Anda di halaman 1dari 15

Penerapan Soal HOTS

 Keterampilan berpikir siswa


dilatih dengan mengajak
mereka untuk memprediksi
misal sebuah kondisi yang
akan terjadi apabila
tumbuhan tidak
berkembang biak.
 Siswa membandingkan hasil
pengamatannya dengan
hasil pengamatan
temannya.
Membuat Soal Berbasis (HOTS)

 Untuk mengembangkan
berpikir kritis dan kreatif,
diperlukan kegiatan-kegiatan
lain yang dapat
mengembangkan keterampilan
berpikir kritis dan kreatif siswa
dalam bentuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan
inovatif, yaitu:
1. Adakah Cara lain? (What’s
another way?),
2. Bagaimana jika? (What if?),
3. Manakah yang salah? (What’s
wrong?), dan
4. Apakah yang akan dilakukan
(What would you do?). Sumber:
Beemagz Youngster Magazine
1. Contoh membuat soal Adakah Cara lain?

 Pada sebuah kandang ada 30 ekor kambing dan ayam. Jika jumlah
kaki kambing dan dan jumlah kaki ayam adalah 76, maka
berapakah jumlah kambing dan jumlah ayam pada kandang
tersebut?
Jawaban 1:
misal:
jumlah kaki kambing=x
jumlah kaki ayam=y
x+y=30
4x+2y=76
Dengan berbagai cara akan diperoleh jumlah kambing
adalah 8 ekor, dan jumlah ayam adalah 22 ekor.
 Selanjutnya ajukan pertanyaan kemungkinan cara lain untuk
mendapatkan jawaban yang sama ?
Manfaat:
 Guru dapat membuat peserta didik berani
berperilaku kreatif melalui:
 tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban
tertentu yang benar,
 mentolerir jawaban yang nyeleneh,
 menekankan pada proses bukan hanya hasil
saja,
 memberanikan peserta didik untuk mencoba,
 untuk menentukan sendiri yang kurang
jelas/lengkap informasinya,
 untuk memiliki interpretasi sendiri terkait
dengan pengetahuan atau kejadian yang
diamatinya
2. Contoh membuat soal Bagaimana jika?

 Budi mengambil lima kartu bilangan bernilai


18, 20, 7, 9, dan 15. Berapakah total nilai
kartu-kartu bilangan tersebut?
 Dengan proses penjumlahan sederhana,
diperoleh jawaban 70.
 Bagaimana jika Budi mengambil lima kartu
dengan total nilai 70? kartu manakah yang
diambilnya? Tentunya jawaban dari
pertanyaan terakhir ini memiliki banyak
jawaban, yang memerlukan analisa, bukan
sekadar latihan penjumlahan
3. Contoh membuat soal Manakah yang salah?
 Pak Edi membeli papan tripleks seharga Rp 125.000. Karena dia minta
tripleks tersebut dipotong menjadi 3 bagian yang sama, dia dikenakan biaya
Rp 3500 sekali potong. Selanjutnya Pak Muslim harus membayar biaya
pengecatan sebesar 30 % dari seluruh biaya setelah pemotongan. Toko
memberikan tanda pembayaran sebagai berikut:
1 lembar tripleks @ Rp 125000 Rp 125.000
3xpemotongan @ 3500 Rp 10.500 +
Subtotal Rp 135.000
Pengecatan Rp 40.650
Total Rp 176.150
 Pak Edi mengatakan biaya tersebut salah. Manakah yang salah?

 Jawaban siswa 1: Kesalahan terletak pada biaya pemotongan. Diperlukan


hanya 2x pemotongan untuk mendapat 3 bagian yang sama. Sehingga biaya
pemotongan hanya Rp 7000. Total biaya kelebihan Rp 3500. Sehingga biaya
total seharusnya 176.150-3500=172.650.
 Jawaban siswa 2: Siswa lain menunjuk kesalahan lainnya. Karena biaya
pengecatan tergantung pada subtotal yang tergantung pada harga triplex dan
ongkos pemotongan, maka biaya total akan lebih kecil daripada Rp
172.650. Dengan demikian siswa tidak hanya menggunakan keterampilan
kritis tetapi juga menggunakan keterampilan kreatifnya.
4. Contoh membuat soal Apakah yang akan dilakukan?

 Pertanyaan ini diajukan untuk


merangsang keterampilan berfikir
kritis. Setelah menjawab
pertanyaan, siswa dihadapkan
pada situasi untuk mengambil
keputusan atau memprediksi
tindakan.
 Keputusan ini dapat didasarkan
pada ide pribadi, pengalaman
pribadi, atau apa saja sesuai
keinginan siswa. Akan tetapi
siswa harus menjelaskan konsep
matematika yang mendasari
keputusan tersebut. Penjelasan
ini dapat dalam bentuk kalimat
tertulis sehingga memberi
kesempatan pada siswa untuk
berlatih keterampilan
komunikasinya.
Sumber:
Faztrack Indonesia
Ciri-ciri Soal HOTS
1. Soal LOTS Fokus pada “Mengingat”, Soal HOTS
Fokus pada “Menalar”
 Soal LOTS (Lower Order Thinking Skills) hanya menguji apakah diingat,
dipaham, dan bisa menerapkan apa yang dipahami tentang suatu materi. Nah,
soal yang dibutuhkan untuk menguji 3 kemampuan dasar ini biasanya fokus
bertanya “apa”, “siapa”, dan “kapan”.
 Soal LOTS biasanya dapat langsung diselesaikan dengan masukin rumus. Oleh
karena itu, soal tipe LOTS bisa disiasati dengan menghafal (recall) saja.
Padahal, belum tentu dingerti apa yang dihafalkan.
 Soal HOTS tidak berhenti di kemampuan mengingat kembali informasi (recall),
tetapi lebih mengukur kemampuan menalar.
 Soal HOTS menguji apakah siswa mampu menelaah ide dan informasi secara
kritis, transfer satu konsep ke konsep lainnya, dan menggunakan informasi
untuk menyelesaikan masalah. Untuk menjawab soal HOTS, tidak cukup
menghafal definisi dan rumus, tapi juga perlu pemahaman konsep yang
mendalam.
Ciri-ciri Soal HOTS
2. Soal HOTS Tidak Selalu Susah
 Pada dasarnya, soal HOTS itu tidak selalu susah. Begitu juga sebaliknya, soal
LOTS belum tentu mudah. Mau bentuknya soal HOTS atau LOTS, bukan
perkara susah atau mudah. Tapi lebih ke apa yang ditanyakan.
 Soal LOTS umumnya mengandalkan kemampuan hafalan. Sedangkan soal
HOTS lebih banyak mengandalkan kemampuan berpikir kritis.
 Masalahnya, pelajar Indonesia terbiasa belajar dan menghadapi soal LOTS.
Tinggal hafal saja rumus, masukkan angkanya, dapat jawabannya. Soal HOTS
menuntut siswa menganalisis dulu maksud soal dan mencipta model atau
kesimpulan, baru bisa menerapkan rumus untuk cari jawabannya. Karena gaya
belajar seperti ini masih jarang dilakukan di pendidikan Indonesia, maka
banyak yang kaget sehingga merasa soal HOTS itu susah.
Ciri-ciri Soal HOTS
3. Soal HOTS Banyak Menanyakan
Fenomena Sehari-hari (dunia nyata)
 Soal HOTS lebih banyak menggunakan fenomena (masalah)sehari-hari supaya
siswa mampu menerapkan ilmu yang dipelajari langsung dapat di
implementasikan.
 Dengan Implementasi langsung pada fenomena sehari-hari diharapkan ilmu
yang dipelajari mampu memberi solusi maslah kehidupan pada siswa
Ciri-ciri Soal HOTS
3. Soal HOTS Banyak Menanyakan
Fenomena Sehari-hari (dunia nyata)
 Soal HOTS lebih banyak menggunakan fenomena (masalah)sehari-hari supaya
siswa mampu menerapkan ilmu yang dipelajari langsung dapat di
implementasikan.
 Dengan Implementasi langsung pada fenomena sehari-hari diharapkan ilmu
yang dipelajari mampu memberi solusi maslah kehidupan pada siswa
Contoh Soal Higher Order Thinking
di UN SD/MI
Soal Higher Order Thinking di UN
SD/MI
Soal Higher Order Thinking di UN
SD/MI
Sumber:
 Idris Harta. Pertanyaan-Pertanyaan Inovatif untuk
Meningkatkan Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi.
 Bahan pelatihan Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
 http://arlinaagung.wordpress.com/tugas-internet-desaing-dan-
web/artikel-pembelajaran-hots/
 http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-
berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-pembelajaran (Mustaji)
 http://www.cant-think.com/HigherOrderThinkingSkills.html

 http://ginanjarabdurrahman.blogspot.co.id

Anda mungkin juga menyukai