Dosen Pengampu :
Dr. Eep Sopwana Nurdin, M.Ud
Disusun Oleh :
Alina Balqiya Rahma (1222030019)
Azka Ridho Fadhilah (1222030031)
Dody Alpayed (1222030040)
Kelompok 11
Kelas 1A
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang akhlak terhadap ilmu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
tentang akhlak terhadap ilmu ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara historis dan teologis, akhlak dapat memadu perjalan hidup
manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Tidaklah berlebihan bila misi
utama kerasulan Muhammad SAW, adalah untuk menyempurnakan akhlak.
Sejarah pun mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau
itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang prima, hingga hal ini
dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur’an.
Tapi kenyataan dalam hidup ini, banyak orang yang menggunakan
akal dan kepintarannya untuk maksiat. Banyak orang yang pintar dan
berpendidikan justru akhlaknya lebih buruk dibanding dengan orang yang
tak pernah sekolah. Hal itu terjadi karena ketidak seimbangannya ilmu dunia
dan akhirat. Ilmu pengetahuan dunia rasanya kurang kalau belum dilengkapi
dengan ilmu agama atau akhirat. Orang yang berpengetahuan luas tapi tidak
tersentuh ilmu agama sama sekali, maka dia akan sangat mudah terkena
bujuk rayu syaitan untuk merusak bumi, bahkan merusak sesama manusia
dengan berbagai tindak kejahatan.
Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah
diminta agar akhlak dan keluhuran budi Nabi Muhamad SAW, itu dijadikan
contoh dalam kehidupan di berbagai bidang. Mereka yang mematuhi
permintaan ini dijamin keselamtan hidupnya di dunia dan akhirat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian akhlak terhadap ilmu?
2. Menyebutkan contoh bagi orang-orang yang berilmu!
3. Menyebutkan adab menunntut ilmu!
1
2
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
menghindari pemisahan antara akhlak dan ibadah atau menghindari
pemisahan agama dengan dunia (sekulerisme). Kita sering mendengar
celotehan, “Agama adalah urusan akhirat sedang masalah dunia adalah
urusan masing-masing” atau ungkapan,
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradatnya
“khuluqun” yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat.
Sedangkan menurut istilah adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang
baik dan buruk (benar dan salah), mengatur pergaulan manusia, dan
menentukan tujuan akhir dari usaha dan pekerjaannya.
Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Untuk itu, maka
diutuslah Rasulullah SAW untuk memperbaiki manusia melalui pendidikan.
Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu
orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang
mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah
SWT. Dengan pendidikan yang baik, tentu akhlak manusia pun juga akan
lebih baik.
Inilah alasan mengapa ilmu agama sangat penting dan hendaknya
diajarkan sejak kecil. Kalau bisa, ilmu agama ini lebih dulu diajarkan
kepada anak sebelum anak tersebut menerima ilmu dunia. Kebodohan
adalah salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh
karena itu, manusia membutuhkan terapi agar menjadi makhluk yang mulia
dan dimuliakan oleh Allah SWT.
B. Akhlak Menuntut Ilmu
Ilmu berasal dari kata al-ilm berasal dari bahasa arab yang berarti
pengetahuan. Dalam Alquran kata ilm dan kata jadinya disebutkan kurang
lebih mencapai 800 kali. Kata lain yang berkaitan dengan al-ilm adalah kata
allama (mengajarkan), ya’lamu (mereka mengetahui), alim (tahu) dan
sebagainya. Menurut syeikh Az-Zarnuji, ilmu adalah sebuah kondisi yang
sedemikian rupa, yang jika dimiliki sesorang maka menjadi jelas apa yang
diketahuinya.
3
4
2) Menjaga Ilmunya
Sungguh benar-benar merugi orang-orang yang tidak
menjaga ilmunya. Itu menjadi sebuah bencana bagi para penuntut
ilmu, mereka mencari ilmu dengan susah payah namun mereka lupa
6
3) Mengamalkan
Semaksimal tingkatan seorang yang berilmu adalah
mengamalkannya. Sungguh orang yang mengamalkan ilmunya dia
sungguh telah benar-benar menjaga ilmunya. Menjaga ilmunya dari
kepunahan, karena akan dikaji oleh murid-muridnya. Sekaligus
amal jariyah bagi yang mengamalkan ilmunya. Sebagaimana yang
dikatakan dalam Hadist:
“Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah semua
amalnya kecuali tiga perkara yaitu sodaqoh jariyah, ilmu yang
diamalkan dan anak yang sholeh”. (H.R. Muslim no. 1631)
7
2) Ditinggikan Derajatnya
Hikmah yang selanjutnya ialah, orang-orang yang menuntut
ilmu akan di tinggikan derajatnya di sisi Allah SWT dengan
beberapa derajat. Hal itu disebutkan dalam (QS.Al-Mujadalah ayat
11):
لم َد َر َجاتِي رفَ ِع ٱ َّلل ٱلَ ِذين ءامنهو۟ا ِمن هكم وٱلَ ِذين أهوتهو۟ا ٱلْع
َ َ َْ َ َ َ َْ ه
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”
4) Diluaskan Pengetahuannya
Seseorang yang menuntut ilmu lalu mengamalkan ilmunya,
maka Allah SWT akan memberi pengetahuan yang belum di
ketahuinya (Ilmu Laduni).
Rasulullah SAW bersabda:
َم ْن َع ِم َل ِِبا َعلِ َم أ َْوَرثَهه هللا عِ ْل هم ما ََلْ يَ ْعلَ ْم ومن َل يعمل ِبا علم أوشك هللا أن يسلبه
ما علم
“Barang siapa yang mengamalkan ilmunya maka Allah Ta’ala akan
menganugerahkan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya dan
barangsiapa yang tidak mengamalkan ilmunya maka dikhawatirkan
Allah Ta’ala akan menghapus semua ilmunya.”
A. Kesimpulan
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT dengan maksud untuk
dipelajari dan diamalkan. Sejak manusia lahir, manusia tidak terlepas dari
aturan atau hukum, Allah pun telah menjelaskan aturan-aturan atau hukum
tersebut bagi para hamba-Nya di dalam Al-Qur’an. Dari sekian aturan
tersebut salah satunya adalah aturan tentang akhlaq dalam menuntut ilmu.
Ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan oleh semua manusia untuk mencapai
kebahagian hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Sehubungan dengan itu,
Allah SWT mewajibkan kepada Adam dan seluruh keturunannya untuk
menuntut dan mengamalkan ilmu.
Ilmu pengetahuan mendukung terwujudnya akhlak atau adab yang
baik. Oleh karena itu, seorang yang berilmu dapat tercermin dari akhlak atau
perilakunya sehari-hari. Para ulama pun banyak yang memberikan ilmunya
untuk menuntun bagaimana seharusnya sikap yang dimiliki oleh para
penuntut ilmu. Beberapa keutamaan dan akhlak dalam menuntut ilmu yang
telah dijelaskan diatas diharapkan membuat penuntut ilmu dapat
mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari agar penuntut ilmu
senantiasa mendapatkan keberkahan dari ilmu yang dimilikinya
B. Saran
Makalah ini jauh dari sempurna, akan tetapi paling tidak konsep
pendidikan yang diawarkan untuk mengatasi masalah akhlak atau moral
dalam pendidikan. Maka diharapakan adanya perbaikan dalam penelitian
selanjutnya.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
http://azwirbchaniago.blogspot.com/2015/11/akhlak-orang-berilmu.html?m=1
https://dppai.uii.ac.id/adab-orang-berilmu/
https://mediapakuan-pikiran--rakyat-com.cdn.ampproject.org/v/s/mediapakuan
https://www.orami.co.id/magazine/keutamaan-menuntut-ilmu
Az-Zarnuji, (2007), “Terjemah Ta’limul Muta’allim Bimbingan Bagi Penuntut
Ilmu”, Terjemahan Bahasa Arab Oleh Aliy As’ad, Yogyakarta: Menara
Kudus, Hal 14.
Muhammad Nasiruddin Al-Bani, (2012), “Ringkasan Shahih Bukhhari”, Jakarta:
Pustaka Azzam, hal 64.
Syarifah Habibah, “Akhlak dan Etika Dalam Islam”, Jurnal Pesona Dasar Vol. 1
No. 4 Oktober 2015, Hal 73.
12