Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HADITS PENDIDIKAN DIRI DAN


PENDIDIKAN ANAK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawy

Dosen Pengampu:
Taufiq, S.Pd.I., M.Sy

Disusun oleh:
Indah Purnama Kharisma
213140035

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA
BATANGHARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah Swt., berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan berjudul “Hadits Pendidikan Diri dan Pendidikan
Anak” ini dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hadits Tarbawy dari Bapak Taufiq, S.Pd., M.Sy. Selain itu, penyusunan
makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca terkait
Pendidikan diri dan pendidikan anak.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Taufiq,


S.Pd., M.Sy. selaku dosen mata kuliah Hadits Tarbawy. Berkat tugas yang
diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik
yang diberikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih


melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah
ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Muara Bulian, 19 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 4
A. Latar Belakang ................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan ....................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 6
A. Hadits tentang Pendidikan Diri ........................................................ 6
B. Pendidikan Terhadap Anak ............................................................. 9
C. Mendidik Anak dengan Baik .......................................................... 10
D. Pendidikan Wajib dari Orang Tua Terhadap Anak ........................ 12
BAB III PENUTUP .................................................................................... 14
A. Kesimpulan.................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Untuk itu, maka
diutuslah Rasulullah Saw. untuk memperbaiki manusia melalui
pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada
derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang
dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan
berharga berupa ketaqwaan kepada Allah Swt.
Dengan pendidikan yang baik, tentu akhlak manusia pun juga
akan lebih baik. Tapi kenyataan dalam hidup ini, banyak orang yang
menggunakan akal dan kepintaraannya untuk maksiat. Banyak
orang yang pintar dan berpendidikan justru akhlaknya lebih buruk
dibanding dengan orang yang tak pernah sekolah.
Disinilah alasan mengapa ilmu agama sangat penting dan
hendaknya diajarkan sejak kecil. Kalau bisa, ilmu agama ini lebih
dulu diajarkan kepada anak sebelum anak tersebut menerima ilmu
dunia. Kebodohan adalah salah satu faktor yang menghalangi
masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia membutuhkan
terapi agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah
Swt.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hadist tentang diri sendiri dan penjelasannya?
2. Bagaimana hadits tentang pendidikan anak?
3. Bagaimana cara mendidik anak dengan baik?
4. Apa saja pendidikan wajib orang tua terhadap anak?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui hadits tentang diri sendiri dan penjelasannya.

4
2. Untuk mengetahui hadits tentang Pendidikan anak.
3. Untuk mengetahui cara mendidik anak dengan baik.
4. Untuk mengetahui apa saja Pendidikan wajib orang tua terhadap
anak.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hadits tentang Pendidikan Diri


Husain bin Ali meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda:

‫ قال رسول ﷲ صلى ﷲ ﻋليه‬:‫ﻋﻦ حسيﻦ بﻦ ﻋلي قال‬


َ ‫ب ْال ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬
‫ضةٌ َﻋلَى ُك ِّل ُم ْس ِل ٍم‬ َ : ‫وسلم‬
ُ َ‫طل‬

Artinya: Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim. (HR. Bukhari)

Dalam memerintahkan manusia mencari ilmu pengetahuan,


Allah menggunakan ungkapan yang bervariasi. Kadang-kadang
Allah menggunakan perintah agar manusia membaca. Kegiatan
membaca akan menghasilkan ilmu pengetahuan. Hal ini terlihat
dalam QS. Al-'Alaq/96: 1-5. Kadang-kadang Allah memakai perintah
mengamati fenomena alam semsesta. Pengamatan ini akan
melahirkan ilmu pengetahuan pula. Ungkapan ini ditemukan antara
lain dalam QS. Al-Ghâsyiyah/88: 17-20. Di tempat lain, Allah
menggunakan motivasi dengan ungkapan mengangkat derajat orang
yang berilmu pengetahuan yang beriman. Motivasi ini akan
mendorong orang untuk belajar. Pernyataan ini dapat dilihat antara
lain dalam QS. Al-Mujadilah/58: 11.1
Perintah menuntut ilmu yang disampaikan oleh Rasulullah
Saw. sejalan dengan perintah Allah dalam Alquran. Dalam Alquran
ditemukan ayat-ayat yang bermaksud perintah menuntut ilmu

1Djamari Arifin Zainal, Islam Aqidah dan Syari’ah, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996),
hal. 102

6
pengetahuan dan petunjuk-petunjuk tentang urgensi ilmu
pengetahuan itu. Di ataranya:

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang


menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS. Al-Alaq ayat 1-5)

Ayat ini dapat dijadikan sebagai alasan bahwa ilmu


pengetahuan itu penting dalam kehidupan manusia. Allah
memerintahkan agar manusia membaca sebelum memerintahkan
melakukan pekerjaan dan ibadah yang lain. Ayat ini juga
menunjukkan karunia Allah Swt. kepada manusia sebab ia dapat
menemukan kemampuan belajar bahasa. Tambahan lagi, manusia
juga dapat mempelajari baca tulis, ilmu pengetahuan, keterampilan
yang beragam, petunjuk dan keimanan, serta hal-hal yang tidak
diketahui oleh manusia sebelum diajarkan kepadanya.

Selain hadis di atas ada satu hadis lagi mengenai pendidikan


diri sendiri.2

َ ‫أَدﱠبَنِي َر ِبّي فَأ َ ْح‬


‫ )رواه العكسري ﻋﻦ ﻋلي‬.‫سﻦَ تَأ ِد ْي ِبي‬
Artinya: Allah telah mendidik kita, maka ia sempurnakan
pendidikanmu. (HR.al-Aksari dari Ali RA)

2Bukhari Umar, Hadis Tarbawi: Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Jakarta: Amzah,
2012), hal. 7

7
Dalam alquran di tegaskan bahwa Allah adalah Rabbal
a’lamin dan juga Rabbal nas, artinya Allah adalah pendidik bagi
semesta alam dan juga pendidik bagi manusia. Pengertian tersebut
diambil karena kata rabb dalam arti Tuhan dan rabb dalam arti
pendidik berasal dari akar kata yang sama.

Dengan demikian menurut Alquran tersebut bahwa alam dan


manusia mempunyai sifat tumbuh dan berkembang dan yang
mengatur sifat tumbuh dan berkembang hanyalah Allah Swt. Jadi
mendidik dan pendidikan pada hakikatnya adalah fungsi Tuhan, dan
mendidik adalah mengatur serta mengarahkan pertumbuhan dan
perkembangan alam dan manusia sekaligus. Kenapa kenyataannya
pendidikan dan mendidik itu menjadi urusan manusia. Dalam
pandangan filsafat islam, sebagaimana ditegaskan dalam Alquran,
bahwa manusia adalah Khalifah Allah di alam semesta ini.3

Khalifah berarti kuasa atau wakil. Dalam status manusia


sebagai khlalifah ini, berarti manusia hidup di alam ini mendapat
kuasa dari Allah untuk mewakili dan sekaligus sebagai pelaksana
dari peran dan fungsi Allah di alam. Di antara peran dan fungsi
utamanya adalah: sebagai Rabb al-alam yaitu mendidik dalam arti
mengarahkan dan mengembangkan alam (termasuk manusia
sebagian dari alam). Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia
sebagai khalifah di muka bumi ini, manusia mendapat kuasa dan
wewenang untuk melaksanakan pendidikan terhadap dirinya sendiri
dan manusia pun memiliki potensi untuk melakukanya. Dengan
demikian pendidikan merupakan urusan hidup dan kehidupan
manusia.

3Nur Uhbiyati, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam, (Semarang: Pustaka Riski Putra,
2013), hal. 94

8
Hal-hal tersebut merupakan problema hidup dan kehidupan
manusia. Menurut konsep pendidikan dalam Islam (tarbiyah
islamiyah) bahwa pada hakikatnya manusia dimuka bumi ini sebagai
khalifah dan memiliki potensi untuk memahami, menyadari,
kemudian merencanakan problema hidup dan kehidupannya.
Manusia bertanggung jawab untuk memecahkan problema hidup
dan kehidupanya sendiri. Dengan kata lain islam menghendaki agar
manusia melaksanakan pendidikan diri sendiri secara bertanggung
jawab, sebagaimana ayat Alquran surat Al-Baqarah ayat 31:

‫ض ُه ْم ﻋَ ل َ ى الْ َم َﻼ ئِ كَ ِة ف َ ق َ ا َل‬َ ‫س َم ا َء كُ ل ﱠ َه ا ث ُ ﱠم ﻋَ َر‬ ْ َ ‫َو ﻋَ ل ﱠ َم آ د َ َم ْاﻷ‬


َ ‫س َم ا ِء ٰهَ ُؤ َﻻ ِء إ ِ ْن كُ نْ ت ُ ْم‬
‫ص ا ِد ق ِ ي َﻦ‬ ْ َ ‫أ َ ن ْ ب ِ ئ ُو ن ِ ي ب ِ أ‬
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-
benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada
para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang
benar!" (QS. Al-Baqarah ayat 31)
B. Pendidikan Terhadap Anak
Hadits Abu Hurairah tentang anak lahir atas dasar fitrah:

Artinya: Dari (Abu) Hurairah RA. Dia berkata: Rasulullah Saw.


bersabda: tidak ada seorang anakpun kecuali ia dilahirkan
menurut fitrah. Kedua orang tuanyalah yang akan

9
menjadikan Yahudi, Nasrani, dan Majusi sebagaimana
binatang melahirkan binatang dalam keadaan sempurna.
Adakah kamu merasa kekurangan padanya. Kemudian Abu
Hurairah RA. berkata: “fitrah Allah dimana manusia telah
diciptakan tak ada perubahan pada fitrah Allah itu. Itulah
agama yang lurus.” (HR Al-Bukhari)

Pada dasarnya semenjak lahir manusia sudah dianugerahi


fithrah atau potensi untuk menjadi baik dan jahat, akan tetapi anak
yang baru lahir berada dalam keadaan suci tanpa noda dan dosa.
Oleh karena itu, apabila di kemudian hari dalam perkembangannya
anak menjadi besar dan dewasa dengan sifat-sifat yang buruk,
maka hal itu merupakan akibat dari pendidikan keluarga, lingkungan
dan kawan-kawan sepermainannya yang notabene mendukung
untuk tumbuh dan berkembangnya sifat-sifat buru tersebut.4
Ketika anak dididik dengan pendidikan yang baik maka dia
akan menjadi baik, dan sebaliknya jika dia dididik dengan
pendidikan yang cenderung mengembangkan potensi buruknya
maka dia akan menjadi orang yang jahat. Ketika di masa kecil
diajarkan agama Yahudi maka dia akan menjadi Yahudi demikian
pula jika diajarkan kepadanya ajaran agama Nasrani dia akan
menjadi Nasrani, dan begitu seterusnya.

C. Mendidik Anak dengan Baik


Sebagai amanat Allah yang harus dipertanggung jawabkan di
hadapan-Nya, anak memerlukan pendidikan yang baik dan memadai
dari orang tua. Pendidikan ini bermakna luas, baik berupa akidah,
etika maupun hukum islam. selain itu pendidikan tidak hanya dapat

4 Juwariyah, Hadist Tarbawi, (Yogyakarta: Teras, 2010), hal. 1-8

10
dijalankan di sekolah, tetapi juga di rumah. Seperti hadis yang
diriwayatkan dari Abu Dawud:

Artinya: Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, ia


berkata; Rasulullah Saw. bersabda, “Suruhlah anak-
anakmu melaksanakan shalat ketika mereka berumur
tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan
shalat itu jika berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah
tempat tidur mereka". (HR. Abu Dawud)

Pendidikan di sekolah hanya dilakukan jika anak sudah


cukup umur. Sedang pendidikan di rumah dimulai sejak masih kecil
sampai beranjak dewasa. Rasulullah mengajarkan bahwa jika anak
sudah mendekati masa baligh, hendaknya dipisahkan antara tempat
tidur anak laki-laki dengan anak perempuan. Begitu pula dengan
tempat tidur dengan orang tuanya. Setelah anak berusia tujuh
tahun, hendaknya orang tua memerintahkan untuk shalat dan
puasa sebagai wahana pemberdayaan.
Orang tua diperkenankan menghukum pada umur sepuluh
tahun, kalau ia lalai menunaikan kewajiban. Hukuman bagi anak
tidak boleh bersifat menyakiti atau menimbulkan cacat. Jika orang
tua memerintahkan sesuatu kepada anak maka mereka juga
melaksanakan perintah tersebut. Perintah orang tua yang tidak
disertai teladan, sulit untuk dipatuhi anak. Sebab kecenderungan
anak akan meniru orang tua.5

5 Ibid., hal. 79

11
D. Pendidikan Wajib dari Orang Tua Terhadap Anak
Terdapat beberapa ayat Alquran dan Hadis yang merintahkan
para orang tua untuk menyuruh atau mengajarkan anak-anaknya
melaksanakan shalat. Hal ini terdapat dalam QS. Al-Luqman ayat 17
yang berbunyi:6

ِ ‫ص َﻼة َ َوأْ ُم ْر ِب ْال َم ْع ُر‬


‫وف َوا ْن َه َﻋ ِﻦ ْال ُم ْن َك ِر‬ ‫ي أ َ ِق ِم ال ﱠ‬
‫َيا بُنَ ﱠ‬
‫ور‬ِ ‫ﻋ ْز ِم ْاﻷ ُ ُم‬َ ‫صابَ َك ۖ ِإ ﱠن ٰذَ ِل َك ِم ْﻦ‬َ َ‫ﻋلَ ٰى َما أ‬
َ ‫ص ِب ْر‬ ْ ‫َوا‬

Artinya: Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)


mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Al-
Luqman ayat 17)

Di dalam Alquran surat Al-Luqman ayat 17 dijelaskan bahwa


Luqman (orang salih yang nama dan ajarannya diabadikan dalam
Alquran) menyuruh anaknya untuk mendirikan shalat. Kemudian di
dalam hadis pun dijelaskan bahwa anak yang sudah mampu
membedakan antara tangan kanan dan tangan kiri maka dilatih atau
diajarkan untuk shalat.
Pada usia tujuh tahun anak diperintahkan untuk shalat agar
mereka terbiasa dan merasa nyaman melakukan shalat. Setelah
sampai usia sepuluh tahun orang tua boleh memukul ketika anak
meninggalkan shalat karena mereka sudah baligh atau mendekati
baligh. Adapun diperbolehkannya memukul terhadap anak usia
sepuluh tahun karena pada usia tersebut merupakan batas usia

6Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 91-
92

12
seorang anak sudah bisa atau tahan menerima pukulan. Pukulan
yang dimaksud adalah pukulan yang tidak menyakitkan dan
menghindari wajah.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan hadis yang telah pemakalah paparkan di atas
maka, secara umum dapat disimpulkan, bahwa agama islam
merupakan agama yang universal, yang tidak hanya mengajarkan
kepada kita untuk sholat, puasa, baca al-quran, tetapi islam juga
mewajibkan kepada kita untuk berilmu pengetahuan dan
berteknologi.
Pendidikan anak dalam islam sangatlah penting karena hal ini
akan membentuk karakter anak di kemudian hari. Orang tua
berkewajiban untuk menanamkan nilai-nilai islam dalam diri seorang
anak. Pendidikan islam berarti cara mendidik yang sesuai dengan
tuntunan atau syariat agama islam. Tuntunan atau syariat islam yang
dimaksud di sini adalah yang sesuai dengan ajaran di dalam Alquran
serta dalam hadits. Anak dapat dididik dengan mengatur pola
pembiasaan, dengan menggunakan nasihat, contoh, serta dengan
memberikan wawasan kepada anak.
Mendidik anak sejak dini akan membawa dampak yang positif
bagi anak di kemudian hari. meskipun mendidik anak bukan perkara
yang mudah akan tetapi orangtua tetap harus sabar dan konsisten
dalam melaksanakannya.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat penulis sampaikan, semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat memberi pengetahuan
yang lebih kepada para pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya. Tentu dalam pemaparan makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu pemakalah mohon kritik dan
sarannya untuk perbaikan tugas-tugas ke depannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bukhari Umar. Hadis Tarbawi: Pendidikan dalam Perspektif Hadis.


Jakarta: Amzah. 2012.

Djamari Arifin Zainal. Islam Aqidah dan Syari’ah. Jakarta: PT Grafindo


Persada. 1996.

Heri Jauhari Muchtar. Fikih Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya. 2008.

Juwariyah. Hadist Tarbawi. Yogyakarta: Teras. 2010.

Nur Uhbiyati. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam. Semarang: Pustaka


Riski Putra. 2013.

Anda mungkin juga menyukai