Anda di halaman 1dari 7

UPAYA PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK

BATAKO UNTUK MEMINIMALKAN JUMLAH PRODUK


CACAT DENGAN METODE SEVEN TOOLS DAN KAIZEN
DI CV XYZ

RANDI SUSILO
1904020005

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF
TANGERANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

Industri saat ini sangat berkembang pesat, baik industri manufaktur maupun
industri jasa. Salah satu industri manufaktur yang masih bertahan sampai saat ini
yaitu industri batako. Batako merupakan salah satu produk untuk industri
bangunan berbentuk bata yang dibuat dari campuran bahan perekat hidrolis atau
sejenisnya, air dan agregat, dengan atau tanpa bahan lainnya yang tidak merugikan
sifat beton itu (Fauziah, 2017).
Kompetitor yang banyak mengakibatkan terjadinya persaingan yang sangat
ketat antar pemilik usaha dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Maka dari
itu pemilik usaha juga tentunya harus terus- menerus berusaha meningkatkan
kualitas usahanya untuk meminimalisasi ketidaksesuaian, pemborosan, dan
meningkatkan efisiensi dari keseluruhan proses produksi
(Aditya & Siregar, 2013).
CV XYZ merupakan industry kecil menengah yang memproduksi bahan
bangunan yaitu batako berdiri sejak Oktober 2017 yang berlokasi di Jatipuro
Karanganyar, memiliki 28 karyawan yang bekerja selama 8 jam. Untuk saat ini
produk batako yang dihasilkan hanya di distribusikan ke kota Banda Aceh dan
Aceh Besar. Dalam proses pembuatan batako terdapat masalah yang terjadi yaitu
terdapat batako yang tidak memenuhi standar (defect). Adapun beberapa defect
yang ada yaitu sompel, retak, patah dan lain-lain. Adanya produk-produk defect
tersebut mengharuskan pihak industri untuk memproduksi batako lainnya agar
pemesanan dapat terpenuhi. Hal ini menyebabkan terdapat pemborosan waktu dan
bahan baku. Sehingga memerlukan waktu dan bahan baku tambahan dalam proses
produksinya. Pemborosan tersebut menyebabkan pemilik usaha harus
mengeluarkan biaya tambahan.

Terdapat banyak metode yang digunakan untuk menghilangkan


pemborosan (waste) yaitu salah satunya adalah Seven Tools Dan Kaizen. seven
tools yang terdiri dari tujuh alat yaitu Chek sheet, Stratifikasi, Histogram,Diagram
Pareto, Diagram Sebab Akibat, Scater Diagram dan Control chat. Chek sheet
merupakan alat bantu untuk memudahkan dan menyederhanakan pencatatan data
sehingga data dapat mudah dianalisis secara cepat dan mudah. Stratifikasi
merupakan suatu upaya untuk mengurai atau mengklasifikasi persoalan menjadi
kelompok atau golongan sejenis yang lebih kecil atau menjadi unsur-unsur tunggal
dari persoalan, bentuk distribusi mutu data yang dikumpulkan melalui chek sheet.
Histogram merupakan diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang
diatur berdasarkan ukurannya. Diagram pareto merupakan suatu gambar klasifikasi
data yang diurutkan dari kiri ke kanan menurut urutan rangking tertinggi hingga
terendah dan yang tertinggi harus diselesaikan terlebih dahulu. Diagram sebab-
akibat merupakan alat pendeteksi mutu yang fungsinya untuk mendeteksi
permasalahan yang terjadi dalam suatu proses industry. Scatter diagram ( diagram
tebar ) merupakan alat yang digunakan paling sederhana untuk menentukan
hubungan antaara sebab dan akibat dari dua variable untuk menentukan hubungan
penyebab yang diduga dengan akibat yang mungkin timbul dari suatu masalah dan
control chart / peta kendali merupakan grafik yang digunakan untuk mengetahui
perubahan proses dari waktu ke waktu.

1.2. Rumusan Masalah

Dari data produksi dan data kecacatan, maka dapat dirumuskan


permasalahan-permasalahan sehingga menghasilkan rumusan masalah seperti
berikut :

1. Apa saja factor-faktor penyebab terjadinya produk cacat pada proses


pembuatan batako?
2. Bagaimana cara meminimalkan jumlah produk cacat pada proses pembuatan
batako menggunakan metode Seven Tools Dan Kaizen.
1.3. Tujuan & Manfaat Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian yaitu :

1. Mengidentifikasi factor - factor yang menjadi penyebab cacat produk


batako
2. Melakukan implementasi untuk meminimalakan jumlah terhadap produk
cacat pada proses pembuatan batako menggunakan metode Seven Tools
Dan Kaizen.

Manfaat dari penelitian yang dilakukan diharapkan :

Bagi Perusahaan :

1. Memberikan solusi dan meningkatkan kualitas produk.


2. Mengetahui factor-faktor cacat pada pembuatan batako.
3. Meminimalisir cost terhadap produk cacat.

Bagi Penulis :

1. Mengimplementasikan ilmu yang didapatkan dari perguruan tinggi.

Bagi Perkembangan IPTEK :

1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dapat memberikan suatu karya


peneliti baru yang dapat mendukung dalam pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya pengendalian kualitas.

1.4. Batasan Masalah

Batasan penelitian yang ditentkan pada penelitian ini adalah :

1. Penelitian difokuskan pada proses produksi batako


2. Pengolahan data kecacatan hanya dalam periode …..
3. Penelitian ini hanya menggunakan beberapa alat pengendalian kualitas (
chart control, pareto chart, dan kaizen )
1.5. State of the art

Pada state of the art ini diambil dari beberapa penelitian terdahulu sebagai
panduan penulis untuk penelitian yang akan dilakukan yang kemudian akan
menjadi acuan dan perbandingan dalam melakukan penelitian ini. Dalam
state of the art ini akan terdapat beberapa jurnal.

Penelitian pertama dari Deni Hamdani pada tahun 2020 dengan judul
Pengendalian Kualitas Dengan Menggunakan Metode Seven Tools Pada PT
X. Penelitian ini berupaya untuk menelaah proses evaluasi dan peningkatan
standar kualitas produksi. PT X yang bergerak di bidang konveksi dipilih
sebagai konteks pada penelitian ini. Analisis didasarkan pada aplikasi seven
tools yang terdiri dari flow chart, check sheet, histogram, control chart,
scatter diagram, fishbone diagram dan diagram pareto. Berdasarkan telaah
atas 85.996 produk, dapat diidentifikasi 4 jenis kecacatan yang diperoleh
pada check sheet yaitu cacat jahitan, cacat warna sablon, pola tidak sesuai
dan juga cacat gosong dengan presentase kerusakan 135,5% dari total
kerusakan sebanyak 5.716 dan jumlah produksi sebanyak 85.996 unit.
Presentase kerusakan tertinggi yaitu pada bulan Januari 2019 dimana
kerusakan yang terjadi yaitu sebesar 10,9% yaitu sebanyak 398 unit dari
total produksi sebanyak 3.662. Sedangkan presentase kerusakan paling
rendah yaitu terjadi pada bulan April yaitu sebanyak 4,5% yaitu sebanyak
194 dari total produk sebanyak 4279 unit. Dilihat dari diagram paretto, dari
keempat jenis kecacatan, yang paling tinggi presentasenya yaitu Cacat
gosong. Cacat gosong mencapai angka 33.88% dan itu merupakan jumlah
presentase tertinggi dari semua jenis cacat karena tidak ada yang menginjak
angka 30% selain cacat gosong. Selain itu tingkat kecacatan yang kedua
yaitu dari warna sablon yang menginjak angka 28.11%, sedangkan untuk
pola yaitu menginjak angka 23,78, dan yang terakhir cacat jahitan yaitu
sebesar 14.23%.

Penelitian kedua dari Iswandi Idris1, Ruri Aditya Sari, Wulandari &
Uthumporn, U pada tahun 2016 dengan judul Pengendalian Kualitas Tempe
Dengan Metode Seventools. Penelitian ini dilaksanakan di Pabrik tempe
Industri Kecil Menengah (IKM) Ramli dijalan Jermal 14 Kecamatan Medan
Denai Kelurahan Denai. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini dengan menggunakan metode seven tools mengikut metode
Kusnadi (2012) dan Yamit (2010) adalah sebagai berikut data kecacatan
dengan Check Sheet, flow chart, membuat distribusi frekuensi dengan
histogram, membuat control chart, menganalisa scatter diagram dan
menganalisa penyebab dengan fishbone. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh bahwa data jenis ketidaksesuaian produk cacat dimbil
sampel sebanyak 120 dengan 20 kali pengambilan, sehingga dapat dihitung
jumlah produk cacat sebanyak 242, untuk setiap proses pembuatan tempe
maka digunakan dengan menggunakan flow chart.

Penelitian ketiga dari Dyah Rachmawati R dan M. Mujiya Ulkhaq


pada tahun 2019 dengan judul Aplikasi Metode Seven Tools Dan Analisis
5W+1H Untuk Mengurangi Produk Cacat Pada PT. Berliana, TBK.
Penelitian ini dilakukan pada proses produksi pembuatan Gallon AQUA.
Persentase cacat tertinggi yang didapat pada produksi Gallon AQUA yang
terjadi di PT. Berlina, Tbk adapada bulan Agustus 2015, yaitu sebesar
15,85%. Hal ini merupakan salah satu penyebab kurangnya kualitas dan
keuntungan PT. Berlina, Tbk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meminimalkan cacat menggunakan metode Seven Tools.Seven tools
merupakan metode yang berkesinambungan dari mulai check sheet,
stratifikasi, diagram pareto, histogram diagram, diagram pencar, peta kendali
dan diagram tulang ikan. Berdasarkan pengolahan data menggunakan Seven
Tools ini didapat 6 jenis cacat. Cacat yang paling dominan dalam produk
Gallon AQUA adalah cacat bintik hitam. Metode yang digunakan untuk
menganalisis diagram tulang ikan dan memberikan rekomendasi untuk
perbaikan ini adalah metode 5H + 1H.

Penelilitian keempat dari Andrianto Eko Saputra & Nina Aini


Mahbubah pada tahun 2021 dengan judul Analisis Seven Tools Pada
Pengendalian Kualitas Proses Vulkanisir Ban 1000 Ring 20
Di CV Citra Buana Mandiri Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengidentifikasi penyebab defect ban ring 20, menganalisis apakah defect
produk masih dalam batas kendali dan memberikan usulan perbaikan guna
meningkatkan kualitas ban ring 20. Penelitian ini menggunakan metode
seven tools dengan hasil penelitian sebagai berikut, faktor yang
menyebabkan defect ban 1000 ring 20 adalah faktor manusia, mesin, bahan
baku, lingkungan dan metode yang selanjutnya didapatkan 13 kemungkinan
akar penyebab permasalahan. Proporsi defect dalam produk ban 1000 ring
20, dapat disimpulkan bahwa produk tersebut masih dalam batas kendali
namun berdasarkan standart toleransi perusahaan persentase defect yang ada
masih berada di luar standart yang telah di tetapkan yaitu sebanyak 1 persen
dan 13 langkah usulan perbaikan.

Penelitian kelima dari Indah Nursyamsi & Ade Momon pada tahun
2022 dengan judul Analisa Pengendalian Kualitas Menggunakan Metode
Seven Tools untuk Meminimalkan Return Konsumen di PT. XYZ.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan merencanakan perencanaan
perbaikan menggunakan metode Quality Control Circle (QCC)
denganxmenggunakan Seven Tools. Seven Tools yang digunakan terdiri dari
checksheet, run chart, histogram, scatter diagram, diagram pareto, cause and
effect diagram (fishbonexdiagram), dan control chart. Penelitian dilakukan
dengan metode wawancara bersama pihak yang terlibat dengan objek dan
permasalahan. Data penelitian yang diambil merupakan data historis
perusahaan tahun 2020. Hasil penelitian menunjukan adanya cacat produk
dapat disebabkan karena berbagai macam faktor seperti manusia, mesin,
iklim atau cuaca dan metode penyimpanan. Kriteria cacat yang sering terjadi
di perusahaan yaitu produk rusak karena patah, produk berkarat, dan ukuran
produk tidak sesuai. Dilihat dari kriteria cacat tersebut, perbaikan yang dapat
dilakukan yaitu dengan memberikan saran untuk mengatasi masalah
sehingga dapat mengurangi return yang terjadi di perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai