Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air minum merupakan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan kualitas hidup manusia karena pentingnya air minum dalam

menjaga kesehatan. Perkembangan produk AMDK di dalam negeri sangat

mengalami kemajuan. Bukti nyata kemajuan industri adalah dengan banyaknya

persaingan antar perusahaan dalam produk AMDK yang mereka pasarkan.

Kondisi inilah yang menuntut perusahaan agar dapat mempertahankan citra

dengan menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Langkah pertama yang harus

dilakukan perusahaan untuk dapat menjaga kualitas produk yang dihasilkan

adalah melakukan tindakan pengendalian kualitas secara kontinu (Wayan, A.

2016).

Pengendalian kualitas produk salah satu faktor utama yang menentukan

pemilihan produk bagi pelanggan, karena kepuasan pelanggan akan tercapai

apabila kualitas produk yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya, tanpa adanya

pengendalian kualitas produk akan menimbulkan kerugian yang besar bagi

perusahaan, karena penyimpangan-penyimpangan tidak diketahui sehingga

perbaikan tidak bisa dilakukan dan akhirnya penyimpangan akan berkelanjutan

(Bakhtiar, S. 2013).

Menurut Rangkuti, A. (2017) Pengendalian pengemasan pada produk

akhir merupakan suatu cara untuk melindungi produk yang telah proses, sehingga

kemasan ini dapat berfungsi agar produk didalamnya dapat terlindungi sehingga

1
2

pemeriksaan kualitas dalam tahap akhir terhadap produk dalam kemasan dapat

memberikan jaminan kepada pembeli bahwa semua kriteria kualitas produk telah

terpenuhi.

Pengendalian kualitas pada proses pengemasan dapat dilaksanakan dengan

baik bila setiap terjadi penyimpangan dapat langsung diperbaiki dan dapat

digunakan untuk perbaikan proses produksi dimasa yang akan datang, dengan

demikian proses produksi yang memperhatikan kualitas produk akan

menghasilkan produk yang berkualitas bebas dari kerusakan dan kecacatan,

sehingga membuat harga lebih kompetitif (Munjiati, M. 2015).

CV. Tirta Nagan Lestari merupakan perusahaan yang bergerak dalam

industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang

Kuades. Perusahaan ini memproduksi AMDK dengan kemasan 220 ml dimana

produk yang paling banyak beredar dipasaran akan menentukan brand image

perusahaan dan akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk serta

sebagai bahan pertimbangan konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian.

Masalah yang sering dialami pihak perusahaan adalah sering terjadinya kecacatan

pada proses pengemasan seperti cacat cup bocor, cacat lead cup dan cacat cup

penyok, apabila masalah ini tidak ditangani dengan segera mungkin maka akan

berdampak kerugian untuk pihak perusahaan, untuk lebih jelasnya berikut data

jumlah kecacatan pada proses pengemasan dan jumlah produksi pada produk air

minum dalam kemasan yang mengalami fluktuasi (naik turun) setiap Bulannya

yang disajikan pada Tabel 1.1. berikut.


3

Tabel 1.1. Data Jumlah Produksi dan Jenis Cacat pada Pengemasan Air Minum
dalam Kemasan (AMDK) Periode Januari–Desember 2019
Jumlah Jenis Parameter Cacat pada Produksi AMDK
Bulan
Produksi (Cup) Cup Bocor Lead Cup Penyok Cup
Januari 2019 118.512 7850 4838 5850
Februari 2019 121.312 6284 4832 5216
Maret 2019 113.856 8142 4462 6496
April 2019 108.368 7360 4216 6254
Mei 2019 124.944 6345 3220 5256
Juni 2019 144.096 8596 3344 3438
Juli 2019 144.482 6384 4292 6344
Agustus 2019 115.152 7344 4178 5258
September 2019 135.072 6240 4156 5200
Oktober 2019 146.976 6358 3262 3328
November 2019 109.728 5104 3132 2202
Desember 2019 150.481 8202 4116 6162
Sumber: CV. Tirta Nagan Lestari 2020

Berdasarkan Tabel 1.1. jenis parameter pada proses pengemasan produk

air minum dalam kemasan diatas menunjukan bahwa rata-rata jumlah reject pada

parameter cacat cup bocor rata-rata sebesar 7017 cup, untuk parameter cacat lead

cup rata-rata mencapai 4004 cup dan parameter cacat penyok cup rata-rata

mencapai 5084 cup dengan rata-rata total produksi sebesar 127748 cup perbulan,

hal ini bila tidak ditangani dengan serius oleh perusahaan maka akan berdampak

pada kerugian bagi pihak perusahaan tersebut baik dari segi kualitas maupun

kuantitas.

Berdasarkan permasalahan tersebut salah satu metode yang dapat

digunakan dalam pengendalian kualitas pada proses pengemasan air minum dalam

kemasan dapat dilakukan dengan metode seven tools dan kaizen, dimana metode

seven tools merupakan 7 (tujuh) alat dasar yang digunakan untuk memecahkan

permasalahan yang dihadapi oleh produksi, terutama pada permasalahan yang

berkaitan dengan kualitas, ketujuh alat tersebut adalah Check Sheet, Stratifikasi
4

(Pengelompokan Data), Histogram, Peta Kendali (Control Chart), Pareto

Diagram, Scatter Diagram dan Cause and Effect Diagram sedangkan metode

kaizen adalah dimana metode ini perbaikan kualitas produk secara terus-menerus

(berkesinambungan). Metode kaizen dapat diterapkan dimana saja, baik di

perusahaan kecil, maupun perusahaan besar, selain itu kaizen juga dapat

diterapkan pada bagian produk, proses produksi, mesin maupun manusianya.

Andre, A., 2018 dalam penelitiannya di PT. Gunawan Dianjaya Steel,

yang berjudul “Integrasi Penerapan Kaizen dan Seven Tools”. Berdasarkan hasil

penelitian bahwa proses produksi selama 3 bulan dengan kecacatan rolling

sebesar 0,23%, kecacatan cutting sebesar 0,82%, dan kecacatan pada finishing

sebesar 0,13% dapat diketahui juga jenis cacat yang dominan yaitu pada proses

cutting sebesar 76 lembar pelat baja dengan prosentase cacat sebesar 0,82%.

Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Indri, C., 2012. pada PT. Adi

Satria Abadi, yang berjudul “Pengendalian Kualitas Produk Cacat dengan

Pendekatan Kaizen dan Seven Tools”.Berdasarkan hasil penelitiannya total cacat

terbesar pada Benang (meleset, loncat, kendor) sebesar 35.33% menjadi 19.93 %

dan pada seterika ulang dari sebesar 26% menjadi 11.05% tetapi ada pula yang

mengalami kenaikan cacat terbesar yaitu pada Benang sisa dari sebesar 0%

menjadi 33.66%.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka penulis

tertarik mengangkat judul penenitian yaitu “Analisis Pengendalian Kualitas

pada Proses Pengemasan Air Minum dalam Kemasan (AMDK)

Menggunakan Metode Seven Tools dan Kaizen (Studi Kasus CV. Tirta Nagan

Lestari)”.
5

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas permasalahan yang akan dibahas

pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana menentukan faktor yang mempengaruhi kualitas pada

proses pengemasan produk air minum dalam kemasan.

2. Bagaimana menentukan jenis kecacatan yang paling dominan dengan

diagram pareto berdasarkan parameter kualitas ditetapkan perusahaan

pada proses pengemasan produk air minum dalam kemasan.

3. Bagaimana menentukan tingkat persentase kecacatan produk pada

proses produksi minum dalam kemasan dengan metode seven tools

dan kaizen di CV. Tirta Nagan Lestari.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Menentukan faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas pada

proses pengemasan produk air minum dalam kemasan.

2. Menentukan jenis kecacatan yang paling dominan dengan diagram

pareto berdasarkan parameter kualitas ditetapkan perusahaan pada

proses pengemasan produk air minum dalam kemasan.

3. Menentukan tingkat persentase kecacatan produk pada proses

produksi minum dalam kemasan dengan metode seven tools dan

kaizen di CV. Tirta Nagan Lestari.


6

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini bagi

perusahaan, mahasiswa, perguruaan tinggi dan yang meliputi:

1. Bagi Perusahaan

Sebagai pedoman bagi perusahaan untuk mengendalikan dan

mengontrol kualitas produk yang dihasilkan dan dapat memberikan

salah satu alternatif pemecahan masalah kepada perusahaan dalam

mengatasi pengendalian kualitas pada proses produksi AMDK.

2. Bagi Mahasiswa

Dapat menuangkan ilmu dan mengaplikasikan teori-teori statistika dan

pengendalian kualitas yang diperoleh penulis selama kuliah.

3. Bagi Perguruan Tinggi

Sebagai bahan referensi dalam upaya penyampaian khasanah lembaga

pendidikan tinggi ilmu pengetahuan tentang Pengendalian Kualitas

pada proses produksi air minum dalam kemasan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi dua hal, yaitu batasan penelitian dan

asumsi yang digunakan dalam penelitian ini.

1.5.1. Batasan Masalah

Pembatasan masalah sangat diperlukan dalam penelitan ini, sehingga hasil

yang diperoleh dapat benar-benar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal-

hal yang membatasi lingkup penelitian ini adalah :

1. Data yang digunakan adalah data jumlah produksi dan total reject

dalam satu periode yaitu Januari-Desember 2019.


7

2. Penelitian ini hanya membahas pengendalian kualitas pada proses

pengemasan produk air minum dalam kemasan dan tidak membahas

kualitas airnya.

3. Syarat kualitas yang diteliti adalah cacat cup bocor, cacat lead cup dan

cacat penyok cup dan dalam penelitian ini tidak membahas biaya, baik

biaya produksi maupun biaya lainnya.

4. Penelitian ini hanya membahas pengendalian kualitas pada proses

pengemasan air minum dalam kemasan.

1.5.2. Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bahan baku cukup tersedia dan dapat memenuhi kebutuhan produksi.

2. Operator dianggap telah menguasai pekerjaannya dalam proses

produksi.

3. Tidak tejadi pergantian operator pada saat pengendalian kualitas pada

produk air minum dalam kemasan.

4. Proses pengemasan sesuai prosedur yang telah ditetapkan perusahaan.


8

1.6. Sistematika Penulisan

Tugas Akhir ini menyajikan enam Bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitan,

manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian (batasan dan asumsi) dan

sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini di jelaskan tentang landasan teoritis yang mendukung studi

literatur penelitian.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam

melakukan penelitian agar metodologi penelitian ini akan digunakan

sebagai acuan dalam melakukan penelitian.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Menguraikan tentang data yang dikumpulkan dan pengolahannya untuk

memecahkan masalah sesuai dengan langkah-langkah yang telah

ditentukan.

BAB 5 ANALISIS DAN EVALUASI

Menguraikan tentang pembahasan-pembahasan yang dilakukan untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi untuk di evaluasi secara ilmiah.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang diberikan

peneliti kepada perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai