Anda di halaman 1dari 12

MALAS BELAJAR AKIBAT PERGAULAN

BEBAS
Oleh : Muh. Arkam Amri
NIM : 411 220 31
Kelas : 1B PBG D4

Prodi Perancangan Bangunan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

ABSTRACT : Pada perkembangan zaman modernisasi saat ini pergaulan sanga

t berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Pada saat itu sese

orang mulai merubah pola pikir mereka dan mengikuti perkembangan zaman mo

dernisasi pada saat kebudayaan barat mulai tersebar dikalangan remaja. Pada d

ewasa ini, kebudayaan barat sangat jelas berpengaruh terhadap perkembangan p

ara remaja khususnya terhadap kepribadian remaja itu sendiri. Pergaulan memili

ki artian yang mencakup luas, dari pergaulan dilingkungan keluarga, dilingkunga

n sekolah, bahkan hingga dilingkungan masyarakat sekitar. Lingkungan pun mem

punyai peran penting untuk membentuk suatu kepribadian seseorang dalam berti

ngkah laku, dan dalam berpola pikir. Pergaulan itu sendiri terbagi menjadi dua

macam, pergaulan yang negatif dan pergaulan yang positif. Pada perkembangan

zaman saat ini yang tampak jelas memang pergaulan negatif yang lebih mengara

h kepada para remaja dalam bertingkah laku didalam kehidupan sosial. Sedangk

an pergaulan yang bersifat positif jarang sekali diperlihatkan para remaja didala

m kehidupan sosialnya, karena remaja banyak terpengaruh didalam lingkungan k

hususnya. Dimana para remaja harus bisa memilih dan mengikuti suatu pergaula

n yang mana menurutnya adalah suatu yang baik atau positif. Para remaja mema

1
ng seharusnya malakukan adaptasi didalam kehidupan sosialnya dalam berintera

ksi maupun dalam pergaulan sehari-harinya, karena adaptasi dimana remaja dap

at menyesuaikan diri dalam bertingkah laku dan cara berpikir didalam lingkunga

nnya.

Kata Kunci : Pergaulan Bebas, Perkembangan Zaman

A. Pendahuluan

Diantara perkara mulia yang hendaknya menjadi kesibukan kita adalah menuntut i

lmu. Orang yang memiliki ilmu akan dapat membedakan antara petunjuk dan kese

satan, kebenaran dan kebatilan, sunnah dan bid’ah. Maka ilmu adalah perkara mul

ia yang hendaknya menjadi perhatian setiap muslim, perkara yang harus diutamak

an. Karena ilmu itu lebih didahulukan dari perkataan dan perbuatan.

Al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan, “Ilmu yang bermanfaat adalah me

mpelajari al-Qur’an dan sunnah serta memahami makna kandungan keduanya den

gan pemahaman para sahabat, tabi’in dan tabi’ tabi’in. Demikian juga dalam masa

lah hukum halal dan haram, zuhud dan masalah hati, dan lain sebagainya”. (Fadhl

u Ilmi Khalaf, hlm. 26).

B. Pembahasan

Agama Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu, dan tidak terikat

oleh waktu dan tempat. Bahkan, ayat pertama yang turun kepada Rasulullah SAW

saat menjadi nabi adalah salam surat Al-‘Alaq yang memiliki arti ‘Bacalah.’ (QS

Al’alaq: 1).

2
Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan ilmu dalam Islam begitu mulia. In

i juga mendapat peratian dari Rasulullah SAW yang dalam salah satu hadis pernah

bersabda: “Barangsiapa yang menginginkan urusan dunia, maka wajiblah baginya

berilmu.

Dan barangsiapa yang ingin urusan akhirat (selamat di akhirat) maka wajib

lah ia memiliki ilmu juga. Dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka h

endaklah ia memiliki ilmu tentangnya juga.” (HR Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, ada keutamaan menuntut ilmu bagi orang yang mengerjak

annya. Karena hal tersebut merupakan amalan yang mulia, tentu juga terkandung

adab menuntut ilmu yang harus dijaga agar ilmu yang didapat menjadi berkah dan

bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk sesama.

1. Keutamaan Menuntut Ilmu

Dalam Alquran Allah SWT berfirman: “Maka ketahuilah (ilmuilah)! Bahwasa

nya tidak ada Ilah (tuhan yang berhak untuk disembah dengan benar) kecuali Alla

h dan mohonlah ampunan terhadap dosa-dosamu ….” (QS Muhammad: 19).

Oleh karena itu, ada beberapa keutamaan menuntut ilmu bagi orang yang bers

ungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Karena memiliki keutamaan yang amat

besar dan mulia, di antara keutamaan menuntut ilmu adalah:

1. Ilmu adalah Warisan Para Nabi

Rasulullah SAW bersabda: “Dan sesungguhnya para Nabi tidak pernah mewar

iskan uang emas dan tidak pula uang perak, akan tetapi mereka telah mewariskan i

lmu (ilmu syar’i) barang siapa yang mengambil warisan tersebut maka sungguh ia

telah mengambil bagian yang banyak.” (HR Ahmad).

3
Ini menunjukkan bahwa keutamaan menuntut ilmu lebih tinggi dari pada uang

dan emas yang bersifat materi. Sebab, saat seseorang memiliki ilmu dan hingga m

engajarkannya, maka hal tersebut akan menjadi amal jariyah yang terus mengalir

bahkan hingga orang tersebut meninggal dunia.

2. Menuntut Ilmu Adalah Jalan Menuju Surga

Surga adalah idaman setiap muslim. Bahkan, ia menjadi janji dari Allah SWT

bagi banyak amalan shalih yang dilakukan oleh umat Islam. Oleh karena itu saat

Allah SWT menjadikan ilmu sebagai jalan utama menuju surga, maka ini menunj

ukkan besarnya keutamaan menuntut ilmu.

Hal ini telah mendapatkan landasan syar’i, karena didasarkan pada sebuah had

is saat Rasulullah SAW bersabda: “… Barang siapa yang meniti suatu jalan dalam

rangka menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga

…” (HR Ahmad).

3. Allah SWT Akan Meninggikan Derajat

Terkait dengan keutamaan menuntut ilmu yang satu ini, dalam Alquran Allah

SWT berfirman: “Allah mengangkat orang-orang beriman di antara kalian dan ora

ng-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (Al-Mujadalah: 11).

Tentang tafsiran atau arti dari ayat ini, Imam Syaukani berkata: “Dan makna a

yat ini bahwasanya Allah mengangkat beberapa derajat orang-orang beriman dari

orang-orang yang tidak beriman, dan mengangkat beberapa derajat orang-orang y

ang berilmu (dan beriman) dari orang-orang yang hanya beriman. Maka barang si

4
apa yang memadukan antara iman dan ilmu maka Allah mengangkatnya beberapa

derajat karena imannya lalu Allah mengangkat derajatnya karena ilmunya.”

4. Allah SWT Ingin Memberi Kebaikan

Menjadi keutamaan menuntut ilmu selanjutnya, terkait hal ini dalam sebuah ha

dis Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebai

kan maka Allah akan menjadikannya paham akan agamanya.” (HR Bukhari dan

Muslim).

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz menafsirkan: “Mafhum (makna tersirat) dari hadi

ts ini bahwasanya orang yang tidak memahami agamanya berarti orang itu termas

uk orang yang tidak dikehendaki kebaikan oleh Allah dan kami mohon perlindung

an kepada Allah dari hal yang seperti itu.”

5. Manfaat yang Akan Terus Mengalir Meski Telah Meninggal

Rasulullah SAW bersabda: “Apabila anak cucu Adam meninggal dunia, maka

terputuslah amalannya kecuali melalui tiga jalur: shadaqah jariah, ilmu yang berm

anfaat dan anak shalih yang senantiasa mendoakannya.” (HR Bukhari dan Musli

m).

Siapa yang tidak ingin terus mendapatkan pahala meski telah meninggal. Hal i

ni akan didapati bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Seba

b, ilmu tersebut bukan hanya bermanfaat untuk dirinya, tapi juga untuk orang lain.

Itulah beberapa keutamaan menuntut ilmu beserta adabnya yang bisa dipraktik

kan, demi mendapatkan pahala yang berkah juga bermanfaat bagi sesama.

2. Adab Menuntut Ilmu

5
Menuntut ilmu adalah ibadah mulia dan agung oleh karena itu, orang yang me

nuntut ilmu harus selalu memperhatikan adab-adabnya agar mendapatkan ilmu ya

ng bermanfaat dan juga berkah. Adab ini juga akan menjadi aturan khusus bagi or

ang yang berilmu.

Dikutip dari studi yang dilakukan oleh UIN Malang, karena pendidikan dan be

lajar dalam Islam bertujuan untuk mengembangkan ilmu dan mengabdi kepada Al

lah SWT, maka sistem moralnya pun harus dibangun dan bersumber dari norma-n

orma Islam tersebut (wahyu). Ini juga berkaitan dengan adab menuntut ilmu.

Selain dari kitab Hidayatus-Salikin yang disusun oleh Syekh Abdus Samad, ya

ng merupakan terjemahan dari kitab Bidayatul-Hidayah milik Imam Al-Ghazali d

an juga rangkuman dari sumber yang lain, berikut ini adalah adag menuntut ilmu

yang harus dimiliki oleh kaum muslimin. Yakni:

1) Beri salam terlebih dulu saat berpapasan dengan guru,

2) Tidak banyak berkata-kata di hadapan guru,

3) Tidak berkata sesuatu yang tidak ditanyakan oleh guru,

4) Sebelum bertanya, hendaklah meminta izin kepada guru,

5) Tidak menyangkal perkataan guru,

6) Tidak menyalahi pendapat guru karena merasa lebih benar atau lebih mengeta

hui daripada guru. Ini termasuk dalam perkara kurangnya adab akan dan mem

buat ilmu kurang berkah,

7) Tidak berbisik-bisik dengan orang lain di hadapan guru,

8) Tidak memalingkan muka ke kiri atau ke kanan saat berada di hadapan guru,

9) Hendaknya duduk dengan tenang dan beradab di hadapan guru,

6
10) Apabila guru berdiri, maka hendaklah ikut berdiri juga untuk menghormati gu

ru,

11) Tidak berburuk sangka terhadap guru,

12) Imam Syafi’i memiliki 6 nasehat yang harus dimiliki oleh seseorang penuntut

ilmu: “Wahai saudaraku, ilmu tidak akan kamu peroleh kecuali dengan 6 perk

ara, akan saya beritahukan kepadamu secara terperinci: kecerdasan, semangat,

kesungguhan, berkecukupan, bersahabat dengan guru, dan waktu yang panjan

g.”

13) Ikhlas dalam menuntut ilmu, krena menjadi amalan yang bisa berbuah ibadah.

Allah SWT berfirman: “Dan mereka tidak diperintahkan kecuali untuk beriba

dah (hanya) kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya.” (QS

Albayyinah: 5).

14) Tidak boleh menuntut ilmu untuk mencari keuntungan dunia seperti agar men

dapatkan jabatan, pekerjaan dengan gaji tinggi, dan sebagainya. Rasulullah S

AW bersabda: “Barang siapa yang menuntut suatu ilmu seharusnya karena Al

lah, lalu dia tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan tujuan dunia maka

ia tidak dapat mencium bau surga."

15) Bersungguh-sungguh dan tidak bermalas-malasan. Al-Qadhi Abu Yusuf berk

ata: “Ilmu ini adalah sesuatu yang tidak akan memberikanmu separuh dari diri

nya sampai engkau memberikannya dirimu seluruhnya.”

16) Bertaqwa dan senantiasa takut kepada Allah. Allah SWT berfirman: “Sesung

guhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya adalah ulama.”

(QS Fathir: 28).

7
17) Rendah hati (tawadhu’) dan tidak sombong. Allah SWT berfirman: “Dan rend

ahkanlah dirimu (Muhammad) terhadap orang-orang yang mengikutimu, yait

u orang-orang yang beriman.” (Asy-Syu’ara’: 215).

3. Hukum Menuntut Ilmu dalam Islam

Dalam kehidupan manusia ilmu adalah salah satu hal yang sangat penting dan hal

tersebut bukan lagi merupakan suatu rahasia. Sedemikian pentingnya ilmu bagi m

anusia khususnya umat muslim, seseorang akan tidak senang jika ia disebut tidak

memiliki ilmu atau bodoh. Ilmu dapat membuat seseorang menjadi mulia dan diho

rmati. Sebagaimana yang dikatakan Ali bin Abi Thalib bahwa seseorang yang me

miliki cukup ilmu akan merasa dimuliakan dan sementara mereka yang tidak mem

eiliki ilmu dan tidak mengetahui apapun akan merasa tercela dan hal tersebut akan

membuat seseorang merasa bodoh. Dengan kata lain, ilmu akan membuat seseora

ng mulia ditengah pergaulan dalam islam pada khususnya.

Pengertian Ilmu

Dalam bahasa Arab kata Ilmu itu sendiri berarti mengetahu dan merupakan la

wan kata jahlu yang artinya tidak tahu atau bodoh. Sedangkan menurut Istilah Ilm

u atau yang lebih utama di sini adalah Ilmu syar’i adalah ilmu tentang penjelasan-

penjelasan dan petunjuk yang Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala turunkan kepada rasul

Nya atau dengan kata lain Ilmu yang menyangkut Alqur`an dan hadits.

Meskipun demikian tidak berarti bahwa ilmu yang lain tidaklah penting atau d

ianggap dalam islam. Ilmu-ilmu yang ada dalam kehidupan manusia juga dapat di

katakan bermanfaat apabila ilmu tersebut menuntun manusia untuk lebih taat dan

beriman kepada Allah SWT (baca fungsi iman kepada Allah SWT). Ilmu akan me

8
mbuat seseorang mengetahui berbagai macam perkara dan menjauhkannya dari ke

bodohan sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah berikut ini

“Katakan: “Apakah sama orang yang mengetahui dengan yang tidak mengetah

ui?” (Az Zumar : 9)

Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainka

n Alloh dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’mi

n, laki-laki dan perempuan. Dan Alloh mengetahui tempat kamu berusaha dan tem

pat tinggalmu. (QS: Muhammad: 19)

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan

tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan

diminta pertanggungan jawabnya. (QS: Al Isra’ : 36)

Ayat-ayat yang disebutkan diatas menunjukkan tentang kewajiban menuntut il

mu. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori :

“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap mukmin”

Hukum Menuntut Ilmu

Adapun hukum menuntut ilmu dalam islam diantaranya adalah :

1. Fardlu ‘ain

Menuntut ilmu hukumnya menjadi fardlu ‘ain atau wajib dilakukan oleh setiap

muslim, terutama jika hal tersebut diperlukan agar umat muslim dapat menjalanka

n ibadah kepada Allah SWT. Misalnya ilmu tentang ibadah yang menyangkut cara

menunanaikan shalat wajib (baca keutamaan shalat dhuha), puasa ramadhan (bac

a puasa sunnah dan keutamaan puasa daud), zakat (baca syarat penerima zakat da

n penerima zakat dalam islam) haji dan lainnya.

9
Ilmu tersebut menjadi wajib diketahui karena tanpa adanya pengetahuan dan il

mu tentang ibadah-ibadah tersebut, tidaklah sah ibadah seseorang (baca hal-hal ya

ng menghapus amal ibadah dan hal yang penyebab amal ibadah ditolak). Dengan

demikian menuntut ilmu wajib dilakukan, adapun para orang tua sebaiknya menan

amkan ilmu agama pada anaknya sejak usia dini dan mengerti pentingnya pendidi

kan anak dalam islam (baca cara mendidik anak dalam islam dan cara mendidik y

ang baik menurut islam).

2. Fardlu kifayah

Pada mulanya hukum menuntut ilmu adalah fardlu kifayah. Namun jika sudah

ada sebagian orang yang mengerjakan atau menuntut ilmu tersebut maka bagi yan

g lain hukumnya sunnah. Hal-hal lain dalam agama islam dan kewajiban menuntu

t ilmu yang tidak termasuk dalam hukum menuntut ilmu yang bersifat fardlu ‘ain

di atas hukumnya adalah fardlu kifayah.

Misalnya dalam menuntut ilmu-ilmu lain diluar ilmu yang menjadi dasar ibada

h wajib. Meskipun demikian, jika seseorang menyadari bahwa ia menuntut ilmu y

ang merupakan fardhu kiyayah, ia tetap mendapatkan pahala dan tentunya mendap

atkan ilmu tentang hal yang dipelajarinya misalnya saat mempelajari ilmu Alqur’a

n (baca manfaat membaca Alqur’an).

B. Kesimpulan

1. Beberapa diantara dari keutamaan menuntut ilmu :

1) Ilmu adalah Warisan para Nabi

2) Menuntut ilmu adalah jalan menuju surga

3) Allah SWT. akan meninggikan derajat penuntut ilmu

4) Allah SWT. ingin memberi kebaikan

10
5) Manfaat yang akan terus mengalir ketika meninggal

2. Menuntut ilmu adalah ibadah mulia dan agung oleh karena itu, orang yang men

untut ilmu harus selalu memperhatikan adab-adabnya agar mendapatkan ilmu yan

g bermanfaat dan juga berkah. Adab ini juga akan menjadi aturan khusus bagi ora

ng yang berilmu.

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an

Keutamaan Menuntut Ilmu. (Online), https://www.orami.co.id/ Diakses pada


26 November 2022.

Hukum Menuntut Ilmu dalam Islam. (Online), https://dalamislam.com/. Diak


ses pada 25 November 2022.

Dampak Pergaulan Bebas. (Online). https://www.kompas.com/ Diakses pada


25 November 2022.

11
Pergaulan Bebas bagi Usia Dini. (Online). https://www.gurukuhebat.com/ Di
akses pada 25 November 2022.

12

Anda mungkin juga menyukai