PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan dibandingkan makhlukmakhluk-Nya yang lain. Manusia dilengkapi akal untuk berfikir yang membedakannya dengan binatang.
Mengenai proses kejadian manusia, dalam Al-Quran (QS. Al-Hijr (15) : 28-29) diterangkan bahwa
manusia diciptakan dari tanah dengan bentuk yang sebaik-baiknya kemudian ditiupkan ruh kepadanya
hingga menjadi hidup.
Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa manusia berasal dari
makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan
kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Di lain pihak banyak ahli agama yang menentang adanya
proses evolusi manusia tersebut. Khususnya agama Islam yang meyakini bahwa manusia pertama adalah
Nabi Adam a.s. disusul Siti Hawa dan kemudian keturunan-keturunannya hingga menjadi banyak seperti
sekarang ini. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci
masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Untuk itu dalam makalah
ini akan dijelaskan bagaimana proses kejadian manusia menurut Al-Quran, hadist, maupun iptek.
PEMBAHASAN
Pengertian Manusia
Pengertian Manusia Menurut Pandangan Islam
Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi. Manusia
dalam pandangan kaum materialism, tidak lebih dari kumpulan daging, darah, urat, tulang, urat-urat darah
dan alat pencernaan. Akal dan pikiran dianggapnya barang benda, yang dihasilkan oleh otak.
[1] Pandangan ini menimbulkan kesan seolah-olah manusia ini makhluk yang rendah dan hina, sama
dengan hewan yang hidupnya hanya untuk memenuhi keperluan dan kepuasan semata.
Dalam pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang diciptakan
Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang
diturunkan Allah, berupa Al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah
menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan
tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah (makhluk alternatif) tetap hidup dengan ajaran
Allah (QS. Al-Anam : 165). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan (bisa dibedakan) dengan makhluk
lainnya, dan Allah menciptakan manusia untuk berkhidmat kepada-Nya, sebagaimana firman Allah dalam
surat Adz-Dzariyat (51) : 56.
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat
(51) : 56).
Pengertian Hakikat Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia diantara makhluk ciptaan-Nya. Oleh sebab itu
manusia diharuskan mengenal siapa yang menciptakan dirinya sebelum mengenal lainnya.[2]
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai
(tuntas) selama hidupnya.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya
sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak
bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan
sosial.
manusia adalah kera. Teori Evolusi yang dikenalkan oleh Charles Darwin ini akhirnya meluas dan terus
dipakai dalam antropologi.[3]
Teori ini mempunyai kelemahan karena ada beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang tidak mengalami
evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula. Misalnya sejenis biawak/komodo yang telah ada sejak
berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga kini tetap ada. Jadi dapat kita katakan bahwa teori yang dianggap
ilmiah itu ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.
Manusia dalam Pandangan Agama Islam
Dalam Agama Islam, segala sesuatunya telah diatur dengan baik dan digambarkan dalam kitab suci AlQuran. Tidak luput olehNya, bagaimana proses pembentukkan manusia yang juga digambarkan sejelasjelasnya. Dalam Al-Quran jika dipadukan dengan hasil penelitian ilmiah menemukan titik temu
mengenai asal usul manusia ini.
Terwujudnya alam semesta ini berikut segala isinya diciptakan oleh Allah dalam waktu enam masa.
Keenam masa itu adalah Azoikum, Ercheozoikum, Protovozoikum, Palaeozoikum, Mesozoikum, dan
Cenozoikum. Dari penelitian para ahli, setiap periode menunjukkan perubahan dan perkembangan yang
bertahap menurut susunan organisme yang sesuai dengan ukuran dan kadarnya masing-masing (tidak
berevolusi).[4]
Manusia dikaruniakan oleh Allah akal untuk berfikir. Dengan akal, manusia mampu membedakan antara
yang haq (benar) dengan yang bathil (salah). Dengan akal pula, manusia mampu merenungkan dan
mengamalkan sesuatu yang benar tersebut. Dengan karunia akal, manusia diharapkan dapat memilah dan
memilih nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan.
Disamping memiliki akal, manusia selalu terlahir dengan 3 naluri yang pasti ada dalam dirinya, yaitu :
Naluri untuk mensucikan sesuatu : naluri untuk beragama dan menyebah sesuatu yang lebih dari
pada dirinya.
Naluri untuk mempertahankan eksistensi diri : manunia punya kecenderungan marah, sedih,
senang dll.
1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya (spermazoa).
2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
5. Setetes Mani
Sebelum proses pembuahan terjadi, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu dan
menuju sel telur yang jumlahnya hanya satu setiap siklusnya. Sperma-sperma melakukan perjalanan yang
sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur karena saluran reproduksi wanita yang berbelok2, kadar
keasaman yang tidak sesuai dengan sperma, gerakan menyapu dari dalam saluran reproduksi wanita,
dan juga gaya gravitasi yang berlawanan. Sel telur hanya akan membolehkan masuk satu sperma saja.
Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan
dalam Al-Quran :
Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang
dipancarkan? (QS Al Qiyamah:36-37).
1. Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim
Setelah lewat 40 hari, dari air mani tersebut, Allah menjadikannya segumpal darah yang disebut alaqah.
Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. (al Alaq/96:2).
Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, terbentuk sebuah sel tunggal yang dikenal
sebagai zigot , zigot ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi
segumpal daging. Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Tapi, zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim
seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui hubungan semacam ini, zigot
mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. Pada bagian ini, satu
keajaiban penting dari Al Quran terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim
ibu, Allah menggunakan kata alaq dalam Al Quran. Arti kata alaq dalam bahasa Arab adalah
sesuatu yang menempel pada suatu tempat. Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan
lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah.
Selayaknya ilmu perakitan komputer, maka Allah telah merakit manusia dengan sistem hardware dan
software, lengkap, berkualitas tinggi dan multifungsi. Kesemua perangkat ini bekerja secara sinergis dan
dinamis agar manusia bisa menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di bumi.
Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk berpribadi, sebagai makhluk yang hidup bersama-sama
dengan orang lain, sebagai makhluk yang hidup di tengah-tengah alam dan sebagai makhluk yang
diciptakan dan diasuh oleh Allah. Manusia sebagai makhluk berpribadi, mempunyai fungsi terhadap diri
pribadinya. Manusia sebagai anggota masyarakat mempunyai fungsi terhadap masyarakat. Manusia
sebagai makhluk yang hidup di tengah-tengah alam, berfungsi terhadap alam. Manusia sebagai makhluk
yang diciptakan dan diasuh, berfungsi terhadap yang menciptakan dan yang mengasuhnya. Selain itu
manusia sebagai makhluk pribadi terdiri dari kesatuan tiga unsur yaitu : unsur perasaan, unsur akal, dan
unsur jasmani. Al-Quran menggambarkan manusia sebagai makhluk pilihan Tuhan, sebagai khalifah-Nya
di muka bumi, serta sebagai makhluk semi-samawi dan semi duniawi, yang di dalam dirinya ditanamkan
sifat-sifat : mengakui Tuhan, bebas, terpercaya, rasa tanggungjawab terhadap dirinya maupun alam
semesta, serta karunia keunggulan atas alam semesta, langit dan bumi. Manusia dipusakai dengan
kecenderungan jiwa ke arah kebaikan maupun kejahatan. Kemaujudan mereka dimulai dari kelemahan
dan ketidakmampuan, yang kemudian bergerak ke arah kekuatan. Tetapi itu tidak akan menghapuskan
kegelisahan psikis mereka, kecuali jika mereka dekat dengan Tuhan dan selalu mengingat-Nya.
Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia
Tujuan utama penciptaan manusia adalah agar manusia itu mengabdi kepada Allah artinya sebagai hamba
Allah agar menuruti apa saja yang diperintahkan oleh Allah swt.
Sedangkan fungsi dari penciptaan manusia ini secara global kami menyebutkan tiga kalsifikasi, yaitu:
1. Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi
Khalifah disini maksudnya menjadi penguasa untuk mengatur dan mengendalikan segala isinya. Sebagai
pedoman hidup manusia dalam melaksanakan tugas itu, Allah menurunkan agama-Nya. Agama
menjelaskan dua jalan yaitu jalan yang bahagia dan jalan yang akan membahayakannya.
Perbedaan tingkat yang akan diadakan oleh Allah di dalam masyarakat manusia, bukanlah suatu
kesempatan bagi si kuat untuk menganiaya si lemah atau si kaya tidak memperdulikan si
miskin, melainkan suatu penyusunan masyarakat ke arah kebaikan hidup bersama melalui tolong
menolong.[7]
Hubungan manusia dengan alam sekitarnya, karena manusia selaku pengelola, pengatur, serta
pemanfaatan kegunaan alam.
PENUTUP
Kesimpulan
Pengertian manusia menurut pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di
sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati,
sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul.
Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaikbaiknya (at-Tiin : 95:4).
Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satunya makhluk hidup
yang mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri. Ia mampu mempelajari, manganalisis,
mengetahui dan menilai dirinya.
Terdapat dua pendapat mengenai asal usul manusia, yaitu bahwa asal usul manusia dari nabi
Adam a.s yang merupakan pendapat para ahli agama sesuai dengan kitab-kitab suci sebagai dasar
(termasuk agama Islam). Pendapat kedua berdasarkan penemuan fosil-fosil oleh para ilmuan yang
berpendapat bahwa asal usul manusia sesuai dengan teori evolusi merupakan hasil evolusi dari
kera-kera besar selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk yang paling sempurna. Teori
kedua yang dianggap ilmiah itu ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak
dapat dibuktikan.
Proses kejadian manusia berdasarkan Al-Quran dan As Sunnah terjadi dalam dua
tahap. Pertama, tahapanprimordial, yakni proses penciptaan nabi Adam a.s sebagai manusia
pertama. Kedua, tahapan biologi, yakni manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air
mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu
dijadikan darah beku (alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian
dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu
kepadanya ditiupkan ruh.
Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk, sehingga tidak ada satu makhlukpun yang
lebih tinggi derajatnya dari manusia. Selayaknya ilmu perakitan komputer, maka Allah telah
merakit manusia dengan sistem hardware dan software, lengkap, berkualitas tinggi dan
multifungsi. Kesemua perangkat ini bekerja secara sinergis dan dinamis agar manusia bisa
menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di bumi.
Tujuan utama penciptaan manusia adalah agar manusia menyembah dan mengabdi kepada Allah
swt. Sedangkan fungsi penciptaan manusia ke dunia, diklasifikasikan ke dalam tiga (3) pokok,
yaitu:
Dengan terselesaikannya makalah ini semoga bermanfaat bagi semuanya dan pembaca khususnya.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus
dibenahi. Untuk itu masukan-masukan dari pihak-pihak yang merespon makalah ini sangat ditunggu.
DAFTAR PUSTAKA
http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/09/19/proses-kejadian-manusia-dan-nilai-nilai-pendidikandi-dalamnya/
http://nyaknurul.blogspot.com/2011/03/asal-mula-kejadian-manusia.html
http://www.gudangmateri.com/2010/12/proses-penciptaan-manusia-menurut-islam.html
http://alhayaat.wordpress.com/2009/05/28/proses-penciptaan-manusia-menurut-islam-dan-iptek/
http://hanykpoespyta.wordpress.com/2008/04/19/manusia-antara-pandangan-antropologi-dan-agamaislam/
Dr. Bucaille, Maurice. (1984). Asal-Usul Manusia Menurut Bibel, Al-Quran dan Sains. Bandung:
Penerbit Mizan.
Syueb, Sudono. Buku Pintar Agama Islam. (2011). Percetakan Bushido Indonesia: Delta Media
Prof. DR. Daradjat, Zakiah. dkk. (1986). Dasar-dasar Agama Islam. Jakarta.
[1] Prof. DR. Zakiah Daradjat. dkk, Dasar-dasar Agama Islam (Jakarta : 1986), hal : 48.
[2] Sudono Syueb, Buku Pintar Agama Islam, (Percetakan Bushido Indonesia: Delta Media, 2011), hal:
70.
[3] Hanykpoespyta, Manusia
Antara
Pandangan
Antropologi
dan
Agama
Islam,
Afifati, Proses
Penciptaan
Manusia
Menurut
Islam
dan
Iptek,
(http://alhayaat.wordpress.com/2009/05/28/proses-penciptaan-manusia-menurut-islam-dan-iptek/ dipostin
g : 28 Mei 2009).
[7] Prof. DR. Zakiah Daradjat. dkk, Dasar-dasar Agama Islam (Jakarta : 1986), hal : 48.