Oleh:
DWI NURFIA CHRISDIANTO
NIM. 2224100713
Dosen Pengampu:
Prof.Dr. Wajidi Sayadi, MA
A. Latar Belakang
Karena ilmu merupakan jalan menuju surga, maka ilmu mempunyai kedudukan
yang tinggi di dalam Islam. Karena itu orang-orang yang berilmu menempati kedudukan
yang tinggi di sisi Allah SWT, bahkan mendekati kedudukan para Nabi. Semua muslim
diwajibkan menuntut ilmu agar akidahnya tidak tersesat, ibadahnya benar, dan
perilakunya sesuai syariat. Menuntut ilmu adalah salah satu kewajiban bagi setiap orang
Islam selama hayat masih dikandung badan. Untuk menunjukkan kesungguhan dalam
memanfaatkan waktu untuk menuntut ilmu. Sikap disiplin mutlak diperlukan dalam
meraih cita-cita.
Dalam kehidupan seorang muslim, waktu merupakan karunia yang tidak bisa
terbeli dibandingkan harta dan yang lainnya. Mengoptimalkan waktu untuk ketaatan
kepada Allah SWT, merupakan modal kemanfaatan kehidupan dunia dan akhirat
sehingga mewujudkan keselamatan bagi dirinya. Menyia-nyiakan waktu dengan
membiarkannya berlalu tanpa makna, berarti kesengsaraan dan kebinasaan bagi dirinya.
Kita harus berusaha untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam makalah ini adalah:
A. Pengertian Ilmu
Secara bahasa pengertian ilmu adalah lawan kata bodoh/jahil, sedang secara istilah
berarti sesuatu yang dengannya akan tersingkaplah segala hakikat yang secara
sempurna. Secara istilah syar’i pengertian ilmu yaitu, ilmu yang sesuai dengan amal,
baik amalan hati, lisan maupun anggota badan dan sesuai dengan petunjuk Rasulullah
SAW.
Dalam pengertian lain “ilmu itu modal, tak punya ilmu keuntungan apa yang bisa
didapat, ilmu adalah kunci untuk membuka pintu kebaikan kesuksesan, kunci untuk
menjawab pertanyaan dan masalah di dunia.”
1. Ilmu-ilmu Syar’i
Mempelajari ilmu-ilmu syar’i ini merupakan sebuah tuntutan akan tetapi hukum
menuntutnya disesuaikan dengan kebutuhan terhadap ilmu tersebut. Ada dari ilmu-ilmu
itu yang menuntutnya adalah fardu ‘ain, artinya bahwa seseorang mukalaf (terbebani
kewajiban) tidak dapat menunaikan kewajiban terhadap dirinya kecuali dengan ilmu
tersebut, seperti cara berwudu, salat, haji, zakat, dan sebagainya. berdasarkan hadis,
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” Nawawi mengatakan, “Meskipun hadis
ini tidak kukuh namun maknanya benar.”
Mempelajari ilmu-ilmu itu tidaklah wajib kecuali setelah ada kewajiban tersebut
(terhadap dirinya). Diwajibkan terhadap setiap orang yang ingin melakukan jual beli
untuk belajar tentang hukum Jual Beli dalam Islam. Sebagaimana diwajibkan untuk
mengetahui hal-hal yang dihalalkan maupun diharamkan baik berupa makanan,
minuman, pakaian, atau lainnya secara umum. Demikian pula tentang hukum-hukum
menggauli para istri apabila dirinya memiliki istri.
Adapun cara untuk mendapatkan ilmu bisa dengan mendatangi sumber ilmu secara
langsung di majelisnya atau bisa juga dengan mencari atau memperdalamnya melalui
sarana-sarana media yang sangat mudah didapat saat ini, baik cetak maupun elektronik.
Setelah itu hendaklah dirinya melakukan penelaahan terhadap setiap ilmu/pengetahuan
yang didapatnya untuk diterima atau ditolak. Karena setiap pendapat atau perkataan
seseorang bisa diterima atau ditolak kecuali pendapat Rasulullah SAW. Akan tetapi jika
telah jelas kebenarannya maka tidak boleh baginya untuk berpaling darinya karena pada
dasarnya kebenaran itu berasal dari Allah SWT.
Apabila kita memperhatikan isi alquran dan hadis, maka terdapatlah beberapa
suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk
menuntut ilmu, agar mereka tergolong menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut
kejahilan dan kebodohan. Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu,
baik dengan jalan menanya, melihat, atau mendengar. Perintah kewajiban menuntut
ilmu terdapat dalam hadis Nabi Muhammad SAW “Menuntut ilmu adalah fardu bagi
tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan“. (HR. Ibn Abdulbari).
Demikian itu mereka lakukan mereka rida terhadap perbuatan orang-orang yang
sedang mencari ilmu dan sebagai penghormatan buatannya. Yang dimaksud dengan
penuntut ilmu ialah penuntut ilmu yang mengamalkan ilmunya. Makhluk yang di langit,
maksudnya ialah para malaikat yang ada di langit, mereka membaca tasbih seraya
memuji Rabb mereka dan memintakan ampunan buat orang-orang yang di bumi.
Makhluk yang di bumi, maksudnya manusia, jin dan hewan. Al-Hiitaan, ikan-ikan;
permohonan ampun oleh semua makhluk yang telah disebutkan buat orang yang alim,
maksudnya mereka mendoakannya. Demikian itu karena orang yang alim dengan
bimbingan dengan petunjuknya kepada manusia menyebabkan ia disukai Allah SWT.
Anjuran untuk mempersiapkan bekal sebelum mati dengan amal-amal saleh. Amal-
amal saleh yang manfaatnya tetap berlanjut setelah orangnya meninggal dunia, maka
pahalanya tetap mengalir kepadanya. Anjuran agar melaksanakan amal kebaikan dengan
cara wakaf, seperti membangun masjid, madrasah, membuat sumur, atau menanam
pohon. Semuanya itu merupakan sedekah jariah. Disunahkan mengajarkan ilmu dan
menyusun kitab-kitab yang bermanfaat. Itulah di antara ilmu nafi’ (yang bermanfaat)
yang pahalanya tetap berlangsung sepanjang zaman. Anjuran untuk mendidik anak dan
mengajari mereka perkara yang fardu dan sunah, serta adab sopan santun agar mereka
menjadi orang-orang saleh.
1. Orang yang mencari ilmu mendapatkan pahala seperti orang yang berjihad di jalan
Allah hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW.
2. Orang yang menuntut ilmu akan mendapat kebaikan yang berlipat ganda. Orang yang
menuntut ilmu diumpamakan lebih baik derajatnya dari pada orang yang melakukan
salat seratus rakaat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia karena dengan ilmu
semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih
mudah baik secara lisan (perkataan), maupun berupa perbuatan (anggota badan), tanpa
ilmu kesuksesan tak pernah ketemu karena ilmu merupakan bagian terpenting dalam
kehidupan seperti kebutuhan manusia akan oksigen untuk bernapas.
Perintah menuntut ilmu tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Hal yang
paling diharapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya perubahan pada diri individu ke
arah yang lebih baik yaitu perubahan tingkah laku, sikap dan perubahan aspek lain yang
ada pada setiap individu.
B. Saran
Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat dan
berguna untuk menuntut kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita di
dunia, agar tiap-tiap muslim jangan picik dan agar setiap muslim dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Http://hitsuke.blogspot.com/2010/09/kewajiban-menuntut-ilmu-hadits-tarbawi.html
Http://www.google.com/hadist-menuntut-ilmu
Http://www.geocities.com\broadway\4516\
Http://www.alhamidiyah.com/?v=fatwa&baca=19
Http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/bagaimana-yang-di-sebut-menuntut-
ilmu-dalam-islam.htm
Http://alhafizh4.wordpres.com/2010/09/kewajiban-menuntut-ilmu/
https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_dan_ilmu_pengetahuan