Anda di halaman 1dari 25

BAB I

QUALITY CONTROL

1.1 REVIEW JURNAL 1

Judul Penelitian :Pengendalian Kualitas Kertas dengan Menggunakan Statistical


Process Control di Paper Machine 3
Nama Penulis : Vera Devani dan Fitri Wahyuni

1.1.1 Pendahuluan

1. Latar Belakang
PT. IK bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi pulp dan kertas. Sistem
produksi yang dilakukan adalah make to order. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan, kecacatan yang sering terjadi pada mesin yang termasuk ke dalam
klasifikasi grade dan kecacatan A - Sortir yang terdiri dari beberapa cacat,
diantaranya wavy (G2 atau gelombang), rewinder wringkle (L1 atau lipatan mati
rewinder), less diameter (D3 atau diameter roll kurang), dan dented roll/joint (R1 atau
rusak karena bantingan).

2. Masalah
Berdasarkan masalah yang dihadapi perusahaan, yaitu banyaknya kecacatan A-
Sortir di Paper Machine 3 maka perlu dilakukan upaya mengendalikan kualitas
produk kertas untuk mencari penyebab terjadi kecacatan serta mencari solusi
perbaikannya.

3. Tujuan Penelitian
untuk menganalisa kecacatan produk kertas serta menganalisa faktor-faktor yang
menyebabkan kecacatan dengan menggunakan statistical process control.

4. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode statistical process
control. Piranti yang digunakan pada pengolahan data adalah histogram, diagram
Pareto, diagram pencar, dan peta kendali p. Untuk menganalisa penyebab terjadinya
kecacatan digunakan diagram fishbone.

1
1.1.2 Hasil dan Pembahasan

1. Histogram kecacatan wavy


Dari data hasil pengecekan kualitas kertas, maka histogram kecacatan wavy (G2)
menunjukkan bahwa selama 55 hari pengamatan terlihat bahwa kecacatan wavy
sering terjadi pada setiap proses produksi dengan jumlah berkisar 4 sampai dengan
97 cacat. Dari 55 hari pengamatan yang tidak terjadi kecacatan wavy hanya 2 hari.
Total kecacatan wavy selama pengamatan adalah 1.348 cacat.

2. Histogram Kecacatan Rewinder Wrinkle

Dari data hasil pengecekan kualitas kertas, maka histogram kecacatan rewinder
wrinkle (L1) dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan selama 55 hari
pengamatan terlihat bahwa kecacatan rewinder wrinkle jarang terjadi pada setiap
proses produksi. Total kecacatan rewinder wrinkle selama pengamatan adalah 242
cacat.

3. Histogram Kecacatan Less Diameter


Dari data hasil pengecekan kualitas kertas, maka histogram kecacatan less
diameter (D3) dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 menunjukkan selama 55 hari
pengamatan terlihat bahwa less diameter sangat jarang terjadi pada setiap proses
produksi. Total less diameter selama pengamatan adalah 5 cacat.

4. Histogram Kecacatan Dented Roll


Dari data hasil pengecekan kualitas pada kertas, maka histogram kecacatan
dented roll atau joint (R1) menunjukkan selama 55 hari pengamatan terlihat bahwa
kecacatan dented roll atau joint sangat jarang terjadi pada setiap proses produksi.
Total kecacatan dented roll atau joint selama pengamatan adalah 55 cacat.

5. Diagram Pareto (Pareto Diagram)


Adapun diagram Pareto pada klasifikasi grade & kecacatan A-sortir di paper
machine yang memperlihatkan kecacatan yang terjadi pada bulan Januari-Februari
2013 didominasi oleh kecacatan wavy (G2) sebesar 81,7%. Oleh karena itu,
perbaikan diprioritaskan pada jenis kecacatan wavy (G2).

6. Diagram Pencar (Scatter Diagram)


Diagram pencar (Scatter diagram) untuk jenis kecacatan wavy (G2), pada
Gambar 6, yang memperlihatkan bahwa terdapat korelasi negatif antara jumlah
produksi dan jumlah kecacatan wavy.

2
7. Peta Kendali p
Peta kendali p digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian
(penyimpangan atau sering disebut cacat) dari item-item dalam kelompok yang
sedang diinspeksi.

8. Diagram Tulang Ikan


Diagram Tulang Ikan merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui faktor-
faktor utama penyebab cacat. Terjadinya kecacatan wavy disebabkan oleh 4 faktor,
yaitu terkait dengan mesin, manusia, metode dan lingkungan. Dari faktor mesin,
penyebab terjadinya kecacatan wavy adalah tidak dilakukannya perawatan
(maintenance) secara terjadwal. Perawatan dilakukan jika ditemui terjadinya
kerusakan mesin.

KOMENTAR:

Penelitian dalam jurnal ini dilakukan untuk menganalisa kecacatan produk kertas serta
menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan kecacatan dengan menggunakan statistical
process control. Statistik process control merupakan metode pengambilan keputusan untuk
memonitoring, mengendalikan, menganalisa, mengelola serta memperbaiki produk dan
proses dengan menggunakan metoda statistik. Berdasarkan diagram Pareto, kecacatan produk
yang banyak terjadi terdapat pada kecacatan wavy dengan persentase 81,7%. Faktor
penyebab utama kecacatan adalah faktor manusia, karena operator yang baru memahami
mesin dan kurangnya pelatihan sehingga terjadi kesalahan dalam pengimputan data dan
menyebabkan terjadi kecacatan pada produk.

3
1.2 RIVIEW JURNAL 2

Judul Penelitian : Analisis Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Statistical


Quality Control

Nama Penulis : Heni Nastiti

1.2.1 Pendahuluan

1. Latar Belakang

Pada era globalisasi dengan begitu cepatnya inovasi teknologi, kebutuhan akan
sandang meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, industri konveksi
yang merupakan pendukung kebutuhan sandang merupakan industri yang
menjanjikan bagi para pelaku bisnis. Kompetisi produk menjadikan kecenderungan
proses pengembangan produk yang lebih murah dan lebih berkualitas dari produk
sebelumnya. Perusahaan Konveksi PT “ X” di Depok yang telah memiliki produk
yang cukup dikenal dari berbagai kalangan pemakai, untuk tetap dapat mempertahan
eksistensinya di tengah persaingan global saat ini harus mampu meningkatkan
kualitasnya

2. Masalah
Kurangnya pengawasan standar kerja yang jelas pada PT “X” mengakibatkan
sering terjadinya kecacatan produksi. Adanya kecacatan tersebut akan berdampak
pada proses produksi yang dapat menimbulkan penambahan biaya sehingga
dianggap pemborosan dan tidak dapat menggunakan sumber daya secara baik.

3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengendalian kualitas produk dengan metode Statistical
Quality Control (SQC) pada perusahaan kovenksi PT X.

4. Metodologi
Metode pendekatan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik sampling,
di perusahaan konveksi PT “X” di Depok dengan pengambilan sampel produk
selama 22 minggu dari tanggal 8 Juni 2013 sampai dengan tanggal 23 November
2013 dan dianalisis menggunakan Statistic Quality Control (SQC).

4
1.2.2 Analisis Data dan Pembahasan
Dari data analisis pertama bahwa pada kerusakan tertinggi pada minggu ke 16 diatas
BKA maka hasil produksi minggu ke 16 dikeluarkan untuk diadakan perbaikan. Dari
produksi sebanyak 28.824 unit dan jumlah yang rusak sebanyak 522 unit dengan
proporsi kerusakan sebesar 0,018 sehingga semua titik berada dalam batas-batas
kendali untuk Upper Control Limit (UCL/BKA) sebesar 0,035 dan Lower Conotrol
Limit (LCL/BKB) sebesar 0,008 masih dalam batas kendali.
Hal ini berarti bahwa proses produksi pada PT “X” di Depok akan menjadi baik
bila selama proses produksi mesin dalam kondisi baik dan berjalan normal. Hal lain
seperti bahan baku, manajemen dan skill dari sumber daya manusia telah memenuhi
standar mutu yang ditetapkan.

KOMENTAR
Dalam Jurnal ini menggunakan metode pendekatan dalam penelitian dengan menggunakan
teknik sampling, di perusahaan konveksi PT “X” di Depok dengan pengambilan sampel
produk selama 22 minggu dari tanggal 8 Juni 2013 sampai dengan tanggal 23 November
2013 dan dianalisis menggunakan Statistic Quality Control (SQC).

Dari hasil perhitungan analisis statistik deskriptif untuk setiap pengawasan proses
produksi, produk akhir dengan mengambil 22 sampel setiap seminggu sekali pada akhir
proses Batas Kendali tingkat kerusakan yaitu Batas Kendali Atas (BKA/UCL) sebesar 0,035
dan Batas Kendali Bawah (BKB./LCL) sebesar 0,008.

Kualitas produk yang dihasilkan masih berada dalam Batas Kendali Atas (BKA/UCL) dan
dan Batas Kendali Bawah (BKB/LCL) penyimpangan - penyimpangan yang dihasilkan
berdasarkan hasil analisis SQC, kesalahan manusia masih bisa dikendalikan. Kesalahan yang
diakibatkan karena kerusakan mesin dapat berakibat menurunnya kualitas produk. Namun hal
ini dapat ditanggulangi dengan penanganan perbaikan mesin secara cepat untuk menstabilkan
kualitas kembali.

5
1.3 RIVIEW JURNAL 3

Judul Penelitian :Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Diagram Kontrol


Mewma dan Pendekatan Lean Six Sigma di PT. Xyz

Nama Penulis : Surya Aditya, A. Jabbar M. Rambe dan Khawarita Siregar

1.3.1 Pendahuluan

1. Latar Belakang
Zaman Era globalisasi banyak sekali industry manufaktur yang berdiri dengan
menghasilkan produk yang sejenis. Kondisi seperti ini mengakibatkan terjadinya
persaingan yang semakin ketat antar perusahaan, dalam menghasilkan produk yang
berkualitas, sehingga membuat setiap perusahaan harus dapat bersaing secara global
baik di pasaran nasional maupun pasar internasional untuk dapat meningkatkan
pemasaran produk yang dihasilkan.

2. Masalah
Berdasarkan data pengamatan pendahuluan yang diperoleh di PT. XYZ produk
yang dihasilkan untuk setiap periode mencapai antara 2.500-4.000 unit produk.
Salah satu data produksi produk sprocket gear yang menjadi objek penelitian,
diperoleh dataproduksi pada bulan Maret 2013 sebanyak 3.050 unit dengan jumlah
kecacatan mencapai sebesar 15% dari jumlah produksi atau mencapai 458 unit
produk cacat. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan PT. XYZ
untuk dapat bersaing dengan perusahaan sejenis.

3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengendalian kualitas dengan menggunakan diagram kontrol
Mewma dan Pendekatan Lean Six Sigma di PT. Xyz

4. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah berupa,
teknik dokumentasi, yakni dengan memperoleh data mengenai perusahaan berupa
dokumen-dokumen yang mendukung pengerjaan laporan dengan instrumen
penelitian tabel pencatatan data dan teknik kepustakaan, yakni dengan membaca
buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penerapan Diagram Kontrol
MEWMA dan Pendekatan Lean Six Sigma.

6
1.3.2 Hasil dan Pembahasan
1. Tahap Define
Dalam tahap ini terdapat project statement, pemilihan produk,diagram sipoc
(supplier-input-process-output- customer) dan value stream mapping.
2.Tahap Measure
Dalam tahap ini terdapat perhitungan waktu siklus, perhitungan metrik lean dan
pengolahan data kualitas produk
3. Tahap Analyze
Pada tahap analyze dilakukan pembuatan diagram perhitungan Time Traps, tabel five
why, dan diagram sebab akibat yang dijadikan sebagai alat untuk menganalisis lebih
lanjut hasil yang telah didapatkan pada tahap Measure.
4. Tahap Improve
Tahap improve, pendekatan yang dilakukan untuk mengurangi pemborosan (waste)
pada proses produksi adalah penerapan manejemen tempat kerja dari segi people,
information, dan dengan metode 5S (Seiri/Sort, Seiton/Stabilize, Seiso/Shine,
Seiketsu/Standardize, dan Shitsuke/Sustain) yang akan dibahas pada bagian analisis.
5. Tahap Control
Standard Operating Procedures (SOP) adalah pedoman yang berisi prosedur-
prosedur operasional standar yang ada di suatu organisasi yang digunakan untuk
memastikan bahwa setiap keputusan, langkah atau tindakan dan penggunaan fasilitas
pemrosesan yang dilaksanakan oleh orangorang di dalam suatu organisasi agar
berjalan secara efektif, konsistan, standar dan sistematis.

KOMENTAR
Dalam jurnal ini, menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik dokumentasi,
yakni dengan memperoleh data mengenai perusahaan berupa dokumen-dokumen yang
mendukung pengerjaan laporan dengan instrumen penelitian tabel pencatatan data dan teknik
kepustakaan, yakni dengan membaca buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan
penerapan Diagram Kontrol MEWMA dan Pendekatan Lean Six Sigma.
Data pengamatan pendahuluan yang diperoleh di PT. XYZ produk yang dihasilkan untuk
setiap periode mencapai antara 2.500-4.000 unit prduk. Salah satu data produksi produk
sprocket gear yang menjadi objek penelitian, diperoleh data produksi pada bulan Maret 2013
sebanyak 3.050 unit dengan jumlah kecacatan mencapai sebesar 15% dari jumlah produksi

7
atau mencapai 458 unit produk cacat. Keadaan ini mempengaruhi kualitas produk yang
dihasilkan PT. XYZ untuk dapat bersaing dengan perusahaan sejenis. Penerapan diagram
control MEWMA (Multivariate Exponential Weighted Moving Average) dan pendekatan
dengan menggunakan metode Lean Six Sigma yang menitikberatkan kepada pengurangan
lead time dan kecacatan produk selama proses produksi berlangsung. Diagram kontrol
MEWMA menunjukkan hasil bahwa data kecacatan variabel tersebar berdasarkan distribusi
normal dan berada pada batas kontrol MEWMA dengan nilai ARL = 200 dan UCL = 12,78,
namun tingkat sigma perusahaan dalam produksi produk. sprocket gear diperoleh nilai sigma
sebesar 3,00. Hal ini menunjukkan bahwa untuk setiap 1.000.000 unit kali produksi
kemungkinan terjadinya kecacatan adalah 70.675 unit. Hasil perhitungan tingkat sigma
perusahaan masih jauh dibawah rata-rata untuk tingkat sigma dalam persaingan global
perusahaan manufaktur sejenis, yaitu 4,0-4,5 sigma.

8
BAB II
MANAJEMEN BAHAN (MATERIAL MANAGEMENT)

2.1 RIVIEW JURNAL 4


Judul Penelitian : Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dalam
Mempertahankan Kelancaran Produksi Pada PT. Putracipta Jaya
Sentosa
Nama Penulis : Teguh Sriwidadi dan Dimas Hardiansyah

2.1.1 Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak pembangunan-pembangunan yang
sedang didirikan, permintaan produk semakin meningkat. Sedangkan permasalahan
yang dihadapi adalah pengendalian terhadap persediaan, baik jumlah bahan baku yang
dipesan maupun jumlah bahan baku yang disimpan dengan berbagai kendala, seperti
barang yang dikembalikan jumlahnya tidak sesuai dengan barang yang dikirim,
sedangkan barang digudang tidak mencukupi untuk menutupi kekurangan barang
yang hilang. maka dari itu perusahaan harus menangani kendala tersebut dengan
pengendalian persediaan.

2. Masalah
Adapun maslah yang dihadapi oleh PT Putracipta Jaya Sentosa adalah:

1) Bagaimana gambaran pengelompokkan produk yang termasuk dalam nilai


investasi dan nilai pemakaian tinggi, sedang dan rendah melalui analisa ABC
pada PT. Putracipta Jayasentosa ?
2) Bagaimana gambaran pengendalian persediaan bahan baku melalui perhitungan
jumlah pemesanan ekonomis (EOQ) dan titik pemesanan kembali (ROP) pada
PT. Putracipta Jayasentosaperiode Agustus 2013 –April 2014 ?

3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang di lakukan adalah:

1) Diketahuinya gambaran pengelompokkan produk yang termasuk dalam nilai


investasi dan nilai pemakaian tinggi, sedang dan rendah melalui analisa ABC
pada PT. Putracipta Jayasentosa.
2) Diketahuinya pengendalian persediaan bahan baku melalui perhitungan jumlah
pemesanan ekonomis (EOQ) dan titik pemesanan kembali (ROP) pada PT.
Putracipta Jayasentosa periode Agustus 2013 – April 2014.

9
4. Metode Penelitian
Penelitian disini menggunakan metode analisis kuantitatif yang bertujuan untuk
mengendalikan persediaan bahan baku agar tidak terjadi kekosongan atau
penumpukkan bahan baku digudang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
penelitian kepustakaan, observasi dan wawancara oleh pihak perusahaan.

2.1.2 Hasil dan Pembahasan


1. Dengan menggunakan metode ABC Analysis pareto penulis dapat mengkategorikan
barang yang memiliki nilai investasi dari yang tertinggi hingga yang terendah. Produk
yang memiliki nilai investasi tinggi dan harus diprioritaskan dan tidak boleh kekurangan
atau kelebihan dalam persediaannya oleh perusahaan. Berikut ini adalah hasil perhitungan
dengan menggunakan metode ABC Analisis :

 Persentase nilai permintaan produk dengan kategori “A” sebesar 47,05 %


 Persentase nilai permintaan produk dengan kategori “B” sebesar 33%
 Persentase nilai permintaan produk dengan kategori “C” sebesar 19,96%
2. Dengan menggunakan Software QM for Windows dengan metode Inventory EOQ dan
ROP maka di dapat hasil sebagai berikut :

 Vertical post 2000 mm seharusnya perusahaan hanya memesan 300 pipa hitam
dengan titik pemesanan kembali sebanyak 74 unit dengan maximum inventory
sebesar 360 unit.
 Pipa Ladger 2000 mm seharusnya perusaahan hanya memesan 300 pipa hitam
dengan titik pemesanan kembali sebanyak 74 unit dengan maximum inventory
sebesar 360 unit.
 Siku Stoper seharusnya perusahaan hanya memesan 400 besi dengan titik pemesanan
kembali sebanyak 98 unit dengan maximum inventory sebear 480 unit.
 Pipa Ladger 1500 mm seharusnya perusahaan hanya memesan 300 pipa hitam
dengan titik pemesana kembali sebanyak 74 unit dengan maximum inventory sebesar
360 unit.
 Inner Table 1500 mm seharusnya perusahaan hanya memesan 300 pipa hitam dengan
titik pemesanan kembali sebanyak 110 unit dengan maximum inventory sebesar 360
unit.

KOMENTAR:
Dalam jurnal ini menjelaskan bahwa PT.Putracipta Jayasentosa (PCJS) adalah perusahaan
yang bergerak di bidang Formwork memproduksi Scaffold System dan barang-barang kontruksi
lainnya. PT. PCJS berkomitmen untuk memajukan dunia konstruksi Formwork dengan selalu
menjaga kualitas produk-produknya dan selalu melakukan inovasi-inovasi mengikuti

10
perkembangan dunia Formwork. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi
yang sedang berkembang pesat, yang pada awalnya memproduksi alat untuk digunakan
sendiri, terus berusaha untuk memperbesar kapasitas produksi untuk keperluan sewa dan
penjualan untuk scaffold system dan accesoris untuk pekerjaan Formwork. Penelitian disini
menggunakan metode analisis kuantitatif yang bertujuan untuk mengendalikan persediaan
bahan baku agar tidak terjadi kekosongan atau penumpukkan bahan baku digudang.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan, observasi dan wawancara
oleh pihak perusahaan. Dan dengan menggunakan metode ABC Analysis pareto penulis dapat
mengkategorikan barang yang memiliki nilai investasi dari yang tertinggi hingga yang
terendah. Produk yang memiliki nilai investasi tinggi dan harus diprioritaskan dan tidak
boleh kekurangan atau kelebihan dalam persediaannya oleh perusahaan.

11
2.2 RIEW JURNAL 5
Judul Penelitian :Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kayu
Cempaka pada Industri Mebel dengan Menggunakan Metode
Eoq
Nama Penulis :Mutiara Simbar, Theodora M. Katiandagho, Tommy F.
Lolowang dan Jenny Baroleh

2.2.1 Pendahuluan

1. Latar Belakang
UD.Batu Zaman terletak di Jalan Kembang No.41, Sario Kota Baru, Manado.UD
Batu Zaman merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri kayu. Selama ini
UD Batu Zaman dalam kebijaksanaan pengadaan bahan baku hanya berdasarkan pada
pengalaman atau data-data dari masa lalu, jadi belum menerapkan manajemen atau
analisis dengan menggunakan metode Economic Order Quantity dalam penanganan
masalah pengendalian persediaan yang terjadi pada perusahaan UD Batu Zaman.
Untuk itu berdasarkan latar belakang maka peneliti ingin membantu perusahaan dalam
penanganan masalah pengendalian persediaan bahan bakunya dengan menggunakan
pendekatan metode Economic Order Quantity.

2. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis volume bahan baku, total biaya persediaan bahan baku, kapan
akan dilakukan pemesanan kembali (reorder point), dan jumlah persediaan pengaman
(safety stock) kayu cempaka optimal yang dibutuhkan Jurnal Ilmiah, oktober 2014
oleh UD. Batu Zaman per periode tahun 2013.

3. Metode Penelitian
Jenis dan pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder.Data primer merupakan data yang langsung dikumpulkan dari
perusahaan, sedangkan data sekunder merupakan data yang telah tersusun dalam
bentuk dokumen tertulis yang diperoleh dari perusahaan, literature terdahulu maupun
dari internet.

12
2.2.2 Hasil dan Pembahasan
1. Pembelian bahan baku optimal tiap kali pesan menurut metode EOQ adalah 4,448 m³
sedangkan menurutkebijakan perusahaan adalah 2,3375 m³, sedangkan persediaan
maksimum (Maximum Inventory) yang harus disediakan perusahaan meurut metode
EOQ adalah sebesar 4,688 m³, sedangkan menurut kebijakan perusahaan tidak ada
persediaan maksimum yang disediakan perusahaan.
2. Kuantitas persediaan pengaman ( safety stock ) yang dibutuhkan perusahaan menurut
metode EOQ adalah 0,24 m³, sedangkan menurut kebijakan perusahaan tidak ada
kuantitas pengaman.
3. Waktu pemesanan kembali ( re - order point ), waktu yang tepat menurut metode
EOQ adalah pada saat persediaan bahan baku di dalam gudang masih 0,603 m³
sedangkan menurut kebijakan perusahaan tidak ada waktu pemesanan kembali atau
reorder point.Frekuensi pembelian bahan baku optimal menurut metode EOQ adalah
2 kali dalam setahun, sedangkan menurut kebijakan perusahaan adalah 4 kali.
4. Total biaya persediaan optimal selama satu tahun menurut metode EOQ sebesarRp.
881.670, sedangkan menurut kebijakan perusahaan sebesar Rp. 1.335.000.

KOMENTAR
Dalam jurnal penelitian ini seharusnya perusahaan perlu mengkaji kembali metode
pengendalian yang diterapkan selama ini, karena berdasarkan hasil pengolahan dengan
metode yang digunakan peneliti, total biaya persediaan masih dapat diminimalkan. Dengan
menggunakan metode EOQ dalam kebijakan pengadaan bahan baku perusahaan akan
mendapatkan kuantitas pembelian bahan baku yang optimal dengan biaya yang minimum
dibandingkan kebijakan perusahaan sebelumnya. Perusahaan sebaiknya menentukan besarnya
safety stock dan re – order point dalam pengendalian persediaan bahan baku untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan kekurangan bahan baku yang lebih besar dari
perkiraan dan untuk menjaga kemungkinan keterlambatan bahan baku yang dipesan. Dalam
pengadaan bahan baku Kayu Cempaka UD Batu Zaman.

13
2.3 RIVIEW JURNAL 6

Judul Penelitian : Analisis Persediaan Bahan Baku Kedelai pada Agroindustri


Produk Susu Kedelai dan Tahu Cina di Taas Banjer

Nama Penulis : Anastasia Lamidja

2.3.1 Pendahuluan

1. Latar Belakang
UD. Kembang Tahu adalah jenis usaha di bidang pengelolahan pangan
Agroindustri. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1992, bahan baku dasar yang di
gunakan oleh usaha ini adalah kedelai, sehingga dari bahan baku kedelai tersebut
maka di hasilkan beberapa produk yang berbahan dasar kedelai seperti tahu,dan susu
kedelai. Namun permasalahannya sekarang adalah bahan baku tersebut (kedelai) yang
sedang mengalami fluktuasi harga, hal itu dikarenakan masih tingginya
ketergantungan Indonesia terhadap produk kedelai impor yang menyebabkan harga
kedelai masih terbilang tinggi (Salim, 2012).

2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis persediaan bahan baku kedelai
pada agroindustri produk susu kedelai dan tahu cina di taas banjer (studi kasus UD.
Kembang Tahu).

3. Metode Penelitian
Jenis data yang dibutuhkan ada dalam dua bentuk yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang langsung dikumpulkan dari perusahaan
dan data sekunder merupakan data yang telah tersusun dalam bentuk dokumen-
dokumen tertulis yang diperoleh dari perusahaan, literature terdahulu maupun dari
internet.

2.3.2 Hasil dan Pembahasan

1. Pembelian bahan baku kedelai untuk produksi UD. Kembang Tahu yang optimal
menurut metode Economic Order Quantity selama periode 2012-2013 untuk setiap
kali pesan lebih besar daripada kebijakan perusahaan. Pembelian bahan baku untuk
proses produksi yang optimal sebesar 1.448,687 kg.

14
2. Kuantitas persediaan pengaman menurut metode Economic Order Quantity untuk
periode 2012-2013 persediaan bahan baku kedelai yang optimal terdapat pada tahun
2012 sebesar 224,66 kg.
3. Waktu tunggu (Lead Time) kedatangan bahan baku kedelai yang optimal menurut
Economic Order Quantity untuk periode 2012-2013 adalah selama dua hari, dan
Reorder Point menurut Economic Order Quantity selama periode 2012-2013 yaitu
pada saat persediaan di gudang tinggal sebesar 239,80 (2012) dan 218,28 (2013) kg.
4. Total biaya persediaan bahan baku kedelai untuk proses produksi yang di keluarkan
UD. Kembang Tahu pada tahun 2012-2013 menurut metode Economic Order
Quantity lebih kecil di bandingkan kebijakan perusahaan

KOMENTAR

Pada jurnal ini Pengumpulan data dilakukan selama dua bulan, sejak bulan februari 2014
hinngga bulan maret 2014. Data yang diperoleh adalah data primer dan sekunder. Data
primer diperoleh secara langsung melalui survei kepada pemilik perusahaan UD. Kembang
Tahu di Taas Banjer. Data sekunder diperoleh melalui data-data perusahaan, literature-
literatur terdahulu dan melalui internet. Metode analisis data yang digunakan adalah metode
“Economic Order Quantity” untuk mengetahui dan menentukan kuantitas pesanan persediaan
yang dapat meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya kebalikannya
(inversecost) pemesanan persediaan. Perusahaan perlu mengkaji kembali metode
pengendalian yang diterapkan selama ini, karena berdasarkan hasil pengolahan dengan
metode yang digunakan peneliti, total biaya persediaan masih dapat diminimalkan. Dalam
pengadaan bahan baku kedelai UD. Kembang Tahu sebaiknya melakukan pembelian kedelai
dalam jmlah yang besar dan dengan frekuensi yang rendah per periode produksi, hal ini
dilakukan untuk meminimalisir biaya persediaan. UD. Kembang Tahu sebaiknya melakukan
pemesanan kembali pada saat bahan baku mencapai pada titik dimana jumlah safety stock dan
jumlah penggunaan bahan baku pada masa lead time.

15
BAB III
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FASILITAS LOKASI

3.1 RIVIEW JURNAL 7

Judul Penelitian :Pengaruh Harga, Lokasi, dan Fasilitas terhadap Keputusan


menggunakan Jasa Taman Wisata Toar Lumimuut (Taman Eman)
Sonder (Influences Of Price, Location And Facilities Towards A
Decision Using Services Toar Lumimuut Park (Eman Park) Sonder

Nama Penulis :Nicklouse Christian Lempoy, Silvya L. Mandey, dan Sjendry S.R.
Loindong

3.1.1 Pendahuluan

1. Latar Belakang
Peningkatan jumlah pengunjung Taman Wisata Toar Lumimuut Sonder terjadi dari
bulan Mei 2014 hingga bulan Juli 2014. Hal ini terjadi karena pada bulan-bulan ini
bertepatan dengan musim liburan panjang. Peningkatan jumlah pengunjung Taman
Wisata Toar Lumimuut Sonder juga terjdi pada bulan desember 2014 dikarenakan
adanya liburan akhir tahun, sehingga banyak pengunjung yang menghabiskan masa
liburannya di Taman Wisata Toar Lumimuut Sonder. Selain itu, harga, lokasi, dan
fasilitas tempat wisata akan mempengaruhi keputusan jasa dalam menggunakan suatu
produk berupa barang atau jasa.

2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh:
1) Harga, Lokasi, dan Fasilitas terhadap keputusan menggunakan jasa Taman
wisata Toar Lumimuut.
2) Harga terhadap keputusan menggunakan jasa Taman wisata Toar Lumimuut.
3) Lokasi terhadap keputusan menggunakan jasa Taman wisata Toar Lumimuut.
4) Fasilitas terhadap keputusan menggunakan jasa Taman wisata Toar Lumimuut.

3. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif dimana
penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang
menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Dengan penelitian ini

16
maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan dan mengontrol suatu gejala (Sugiyono 2009).

3.1.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian Uji Validitas dan Reabilitas


Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai signifikan untuk setiap pernyataan adalah <
alpha yaitu 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa setiap pernyataan dikatakan valid.
Nilai alpha cronbach untuk setiap pernyataan > 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa
setiap pernyataan dikatakan reliable.

2. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji
multikolinieritas dan uji auto korelasi. Pengujian uji asumsi klasi di lakukan untuk
model regresi liner berganda.
3. Uji Normalitas
Gambar 2 menunjukkan bahwa grafik Normal P-P of Regression Standardized
Residual menggambarkan penyebaran data di sekitar garis diagonal dan
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal grafik tersebut, maka model
regresiyang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.

4. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas


Gambar 3 menunjukkan grafik Scatterplot yang ditampilkan untuk uji
heterokesdastisitas menampakkan titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak
ada pola yang jelas terbentuk serta dalam penyebaran titik-titik tersebut menyebar
dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut mengidentifikasikan tidak
terjadinya heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi.

5. Uji Multikolinieritas
Tabel 3output uji multikolinearitas, dikatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas
jika nilai VIF < 10. Hasil perhitungan menghasilkan nilai VIF untuk regresi
berganda dibawah angka 10maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
multikolinieritas dalam model regresi tersebut.

17
6. Analisis Regresi Linear Berganda

Nilai (R) yang dihasilkan adalah sebesar 0.913 artinya mempunyai hubungan
kuat. Nilai adjusted R square adalah 0,829 atau 82,9% Artinya pengaruh semua
variabel bebas : Harga (X1), Lokasi (X2), Fasilitas (X3) terhadap variabel
independent Keputusan Menggunakan adalah sebesar 82,9% dan sisanya sebesar
17,1% di pengaruhi variabel lain.

7. Pengujian Hipotesis Uji hipotesis F dan Uji hipotesis t


Hasil uji F untuk menguji semua variabel bebas yang akan mempengaruhi
variabel Keputusan Menggunakansecara bersama-sama. Dan uji t untuk menguji
pengaruh variabel bebas terhadap variabel Keputusan Menggunkan secara parsial.

8. Pembahasan Pengaruh Harga terhadap Keputusan Menggunkan


Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga berpengaruh signifikan. Artinya harga
bepengaruh terhadap keputusan menggunakan jasa Taman Wisata Toar Lumimuut
Sonder. Naik turunnya harga dapat mempengaruhi niat konsumen untuk
menggunakan jasa Taman Wisata Toar Lumimuut Sonder.

9. Pengaruh Lokasi terhadap Keputusan Menggunakan


Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi berpengaruh signifikan terhadap
keputusan menggunakan konsumen di Taman Wisata Toar Lumimuut Sonder.
Dengan lokasi yang semakin baik dan strategis maka akan mengundang ketertarikan
konsumen untuk berwisata dan melakukan keputusan menggunakan.

10. Pengaruh Fasilitas terhadap Keputusan Menggunakan


Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas berpengaruh positif signifikan.
Artinya fasilitas yang digunakan dapat meningkatkan keputusan menggunakan. Hal
ini sesuai dengan kenyataan lapangan menunjukkan bahwa keputusan seorang
menggunakan dipengaruhi oleh fasilitas yang ada.

KOMENTAR
Dalam jurnal ini terdapat tujuan penelitiannya untuk mengetahui pengaruh Harga,
Lokasi, dan Fasilitas baik secara simultan maupun parsial terhadap keputusan menggunakan
jasa Taman Wisata Toar Lumimuut. Sampel ditentukan berdasarkan rumus slovin, sebanyak

18
100 responden. Alat analisis yang digunakan Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian
menunjukan baik secara simultan maupun parsial Harga, Lokasi, dan Fasilitas berpengaruh
signifikan terhadap keputusan menggunkan jasa Taman Wisata Toar Lumimuut. Mengingat
Harga, Lokasi, dan Fasilitas memiliki pengaruh positif yang signifikan serta memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap keputusan menggunakan Jasa Taman Wisata Toar
Lumimuut, maka sebaiknya pihak pimpinan Taman Wisata Toar Lumimuut. Hasil penelitian
dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan manajemen pemasaran khususnya
untuk Harga, Lokasi, Fasilitas dan Keputusan Pembelian/Menggunakan. Dalam penelitian ini
yang diteliti hanya terbatas pada pengaruh Harga, Lokasi, dan Fasilitas terhadap Keputusan
Menggunakan jasa Taman Wisata Toar Lumimuut Sonder. Sedangkan faktor-faktor lain yang
juga berpengaruh terhadap Keputusan Menggunakan yang belum diungkap berapa besar
pengaruhnya, semoga pada penelitian selanjutnya dapat membahas faktor-faktor lain yang
belum diteliti dalam penelitian ini.

19
3.2 RIVIEW JURNAL 8

Judul Penelitian : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Rumah


Toko di Kota Mataram

Nama Penulis : Vina Octaryna dan Dodi Widiyanto

3.2.1 Pendahuluan

1. Latar Belakang
Lokasi merupakan faktor yang cukup berperan dalam membentuk pola distribusi
ruko di Kota Mataram. M. Grahandaka (2010) mengatakan lokasi keberadaan ruko
cukup menjadi jaminan akan keberlanjutan ekonomi dari ruko tersebut karena
pemilihan lokasi pembangunan ruko haruslah melihat perkembangan wilayah dari
lokasi ruko tersebut. Wilayah dengan tingkat perkembangan tinggi lebih cenderung
memiliki fasilitas dan infrastruktur pendukung yang lengkap dan lebih menunjang
kebutuhan hidup masyarakat, serta memiliki kepadatan penduduk yang tinggi pula.
Sebaliknya, wilayah tingkat perkembangan wilayah rendah memiliki kualitas dan
kuantitas fasilitas dan infrastruktur jauh di bawah wilayah dengan perkembangan
tinggi dan relatif memiliki kepadatan penduduk yang rendah.

2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan wilayah,
mengetahui pola distribusi ruko, mengetahui faktor-faktor pemilihan lokasi ruko dari
sudut pandang pengguna dan developer ruko, dan memberikan arahan kebijakan
mengenai lokasi pembangunan ruko.

3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan data sekunder dan primer.
Data sekunder dari berbagai instansi terkait untuk mengetahui tingkat perkembangan
wilayah. Data-data tersebut merupakan data mentah yang selanjutnya diolah sesuai
kebutuhan hingga dapat menjadi suatu variabel.

3.2.2 Hasil dan Pembahasan

1. Tingkat Perkembangan Wilayah di Kota Mataram

Hasil klasifikasi tingkat perkembangan wilayah di Kota Mataram menunujukkan


bahwa 23 dari 50 kelurahan termasuk dalam kelas sedang (II). Sementara itu, 17

20
kelurahan termasuk dalam kelas tinggi (I) dan 10 kelurahan lain termasuk dalam
kelas rendah (III).

2. Pola Distribusi Ruko di Kota Mataram


Hasil analisis High/Low Clustering (Getis-Ord General G) menunjukkan bahwa
nilai Z-Score sebesar 17,596957 dengan p-value 0. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
dikatakan bahwa ruko-ruko di Kota Mataram memiliki pola secara global atau tren
yang mengelompok atau highs cluster karena tidak ada pengelompokan spasial nilai-
nilai fitur.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Ruko di Kota Mataram

a. Faktor Pemilihan Lokasi Ruko oleh Pengguna Ruko


Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa terdapat tiga variabel dari
tujuh variabel yang sangat mempengaruhi dengan persentase di atas 50 %. Ketiga
variabel tersebut meliputi harga ruko, sistem pembayaran, dan tingkat keamanan.
b. Faktor Pemilihan Lokasi Ruko oleh Developer Ruko
Persentase terbesar dalam pemilihan lokasi ruko ini terdapat pada variabel
kedekatan terhadap jalan utama sebesar 95,7 %. Kedekatan terhadap jalan utama,
kedekatan terhadap pusat kota, kedekatan terhadap permukiman, dan kualitas
permukaan jalan terkait dengan aksesibilitas.

4. Arahan Kebijakan
Sesuai dengan hasil analisissebelumnya, maka dapat disusun beberapa arahan
pengembangan sebagai kebijakan dalam pemilihan lokasi ruko di Kota Mataram
untuk menjaga lanscape kota dari homogenitas bangunan.

KOMENTAR

Dalam Jurnal ini Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan wilayah,
mengetahui pola distribusi ruko, mengetahui faktor-faktor pemilihan lokasi ruko dari sudut
pandang pengguna dan developer ruko, dan memberikan arahan kebijakan mengenai lokasi
pembangunan ruko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola distribusi ruko di Kota
Mataram secara keseluruhan tergolong highs cluster. Klaster spasial ruko yang terbentuk
meliputi hot spots, cold spots, dan random. Hot spots terbesar berada pada wilayah dengan
tingkat perkembangan wilayah klasifikasi tinggi mencapai 84,3 % dari 331 titik ruko hot
spots di Kota Mataram. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi ruko oleh

21
pengguna ruko adalah harga ruko, sistem pembayaran, dan tingkat keamanan. Sedangkan,
developer ruko meliputi kedekatan terhadap jalan utama, kedekatan terhadap pusat kota,
kedekatan terhadap permukiman, kualitas permukaan jalan, ketersediaan sarana dan
prasarana (jaringan jalan, listrik, telepon, air minum/bersih, saluran drainase), tingkat
keamanan, dan harga tanah.

22
3.3 RIVIEW JURNAL 9

Judul Penelitian :Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Lokasi terhadap Lokasi


Strategis dan Penentuan Lokasi Pusat Distribusi Pupuk Urea di
PT Pupuk Kujang Cikampek

Nama Penulis : Yani Iriani dan Defi Septiyanto

3.3.1 Pendahuluan

1. Latar Belakang

PT Pupuk Kujang adalah salah satu BUMN industry pupuk, menghasilkan pupuk
urea yang merupakan komoditistrategis dan tataniaganya diatur oleh pemerintah
pada tahun 2003 pemerintah mengeluarkan kebijakan baru tentang pengadaan dan
distribusi pupuk. Sebagai dampaknya, PT Pupuk memperoleh tanggung jawab penuh
pengadaan dan distribusi pupuk urea di 16 kabupaten Jawa Barat dengan harga
eceran tertinggi di tangan petani telah ditetapkan PT Pupuk Kujang harus
membangun sistem distribusi sendiri yang semula diserahkan pada perusahaan induk
PT Pusri.

2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan faktor-faktor yang harus diperhatikan
dalam penentuan lokasi dan memberikan usulan alternatif lokasi pusat distribusi
yang strategis.

3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk memecahkan permsalahan sesuai dengan tujuan
yang dicapai, yaitu path Analisis (Analis jalur) bertujuan untuk mengetahui sebrapa
pengaruh yag diberikan variabel-variabel independent (fasilitas, jarak, jumlah
pesaing dan harga sewa) tehadap lokasi pasar yang strategis.

3.3.2 Hasil dan Pembahasan

Setelah melakukan serangkaian penelitian serta pengumpulan data-data yang


diperlukan dan kemudian mengelolanya hingga mencapai tahap analisis sehingga di
peroleh faktor-faktor lokasi yang mempengaruhi faktor strategis, yaitu:

23
a) Hubungan antara fasilitas, jumlah pesaing, lokasi dan harga sewa terhadap lokasi
strategis adalah Y= 0,6352 X1 + 0,445 X2 + 0,0199 X3 + 0,0303 X4 + 0,457.
Artinya lokasi strategis dipengaruhi secara positif oleh fasilitas, julah pesaing, lokasi
dan harta sewa, namun yang paling besar pengaruhnya secara langsung terhadap
lokasi strategis adalah fasilitas.
b) Berdasarkan hasil perhitungan dengan metoda promethee bahwa lokasi pusat
distribusi pupuk di wilayah timur Jawa Barat yang paling strategis yaitu di kota
Bandung.

KOMENTAR

Dalam jurnal ini dalam upaya proses memberikan kemudahan serta pelayanan yang
maksimal kepada konsumen serta memperluas daerah pemasaran, maka dipandang perlu
mendirikan pusat distribusi pupuk di wilyah timur Jawa Barat. Dalam penelitian lokasi pusat
distribusi diperlukan berbagai pertimbangan yang diperlukan dalam menentukan lokasi yang
strategis. Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur dan metode promothee. Dalam
penentuan lokasi pusat distribusi di wilayah timur Jawa Barat diperlukan berbagai
pertimbangan yang diperlukan dalam menentukan lokasi yaitu: lokasi strategis, fasilitas,
jumlah pesaing, jarak dari parbrik ke calon lokasi dan harga sewa kavling.

24
DAFTAR PUSTAKA

Devani, Vera dan Fitri Wahyuni.( 2016). Jurnal Internasional: Pengendalian Kualitas Kertas
Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3. Vol.15. P.
87 – 93

Nastiti, Heni. (2013). Jurnal internasional: Analisis Pengendalian Kualitas Produk dengan
Metode Statistical Quality Control. Vol. 8. P. 414-423

Aditya, Surya. dkk. (2013). Jurnal Internasional Pengendalian Kualitas dengan


Menggunakan Diagram Kontrol Mewma dan Pendekatan Lean Six Sigma di PT.
Xyz. Vol 3, No. 5. P. 35-46

Sriwidadi, Teguh dan Dimas Hardiansyah.2012.Jurnal Analisis Pengendalian Persediaan Bahan


Baku Dalam Mempertahankan Kelancaran Produksi Pada PT. Putracipta Jayasentosa.Vol.
P. 402-403

Simbar, Mutiara, dkk. (2014). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kayu Cempaka
Pada Industri Mebel dengan Menggunakan Metode Eoq.Vol. 4. P. 1-15

Lamidja, Anastasia. 2014. Analisis Persediaan Bahan Baku Kedelai Pada Agroindustri
Produk Susu Kedelai Dan Tahu Cina Di Taas Banjer. Vol. 3. P. 1-14

Christian, Nicklouse, dkk. (2015). Jurnal EMBA Influences Of Price, Location And Facilities
Towards A Decision Using Services Toar Lumimuut Park (Eman Park) Sonder. Vol.
3. P. 1072-1083

Octaryna, Vina dan Dodi Widiyanto. (2011). Jurnal Internasional Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Rumah Toko di Kota Mataram. Vol. 14. P. 1-11.

Iriani, Yani dan Defi Septiyanto. (2012). Jurnal Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Lokasi
Terhadap Lokasi Strategis dan Penentuan Lokasi Pusat Distribusi Pupuk Urea di
PT Pupuk Kujang Cikampek. Vol. 2. P. 1-9

25

Anda mungkin juga menyukai