Anda di halaman 1dari 13

ETIKA BELAJAR DALAM ISLAM

Hakikat Ilmu dan Keutamaan Menuntut Ilmu Dosen


Pembimbing: Siti Asiah, S.pd., M.Pd

Disusun Oleh :

FAHMI FURQONI ( 1321014 )

IZZA FATHURRAHMAH ( 1321006 )


MARIAULFA ( 1321007 )

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITASPESANTRENTINGGIDARULULUM

2021
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kemudahan dan petunjuk dari Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah
tentang ETIKA BELAJAR DALAM ISLAM. Makalah ini berisikan tentang
hakikat ilmu, dan keutamaan menuntut ilmu. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita.
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingan, arahan dan dukungan
yang diberikan kepada kami. Ucapan terima kasih khususnya kepada Ibu Siti
Asiah, S.pd., M.Pd selaku Dosen Etika Belajar Dalam Islam, orang tua, dan
teman-teman kami yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.
Kami menyadari tidak sempurnanya makalah ini, baik dari segi penyusunannya,
bahasa ataupun tulisan yang lainnya. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk
menyempurnakan makalah kami yang sederhana ini. Terima kasih dan semoga
bermanfaat

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………

DAFTAR ISI …………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang …………………………………………………

1.2. Rumusan Masalah ………………………………………....

1.3. Tujuan Makalah ……………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Hakikatilmu

2.2. Keutamaan menuntut ilmu

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mencari ilmu meupakan kewajiban yang harus ditempuh bagi setiap manusia baik
itu bagi kaum laki-laki maupun kaum perempuan dan ilmu tersebut akan diperoleh
tentunya dengan melalui proses pembelajaran. Pendidikan bagi kehidupan umat
manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat.
Tanpa pendidikan, sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup
berkembang sejalan dengan cita-cita untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut
konsep pandangan hidup mereka.

Pendidikan merupakan permasalahan besar kemanusiaan yang senantiasa aktual


untuk diperbincangkan dan dituntut untuk selalu relavan dengan kontinuitas
dinamika kehidupan masyarakat. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
proses pembangunan yang bertujuan untuk mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas kerena manusia yang berkualitas itu bisa dilihat dari
pendidikannya.

1.2 Rumusan masalah


Dari latar belakang di atas dapat dimabil kesimpulan yaitu:
1. Apa yang dimaksud tentang hakikatilmu?
2. Apa saja keutamaan meununtutilmu?
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui tentang hakikatilmu
2. Untuk mengetahui tentang keutamaan menuntut ilmu

4
BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Hakikat Ilmu


Hakikat ilmu adalah sesuatu yang mendasari atau yang menjadi dasar dari
ilmu tersebut, atau bisa juga diartikan inti sari dari ilmu tersebut. Ilmu adalah
kondisi yang sedemikian rupa yang jika dimiliki seseorang maka menjadi jelas
apa yang diketahuinya.

Perlu diketahui bahwa, menuntut ilmu bagi muslim laki-laki dan perempuan
ini tidak untuk sembarang ilmu, tapi terbatas pada ilmu agama, dan ilmu yang
menerangkan cara bertingkah laku atau bermuamalah dengan sesama manusia.
Sehingga ada yang berkata, “Ibnu yang paling utama ialah ilmu hal. Dan
perbuatan yang paling mulia adalah menjaga perilaku.” Yang dimaksud ilmu hal
ialah ilmu agama islam, salat misalnya.

Setiap orang islam wajib mempelajari atau mengetahui rukun maupun


syarat amalan ibadah yang akan dikerjakannya untuk memenuhi kewajiban
tersebut. Karena sesuatu yang menjadi perantara untuk melakukan kewajiban,
maka mempelajari wasilah atau perantara tersebut hukumnya wajib. Ilmu agama
adalah wasilah untuk mengerjakan kewajiban agama maka, mempelajari ilmu
agama hukumnya wajib. Misalnya ilmu tentang puasa, zakat bila berharta, haji
jika sudah mampu, dan ilmu tentang jual beli jika berdagang.

Setiap orang berkecimpung di dunia perdagangan, wajib mengetahui tata


cara berdagang dalam islam supaya dapat menjaga diri dari hal-hal yang
diharamkan. Setiap orang islam juga harus mengetahui ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan batin atau hati, misalnya tawakal, tobat, takut kepada Allah, dan ridha.
Sebab, semua itu terjadi pada segala keadaan.

Tidak ada seorang pun yang meragukan akan pentingnya ilmu pengetahuan,
karena itu khusus dimiliki umat manusi. Adapun selain ilmu, itu bisa dimiliki
manusia dan bisa juga dimiliki binatang. Dengan ilmu pengetahuan, Allah Ta’ala
mengangkat derajat Nabi Adam SAW. diatas para malaikat oleh karena itu,
malaikat diperintah oleh Allah agar sujud kepada Nabi Adam SAW.

Ilmu itu sangat penting karena ia sebagai perantara ( sarana ) untuk


bertakwa. Dengan takwa inilah manusia menerima kedudukan terhormat di sisi
Allah, dankeuntungan abadi. Sebagaimana dikatakan Muhammad bin Al Hasan

5
bin Abdullah dalam syairnya: 1“Belajarlah! Karena ilmu adalah penghiasan bagi
pemiliknya. Jadikan hari-harimu untuk menambah ilmu. Dan berenanglah dilautan
ilmu yang berguna.” Belajarlah ilmu agama, karena ia adalah ilmu yang paling
unggul ilmu.

Ilmu yang dapat membimbing menuju kebaikan dan takwa, ilmu yang
paling harus dipelajari. Dialah ilmu yang menunjukkan kepada jalan yang harus,
yakni jalan petunjuk. Ia laksama benteng yang dapat menyelamatkan manusia dari
segala keresahan. Oleh kerena itu yang yang ahli ilmu agama dan bersifat wara’
lebih berat bagi setan daripada menggoda seribu orang ibadah tapi bodoh.

Setiap orang lain wajib mengetahui atau mempelajari akhlak yang terpuji
dan yang tercela, seperti watak murah hati, kikir, penakut, sombong, rendah hati,
menjaga diri dari keburukan, israf (berlebihan), bakhil (terlalu hemat) dan
sebagainya.

Karena sifat sombong, kikir, penakut, israf hukumya haram. Dan tidak
mungkin bisa terhindar dari sifat-sifat itu tanpa mengetahui kriteria sifat-sifat
tersebut serta mengetahui cara menghilangkannya. Oleh kerana itu setiap orang
islam wajib mengetahuinya.

Adapun mempelajari amalan agama yang dikerjakan pada saat-saat tertentu


seperti salat jenazah dan lain-lain, itu hukumya fardhu kifayah. Jika disuatu
daerah sudah ada orang yang mempelajari ilmu tersebut, maka yang lain bebas
dari kewajiban.

Tapi bila di satu daerah tak ada seorang pun yang mempelajarinya, maka semua
penduduk daerah itu berdosa. Oleh karena itu pemerintah wajib menyuruh
rakyatnya supaya belajar ilmu yang hukumya fardhu kifayah tersebut. Pemerintah
berhak memaksa mereka untuk melaksanakannya.

Dikatakan bahwa mengetahui atau mempelajari amalan ibadah yang hukumnya


fardhu ain itu ibarat makanan yang dibutuhkan setiap orang sedangkan
mempelajari amalan yang hukumnya fardhu kifayah, itu ibarat obat, yang mana
tidak dibutuhkan olrh setiap orang, dan penggunaannya pun pada waktu-waktu
tertentu.

Oleh karena itu, setiap orang islam mengisi seluruh waktunya dengan berzikir
kepada Allah, berdoa, memohon seraya merendahkan diri kepada-Nya, membaca
Al-Qurán, dan bersedekah supaya terhindar dari mara bahaya.

1
Muhammad bin Al Hasan bin Abdullah dalam syairnya:
6
Ilmu tarsir ialah ilmu yang digunakan untuk menafsir atau menyingkap ayat-ayat
Al-Qurán dengan sempurna. Dengan ilmu tafsir seseorang mampu mengungkap
atau mengetahui maksud ayat-ayat Al-Qurán. Sedangkan ilmu fiqih adalah ilmu
untuk mengetahui hukum-hukum agama, secara rinci Abu Hanifah berkata, “ ilmu
fiqih 2adalah ilmu untuk mengetahui mana yang berguna bagi seseorang dan
mana yang membahayakan.’’ Beliau juga berkata, “ Tidak ada ilmu kecuali untuk
diamalkan, sedangkan mengamalkannya berarti meninggalkan dunia untuk
meraih kebahagiaan diakhirat.”

Oleh karena itu, setiap orang islam hendaknya tidak melupakan hal-hal yang
bermanfaat, dan yang membahayakan dirinya di dunia dan akhirat. Maka itu dia
harus belajar ilmu yang bermanfaat, dan menjauhi ilmu yang tidak berguna, agar
akan dan ilmunya tidak membahayakan dirinya. Aku berlindung kepada Allah
dari siksa dan murka-Nya.

2.2 Keutamaan menuntut ilmu


Adapun kemuliaan ilmu adalah sudah jelas ( sudah tidak samar lagi ) bagi setiap
orang karena. Karena, ilmu merupakan pemberian tuhan yang khusus diberikan
kepada bangsa manusia. Adapun semua sifat selain ilmu, baik manusia ataupun
hewan, masing-masing saling mempunyai, misalnya, sifat berani, penakut, kuat,
dermawan, belas kasihan dan lain-lainnya selain sifat ilmu. Dengan ilmu, Allah
SWT. memberi kemuliaan kepada Nabi Adam a.s. mengungguli para malaikat,
sehingga Allah SWT. memerintahkan semua malaikat agar bersujud kepada Nabi
Adam a.s. Tidak seorang pun yang meragukan akan pentingnya ilmu.

Imam Al-Zanuji 3juga menjelaskan bahwa hukum menuntut ilmu ada 4


yaitu :1. Fardhu A’in
Hukum mencari ilmu menjadi fardhu a’in jika ilmu itu tidak boleh ditinggalkan
oleh setiap muslim dan muslimah dalam segala situasi dan kondisi, seperti ilmu
mengenai Allah SWT. dengan segala sifat-Nya, ilmu tentang tata cara
beribadah, ilmu wudhu dan sholat, dan sebagainya.
2. Fardhu Kifayah
Hukum menuntut ilmu fardhu kifayah berlaku untuk ilmu-ilmu yang harus ada di
kalangan umat islam sebagaimana juga dimiliki dan dikuasai golongan kafir.
Seperti ilmu falaq, perindustrian, ilmu cara menguburkan jenazah, serta ilmu-ilmu
lainnya.
3. Haram
Hukum menuntut ilmu haram maka itu tidak boleh dilakukan oleh setiap muslim

2
Hanifah berkata, “ ilmu fiqih
3
Imam Al-Zanuji
7
dan muslimah, seperti mempelajari ilmu ramalan berdasarkan perbintangan.

4. Jawiz ( boleh)
Hukum menuntut ilmu jawiz itu boleh, seperti mempelajari ilmu kedokteran.
Ketahuilah, sesungguhnya orang islam itu tidak wajib mengetahui semua
ilmu secara wajib a’in. Akan tetapi yang diwajibkan bagi orang islam adalah
mencari ilmu yang berhubungan dengan keperluan manusia dalam kehidupan,
misalnya shalat, iman, zakat dan lain-lain. Sebagaimana dikatakan oleh sebagian
ulama: “ Seutama-utama ilmu adalah ilmu keadaan dan seutama-utama amal
adalah menjaga daripada keadaan, jangan sampai tersia-siakan, apalagi sampai
rusak.
Orang islam juga diwajibkan mencari ilmu tentang keadaan yang telah dan
akan terjadi, misalnya dalam keadaan sehat atau sakit dan sedang dalam
perjalanan mauoun dirumah. Karena setiap orang islam itu wajib mengerjakan
sholat. Maka diwajibkan pula mengetahui sesuatu yang berhubungan dengan
sholat, misalnya syarat, dan rukunnya, agar dapat memenuhi kewajiban sholat
tersebut secara sah oleh sebab itu, mempelajari ilmu tentang sholat adalah wajib.

Rasulullah saw. bersabda: "mencari ilmu itu diwajibkan bagi setiap muslim
laki-laki dan perempuan" Seorang muslim wajib mengetahui tata cara pergaulan
dan kerja, diwajibkan pula agar mengetahui ilmu tentang gerak gerik hati,
misalnya tawakkal (menyatakan diri ini lemah dan bergantung hanya pada
ALLAH), inabah (kembali pada ALLAH), Kasyyah (takut kepada AllAH), dan
Ridha (menerima kenyataan dengan ikhlas dan juga harusmengertiilmu akhlak
misalnya dermawan, bakhil, penakut, pemberani, sombong, rendah diri, boros irit
dan sebagainya.

Sesungguhnya sifat sombong, bakhil, penakut dan boros hukumnya haram.


Tidak mungkin dapat menjaga dari keempat sifat tersebut, kecuali harus
mengetahuinya, demikian pula mengetahui sifat-sifat sebaliknya, sehingga orang
islam wajib mengetahuinya.
Adapun kemuliaan ilmu adalah sudah jelas bagi setiap orang.Karena ilmu
merupakan pemberian TUHAN yang khusus diberikan kepada manusia, dan
sesungguhnya, ilmu itu menjadi mulia lantaran sebagai sarana unruk menuju
takwa kepada ALLAH.

Dalam sebuah syi'ir dijelaskan: “ Belajarlah ilmu pengetahuan, karena


sesungguhnya ilmu pengetahuan itu merupakan hiasan bagi yang memilikinya.
Ilmu itu juga menjadi kelebihan, dan tanda bagi setiap sesuatu yang terpuji.
Diceritakan bahwa imam syafi'i Rahimahullah 4pernah berkata "Ilmu itu hanya

4
imam syafi'i Rahimahullah
8
ada dua:
• ilmu Fikih untuk mengetahui seluk beluk masalah agama
• ilmu kedokteran untuk mengetahui keadaan sakit dan sehat tubuh

Dan ilmu-ilmu selainnya hanya bersifat sebagai pelengkap Imam abu hanifah juga
berkata:Ilmu fikih adalah ilmu untuk mengetahui sesuatu yang bermanfaat serta
madharat bagi dirinya dan tujuan dari ilmu sendiri itu tiada lain hanya untuk
diamalkan. Maka dari itu pandai-pandailah mencari sesuatu yang berguna serta
dapat menyelamatkan diri sendiri. Cepat- cepatlah menghindar dari sesuatu yang
dapat menyelakakan diri sendiri. Agar akal dan ilmunya tidak menjadi pedoman
yang merusak bagi kepentingan dirinya
Keutamaan ilmu dan ulama Menurut Al-Qurṭubi digambarkandalam QS.
Ali Imran ayat 18 5terdapat petunjuk bahwa atas keutamaan ilmu dan kemuliaan
serta keistimewaan para ulama. Karena, jika ada seorang yang lebih mulia dari
ulama pasti Allah akan sertakan nama itu dengan nama Allah dan para malaikat-
Nya.
Kenyataannya, kata ‘Ulul ‘ilmi lah yang di pilih Allah bersandingan dengan Allah
dan malaikat-Nya
Hakikat ilmu hukum mencari ilmu dan keutamaannya yg lain:
1. Menerangkan hakikat ilmu, hukum mencari ilmu, dan keutamaanya.
2. Niat dalam mencari ilmu.
3. Cara memilih ilmu, guru, teman dan ketekunan.
4. Cara menghormati ilmu dan guru.
5. Kesungguhan dalam mencari ilmu, beristiqamah dan cita-cita yang luhur.
6. Ukuran dan urutannya.
7. Tawakal.
8. Waktu belajar ilmu.
9. Saling mengasihi dan saling menasihati.
10. Mencari tambahan ilmu pengetahuan.
11. Bersikap wara’ ketika menuntut ilmu.
12. Hal-hal yang dapat menguatkan hafalan dan yang melemahkannya.
13. Hal-hal yang mempermudah datangnya rezeki, hal-hal yang menghambat

Datangnya rezeki, hal-hal yang dapat memperpanjang dan mengurangi


umur. Tidak ada penolong kecuali Allah, hanya kepada-Nya berserah diri dan
kehadirat-Nya manusia akan kembali. (Oleh : Syaikh Az-Zamuji, Ta’lim

5
QS. Ali Imran ayat 18
9
Muta’allim)6
Berikut beberapa keutamaan dalam Islam berikut dalilnya dari Al Qur'an:
1. Barang siapa yang bersunguh dalam mencari Berilmu, maka Diangkat
Derajatnya
Allah SWT berfirman: "...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat.
Dan Allah SWT berfirman: "Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan
atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-
penghuni neraka yang menyala-nyala". (QS. Al-Mulk : 10).7

Allah SWT sudah memberikan banyak kenikmatan. Jika kita tidak gunakan
dengan baik, maka kita akan menjadi salah satu orang yang merugi. Seperti
tercantum dalam firman Allah SWT, QS. surat Al-Mulk ayat 10.
2. Orang yang memiliki ilmu maka dia akan Takut Kepada Allah SWT
Dalam surat Fatir ayat 28, Allah SWT berfirman: "Dan demikian pula diantara
manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan ternak ada yang
bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Di antara hamba-hamba Allah yang
takut kepada-Nya hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha
Pengampun."
Ayat ini menjelaskan tentang, dengan ilmu, seseorang akan lebih memahami
bagaimana kehidupan ini diciptakan dan mendalami pengetahuan tentang kuasa
Allah SWT sebagai sang maha pencipta. Orang berilmu akan takut melakukan
hal-hal yang mengandung dosa karena ia memiliki pengetahuan akan kekuasan,
dan juga kebesaran allah SWT, dengan ilmu dia bias mengetahui yang baik dan
buruk.
3. Orang Berilmu akan Diberi Kebaikan Dunia dan Akhirat
Dalam surat Al-Baqarah [2]: 269, Allah SWT berfirman: "Allah
menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As
Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi
hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-
orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)."
4. Orang Berilmu akan Dimudahkan oleh Allah Jalannya ke Surga
Dalam sebuah hadist tentang keutamaan ilmu pengetahuan dalam Islam,
sabda Rasulullah SAW yang Artinya: "Siapa yang menempuh jalan untuk mencari
ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim, no.

6
: Syaikh Az-Zamuji, Ta’lim Muta’allim)

7
(QS. Al-Mulk : 10).
10
2699)
8
5. Orang-orang yang memiliki ilmu Allah akan memberikan Pahala yang Kekal
Ilmu akan kekal dan bermanfaat bagi pemiliknya walaupun ia telah meninggal.
Disebutkan dalam sebuah hadist tentang keutamaan ilmu dalam Islam:
Dari Abu 9Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata kepada Rasullullah SAW.
ُ‫ِح َي ْدعُو لَه‬ َ ‫ار َي ٍة َوع ِْل ٍم يُ ْنتَ َف ُع ِب ِه َو َولَ ٍد‬
ٍ ‫صا ل‬ َ ‫ع َملُهُ ِإ اَّل مِ ْن ث َ ََلث َ ٍة مِ ْن‬
ِ ‫صدَقَ ٍة َج‬ َ َ‫سا ُن ا ْنق‬
َ ‫ط َع‬ ِ ْ َ‫ِإذَا َمات‬
َ ‫اْل ْن‬
Artinya: "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali
tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do'a anak yang
sholeh

8
." (HR. Muslim, no. 2699)
9
(HR. Muslim no. 1631)
11
BAB III PENUTUP

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hakikat dan Keutamaan Ilmu Menurut Nāṣir ad-Dīn aṭ-Ṭūsī Secara etimologi,
kata ilmu berasal dari bahasa Arab, bentuk maṣdar dari kata `alima-ya`lamu-
`ilman, dengan wazan (timbangan) fa`ila-yaf`alu-fi`lan, yang berarti pengetahuan.
1. Secara terminologi, ilmu adalah pengetahuan tertentu tentang suatu bidang
yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan itu. Ilmu juga dapat
dipahami sebagai pengetahuan atau kepandaian tentang soal duniawi, akhirat,
lahir, batin dan sebagainya. Contohnya adalah ilmu akhirat yang berarti
pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan di
akhirat atau yang berhubungan dengan kehidupan setelah manusia mati, ilmu
akhlak yang berarti pengetahuan tentang tabiat manusia. Selain itu masih banyak
berbagai macam ilmu yang lainnya.
2. Dalam Alquran kata `ilm dan kata jadiannya disebutkan kurang lebih mencapai
800 kali. Sedangkan kata `ilm itu sendiri sebanyak 80 kali.
3. Seringnya pengulangan suatu konsep dalam Alquran mengindikasikan
pentingnya konsep tersebut. Dalam Alquran, untuk menyebutkan ilmu
pengetahuan, selain kata `ilm juga digunakan kata ma`rifah dan syu‟ur. Namun
kata „ilm memiliki karakter yang lebih khusus. Sebab dalam penggunaannya,
hanya kata `ilm yang diatribusikan kepada Allah swt. Karenanya bila dicermati,
Al-qur’an sering kali mengatribusikan Allah swt. sebagai `Ālīm al-Ḥakīm (Q.S.
an-Nisā’/4: 11), `Ālīm al-Khabīr (Q.S. an-Nisā’/4: 35), `Ālīm Ḥalīm (Q.S. al-
Aḥzāb/23: 51), `Ālīm Qadīr (Q.S. an-Naḥl/16: 70), as-Samī` al-`Alīm (Q.S. al-
Baqarah/2: 244) , Wasī` `Alīm (Q.S. al-Baqarah: 115), `Āllām al-Guyȗb (Q.S. al-
Māidah/5: 109), Khallāq al- 1 Salminawati.

12
DAFTAR PUSTAKA

• Filsafat Pendidikan Islam: Membangun Konsep Pendidikan Yang Islami (Bandung: Citapustaka Media
Perintis, 2011), h. 78.

• Syekh Az-Zarnuji, Pedoman belajar pelajar dan santri, ( Surabaya: Al-Hidayah ), 118.

• https://ex-school.com/artikel/memahami-makna-hukum-menuntut-ilmu-dan-keutamaannya.

• H. Aliy As'ad, Bimbingan bagi penuntut ilmu pengetahuan, ( Kudus: Menara Kudus, Jl. Menara No. 4,
1978 ), 148.

13

Anda mungkin juga menyukai