Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ADAB DALAM MENUNTUT ILMU

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Adab

Dosen pengampu : Dr. Yulianto, SE., MM

Disusun Oleh :

1. Adira Shiva Nurhaliza (CB221110032)


2. Maulida Fitria (CB221110048)
3. Serly Indriyani (CB221110154)
4. Qurrota’ayunin (CB221110040)
5. Robby (CB221110038)

BISNIS INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
INSTITUT STIAMI BEKASI
KATA PENGANTAR

i
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat serta
sebagai upaya, tugas makalah Pendidikan Adab yang membahas tentang “Adab
Dalam Menuntut Ilmu” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyususnan makalah ini, ditulis berdasarkan sumber internet


yang berkaitan dengan Adab Dalam Menuntut Ilmu. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu, diharapkan berbagai masukan
yang bersifat membangun untuk kedepannya. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Bekasi, 22 September 2022

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1
2
2.1 Definisi Ilmu.............................................................................................3
2.2 Keutamaan Menuntut Ilmu.......................................................................4

BAB III PENUTUP

3
3.1 Kesimpulan...............................................................................................5
3.2 Saran.........................................................................................................5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Adab menjadi penentu keberhasilan penuntut ilmu dalam belajar.
Dengan adab, maka ilmu yang disampaikan oleh guru akan mudah
dipahami dan dapat menjadikan ilmu yang kita terima menjadi bermanfaat.
Beradab dihadapan ilmu, ahli ilmu, dan penuntut ilmu. Jika manusia tidak
memiliki adab terhadap ilmu, maka manusia tidak beradab di dunia nyata.

Bila ada adab dalam menuntut ilmu, maka ilmu menjadi berkah,
yaitu ilmu terus bertambah dan mendatangkan manfaat. Keutamaan dalam
menuntut ilmu sifatnya wajib, bahkan sampai diistilahkan 'tuntutlah ilmu
sampai negeri China', yang berarti tidak ada tempat untuk tidak belajar.
Menuntut ilmu terhenti hanya ketika kita meninggal, maksudnya selama
hidup adalah tempatnya kita belajar dan mempelajari, semua akan berakhir
saat jasad terbujur kaku dan masuk liang lahat.

Dalam kehidupan beragama, ilmu pengetahuan adalah sesutau


yang wajib dimiliki, karena tidak akan mungkin seseorang mampu
melakukan ibadah yang merupakan tujuan diciptakannya manusia oleh
Allah, tanpa didasari ilmu Minimal, ilmu pengetahuan yang akan
memberikan kemampuan kepada dirinya, untuk berusaha agar ibadah yang
dilakukan tetap berada dalam aturan aturan yang telah ditentukan. Dalam
agama, ilmu pengetahuan, adalah kunci menuju keselamatan dan
kebahagiaan akhirat selama-lamanya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan ilmu?
1.2.2 Bagaimanakah keutamaan menuntut ilmu?
1.2.3 Jenis-jenis adab dalam menuntut ilmu

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu ?
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimanakah keutamaan menuntut
ilmu?
1.3.3 Untuk mengetahui apa jenis-jenis adab dalam menuntut
ilmu?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ilmu


Ilmu secara bahasa berarti kebalikan dari kebodohan, yaitu mengetahui
sesuatu sebagai mana mestinya dengan pengetahuan yang sempurna. Ilmu yang
dimaksud di sini adalah ilmu syariat yaitu ilmu yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu berupa penjelasan dan petunjuk petunjuk-
Nya. Rasulullah SAW bersabda "Barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh
Allah, niscaya Dia akan menjadikannya paham (mengerti) dalam urusan agama
"[HR. Bukhori dan Muslim).

Rasulullah SAW juga bersabda "Sesungguhnya para nabi tidak


mewariskan uang dinar ataupun dirham, akan tetapi sesungguhnya mereka
mewariskan ilmu. Barang siapa yang dapat mengambilnya, maka ia telah
mengambil untung yang sangat besar." [HR. Abu Daud]. Yang diwariskan Nabi
Muhammad kepada umatnya adalah ilmu syariat Allah, bukan harta atau yang
lainnya. Namun tidak dipungkiri kalau ilmu-ilmu duniawi juga banyak
mendatangkan faidah.

Ilmu duniawi bisa memberikan banyak faedah jika memiliki dua kriteria,
yaitu jika ilmu tersebut untuk ketaatan kepada Allah dan membantu dalam
menolong agama Allah serta dapat dinikmati oleh hamba-hamba Allah SWT. Jika
demikian maka ilmu itu menjadi suatu kebaikan dan mempelajarinya pun menjadi
wajib dalam kondisi tertentu sesuai dengan perintah Allah, seperti dalam firman-
Nya "Oleh karena itu, siap siagalah kepada mereka dengan segala kekuatan yang
ada padamu, seperti pasukan berkuda guna menimbulkan rasa takut pada musuh
Allah dan musuhmu dan musuh lain lagi yang belum kamu ketahui, tetapi Allah
sudah mengetahui. Apa saja yang kamu belanjakan untuk kepentingan fi
sabilillah, maka kepadamu akan diberi ganti sepenuhnya dan sedikitpun kamu
tidak akan dianiaya." (Al Anfaal: 60).

3
2.2 Keutamaan Menuntut Ilmu
Ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk mencapai
kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Sehubungan dengan itu,
Allah SWT mengajarkan kepada adam dan semua keturunannya. Dengan ilmu
pengetahuan itu, manusia dapat melaksanakan tugasnya dalam kehidupan ini. baik
tugas sebagai khalifah maupun tugas ubudiah. Oleh karena itu, Rasulullah SAW
menyuruh, menganjurkan, dan memotivasi umatnya agar menuntut ilmu
pengetahuan. Adapun hadis-hadis lain yang berhubungan dengan keutamaan
menuntut ilmu antara lain.

‫ا إلى‬JJ‫ه طريق‬JJ‫هل هللا ل‬JJ‫ا س‬JJ‫ه علم‬JJ‫ا بلبس في‬JJ‫عن أبي هريرة قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم من سلك طر ين‬
‫الجنة‬

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa


yang menempuh jalan menuntut ilmu, akan dimudahkan Allah SWT untuknya ke
surga."(HR. Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad, dan Al-Baihaqi).

Menurut Ibnu Hajar, Kata ia diungkapkan dalam bentuk nakirah


(indefinit), begitu juga dengan kata ilmu agama, baik sedikit maupun banyak.
Kalimat (Allah memudahkan baginya jalan), yaitu Allah memudahkan baginya
jalan di akhirat kelak atau memudahkan baginya jalan di dunia dengan cara
memberi hidayah untuk melakukan perbuatan baik yang dapat mengantarkan
menuju surga. Hal ini mengandung berita gembira bagi orang yang menuntut
ilmu, bahwa Allah memudahkan mereka untuk mencari dan mendapatkannya,
karena menuntut ilmu adalah salah satu jalan menuju surga.

2.3 Jenis-jenis adab dalam menuntut ilmu

1. Adab Penuntut Ilmu terhadap Diri Sendiri

a) Menyucikan hati dari segala sifat-sifat tercela, agar mudah menyerap


ilmu.

b) Meluruskan niat dalam mencari ilmu, yakni ikhlas hanya karena

ingin mendapat ridha Allah.

4
c) Menghargai waktu, dengan cara mencurahkan segala perhatian untuk
urusan ilmu.

d) Memiliki sifat qana'ah dalam kehidupannya, dengan menerima apa


adanya dalam urusan makan dan pakaian, serta sabar dalam kondisi
kekurangan.

e) Membuat jadwal kegiatan harian secara teratur, sehingga alokasi waktu


yang dihabiskan jelas dan tidak terbuang sia-sia.

f) Hendaknya memperhatikan makanan yang dikonsumsi, harus dari yang


halal dan tidak terlalu kenyang sehingga tidak berlebih lebihan. Karena,
makanan haram dan mengkonsumsi berlebihan menyebabkan terhalang
dari ilmu.

g) Bersifat wara yaitu menjaga diri dari segala sifatnya syubhat dan
syahwat hawa nafsu.

h) Menghindari diri dari segala makanan yang dapat menyebabkan


kebodohan dan lemahnya hafalan, seperti apel, asam, dan cuka.

i) Mengurangi waktu tidur, karena terlalu banyak tidur dapat menyia-


nyiakan usia dan terhalang dari faedah.

j) Menjaga pergaulan, yaitu hanya bergaul dengan orang-orang salch yang


memiliki antusias dan cita-cita tinggi dalam ilmu, dan meninggalkan
pergaulan dengan orang yang buruk akhlaknya, karena hal itu berdampak
buruk terhadap perkembangan ilmunya.

2. Adab Penuntut Ilmu terhadap Guru

a) Memilih guru yang berkualitas, baik dari segi keilmuan dan akhlaknya.

b) Menaati perintah dan nasihat guru, sebagaimana taatnya pasien terhadap


dokter spesialis.

c) Mengagungkan dan menghormati guru sebagaimana para ulama salaf


mengagungkan para guru mereka.

5
d) Menjaga hak-hak gurunya dan mengingat jasa-jasanya, sepanjang
hidupnya, dan setelah wafatnya, seperti mendoakan kebaikan bagi sang
guru dan menghormati keluarganya.

e) Sabar terhadap perlakuan kasar atau akhlak yang buruk dari gurunya.

f) Menunjukan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada gurunya yang
telah mengasuhnya dalam naungan keilmuan.

g) Meminta izin terlebih dahulu kepada guru, jika ingin mengunjunginya


atau duduk di majelisnya.

h) Hendaknya duduk dengan sopan di hadapan guru.

i) Berkomunikasi dengan guru secara santun dan lemah lembut.

j) Ketika guru menyampaikan suatu pembahasan yang telah didengar atau


sudah dihafal oleh murid, hendaknya ia tetap mendengarkannya dengan
penuh antusias, seakan-akan dirinya belum pernah mendengar pembahasan
tersebut.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan
hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Sehubungan dengan itu, Allah SWT
mengajarkan kepada adam dan semua keturunannya. Dengan ilmu pengetahuan itu,
manusia dapat melaksanakan tugasnya dalam kehidupan ini, baik tugas sebagai
khalifah maupun tugas ubudiah. Oleh karena itu, Rasulullah SAW menyuruh,
menganjurkan, dan memotivasi umatnya agar menuntut ilmu pengetahuan.

3.2 Saran
Di dalam makalah ini masih terdapat kesalahan-kesalahan. Oleh sebab itu kami
mengharapkan kritik dan yang membangun untuk memperbaiki kesalahan yang
terdapat pada makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai