
tata cara ibadah kita sesuai dengan tutunan Rasulullah SAW. Pelajarilah ilmu-
ilmu duniawi sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah dan berbuat
kebajikan.

4. Belajar kepada guru yang terpercaya akan keilmuannya dan agamanya. Cara
ini lebih cepat dan lebih meyakinkan daripada belajar tanpa guru. Dengan
belajar kepada guru akan memungkinkan terjadinya diskusi, tanya-jawab dan
timbal balik antara murid dan guru.

5. Belajar ke alam. Gunakanlah akal untuk memikirkan alam semesta ini dan
kejadian-kejadiannya, dalam rangka meneguhkan/menguatkan keyakinan kita
terhadap kekuasaan dan keagunggan Allah.

6. Belajar dari pengalaman dan ujian hidup. Jika hidup dan kehidupan ini kita
jalani dengan kesholehan hati, maka setiap pengalaman dan ujian/cobaan dapat
kita jadikan pelajaran. Sabar dan rasa syukur kepada Allah merupakan dua
aspek penting dalam mengambil atau memetik pelajaran dari pengalaman dan
ujian hidup.

Jikalau sudah memiliki ilmu maka kita diwajibkan untuk mengamalkannya


karena ini merupakan sebuah syarat dari kesempurnaan kita dalam menuntut
ilmu dan salah satu amalan yang tidak terputus sampai kita mati adalah ilmu
yang bermanfaat. Sebagai mana nabi kita Muhammad saw bersabda:

‫ت ِإَذا‬
َ ‫ﻦ َﻣﺎ‬
ُ ‫م اْﺑ‬
َ ‫ﻄَﻊ آَد‬
َ ‫ﻋَﻤُﻠُﻪ اْﻧَﻘ‬
َ َّ ‫ﻦ ِإﻻ‬
ْ ‫ث ِﻣ‬
ٍ َ ‫َﺛﻻ‬: ‫ﺻﺪ‬
َ Perlindungan Lingkungan dan
Perlindungan Lingkungan ‫َﻟُﻪ ْو‬

“Apabila seorang keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya


kecuali dari tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau
seorang anak shalih yang mendo'akannya.” (HR.Muslim)..

2.3 Adab Menuntut Ilmu

A. Adab murid kepada guru

• menghormati dan memuliakan guru dan keluarganya dengan tulus dan ikhlas

• kepatuhan dan ketaatan terhadap semua perintah dan nasehat guru

• jujur dan setia bersama guru

• memberi isyarat rendah hati, lembut dan santun kepada guru

• berusaha memaafkan guru ketika dia melakukan suatu kesalahan

• tidak menjelek-jelekan dan tidak memfitnah guru

• tidak menghianati dan tidak menyakiti hati guru

• berusaha melayani guru dengan sebaik-baiknya

• selalu berusaha menyenangkan hati guru

• memanggil guru dengan panggilan yang disukainya

• berusaha menyukai apa yang disukai oleh guru

• membiasakan diri memberikan hadiah kepada guru dan keluarganya sebagai


tanda hormat kepada mereka

• tidak berjalan di depan guru ketika berjalan bersamanya


• tidak membaca-bahak di depan guru

• tidak meninggikan suara ketika berbicara dengan guru

• selalu duduk dalam sikap sopan

• berusaha keras ( jihad ) dan tekad membuat kemajuan bersama guru

Keberhasilan dan kemudahan dalam proses tuntutan ilmu terletak pada


kelakuan baik (adab) si kematian ilmu, terutama adab kepada guru. Sayyidina
Ali rodhiallu'anhu berkata, “aku ibarat budak dari orang yang mengajarkanku
walaupun hanya satu huruf “. Perkataan Ali ini merupakan ungkapan bahwa
begitu besar penghormatan beliau kepada guru.

Khalifah Harun Ar Rasyid pernah mengirimkan anak untuk belajar kepada


Syekh Burhanuddin. Suatu saat, ketika khalifah datang untuk berkumpul
dengan anak-anak yang sedang belajar, khalifah melihat anak-anak itu sedang
menuangkan air wudhu untuk syekh. Lalu khalifah berkata kepada anak-anak,
“Wahai anakku, kenapa kamu menggunakan tangan kananmu untuk
menuangkan air sementara tangan kirimu kau biarkan diam. Gunakanlah
kedua tanganmu, yang satu untuk menuangkan air dan yang satu lagi untuk
membasuh kaki gurumu.” Subhanallah… begitu tegas khalifah mendidiknya
agar menghormati guru.

B. Adab murid kepada sesama murid

• menghormati dan memuliakan sesama murid dengan tulus dan ikhlas

• hendaknya memberikan nasehat kepada sesama murid dengan kerendahan


hati dan bebas dari kesombongan ( amar ma'ruf nahi munkar )

• selalu berbaik sangka kepada sesama murid dan tidak mencari- mencari
keburukan mereka

• tidak menyakiti hati sesama murid

• hendaknya menerima permintaan maaf sesama murid jika mereka


memintanya

• selalu membantu sesama murid dalam suka maupun duka

• mengucapkan rendah hati dan santun kepada sesama murid

• tidak meminta menjadi pemimpin mereka, hanya menjadi sesama saudara


dengan mereka

• lapang dada dalam perbedaan pendapat yang mungkin terjadi di antara


sesama murid

C. Adab murid dengan pelajaran

• niat yang ikhlas karena Allah ketika memulai belajar

• diniatkan bahwa belajar ( menuntut ilmu ) itu untuk menghilangkan


pemaksaan diri dan orang lain di lingkungannya

• menghormati dan memuliakan buku pelajaran ( kitab ) dengan tulus dan


ikhlas

• menjaga kebersihan dan kerapihan buku pelajaran ( kitab )

• meletakkan buku pelajaran ( kitab ) di tempat yang baik dan terhormat

• tekun dan kontinyu dalam memahami pelajaran ( ilmu )

• membiasakan diri menghafal pelajaran dan menjaga hafalan

• selalu menulis atau mencatat pelajaran ( ilmu ) yang diperoleh

• meneliti sumber dan isi pelajaran ( ilmu ) yang ada dalam buku atau kitab

• berpikir adil terhadap isi pelajaran ( ilmu ) yang ada dalam buku atau kitab

• menghindari sifat malu yang berlebihan dalam proses pemahaman suatu


pelajaran atau ilmu

2.4 Deskripsi tentang orang yang akan memperoleh kemudahan dalam


menuntut ilmu

Beberapa hal yang dapat memperoleh kemudahan dalam menuntut ilmu:

1. taat beribadah, rajin bangun malam untuk sholat tahajud dan tafakur.

2. tidak berbuat maksiat

3. memuliakan/menghormati guru (adab murid kepada guru)

4. memuliakan/menghormati sahabat (adab murid kepada sesama murid)

5. memuliakan/menghormati kitab/buku (adab murid kepada pelajaran)

6. sering bergaul/berdiskusi dengan ulama (memuliakan ulama)


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt dengan maksud untuk dipelajari dan
diamalkan. Sejak manusia lahir, manusia tidak terlepas dari dari aturan atau
hukum. AllahSwt pun telah menjelaskan aturan-aturan atau hukum tersebut
bagi para hambanya didalam al-Qur’an. Dari sekian aturan tersebut salah
satunya adalah aturan tentang akhlak. Ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan
oleh manusia untuk mencapai kebahagiaanhidup, baik di dunia maupun di
akhirat. Sehubungan dengan itu, Allah SWT mengajarkankepada adam dan
semua keturunannya. Dengan ilmu pengetahuan itu, manusia
dapatmelaksanakan tugasnya dalam kehidupan ini, baik tugas sebagai khalifah
maupun tugasubudiah . Oleh karena itu, Rasulullah SAW menyuruh,
menganjurkan, dan memotivasiumatnya agar menuntut ilmu pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai