Anda di halaman 1dari 5

ILTEK,Volume 7, Nomor 14, Oktober 2013

ANALISA PENGENDALIAN MUTU MINUMAN RUMPUT LAUT DENGAN


MENGGUNAKAN METODE FISHBONE CHART PADA PT. JASUDA DI
KABUPATEN TAKALAR
A. Haslindah
Dosen Prodi Teknik Industri, Fak. Teknik Universitas Islam Makassar
Email: haslindahhanafie@yahoo.co.id
ABSTRAK
Diagram ini disebut juga disebut diagram tulang ikan (fishbone chart) atau Diagram Ishikawa berguna untuk
memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat pada masalah yang kita
pelajari. Selain itu kita juga dapat melihat faktor-faktor yang lebih terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat
pada faktor utama tersebut yang dapat kita lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada diagram fishbone
tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa endapan kemampuan kinerja proses sangat rendah. Hal ini
mengakibatkan banyak data yang berada diluar batas normal yang ditetakan oleh perusahaan. Untuk menanggulangi hal
ini perusahaan harus meningkatkan pengendalian dan control terhadap proses yang berlangsung mulai dari pasca panen
sampai dengan proses produksi.Sedangkan bergelembung kemampuan kinerja proses sangat rendah. Hal ini
mengakibatkan banyak data yang berada diluar batas normal yang ditetakan oleh perusahaan. Untuk menanggulangi hal
ini perusahaan harus meningkatkan pengendalian dan control terhadap proses dan pekerja untuk lebih memenuhi
standar operasi yang telah ditetapkan.
Kata kunci : Kualitas, Fishbone.
dapat diketahui dengan melakukan perbandingan
antara produk yang sudah jadi dengan standar produk.
Setiap kali produksi, menggunakan rumput laut
sebanyak 100 Kg, yang dapat menghasilkan 160.000
Gelas dimana isi produk Minuman rumput laut adalah
200 ml/gelas. Adapun standar
normal kerusakan
minuman rumput laut pada PT. Jasuda
yaitu :
bergelembung dan berubah warna. Rata-rata minuman
rumput laut yang bergelembung sekitar 200 gelas dan
minuman rumput laut yang memiliki endapan adalah
sekitar kurang lebih 300 gelas.
Berdasarkan data-data tersebut, maka perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas rumput laut dan cara
penanggulangannya agar mutu rumput laut yang
dihasilkan dapat memenuhi standar yang ditetapkan.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat
semakin ketat meskipun berada dalam kondisi
perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal
tersebut memberikan dampak terhadap persaingan
bisnis yang semakin tinggi dan tajam, baik di pasar
domestik maupun di pasar internasional. Setiap usaha
dalam persaingan tinggi dituntut untuk selalu
berkompetisi dengan perusahaan lain di dalam industri
yang sejenis. Salah satu cara agar bisa memenangkan
kompetisi atau paling tidak dapat bertahan di dalam
kompetisi tersebut adalah dengan memberikan
perhatian penuh terhadap kualitas produk yang
dihasilkan oleh perusahaan sehingga bisa mengungguli
produk yang dihasilkan oleh pesaing.
PT. Jasuda merupakan perusahaan yang mengolah
rumput laut menjadi berbagai produk rumput laut salah
satunya minuman rumput laut. Minuman rumput ini
memiliki kandungan iodium dan seratnnya cukup
tinggi. Produksi minuman rumput laut sebagai bahan
makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek
pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam
lemak, kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua
berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta
kemurnian produk.
Minuman rumput laut ini berbentuk gelas atau cup
sehingga dalam hal ini kualitas produk akan nampak
jelas setelah produk tersebut telah dikemas, hal ini

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan
masalahnya adalah bagaimana menggambarkan solusi
pengendalian mutu dengan menggunakan metode
fisfbone chart.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk menggambarkan solusi
pengendalian mutu dengan menggunakan metode
fishbone chart

1008

ILTEK,Volume 7, Nomor 14, Oktober 2013


METODOLOGI PENELITIAN
ANALISA DAN PEMBAHASAN
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan dengan
lokasi penelitian di PT. Jasuda Kabupaten Takalar.

3.1 Analisa
Teknik yang berguna dalam untuk analisa sesuaian
lebih lanjut adalah: diagram sebab akibat, yaitu
diagram yang digunakan untuk menggambarkan
dengan jelas berbagai ketidaksesuaian produk saling
berhubungan. Diagram ini menyajikan suatu
permasalahan secara lengkap untuk menyatakan
hubungan antara masalah akibat dengan faktor
penyebabnya.

2.2 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan
dengan cara :
1. Wawancara
Dalam hal ini peneliti mencari data atau informasi
dengan cara mewawancarai pimpinan PT. Jasuda
dan beberapa karyawan.
2. Studi Pustaka
Yaitu informasi dicari melalui beberapa buku
referensi maupun melalui internet.
3. Pengamatan Langsung
Yaitu dilakukan dengan melakukan pengamatan
langsung pada saat proses produksi dan mencatat
data-data yang di dapatkan.

a.

2.3. Metode Penelitian


Pengolahan data yang dilakukan adalah dengan
menggunakan metode pengendalian kualitas statistic.
Data yang digunakan adalah data atribut data variabel
yaitu data berdasarkan karakteristik yang diukur secara
sebenarnya. Data yang diambil adalah minuman yang
bergelembung dan memilliki endapan didalam
Minuman Rumput Laut. Data variable yang diperoleh
dari perusahaan diolah sebagai berikut :
1) Diagram Sebab Akibat (Fishbone Chart)
Diagram Ishikawa bertujuan untuk membantu
mengidentifikasi lokasi yang mungkin dari
terjadinya masalah masalah mutu dan lokasi
pemeriksaan. Diagram ini mempresentasikan
hubungan antara sebab dan akibat yang terdiri dari
garis garis dan simbol. Akibat (karateristik
kualitas) diletakkan di kanan, sedangkan sebab
diletakkan di sebelah kiri.

Diagram Sebab Akibat Untuk endapan

Gambar 3.1 fishbone untuk memiliki endapan


b.

Diagram Sebab
bergelembung

Akibat

Untuk

Cacat

2.4. Flow Chart

Gambar

1009

3.2

Fishbone Chart
Bergelembung

untuk

memiliki

ILTEK,Volume 7, Nomor 14, Oktober 2013


Tabel 3.1 Kecacatan minuman rumput laut yang
memiliki Endapan

mempresentasikan hubungan antara sebab akibat yang


digunakan untuk menentukan apakah terdapat akibat
yang jelek dan mengambil tindakan untuk
memperbaiki
penyebabnya
dan
juga
untuk
mengidentifikasi dan menganalisis suatu proses atau
situasi dan menemukan kemungkinan penyebab suatu
masalah yang terjadi.
Berdasarkan analisa diagram Pareto maka evaluasi
yang dapat diberikan untuk mengetahui penyebab
terjadinya kerusakan proses produksi dikarenakan
adanya item item berikut:
a. Diagram Sebab Akibat Cacat Timbul Gelembung
Berdasarkan gambar 4.5 di Bab IV tentang
diagram sebab akibat dapat dijelaskan bahwa
terjadinya cacat timbul gelembung disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain:
1) Faktor Operator
Ketelitian dan kehati hatian agar
memperoleh hasil yang maksimal tergantung
pada faktor manusia sebagai operator. Ketidak
telitian operator pada saat melakukan
pengukuran panas pada alat pemanas dan
blower angin, selain itu kelelahan dan
kejenuhan akibat proses yang berlangsung
terus menerus akan mengurangi kinerja dari
operator.
2) Faktor Peralatan
Adanya pemanasan air rumput laut dalam
tabung yang kurang merata yang disebabkan
kompor pemanas kotor atau mati pada saat
membutuhkan
pemanasan
air
rumput
laut,disini operator harus mengamati suhu
yang diperlukan, apabila kurang panas
kompor pemanas dibesarkan, dan apabila
membutuhkan pendinginan maka blower
angin yang dinyaakan. Kegiatan ini dilakukan
di saat air rumput laut mulai dialirkan ke
tabung penampungan melalui pipa kapiler.
3) Faktor Proses
Ukuran pemanasan air rumput laut harus tetap
stabil, pemanasan yang tidak merata akan
mengakibatkan warna air rumput laut akan
ikut berubah menjadi agak gelap dan apabila
dilakukan pengepresan atau pengisian pada
gelas kemasan dan pengepresan label gelas
maka akan timbul gelembung gelembung
udara kecil berwarna putih pada tepi atau
pinggir gelas bagian dalam.
4) Faktor Material
Pada waktu pemanasan air rumput laut terlalu
panas
atau
kurang
panas
sehingga
menimbulkan gelembung gelembung putih
atau pengembunan pada gelas kemasan
b. Diagram Sebab Akibat Cacat memiliki Endapan
Berdasarkan gambar 4.6 di Bab IV tentang
diagram sebab akibat dapat dijelaskan bahwa
terjadinya memiliki endapan disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain:
1) Faktor Operator
Ketelitian dan kehati hatian agar
memperoleh hasil yang maksimal tergantung

Tabel 3.2 Kecacatan minuman rumput laut yang memiliki


Gelembung

3.2 Pembahasan
Diagram sebab akibat merupakan diagram yang
terdiri dari garis garis dan simbol simbol yang
1010

ILTEK,Volume 7, Nomor 14, Oktober 2013


pada faktor manusia sebagai operator. Kurang
terampil dan ketidak telitian operator dalam
proses pengepresan dan pengontrolan panas
dari air rumput laut yang kurang merata
menyebabkan terjadinya memiliki endapan
dari air rumput laut tersebut. Selain itu
kelelahan akibat kondisi suhu panas dan suara
mesin
produksi
dapat
menyebabakan
konsentrasi operator turun.
2) Faktor Material
Proses pengepresan pada label minuman
rumput laut pada PT Jasuda dilakukan secara
semi otomatis, adanya warna pada air rumput
laut yan sudah jadi dan siap untuk proses
pengisian dan dilanjutkan pada pengepresan
label minuman rumput laut disebabkan oleh
dua hal yang biasanya sering terjadi dan
kurang mendapat perhatian serius dari
operator, dua hal tersebut adalah kurang teliti
atau kontrol pada kompor pemanasan dan
blower pendingin pada tabung penampungan
air rumput laut yang sudah jadi dan siap pada
proses pengisian pada gelas kemasan , kedua
terkontaminasinya air rumput laut dengan
kotoran dari dalam pipa kapiler dan tabung
penampungan akhir dari air rumput laut
tersebut.
3) Faktor Peralatan
Adanya keterlambatan pengisian bahan bakar
pada kompor pemansan oleh operator akibat
kurang konsentrasinya operator dan kompor
pemanasan dan blower yang kotor, dan
pembersihan pipa kapiler dan tabung
penampungan akhir rumput laut secara
berkala.
4) Faktor Lingkungan
Faktor ini disebabkan karena udara panas
disekitar
lingkungan
kerja
sehingga
mengakibatkan kesalahan operator dan
menyebabkan konsentrasi operator menurun.
Selain itu kondisi bising dari mesin mesin
yang bekerja dan faktor mengobrol
menyebabkan ketelitian operator menurun.
Udara panas, pengap dan kondisi bising yang
dirasakan operator dapat menyebabkan
operator merasa cepat lelah dan kurang
nyaman.

perusahaan. Untuk menanggulangi hal ini perusahaan


harus meningkatkan pengendalian dan control terhadap
proses dan pekerja untuk lebih memenuhi standar
operasi yang telah ditetapkan.
4.2 Saran
Untuk memperbaiki kualitas produk, diberikan
saran sebagai berikut :
1. Perbaikan yang dilakukan perusahaan sebaiknya
terfokus pada faktor penyebab utama terjadinya
penyimpangan mutu yaitu factor bahan baku,
metode kerja dan mesin.
2. Pihak perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan
pemilihan
bahan
baku
yang
masuk,
mengelompokkan bahan baku yang sejenis dan
segera mengolahnya.
3. Membuat urutan prioritas dalam melaksanakan
pengendalian kualitas yang terencana dengan
memperhatikan faktor-faktor penyebab kesalaan
dalam produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri Sofjan. 1999. Manajemen Produksi dan
Operasi Edisi Resivi. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia: Jakarta
Asyari Agus. 1983. Pengendalian Produksi.
Universitas Gajah Mada: Yogyakarta
Dinas
perikanan
dan
Kelautan
Kab.
Takalar.2010.Produksi Rumput laut.
Douglas C. Mont Gomery, 1990, pengantar
pengendalian Kualitas Statistik, Penerbit Gadjah
Mada University Press, yogyakarta.
Febrianto, Nanang. 2006. Analisa Perancangan
Pengendalian Kualitas Statistik Pada Kelompok
Tani Wanita Brosem Batu malang. Universitas
Muhammadiyah Malang: Malang
Ilham, Rezkiwati D. 2005. Usulan Perbaikan Kualitas
Produk Kain Strech Dengan Menggunakan
Metode Statistical Quality Control (SQC) Pada
PT. Himalaya Tunas Texindo Bandung.
Universitas Muslim Indonesia: Makassar
Harinaldi. 2005. Prinsip-prinsip Statistika Untuk
Teknik dan sains.Erlangga.Jakarta
Husaini Usman, R Purnomo. 2006. Pengantar Statistik
edisi kedua. Penerbit Bumi Aksara.Jakarta
Ishikawa Kaon. 1988. Teknik Penuntun Pengendalian
Mutu. Mediyatama Perkasa: Jakarta
Kume Hitosi. 1989. Metode Statistik Peningkatan
Mutu. Mediayatama Sarana Perkasa: Jakarta
Rismayanti. 2011. Penerapan Metode Statistical
Quality Control Dalam Menghasilkan Produk
Minyak Kelapa Sawit Sesuai Dengan Standar Di
Pt.Varita Majutama Kabupaten Teluk Bintuni.
Universitas Muslim Indonesia: Makassar
Sucahyo Febrianto. 2004. Tugas Akhir Identifikasi
Kualitas Keramik Di Sentra Industri Kecil Dinoyo
Dan Betek Dengan Metode Pengendalian
Kualitas, Universitas Muhammadiyah Malang:
Malang

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Untuk Memiliki endapan kemampuan kinerja
proses sangat rendah. Hal ini mengakibatkan banyak
data yang berada diluar batas normal yang ditetakan
oleh perusahaan. Untuk menanggulangi hal ini
perusahaan harus meningkatkan pengendalian dan
control terhadap proses yang berlangsung mulai dari
pasca panen sampai dengan proses produksi.
Untuk Bergelembung kemampuan kinerja proses
sangat rendah. Hal ini mengakibatkan banyak data
yang berada diluar batas normal yang ditetakan oleh
1011

ILTEK,Volume 7, Nomor 14, Oktober 2013


Vincent Gaspers. 1998. Statistical Process Control
Manajemen Bisnis Total. PT. Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta
Waiulung Natsir M. 2009. Analisis Pengendalian
Kualitas Untuk Meningkatkan Mutu Produk
Plywood Pada PT. Wainibe Wood Industri (WWI)
Di Kota Namlea. Universitas Muslim Indonesia:
Makassar

1012

Anda mungkin juga menyukai