Anda di halaman 1dari 2

Fungsi Ibadah

Bahwa Allah sangat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
semua makhluq-Nya, dan oleh sebab itu Allah memberikan jalan yang paling
sesuai untuk menjaga dan memelihara sekaligus meningkatkan fungsi dari
setiap unsur yang dimiliki oleh semua makhluq-Nya; termasuk didalamnya
adalah manusia. Dalam kerangka tersebut Allah menun-jukkan jalan untuk
meraihnya, misalnya dengan melaksanakan berbagai berntuk pengabdian
kepada Allah.
Maka jika dikaji secara detail setiap bentuk ritual dalam agama Islam memiliki
tujuan dan fungsi tersendiri; ibadah Mahdhoh – merupakan perwujudan rasa
tunduk, taat, patuh dan pengakuan manusia terhadap kekuasaan Allah yang
tat terhingga, perwujudan rasa syukur atas Rahmat, keselematan dan
ketidakmampuan manusia dan upaya memperoleh ketenangan Jiwa melalui
pendekatan keillahian. Sedangkan ibadah Ghoiru Mahdhoh merupakan
perwujudan keterikatan batin sebagai makhluk sosial, rasa tanggung jawab
sebagai kholifah Allah di bumi dan perwujudan sifat rahman dan rahim Allah
yang harus diwujudkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Hikmah Ibadah
1.Tidak Syirik. Seorang hamba yang sudah berketetapan hati untuk senantiasa
beribadah menyembah kepada Nya, maka ia harus meninggalkan segala
bentuk syirik. Ia telah mengetahui segala sifat-sifat yang dimiliki Nya adalah
lebih besar dari segala yang ada, sehingga tidak ada wujud lain yang dapat
mengungguli-Nya.
2.Memiliki ketakwaan. Ketakwaan yang dilandasi cinta timbul karena ibadah
yang dilakukan manusia setelah merasakan kemurahan dan keindahan Allah
SWT. Setelah manusia melihat kemurahan dan keindahan Nya munculah
dorongan untuk beribadah kepada Nya. Sedangkan ketakwaan yang dilandasi
rasa takut timbul karena manusia menjalankan ibadah dianggap sebagai suatu
kewajiban bukan sebagai kebutuhan. Ketika manusia menjalankan ibadah
sebagai suatu kewajiban adakalanya muncul ketidak ikhlasan, terpaksa dan
ketakutan akan balasan dari pelanggaran karena tidak menjalankankewajiban.
3.Terhindar dari kemaksiatan. Ibadah memiliki daya pensucian yang kuat
sehingga dapat menjadi tameng dari pengaruh kemaksiatan, tetapi keadaan ini
hanya bisa dikuasai jika ibadah yang dilakukan berkualitas. Ibadah ibarat
sebuah baju yang harus selaludipakai dimanapun manusia berada.
4.Berjiwa sosial, ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan
keadaan lingkungan disekitarnya, karena dia mendapat pengalaman langsung
dari ibadah yang dikerjakannya. Sebagaimana ketika melakukan ibadah puasa,
ia merasakan rasanya lapar yang biasa dirasakan orang-orang yang
kekurangan. Sehingga mendorong hamba tersebut lebih memperhatikan
orang lain.

Daftar Pustaka
Ancok, D dan Suroso, F. N. 2001. Psikologi Islami,. Yogyakarta : Penerbit.
Pustaka Pelajar
Arifin,bey; 1974 Samudra Al-Fatihah, Jakarta: PT Bina Ilmu
Basyarahil, A. S., 2001. Shalat Hikmah, Falsafah dan Urgensinya. Jakarta :
Gema. Insani Press

Anda mungkin juga menyukai