Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KEUTAMAAN MENCARI ILMU

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Studi Hadis Kontekstual

Oleh:
DWI NURFIA CHRISDIANTO
NIM. 2224100713

Dosen Pengampu:
Prof.Dr. Wajidi Sayadi, MA

MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MPAI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PONTIANAK
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karena ilmu merupakan jalan menuju surga, maka ilmu mempunyai kedudukan
yang tinggi di dalam Islam. Karena itu orang-orang yang berilmu menempati kedudukan
yang tinggi di sisi Allah SWT, bahkan mendekati kedudukan para Nabi. Semua muslim
diwajibkan menuntut ilmu agar akidahnya tidak tersesat, ibadahnya benar, dan
perilakunya sesuai syariat. Menuntut ilmu adalah salah satu kewajiban bagi setiap orang
Islam selama hayat masih dikandung badan. Untuk menunjukkan kesungguhan dalam
memanfaatkan waktu untuk menuntut ilmu. Sikap disiplin mutlak diperlukan dalam
meraih cita-cita.

Dalam kehidupan seorang muslim, waktu merupakan karunia yang tidak bisa
terbeli dibandingkan harta dan yang lainnya. Mengoptimalkan waktu untuk ketaatan
kepada Allah SWT, merupakan modal kemanfaatan kehidupan dunia dan akhirat
sehingga mewujudkan keselamatan bagi dirinya. Menyia-nyiakan waktu dengan
membiarkannya berlalu tanpa makna, berarti kesengsaraan dan kebinasaan bagi dirinya.
Kita harus berusaha untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam makalah ini adalah:

1. Apa pengertian ilmu?


2. Apa pengertian menuntut ilmu?
3. Bagaimana hukum menuntut ilmu?
4. Bagaimana anjuran menuntut ilmu?
5. Apa manfaat menuntut ilmu?
6. Apa keutamaan menuntut ilmu?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu
Secara bahasa pengertian ilmu adalah lawan kata bodoh/jahil, sedang secara istilah
berarti sesuatu yang dengannya akan tersingkaplah segala hakikat yang secara
sempurna. Secara istilah syar’i pengertian ilmu yaitu, ilmu yang sesuai dengan amal,
baik amalan hati, lisan maupun anggota badan dan sesuai dengan petunjuk Rasulullah
SAW.

Ibnu Munir berkata: “Ilmu adalah syarat benarnya perkataan dan perbuatan,


keduanya tidak akan bernilai kecuali dengan ilmu, maka ilmu harus ada sebelum
perkataan dan perbuatan, karena ilmu merupakan pembenar niat, sedangkan amal
tidak akan diterima kecuali dengan niat yang benar.”

Dalam pengertian lain “ilmu itu modal, tak punya ilmu keuntungan apa yang bisa
didapat, ilmu adalah kunci untuk membuka pintu kebaikan kesuksesan, kunci untuk
menjawab pertanyaan dan masalah di dunia.”

Berdasarkan beberapa definisi tentang pengertian ilmu di atas dapat disimpulkan


bahwa, ilmu merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia. Karena dengan
ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan
lebih mudah baik secara lisan (perkataan), maupun berupa perbuatan (anggota badan).
Tanpa ilmu kesuksesan tidak pernah ditemukan, karena ilmu merupakan bagian
terpenting dalam kehidupan seperti kebutuhan manusia akan oksigen untuk bernapas.

B. Pengertian Menuntut Ilmu


Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah
tingkah laku dan perilaku ke arah yang lebih baik. Karena pada dasarnya ilmu
menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan. Menuntut ilmu
merupakan ibadah sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Artinya: “Menuntut
Ilmu diwajibkan atas orang Islam laki-laki dan perempuan.” Mu’adz bin Jabbal
berkata: “Tuntutlah ilmu, karena mempelajari ilmu karena mengharapkan wajah Allah
itu mencerminkan rasa khasyyah, mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah
tasbih, menuntutnya adalah jihad, mengajarnya untuk keluarga adalah taqarrub.”
Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak dibedakan antara laki-laki dan
perempuan. Hal yang paling diharapkan ialah terjadinya perubahan pada diri individu ke
arah yang lebih baik yaitu perubahan tingkah laku, sikap, dan perubahan aspek lain
yang ada pada setiap individu.

C. Hukum Menuntut Ilmu


Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas bin Malik dari Nabi SAW bersabda,
“menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” Ilmu bisa dibagi menjadi dua macam,
yaitu:

1. Ilmu-ilmu Syar’i
Mempelajari ilmu-ilmu syar’i ini merupakan sebuah tuntutan akan tetapi hukum
menuntutnya disesuaikan dengan kebutuhan terhadap ilmu tersebut. Ada dari ilmu-ilmu
itu yang menuntutnya adalah fardu ‘ain, artinya bahwa seseorang mukalaf (terbebani
kewajiban) tidak dapat menunaikan kewajiban terhadap dirinya kecuali dengan ilmu
tersebut, seperti cara berwudu, salat, haji, zakat, dan sebagainya. berdasarkan hadis,
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” Nawawi mengatakan, “Meskipun hadis
ini tidak kukuh namun maknanya benar.”

Mempelajari ilmu-ilmu itu tidaklah wajib kecuali setelah ada kewajiban tersebut
(terhadap dirinya). Diwajibkan terhadap setiap orang yang ingin melakukan jual beli
untuk belajar tentang hukum Jual Beli dalam Islam. Sebagaimana diwajibkan untuk
mengetahui hal-hal yang dihalalkan maupun diharamkan baik berupa makanan,
minuman, pakaian, atau lainnya secara umum. Demikian pula tentang hukum-hukum
menggauli para istri apabila dirinya memiliki istri.

2. Ilmu-ilmu yang bukan Syar’i


Sedangkan hukum menuntut ilmu-ilmu yang bukan syar’i maka ada yang fardu
kifayah. Seperti ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk mendukung urusan-urusan dunia,
seperti ilmu kedokteran karena ilmu ini menjadi sesuatu yang penting untuk memelihara
tubuh, atau ilmu hitung karena ini menjadi sesuatu yang penting di dalam muamalah
(jual beli), pembagian wasiat, harta waris, dan lainnya. Ada juga yang menuntutnya
menjadi sebuah keutamaan, seperti mendalami tentang ilmu hitung, kedokteran dan
lainnya. Namun untuk melakukan ini tentunya membutuhkan kekuatan dan kemampuan
ekstra. Ada juga yang menuntutnya diharamkan, seperti ilmu sihir, sulap, ramalan, dan
segala ilmu yang membangkitkan keragu-raguan.

Adapun cara untuk mendapatkan ilmu bisa dengan mendatangi sumber ilmu secara
langsung di majelisnya atau bisa juga dengan mencari atau memperdalamnya melalui
sarana-sarana media yang sangat mudah didapat saat ini, baik cetak maupun elektronik.
Setelah itu hendaklah dirinya melakukan penelaahan terhadap setiap ilmu/pengetahuan
yang didapatnya untuk diterima atau ditolak. Karena setiap pendapat atau perkataan
seseorang bisa diterima atau ditolak kecuali pendapat Rasulullah SAW. Akan tetapi jika
telah jelas kebenarannya maka tidak boleh baginya untuk berpaling darinya karena pada
dasarnya kebenaran itu berasal dari Allah SWT.

Apabila kita memperhatikan isi alquran dan hadis, maka terdapatlah beberapa
suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk
menuntut ilmu, agar mereka tergolong menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut
kejahilan dan kebodohan. Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu,
baik dengan jalan menanya, melihat, atau mendengar. Perintah kewajiban menuntut
ilmu terdapat dalam hadis Nabi Muhammad SAW “Menuntut ilmu adalah fardu bagi
tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan“. (HR. Ibn Abdulbari).

D. Anjuran Menuntut Ilmu


Islam sangat memperhatikan dan ilmu pengetahuan karena dengan ilmu
pengetahuan manusia bisa berkarya, berprestasi dan mampu tampil sebagai khalifah
yaitu memakmurkan bumi. Dengan ilmu, manusia mampu beribadah dengan sempurna.
Contoh orang Islam diwajibkan salat, maka ia harus mengetahui ilmu-ilmu yang
berhubungan dengan salat, begitu juga dengan puasa, zakat dan haji, sehingga apa yang
dilakukannya mempunyai dasar. Ilmu itu dibutuhkan dalam segala hal. Dari Abu
Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menempuh
jalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju
surga.”(HR. Muslim)

Demikian itu mereka lakukan mereka rida terhadap perbuatan orang-orang yang
sedang mencari ilmu dan sebagai penghormatan buatannya. Yang dimaksud dengan
penuntut ilmu ialah penuntut ilmu yang mengamalkan ilmunya. Makhluk yang di langit,
maksudnya ialah para malaikat yang ada di langit, mereka membaca tasbih seraya
memuji Rabb mereka dan memintakan ampunan buat orang-orang yang di bumi.
Makhluk yang di bumi, maksudnya manusia, jin dan hewan. Al-Hiitaan, ikan-ikan;
permohonan ampun oleh semua makhluk yang telah disebutkan buat orang yang alim,
maksudnya mereka mendoakannya. Demikian itu karena orang yang alim dengan
bimbingan dengan petunjuknya kepada manusia menyebabkan ia disukai Allah SWT.

Anjuran untuk mempersiapkan bekal sebelum mati dengan amal-amal saleh. Amal-
amal saleh yang manfaatnya tetap berlanjut setelah orangnya meninggal dunia, maka
pahalanya tetap mengalir kepadanya. Anjuran agar melaksanakan amal kebaikan dengan
cara wakaf, seperti membangun masjid, madrasah, membuat sumur, atau menanam
pohon. Semuanya itu merupakan sedekah jariah. Disunahkan mengajarkan ilmu dan
menyusun kitab-kitab yang bermanfaat. Itulah di antara ilmu nafi’ (yang bermanfaat)
yang pahalanya tetap berlangsung sepanjang zaman. Anjuran untuk mendidik anak dan
mengajari mereka perkara yang fardu dan sunah, serta adab sopan santun agar mereka
menjadi orang-orang saleh.

E. Manfaat Menuntut Ilmu


Menuntut ilmu diperintahkan dalam Islam. Hal ini membawa manfaat bagi orang
yang menuntutnya. Adapun manfaatnya antara lain sebagai berikut:

1. Orang yang mencari ilmu mendapatkan pahala seperti orang yang berjihad di jalan
Allah hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW.
2. Orang yang menuntut ilmu akan mendapat kebaikan yang berlipat ganda. Orang yang
menuntut ilmu diumpamakan lebih baik derajatnya dari pada orang yang melakukan
salat seratus rakaat.

F. Keutamaan Menuntut Ilmu


1. Ilmu didahulukan sebelum amal.
2. Ditunjukkan dan dimudahkan untuk meniti jalan menuju surga.
3. Merupakan tanda bahwa seseorang dikehendaki atasnya kebaikan oleh Allah.
4. Malaikat membentangkan sayap-sayapnya karena rida kepada penuntut ilmu.
5. Dimintakan ampunan oleh seluruh penduduk langit dan bumi, bahkan ikan-ikan di
lautan.
6. Ulama (orang-orang yang berilmu) adalah pewaris para nabi.
7. Para nabi hanya mewariskan ilmu tiada yang lain.
8. Barang siapa yang mengambil ilmu berarti ia telah mengambil bagian yang banyak.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia karena dengan ilmu
semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih
mudah baik secara lisan (perkataan), maupun berupa perbuatan (anggota badan), tanpa
ilmu kesuksesan tak pernah ketemu karena ilmu merupakan bagian terpenting dalam
kehidupan seperti kebutuhan manusia akan oksigen untuk bernapas.

Perintah menuntut ilmu tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Hal yang
paling diharapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya perubahan pada diri individu ke
arah yang lebih baik yaitu perubahan tingkah laku, sikap dan perubahan aspek lain yang
ada pada setiap individu.

B. Saran
Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat dan
berguna untuk menuntut kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita di
dunia, agar tiap-tiap muslim jangan picik dan agar setiap muslim dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia
ini.

DAFTAR PUSTAKA

Http://hitsuke.blogspot.com/2010/09/kewajiban-menuntut-ilmu-hadits-tarbawi.html

Http://www.google.com/hadist-menuntut-ilmu

Http://www.geocities.com\broadway\4516\

Http://www.alhamidiyah.com/?v=fatwa&baca=19

Http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/bagaimana-yang-di-sebut-menuntut-
ilmu-dalam-islam.htm
Http://alhafizh4.wordpres.com/2010/09/kewajiban-menuntut-ilmu/

https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_dan_ilmu_pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai