Anda di halaman 1dari 23

PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI DALAM ENAM MASA

(Studi Tafsir QS. As-Sajadah/32:4)

Dibuat Menjadi Bahan Presentasi Serta Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah
“TAFSIR ILMI”
Semester 5 Tahun Akademik 2021

Oleh Kelompok 2:
NURUL FADILAH
30300119058
INCE PUTRI JOHOR MANIKAM
30300119072
ZAINUDDIN
30300117096

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. M. Galib M, MA.

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

1
2021

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kita
rahmat dan hidayah-Nya dengan senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam keadaan
sehat wal’afiat, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penciptaan Langit Dan Bumi Dalam Enam Masa.”
Sholawat serta salam tak lupa kita curahkan kebaginda Nabi besar
Muhammad saw, Nabi yang telah mengangkat derajat manusia dari alam kejahilan
menuju ke alam yang penuh dengan gemerlapnya cahaya ilmu.
Makalah ini membahas tentang penciptaan langit dan bumi dalam enam masa.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Prof. Dr. H. M. Galib M, MA. yang
telah memberikan amanah untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Saran dan kritik
yang membangun tetap penulis nantikan agar makalah ini dapat menjadi lebih baik
lagi, karena penulis hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan.

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................5
C. Urgensi Masalah....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6
A. Tafsiran Ayat Surah As- Sajadah ayat 4...............................................................6
B. Ilmu Sains Dalam Menanggapi QS As- Sajadah/32:4........................................16
BAB III PENUTUP.....................................................................................................20
A. KESIMPULAN...................................................................................................20
B. KRITIK DAN SARAN.......................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................22

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan sebuah dokumen untuk umat manusia. 1 Di dalamnya
berisi tentang himpunan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Ia merupakan kitab suci bagi agama Islam yang berisikan tuntunan-tuntunan dan
pedoman-pedoman bagi umat manusia dalam menata kehidupan, untuk mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.2
Al-Qur’an yang terdiri atas 114 surah dan 6236 ayat itu menguraikan berbagai
persoalan hidup dan kehidupan dan juga menyangkut alam raya dan fenomenanya.
Uraian-uraian tersebut biasa disebut ayat-ayat kauniyah (penguat). Tidak kurang dari
750 ayat yang secara tegas menguraikan hal-hal tentang kehidupan, hampir
seperdelapan dari kandungan ayat itu menegur orang-orang mukmin untuk
mempelajari alam semesta, untuk berfikir, menggunakan penalaran yang sebaik-
baiknya, dan untuk menjadikan kegiatan ilmiah sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari kehidupan manusia.3
Dalam kajian ilmu pengetahuan dan sains, telah banyak ditemukan suatu
penemuan yang sangat luar biasa dari beberapa penelitian-penelitian yang dilakukan
oleh ahli sains. Namun yang menarik dari penemuan-penemuan ini adalah hal
tersebut telah dijelaskan oleh Al-Qur’an jauh sebelum ditemukannya penemuan
tersebut. Di samping itu pada masa diturunkannya Al-Qur’an belum ada peralatan-
peralatan yang mampu membuktikan penemuan-penemuan yang telah hadir saat ini.
Dan itulah menjadi salah satu bukti keautentikan dari Al-Qur’an. Serta, menjadi bukti
yang kuat bahwa Al-Qur’an benar-benar berasal dari tuhan.

1
Fazlur Rahman, Tema Pokok Al-Qur’an, penerjemah Anas Mayudin (Bandung: Pustaka, 1993) 1.
2
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1994), 51.
3
Muhammad Nor Ichwan, Memasuki Dunia Al-Qur’an (Semarang: Lubuk Raya, 2001) 5.

5
Kajian tentang asal-usul alam semesta (dunia) dan berbagai aspek yang
terkandung di dalamnya telah menarik perhatian para filosof sejak dahulu kala.
Thales, misalnya mengatakan bahwa alam semesta berasal dari air. Kemudian
Anaximandros mengatakan bahwa alam semesta berasal dari uap, dan Anaximenes
mengatakan bahwa alam semesta berasal dari aperion.4
Maka dalam hal ini pemakalah akan berusaha menyajikan bukti- bukti lain
yang terdapat dalam Al-Quran. Dalam hal ini pemakalah akan focus dalam surah as-
sajadah ayat 4 yang memaparkan tentang penciptaan langit dan bumi dalam enam
masa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis rumuskan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Bagaimana penafsiran surah As-Sajadah ayat 4?
2. Bagaimana ilmu sains menanggapi surah As- Sajadah ayat 4?

C. Urgensi Masalah
Berdasarkan Rumusan masalah tersebut maka tujuan dalam makalah ini
adalah:
1. Mengetahui penafsiran surah As-Sajadah ayat 4.
2. Mengetahui penjelasan sains dalam menanggapi surah As- Sajadah ayat 4.

4
Mohammad Hatta, Berkelana dengan Filsafat Yunani (Jakarta: Gramedia, 1980), 14

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tafsiran Ayat Surah As- Sajadah ayat 4


1. Ayat dan Terjemahan QS. As-Sajadah/32:4
ۡ F‫ى َعلَى ۡٱل َع‬Fٰ ‫تَ َو‬F‫ٱس‬
ِ ۖ ‫ر‬F
‫ا‬FF‫ش َم‬ َ ‫ت َوٱأۡل َ ۡر‬
ۡ ‫تَّ ِة أَي َّٖام ثُ َّم‬F‫ا فِي ِس‬FF‫ض َو َما بَ ۡينَهُ َم‬ َ َ‫ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذي َخل‬
ِ ‫ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
٤ َ‫يع أَفَاَل تَتَ َذ َّكرُون‬
ٍ ۚ ِ‫لَ ُكم ِّمن دُونِِۦه ِمن َولِ ٖ ّي َواَل َشف‬
Terjemahan:
“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu
selain dari pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi
syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?.”

2. Munasabah Ayat
Ayat sebelumnya menerangkan bahwa Al-Qur’an sebagai kalamullah dan
kebenaran risalah Muhammad saw sebagai pemberi kabar gemmbira dan
peringatan kepada orang-orang musyrik. Pada ayat ini diterangkan bukti-bukti
kekuasaan dan keesaan Allah yang terdapat pada penciptaan langit dan bumi pada
perulaannya, kemudian penciptaan manusia dari tanah dan keturunannya dari sari
pati yang hina kemudian Allah menyempurnakannya sebagai manusia.5
Ayat ini juga menerangkan bahwa Allah mengutus Nabi Muhammad saw
sebagai nabi dan rasulnya untuk menyampaikan peringatan kepada manusia dan
untuk membuktikan bahwa yang berhak disembah itu hanyalah Allah yang Maha
Esa yang menciptakan langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya.
Kemudian pada ayat-ayat selanjutnya diterangkan bukti-bukti adanya kebangkitan
dan sikap orang-orang kafir yang tertunduk lesu, menyesali perbuatan di dunia dan
mengetahui tempat kembalinya berupa neraka.6
5
Kementrerian Agama RI, Tafsir al-Qur’an dan Terjemahannya, 580
6
Kementrerian Agama RI, Tafsir al-Qur’an dan Terjemahannya, 586-587

7
3. Kosa Kata Al-Qur’an
َ ‫ت َوٱأۡل َ ۡر‬
‫ض‬ ِ ‫ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
Rangkaian kata itu berarti langit dan bumi. Kedua kata ini juga biasa
dirangkaikan dengan kata ‫ا بَ ۡينَهُ َما‬F‫ َو َم‬yang berarti dan apa yang ada diantaranya.7
Langit dan bumi pada umumnya biasa disebut dengan alam semesta yang didalam
Bahasa Inggris disebut dengan Universe. Al Qur’an juga menyebutkan kata َ‫ْٱل َعالَ ِمين‬
sebagai bentuk jamak dari kata ‫ عَالَم‬yang seringkali juga diartikan sebagai alam.
Namun kata trsebut agak berbeda dari kata ‫ض‬ َ ‫ت َوٱأۡل َ ۡر‬
ِ ‫ ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬dikarenakan penggunaan
َ ‫ت َوٱأۡل َ ۡر‬
kata َ‫ ْٱل َعالَ ِمين‬lebih mengarah pada banyaknya alam, sedangkan kata ‫ض‬ ِ ‫ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
lebih mengarah pada satu alam saja.8
Pada pihak lain, pemakaian kata tersebut tidak hanya berlaku pada alam
fisik,akan tetapi berlaku pula pada alam non fisik. Hal ini serupa dengan apa yang
disampaikan oleh ilmuan bahwa berdasarkan hitungan matematis mereka
berkesimpulan bahwa ada alam yang lain selain yang dihuni oleh manusia yaitu
shadow world .9
Kata ‫ ال َّس َما ِء‬didalam al-qur’an ada yang dalam bentuk jamak, yang dapat kita
temukan dalam berbagai ayat misalnya dalam surah Al-Anbiya/21:30, As-
Sajadah/32:4 dan adapula dalam bentuk mufrad sebagaimana tertera dalam surah
fushsilat/41:11-12, Sedangkan kata ‫ ٱأۡل َ ۡرض‬dalam Al-Qur’an hanyalah bentuk
mufrad saja. Hal ini bertujuan agar manusia tidak menuntut kepada Rasulullah
untuk menunjukkan bumi yang lain. Beda halnya dengan langit yang menunjukkan
bentuk jamaknya yang dapat diartikan bahwa langit itu banyak.
‫ِستَّ ِة أَي َّٖام‬

7
M.Quraish Shihab dkk, Ensiklopedia Al-Qur’an : Kajian Kosa kata , (Cet.I; Jakarta: Lentera Hati,
2007) h. 873
8
M.Quraish Shihab dkk, Ensiklopedia Al-Qur’an : Kajian Kosa kata, h. 873
9
M.Quraish Shihab dkk, Ensiklopedia Al-Qur’an : Kajian Kosa kata, h. 874

8
Secara umum kata ‫ أَيَّام‬terdapat atau disebutkan dalam al–Quran sebanyak 27 kali
dan tidak pernah berdiri sendiri10. Ada yang berdampingan dengan kata sifat,
seperti kata ‫ت‬ ٍ ٰ‫ اَي ٍَّام َّم ْعلُوْ م‬yang berarti beberapa hari yang ditentukan11. Dan adapula
kata ‫ أَيَّام‬yang bergandengan dengan bilangan, seperti kata ‫ ِستَّ ِة أَي َّٖام‬. Kata ini dalam
Al-Quran diulang sebanyak 7 dan selalu diguakan untuk menerangkan bilangan
masa atau periode penciptaan langit dan bumi beserta isinya.
Pemaknaan kata ‫ أَيَّام‬ada dua pendapat. Pertama, dikemukakan dala kita
Shafwatu al-Tafasir yang dimaknai dengan “hari” yang telah kita ketahui
biasanya, yakni 1 kali 24 jam. Sebaliknya, maka kata ‫ أَيَّام‬yang kedua adalah
“masa” atau “waktu”, pendapat ini disampaikan dalam kitab al-Misbah.
Pemaknaan yang kedua disebabkan sebelum terciptanya langit dan bumi belum
ada malam dan siang. Jadi tidak bisa diartikan dengan “hari” sebagaimana yang
kita kenal biasanya. Maka dari itu kata ‫ أَيَّام‬yang didahului oleh kata ‫ ِستَّ ِة‬ini tidak
diartikan “beberapa hari”, tetapi diartikan periode atau masa12.
ۡ
‫ى‬Fٰ ‫ٱستَ َو‬
ۡ makna hakikinya bermakna
M. Quraish Shihab menjelaskan kata ‫تَ َوى‬FF‫ٱس‬
“bersemayam”, memaknai dengan kata “bersemayam” dirubah kedalam makna
majazi oleh ulama-ulama setelah abad ketiga dengan tujuan untuk menjelaskan
atau memudahkan dalam memahami ayat ini. Maka kata “bersemayam” diganti
dengan makna “berkuasa”.
F‫تَتَ َذ َّكرُون‬
Penggunaan satu “ta” memang sering digunakan dalam Al-Qur’an, namun tidak
jarang juga menggunakan dengan dua “ta” sebagaimana dua “ta” pada kata ‫تَتَ َذ َّكرُون‬
dalam QS. As-Sajadah/32:4 dan seperti antara lain pada QS. ash-Shaffat [37]: 155.

10
M.Quraish Shihab dkk, Ensiklopedia Al-Qur’an : Kajian Kosa kata, h. 112
11
M.Quraish Shihab dkk, Ensiklopedia Al-Qur’an : Kajian Kosa kata, h. 112
12
M.Quraish Shihab dkk, Ensiklopedia Al-Qur’an : Kajian Kosa kata, h. 113

9
Al-Biqa’i. berpendapat bahwa dua “ta” ini memberi peringatan besar dan perhatian
yang menuntut.13

4. Tafsiran Ayat
َ ‫ت َوٱأۡل َ ۡر‬
‫ض َو َما بَ ۡينَهُ َما فِي ِستَّ ِة أَي َّٖام‬ َ َ‫ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذي َخل‬
ِ ‫ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
“Allah-lah yang menciptakan semua langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dalam enam hari."
Waktu pengetahuan orang tentang alam ini belum seluas sekarang, ada orang
yang menafsirkan bahwa enam hari itu ialah hari yang kita alami sekarang ini.
Yaitu hari yang timbul karena peredaran bumi mengeliligi matahari, yang 24 jam
sekali putaran, lalu timbul malam, setelah matahari kelihatan terbenam ke ufuk
barat. Kemudian setelah 12 jam muncul lagi matahari itu di ufuk timur, timbul
pula siang yang baru, dan hari pun bergantilah.
Sebab itu di dalam kitab-kitab tafsir lama ada yang disebutkan sebuah hadits
yang dirawikan oleh an-Nasai, diterima dari Abu Hurairah dengan sanadnya,
“Bahwa Allah menciptakan semua langit dan bumi dan segala apa yang ada di
antara keduanya dalam masa enam hari dan di hari yang ketujuh Allah SWT pun
bersemayam ke atas Arsy. Tanah diciptakan di hari Sabtu, gunung-gunung hari
Ahad, pohon-pohon kayu hari Senin, barang-barang yang buruk-buruk hari Selasa,
nur (cahaya) pada hari Rabu, binatang-binatang pada hari Kamis, dan Adam
diciptakan padh hari Jum'at sesudah waktu Ashar, dan Adam itu dijadikan dari
kulit bumi, ada tanah merah, ada tanah hitam, ada tanah bagus dan ada tanah
busuk. Lantaran itu maka terjadi pulalah anak-anak Adam ada yang baik dan ada
yang buruk." Tetapi hadits ini (dikritik) oleh Imam Bukhari dalam at-Tarikh al-
Kabiir. Bukhari berkata, bahwa Abu Hurairah menerima berita ini dari Ka'ab al-
Ahbar, yang hadits-hadits yang dia riwayatkan banyak mendapat kritik dari ahli-
ahli hadits dan ahli-ahli al-Hafizh (yang hafal hadits-hadits).
13
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misba>h Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol. XI, (Cet. I;
Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 179-180.

10
Setelah pengetahuan tentang alam ini lebih berkembang, maka tafsir enam
hari ini dengan sendirinya sudah berubah. Penafsir-penafsir yang datang di
belakang, seperti Sayyid Rasyid Ridha dengan al-Manar-nya, al-Qasimi, dan
Sayyid Quthub dalam tafsirnya azh-Zhilal tidak lagi memegang tafsir itu. Orang
sudah dapat memahamkan, bahwa enam hari hanya menurut ilmu Allah Ta'aala.
Sedangkan mangga sejak dari mulai ditanam sampai kepada masa mengutip
buahnya, memakan tujuh tahun perhitungan perjalanan matahari, mengapa
kejadian seluruh alam akan terjadi dalam hanya enam hari perjalanan matahari itu
pula? Padahal keluarga bintang (galaksi) yang berpusat pada matahari kita ini,
yang dikelilingi oleh berjuta-juta bintang, hanyalah satu di antara beribu-ribu
keluarga bintang-bintang dengan masing-masing beribu-ribu pula. Sedangkan
bintang-bintang satelit matahari hanya bumi saja yang mengelilingi matahari
dalam masa dua puluh empat jam sehari semalam. Padahal bintang-bintang satelit
matahari yang lain, sebagaimana Merkurius, Mars, Jupiter berbeda-beda “sehari
semalamnya" mengelilingi matahari. Ada yang sehari semalamnya itu sekali dua
puluh tahun, ada yang sekali empat puluh tahun.
Apakah yang sehari itu seribu tahun? Sebagaimana yang akan disebutkan
pada ayat 5 sesudah ini? Ataukah sehari itu 50.000 tahun sebagaimana tersebut
pada ayat 4 dari surah al-Ma'aarij? Atau lebih dari itu? Benar-benar Allah-lah yang
tahu. Maka lebih baiklah kita terima bunyi ayat dengan langsung tidak memakai
“kaifa" (betapa), karena masih banyak rahasia alam ini akan tetap tertutup bagi
manusia.
Al-qurthubi berkata: Allah memperlihatkan kepada mereka, bahwa
kekuasaan-Nya sempurna agar mereka mendengarkan Al-Qur’an dan
merenungkannya. Menciptakan adalah membuat setelah tiada dan belum berupa
apa pun. Seandainya Allah berkehendak, tentu Dia menciptakan semua itu dalam

11
sekejap mata, namun Allah berkehendak untuk mengajarkan agar para hamba
berhati-hati dalam setiap urusan.14
Menurut ulama lain, manusia mengenal aneka perhitungan. Perhitungan
berdasarkan kecepatan cahaya, atau suara, atau kecepatan detik-detik jam. Bahkan-
seperti tulisan ilmuwan Mesir Zaghul an-Najjar – pada masa-masa silam peredaran
bumi lebih cepat dari masa-masa sesudanya, dan ini berarti juga pertambahan
jumlah hari-hari dalam setahun bumi. Pada periode Cambrian – sekitar 600 miliun
tahun yang lalu – setahun sama dengan 425 hari, lalu pada pertengahan periode
Ordovician – sekitar 450 miliun tahun yang lalu – sama dengan 415 hari. Pada
periode Triassic – 200 miliun tahun yang lalu – jumlah hari dalam setahun sama
dengan 385 hari, demikian bumi dari hari ke hari melambat peredarannya sehingga
sekarang setahun sama dengan 365 hari atau 365 hari, lima jam, 49 menit dan 12
detik.15
Di sisi lain, kata hari tidak selalu diartikan berlalunya waktu selama 24 jam,
tetapi ia digunakan untuk menunjuk periode atau masa tertentu yang sangat
panjang ataupun singkat. Atas dasar ini, sementara ulama memahami kata hari di
sini dalam arti periode atau masa yang tidak secara pasti dapat ditentukan berapa
lama waktu tersebut.
Zaghlul an-Najjar memukakan bahwa pada awal masa penciptaan langit dan
bumi, kecepatan edar bumi dalam porosnya sangat tinggi, sehingga jumlah hari
dalam setahun melebihi 2200 hari dengan panjang malam dan siang hanya kurang
dari empat jam. Kemudian sedikit demi sedikit kecepatannya berkurang di mana
sekarang ini mencapai 24 jam.16 Penjelasan waktu (masa) ketika Allah
menciptakan Langit dan bumi serta apa-apa yang ada di antara keduanya.17
14
Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Shafwatut Tafsir, Vol. IV (Cet. I; Jakarta Timur: Pustaka Al-
Kautsar, 2001), h. 191-192.
15
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misba>h Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol. XI, (Cet. I;
Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 176
16
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misba>h Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol. XI, (Cet. I;
Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 177
17
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Aisar At-Tafaasir li Al-Kalaami Al-Aliyi Al-Kabir, Vol. V,
(Cet.IV; Jakarta: Tim Darus Sunnah, 2015), h. 746

12
Ilmuwan Mesir ini juga menguraikan bahwa proses penciptaan alam raya
yang melalui enam periode itu adalah sebagai berikut:
Periode pertama, adalah periode ar-Ratq yakni gumpalan yang menyatu. Ini
merupakan asal kejadian langit dan bumi.
Periode kedua, adalah al-Fatq yakni masa terjadinya dentuman dahsyat Big
Bang yang mengakibatkan terjadinya awan / kabut asap.
Periode ketiga, adalah terciptanya unsur-unsur pembentukan langit yang
terjadi melalui gas hidrogen dan helium.
Periode keempat, terciptanya bumi dan benda-benda angkasa dengan
perpisahanya awan perasapan itu serta memadatnya akibat daya Tarik.
Periode kelima, adalah masa penghamparan bumi, serta pembentukan kulit
bumi lalu pemecahanya, pergerakan oasis dan pembentukan benua-benua dan
gunung-gunung serta sungai-sungai dan lain-lain.
Periode keenam, adalah periode pembentukan kehidupan dalam bentuknya
yang paling sederhana, sehingga penciptaan manusia.18
Alam raya diperkirakan berumur antara 10-15 billiun tahun. Sedang batuan-
batuan bumi yang tertua diperkirakan terbentuk sekitar 4,6 billiun tahun – ini
serupa dengan hasil penelitian batu-batu bulan dan aneka benda angkasa yang
terjatu ke bumi. Bekas-bekas kehidupan di bumi yang tertua diperkirakan sekitar
3.800 milliun tahun, dan jika demikian, masa penyiapan bumi untuk dapat dihuni
makhluk hidup sekitar 800 milliun tahun. Kehidupa makhluk yang bernama
manusia diperkirakan baru sekitar 100.000 tahun.
Demikian satu dari sekian pendapat ilmuwan. Ketika menafsirkan QS.
Hud/11:7 itu, penulisan mengingatkan kiranya para ilmuwan jangan
mengatasnamakan al-Qur’an dalam pendapatnya itu, karena kata hari dapat
mengandung sekian banyak makna. Di sisi lain, siapa yang menentukan kadar
waktu untuk perbuatan-perbuatan Allah, ia pada hakikatnya hanya mengira-ngira

18
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misba>h Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol. XI, (Cet. I;
Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 177

13
dalam memahami makna kata, karena perbuatan Allah Maha Suci dan tidak dapat
dipersamakan dengan perbuatan manusia yang memiliki aneka keterbatasan.19

ۡ ۡ ‫ثُ َّم‬
ِ ۖ ‫ٱستَ َو ٰى َعلَى ٱل َع ۡر‬
‫ش‬
“Kemudian itu Dia pun bersemayam ke atasArsy."
Arsy itu sudah terang artinya dalam bahasa Melayu (Indonesia) yang kita
pakai. Yaitu singgasana kebesaran, takhta kerajaan, mahligai kedudukan, kursi
kemuliaan yang tidak boleh diduduki oleh orang lain.
Bagaimana cara duduknya ini? Apakah kursi itu lebih besar dari Allah SWT
yang mendudukinya itu? Ibnu Rusyd, filsuf Islam yang terkenal, meskipun beliau
sendiri terhitung filsuf besar, mengatakan, bahwa soal yang demikian tidaklah
perlu dibincangkan. Sama juga dengan membincangkan penciptaan alam dalam
enam hari tadi. Orang yang erat hubungan batinnya dengan Allah SWT, tebal
imannya, teguh takwanya, tidaklah mau mem-bicarakan itu. Dia tetap percaya
sebagaimana yang difirman Allah SWT, bahwa Allah SWT berfirman di atas
Arsy-Nya. Adapun bagaimana semayamnya, tidaklah ada kekuatan bagi akal kita
buat membicarakan.
Tepat apa yang dikatakan oleh Imam Malik, “Arti duduk semayam sudah
jelas, arti Arsy pun sudah jelas. Tetapi membincangkan ayat seperti itu menurut
kekuatan kita yang terbatas ini adalah haram."
Beliau tegaskan haram membicarakan, sebab memang percuma! Tidak juga
akan tepat dengan yang sebenarnya. Kekuatan akal kita terbatas. Sebab itu lebih
baik pergunakanlah untuk yang akan membawa hasil!

ٍ ۚ ِ‫َما لَ ُكم ِّمن دُونِِۦه ِمن َولِ ٖ ّي َواَل َشف‬


‫يع‬
“Tidak ada bagi kamu selain dari pada-Nya seorang penolongpun dan tidak
(pula) seorang pemberi syafa'at.”

19
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misba>h Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol. XI, (Cet. I;
Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 177-1778.

14
Biasanya orang yang akan sanggup menolong itu ialah bila dia merasa kuat
menghadapi orang yang hendak menghukum orang yang akan ditolongnya itu.
Dan orang yang akan membela tentulah orang yang merasa pintar dan sanggup
menghadapi yang berkuasa itu. Padahal tidak seorang juga pun yang sanggup akan
berdebat dengan Allah SWT, membela orang yang di mata Allah SWT memang
terang bersalah. Padahal pengetahuan si penolong dan si pembela tentang pribadi
orang yang akan ditolong atau dibelanya tidaklah sebanyak pengetahuan Allah
SWT.
َ‫أَفَاَل تَتَ َذ َّكرُون‬
“Maka apakah kamu tidak memperhatikan?.”
Pertanyaan ini adalah bermaksud menyuruh mengingat, Penetapan bahwa
tiada tuhan bagi manusia kecuali Allah. Dan tidak ada bagi manusia seorang
penolong dan pemberi syafa’at kecuali dia beriman kepada Allah, dan
menyembah-Nya sehingga dia akan sempurna dan bahagia karena beribada
kepada-Nya.20 “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi,” Allah mengatur urusan-
urusan makhluk selurunya di alam atas maupun alam bawah dan Allah tidak
melantarkan urusan siapapun. Ibnu Abbas berkata: Yakni Allah menurunkan
putusan dan takdir dari langit ke bumi dan menurunkan apa yang Dia atur dan Dia
putuskan, “kemudia (urusan) itu naik kepada-Nya,” semua urusan itu naik kepada-
Nya pada Hari Kiamat agar Dia memutuskannya, “dalam satu hari yang kadarnya
adalah seribu tahun menurut perhitunganmu,” pada hari besar yaitu Hari Kiamat
yang lamanya adalah seribu tahun dari hari dunia karena hebatnya praharanya.
“Yang demikian itu ialah Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata,”
yang mengatur urusan-urusan makhluk itu adalah yang tahu segala sesuatu,dia
tahu apa yang tidak tampak oleh mata makhluk dan apa yang mereka saksikan. Al-
Qurthubi berkata: Ayat ini mengandung ancaman dan peringatan, seakan-akan
Allah berfirman: Ikhlaskan amal perbuatan kalian dan ucapan kalian, sebab Aku
20
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Aisar At-Tafaasir li Al-Kalaami Al-Aliyi Al-Kabir, Vol. V,
(Cet.IV; Jakarta: Tim Darus Sunnah, 2015), h. 743-745

15
akan membalas kalian berdasarkan hal itu. Yang dimaksudkan yang ghaib dan
nyata adalah sesuatu yang tidak terlihat mereka dan yang hadir pada mereka,
“Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,” yang mengalahkan urusan-Nya dan
penyayang kepada hamba-hamba-Nya dalam mengatur urusan mereka. Yang
membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya,” yang mengokohkan
segala sesuatu yang Dia ciptakan. Abu Hayyan berkata: Ini lebih mengena
mengungkit-ungkit nikmat. Yakni Dia meletakkan segalah sesuatu pada
tempatnya. Itulah sebabnya Ibnu Abbas berkata: kera itu tidak indah, namun
penciptaanya diyakinkan dan dikokohkan. Sebagian ulama berkata: seandainya
Anda membayangkan gajah mempunyai kepala seperti kepala unta, kelinci
mempunyai kepala sepirti kepala singa, manusia mempunyai kepala seperti kepala
keledai, tentu Anda tahu hal itu mengandung cacat yang besar, tidak sesuai dan
tidak relevan. Namun jika anda tahu bahwa leher unta panjang dan bibirnya lebar
agar mudah menelan rumput ketikat berjalan, gajah seandainya gadinya tidak
panjang maka tidak bisa duduk di tanah dengan badannya yang besar untuk makan
dan minum, jika Anda tahu hal tersebut, maka Anda yakin, bahwa itulah perbuatan
Allah, penciptaan terbaik.21

5. Kandungan QS. As-Sajadah/32:4


Ayat menerangkan bahwa Allah mengutus Nabi Muhammad saw sebagai nabi
dan rasulnya untuk menyampaikan peringatan kepada manusia dan untuk
membuktikan bahwa yang berhak disembah itu hanyalah Allah yang Maha Esa
yang menciptakan langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya dan menjadi
Argumen yang diberikan kepada pembangkang atau orang yang tidak
mempercayai Nabi Muhammad. Mengutarakan keagungan Allah dengan segala
ciptaan-Nya, yang dimulai dari menciptakan langit, bumi dan seisinya. Bukan

Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Shafwatut Tafsir, Vol. IV (Cet. I; Jakarta Timur: Pustaka Al-
21

Kautsar, 2001), h. 192-193.

16
hanya itu, Allah telah mengatur apa-apa yang ada di dalam genggaman kekuasaan-
Nya sampai nanti ketika urusan-urusan tersebut kembali kepada Allah.
B. Ilmu Sains Dalam Menanggapi QS As- Sajadah/32:4
Stephen Hawking dalam bukunya yang berjudul The Universe In the Nutshell
menjelaskan bahwa penciptaan langit dan bumi terbagi dalam Sembilan periode,
namun dalam buku yang dikarang oleh Achmad Marconi yang berjudul Bagaimana
Alam Semesta Diciptakan.Pendekatan Al Quran dan Sains Modern, menggabungkan
periode I dan periode II dari Hawking sebagai masa pertama dan periode IV, V dan
VI sebagai masa ketiga, maka jadilah periodesasi tersebut menjadi enam masa22.
Terkait periodesasi yang dikemukakan oleh Achmad Marconi tadi, masa
periode pertama, yaitu proses terjadinya ‘Dentuman Besar’ yaitu biasa lebih dikenal
dengan teori big bang. Waktu t = 0 sampai waktu t = 10 detik, pada saat suhu alam
semesta atau jagad raya, mencapai T = 10 32 K. Pada suhu ini gaya grativasi
memisahkan diri dari gaya tunggal (superforce). Kontinum ruang-waktu yang lahir
masih berwujud samar-samar, dimana energi dan ruang-waktu tidak jelas bedanya23.
Masa periode kedua, yaitu terbentuknya ‘sup kosmos’ (cosmos soup). Alam semesta
mengalami proses inflasi. Gravitasi muncul sebagai pernyataan adanya materi, dan
gaya inti-kuat memisahkan diri dari gaya inti-lemah dan gaya elektromagnetis.
Pemisahan terjadi pada suhu T = 10 27 k, pada waktu t = 10 -33 detik. Fundamental
sub atomic particles : quarks dan antiquarks, mulai terbentuk24.
Masa periode ketiga, yaitu pada masa ini dimulailah sintesa atau
pembentukan inti-inti atom. Quarks bergabung dengan sesamanya membentuk inti
inti atom, seperti: proton, netron, meson dan lain-lain25. Masa periode keempat,

22
Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dkk,Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains ( Cet. I; Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010 M), h. 12
23
Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dkk,Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains ( Cet. I; Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010 M), h. 12
24
Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dkk,Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains ( Cet. I; Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010 M), h. 13
25
Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dkk,Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains ( Cet. I; Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010 M), h. 13

17
yaitu dalam periode ini ada kemungkinan terjadinya pengelompokan-pengelompokan
materi fundamental namun masih dalam keadaan dan belum terikat oleh inti atom26.
Masa periode kelima, yaitu terbentuknya atom – atom yang stabil.
Terjadinya pemisahan materi dan radiasi, sehingga alam semesta menjadi tembus
cahaya. Dan proto galaksi mulai terbentuk27. Dan yang terakhir adalah masa periode
keenam, yaitu terbentuknya galaksi, bintang tata surya dan planet.
Selain daripada pendapat tersebut, ada pendapat lain yang berusaha
menjelaskan kata sittatu ayyam secara saintifik dengan mengaitkan ayat- ayat lain,
yang secara umumnya kita pahami dengan munasabah ayat.
1. Masa pertama
٢٧ ‫َءأَنتُمۡ أَ َش ُّد خَ ۡلقًا أَ ِم ٱل َّس َمٓا ۚ ُء بَنَ ٰىهَا‬
27. Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah
membinanya28,
Dalam masa pertama ini berdalih pada surah an Naziat ayat 27, yang
menjelaskan tentang penciptaan alam semesta berawal dari peristiwa big bang,
dan menjadi awal terbentuknya ruang dan waktu29.
2. Masa kedua
٢٨ ‫َرفَ َع َسمۡ َكهَا فَ َس َّو ٰىهَا‬
28. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya30,
Dalam masa ini berdalih pada ayat selanjutnya,yaitu pada ayat 28 menjelaskan
tentangpengembangan alam semesta, sehingga benda-benda langit makin
berjauhan. Oleh karena itu pembentukan benda langit bukanlah suatu proses yang
sekali jadi, tetapi proses evolutif, yaitu perubahan yang bertahap.
3. Masa ketiga
26
Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dkk,Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains ( Cet. I; Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010 M), h. 13
27
Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dkk,Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains ( Cet. I; Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010 M), h. 13
28
Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h .584
29
Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dkk,Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains ( Cet. I; Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010 M), h. 20
30
Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h .584

18
٢٩ ‫ش لَ ۡيلَهَا َوأَ ۡخ َر َج ضُ َح ٰىهَا‬
َ َ‫َوأَ ۡغط‬
29. dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang31.
Pada proses masa ketiga telah disinggung dalam al qur’an pada lanjutan dari ayat
sebelumnya, yaitu pada ayat 29 yang bercerita tentang penciptaan matahari yang
bersinar serta bintang-bintang lainnya dan bumi serta planet-planet lainnya yang
berotasi sehingga ada fenomena malam dan siang.
4. Masa keempat
َ ِ‫ض بَ ۡع َد ٰ َذل‬
٣٠ ‫ك د ََح ٰىهَٓا‬ َ ‫َوٱأۡل َ ۡر‬
30. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya32.
Begitu pula dengan masa ini telah dijelaskan dalam ayat selanjutnya dalam ayat
ketiga puluh dari surah an- Na>ziat yang menceritakan tentang proses evolusi di
bumi. Setelah bulan terbentuk dari lontaran sebagian kulit bumi karena tumbukan
benda langit lainnya, lempeng benua besar (Pangea) kemudian dihamparkan dan
terpecahlah benua besar tersebut dan membentuk beberapa benua.
5. Masa kelima
٣١ ‫أَ ۡخ َر َج ِم ۡنهَا َمٓا َءهَا َو َم ۡر َع ٰىهَا‬
31. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-
tumbuhannya33.
Pada masa ini dijelaskan dalam ayat 31 bahwa masa ini merupakan masa dimana
awal penciptaan kehidupan di bumi dengan menyediakan air.
6. Masa keenam
٣٢ ‫َو ۡٱل ِجبَا َل أَ ۡر َس ٰىهَا‬
32. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh34.

31
Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h .584
32
Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h .584
33
Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h .584
34
Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h .584

19
Pada masa ini ayat 32 menjelaskan tentang lahirnya gunung-gunung akibat
evolusi geologi dan mulai diciptakannya hewan kemudian manusia.

20
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Enam masa pencipattan langit dan bumi yang dibahas dalam makalah ini
menggunaan kata ayyam sesuai dengan ayat al-Quran menuai beberapa pendapat.
Ada yang menyatakan bahwa kata ayyam pada al quran diartikan sebagai 1x24 jam
dan adapula yang menafsirkan bahwa kata ayyam dalam al-Quran berarti suatu masa.
Oleh karena itu, benarlah apa yang dikatakan dalam al Qur’an bahwasanya
penciptaan langit dan bumi terbentuk dalam enam masa. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan melihat penjelasan dari achmad macroni yang dituliskan dalam
bukunya.
Beliau menjelaskan bahwasanya, masa periode pertama, yaitu proses
terjadinya ‘Dentuman Besar’ yaitu biasa lebih dikenal dengan teori big bang. Waktu t
= 0 sampai waktu t = 10 detik, pada saat suhu alam semesta atau jagad raya,
mencapai T = 10 32 K. Pada suhu ini gaya grativasi memisahkan diri dari gaya
tunggal (superforce). Kontinum ruang-waktu yang lahir masih berwujud samar-
samar, dimana energi dan ruang-waktu tidak jelas bedanya35. Masa periode kedua,
yaitu terbentuknya ‘sup kosmos’ (cosmos soup). Alam semesta mengalami proses
inflasi. Gravitasi muncul sebagai pernyataan adanya materi, dan gaya inti-kuat
memisahkan diri dari gaya inti-lemah dan gaya elektromagnetis. Pemisahan terjadi
pada suhu T = 10 27 k, pada waktu t = 10 -33 detik. Fundamental sub atomic
particles : quarks dan antiquarks, mulai terbentuk36.

35
Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dkk,Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains ( Cet. I; Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010 M), h. 12
36
Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dkk,Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains ( Cet. I; Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010 M), h. 13

21
Masa periode ketiga, yaitu pada masa ini dimulailah sintesa atau
pembentukan inti-inti atom. Quarks bergabung dengan sesamanya membentuk inti
inti atom, seperti: proton, netron, meson dan lain-lain37. Masa periode keempat,
yaitu dalam periode ini ada kemungkinan terjadinya pengelompokan-pengelompokan
materi fundamental namun masih dalam keadaan dan belum terikat oleh inti atom38.
Masa periode kelima, yaitu terbentuknya atom – atom yang stabil.
Terjadinya pemisahan materi dan radiasi, sehingga alam semesta menjadi tembus
cahaya. Dan proto galaksi mulai terbentuk39. Dan yang terakhir adalah masa periode
keenam, yaitu terbentuknya galaksi, bintang tata surya dan planet.

B. KRITIK DAN SARAN


Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat dan menambah
wawasan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, kurang dimengerti, dan lugas, tentunya
banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya materi dan referensi yang
kami peroleh. Oleh sebab itu kami harapkan kritik serta sarannya mengenai
pembahasan makalah ini. Semoga makalah ini dapat diterima dengan baik.

37
Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dkk,Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains ( Cet. I; Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010 M), h. 13
38
Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dkk,Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains ( Cet. I; Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010 M), h. 13
39
Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dkk,Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains ( Cet. I; Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010 M), h. 13

22
DAFTAR PUSTAKA

Al-Jazairi, Syaikh Abu Bakar Jabir. Aisar At-Tafsir li Al-Kalaami Al-Aliyyi Al-Kabiir.
Jakarta: Darus Sunnah Press, 2015 .
Az-Zuhaili, Wahbah. Tafsir Al-Wasith . Jakarta: Gema Insani, 2013 .
Katsir, Imam Ibnu. Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim. Solo: Insan Kamil, 2015.
RI, Kementrian Agama. al-Qur’an dan Terjemahnya. n.d.
Shihab, M.Quraish. Ensiklopedia Al-Qur’an : Kajian Kosa kata. Jakarta: Lentera
Hati, 2007.
—. Tafsir Al-Misbah : pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an . Tangerang: Lentera
Hati, 2017 .
Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Shafwatut Tafsir, Terj.Muh Yasin,Shafwatut
Tafsir Tafsir-Tafsir Pilihan, Jilid III ( Cet.I and 2001 M), h. 444. Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar. Shafwatut Tafsir. Jakarta: staka Al-Kautsar, 2001 M.

Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dkk,Penciptaan Jagat Raya dalam


Perspektif Al-Qur’an dan SainsCet. I; Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-
Qur’an, 2010 M

23

Anda mungkin juga menyukai